TINJAUAN TEORITIS
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
infeksi pada bayi, anak dan juga orang dewasa (Indiarti, 2008).
8
9
bidang imunologi merupakan kuman atau racun (toxin di sebut sebagai antigen)
(Riyadi, 2009).
akan terjadi statu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi
serta dihasilkannya cell memory. Benar - benar terjadi terjadi infeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespon. Dalam imunisasi aktif terdapat empat
dimatikan ).
2. Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.
yang di hasilkan melalui statu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
10
Jenis imunisasi pasif dapat terjadi secara alami atau didapat. Transfer
imunisasi pasif alami terjadi saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke
(igG). Transfer imunitas alami yang terjadi dari ibu ke bayi melalui
Transfer imunitas pasif dapat terjadi saat seseorang menerima plasma atau
1. Imunoglobulin ( ig )
5. Plasma manusia
1. BCG
2. Vaksin Hepatitis B
11
4. Vaksin Poliomielitis
5. Vaksin Campak
6. Vaksin tetanus
3. Demam tifoid
4. Varisela
5. Hepatitis A
6. Rabies
7. Influenza
8. Pneumokokus
9. Rotavirus
13. Meningokokus
( IDAI, 2008 ).
12
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadi nya penyakit tertentu pada
karena dengan imunisasi tubuh akan membuat zat antibodi dalam jumlah yang
cukup banyak sehingga anak menjadi kebal atau imun terhadap penyakit yang
dan kematiana bayi serta anak yang disebabkan oleh penyait yang sering
berjangkit.
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kematian bayi yang disebabkan karena
satu target yang harus dicapai sebagai tindak lanjut dari world Summit for children
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak – kanak yang nyaman.
2010).
2.1.5. Sasaran
terjadi nya penyakit TBC primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat
seperti TBC pada selaput otak, TBC miller (pada seluruh palangan paru) atau TBC
tulang. Imunisasi BCG ini merupakan imunisasi yang mengandung kuman TBC
ynag telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan
diberikan pada bayi umur 2-3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi BCG
melalui intra dermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah
suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional, dan reaksi panas (Hidayat,2005).
14
gunakan untuk mencegah terjadi nya penyakit TBC yang berat contohnya adalah
TBC pada selaput otak,TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang.
Vaksin TBC merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
2008 ).
BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium Bovis hidup
yang dibiakkan berulang selama 1-3 tahun, sehingga didapat basil yang tidak
terhadap penyakit TB. Vaksin TB tidak mencegah infeksi TB, tetapi mencegah
(suharjo dkk,2010).
diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri
partikel/dosis (Marimbi,2010).
15
sangat bermanfaat bagi anak, sedangkan bagi orang dewasa manfaatnya kurang
TBC. Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup. Jenis kuman
TBC ini dilemahkan. Vaksin dilarutkan dengan NaCL 0,9% (pelarut). Vaksin
yang udah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam ( deslidel dkk,2011).
Jadwal Imunisasi
Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai
berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0-2 bulan . Imunisas BCG cukup di
berikan satu kali saja. Pada anak yang berumur lebih dari 2 bulan, dianjurkan untuk
apakah ia telah telah terjangkit penyakit TBC. Seandainya hasil uji mantoux positif,
b. Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan ujung jarum
suntikan yang berubah menjadi pistula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak
Jika anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak
berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan
kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal.
adik, kakak dan teman lain disekitarnya sehingga dapat menimbulkan wabah yang
karena itu, bila orangtua tidak mau anaknya diimunisasi berarti bisa
mudah tertular penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan sakit berat, cacat atau
kematian. Pada bayi yang tdak pernah diberikan imunisasi BCG atau yang tidak
yang juga dapat menyerang organ-organ lain nya seperti otak, tulang, kelenjar
BCG
Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama.
Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk serta sifat
18
Beberapa studi menemukan bahwa usia ibu, ras,pendidikan, dan status sosial
ekonomi berhubungan dengan cakupan imunisasi dan opini orang tua tentang vaksin
dengan pengetahuan dan perilaku mereka terhadap imunisasi (p < 0,05). Penelitian
ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Lubis (1990). Penelitian Salma
Padri,dkk (2000) juga menemukan bahwa faktor utama yang berhubungan dengan
imunisasi BCG adalah umur ibu bahwa ibu yang berumur 30 tahun atau lebih
cenderung imunisasi anaknya tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang berumur
karakteristik ibu yang erat hubungannya dengan status imunisasi BCG anak umur <2
bulan adalah: umur ibu yaitu umur ibu yang dihitung sejak lahir sampai saat
penelitian.
2.3.2. Pendidikan
seseorang serta berperilaku baik, sehingga dapat memilih dan membuat keputusan
Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Karenanya suatu
Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap imunisasi sangat dipengaruhi oleh
kelengkapan status imunisasi anak tertinggi pada ibu yang berpendidikan SLTP
semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu maka makin besar peluang untuk
mengimunisasikan bayinya yaitu 2,215 kali untuk pendidikan tamat SLTA/ke atas
dan 0,961 kali untuk pendidikan tamat SLTP/sederajat. Ibu yang berpendidikan
mempunyai pengertian lebih baik tentang pencegahan penyakit dan kesadaran lebih
sekolah.
anak mempunyai kesempatan lebih besar untuk tidak diimunisasi lengkap bagi yang
memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat), tidak punya akses ke media massa ( surat
tertinggi pada ibu yang tamat SLTA yaitu 80,7% dan secara statistik menunjukkan
ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu
tentang imunisasi. Menurut Lubis (1990), dari suatu penelitian yang dilakukan
didapatkan bahwa kurangnya peran serta ibu rumah tangga dalam hal ini disebabkan
(23-37%).
2.3.3. Pengetahuan
yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan
tentang segala sesuatu, termasuk praktek atau kemauan teknis dalam memecahkan
berbagai persoalan hidup yang belum dibuktikan secara sistimatis. (Azwar, 1996).
imunisasi dasar pada bayi antara lain kemampuan individu menggunakan pelayanan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari atau kondisi yang
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Evaluasi ini
terkait dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
informasi yang didapat seseorang. Pengetahuan dapat menambah ilmu dari seseorang
serta merupakan proses dasar dari kehidupan manusia. Melalui pengetahuan, manusia
berkembang. Semua aktivitas yang dilakukan para ibu seperti dalam pelaksanaan
imunisasi bayi tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari pendidikan. (Slamet, 1999)
pengetahuan tentang imunisasi antara ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak
bekerja, dimana tingkat pengetahuan tentang imunisasi ini masih sangat kurang.
Begitupun, walau tanpa dasar pengetahuan yang memadai ternyata dikalangan ibu
tidak bekerja sikap dan perilaku mereka tentang imunisasi lebih baik dibanding ibu
yang bekerja. Namun menurut hasil kesimpulan penelitian Idwar (2000), justru
menyebutkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai risiko 2,324 kali untuk
kurangnya informasi yang diterima ibu rumah tangga dibandingkan dengan ibu yang
bekerja.
2.3.4. Kepercayaan
ekonomi, dan lain-lain kerugian dan akibat yang dirasakannya akan timbul, serta
Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang penting, karena
penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan perilaku dan
(KIPI) demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak rewel. Itu adalah
reaksi yang umum terjadi setelah imunisasi. Umumnya akan hilang dalam 3-4 hari,
Dalam agama Islam, imunisasi sah menurut hukum (absah secara syar'i) sehingga
masyarakat tidak perlu ragu untuk melakukan imunisasi sepanjang materi atau bahan
Orang tua juga harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak,
bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami
jawab keluarga terhadap imunisasi bayi/ balita sangat memegang peranan penting
kemauan dan kemampuan yang ditujukan terutama kepada para ibu sebagai anggota
dilakukan para ibu seperti dalam pelaksanaan imunisasi bayi tidak lain adalah hasil
yang diperoleh dari dukungan keluarga, baik dari suami maupun anggota keluarga
Tanggung jawab keluarga terutama para ibu terhadap imunisasi bayi dan balita
sangat memegang peranan penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap
keberhasilan imunisasi serta peningkatan kesehatan anak. Peran seorang ibu pada
program imunisasi sangatlah penting, oleh sebab itu suatu pemahaman tentang
b) Karena terdapatnya perbedaan sikap hidup dan perilaku hidup yang dimiliki.
(Azwar,1999)
dengan status sosio ekonomi sehingga merupakan karakteristik. Status sosio ekonomi
indikator pekerjaan, pendidikan dan keadaan tempat tinggal dalam menentukan status
melakukan imunisasi dasar pada bayi antara lain kemampuan individu menggunakan
Pada masa yang akan datang di Indonesia akan terjadi perubahan dari negara
banyak tenaga kerja yang kemungkinan tidak akan tertampung disektor industri,
disektor formal maupun informal. Batasan Ibu yang bekerja adalah ibu-ibu yang
informal, yang dilakukan secara reguler diluar rumah. Tentunya aktifitas ibu yang
bekerja akan berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki ibu untuk memberikan
pelayanan atau kasih sayang terhadap anaknya termasuk perhatian ibu pada imunisasi
dasar anak tersebut. Sosial ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi keluarga yang baik diharapkan mampu
seseorang dengan tingkat sosial ekonomi tinggi akan berbeda dengan tingkat sosial
ekonomi rendah.
Kerangka teori adalah landasan dari suatu penelitian yang dapat memprediksi
Kerangka teori pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut
Gambar 2.1
1 Umur
2 Pendidikan
3 Pengetahuan Imunisasi BCG
4 Kepercayaan
5 Dukungan
keluarga
6 Penghasilan
Kerangka konsep penelitian pada dasar nya adalah kerangka hubungan antara
konsep–konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan di
lakukan. (Notoatmodjo, 2005). Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari 2
variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen, untuk lebih jelas dapat
Gambar 2.2
1. Pendidikan
2. Pengetahuan Imunisasi BCG
3. Penghasilan
keluarga
2.6 Hipotesa
populasi, dengan demikian nilai keberadaan suatu hipotesis bisa benar atau kah bisa
BCG Pada Bayi Usia 0-2 Bulan Di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012.
Imunisasi BCG Pada Bayi Usia 0-2 Bulan Di Puskesmas Simpang Baru