Anda di halaman 1dari 8

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Peneliti melakukan pembahasan untuk mengetahui sejauh mana

asuhan keperawatan pada Tn. S yang telah dilakukan dan adanya

kesengajaan serta membandingkan antara teori dan kenyataan yang sesuai

di lapangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes

Melitus (DM) dengan luka diabetes.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan pengambilan data oleh perawat dengan

ditandai pengumpulan informasi yang bersifat terus menerus dan

sebagai keputusan profesional yang mengandung arti sebagai

informasi yang dikumpulkan. Pengumpulan data bersumber dari

keluarga maupun keluarga dengan mekanisme wawancara,

pemeriksaan fisik, serta pengalaman anggota keluarga yang dilaporkan

(padila, 2015).

Pengkajian yang dilakukan oleh peneliti pada Tn.S sesuai dengan teori

yang telah di jabarkan tersebut di atas dengan menggunakan format

pengkajian keperawatan menurut Gordon (2018) dengan metode

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan juga menggali

informasi dari pengalaman anggota keluarga untuk memenuhi data

dan informasi yang diperlukan dalam proses asuhan keperawatan.

46
47

Berdasarkan anamnesa Tn.S mengeluhkan ada luka ditangan kiri,

luka membengkak, kemerahan. Selain itu tampak ada ulkus diabetik

pada tangan sebelah kiri, Pus (-) dan kemerahan disekitar luka, Panjang

luka ±5 cm dan lebar ±2 cm dan kedalaman ±1 cm dan Glukosa darah

sewaktu (GDS) 279 mg/dl. Penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Perkeni, (2011). Menurut Price & Wilson (2016)

dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)

dan komplikasi pada pembuluh darah besar (makrovaskuler)

diantaranya komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler),

komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu kerusakan

retina mata (Retinopati), kerusakan retina mata (Retinopati) adalah

suatu mikroangiopati ditandai dengan kerusakan dan sumbatan

pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2019). Kerusakan ginjal (Nefropati

diabetik) ditandai dengan albuminuria menetap (>300 mg/24jam atau

>200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6

bulan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan

memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai

hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Berdasarkan pengkajian

dan analisa data pada kasus yang dilakukan pada Tn.S diagnosa yang
48

diangkat penulis yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera

fisiologis dan Kerusakan integritas jaringan b.d. nekrosis luka diabetik.

Diagnosa keperawatan tersebut ditegakkan oleh peneliti karena pada

saat pengkajian ditemukan data subyektif Tn.S mengatakan nyeri pada

luka kulit tangan seperti ditusuk, nyeri hilang timbul, dan akan timbbul

ketika melakukan aktivitas atau disentuh, skala nyeri 3, klien tampak

meringis kesakitan berdasarkan data obyektif ada luka ditelapak tangan

sebelah kiri, kemerahan disekitar luka, Panjang luka ±5 cm dan lebar

±2 cm dan kedalaman ±1 cm dan Glukosa darah sewaktu (GDS) 279

mg/dl.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan antara peneliti yang lakukan memiliki

kesamaan dengan jurnal Ridwan dan Nurwanti (2013) setelah

dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam. Kultur area luka membaik,

kemerahan menurun dan pasien mau melakukan relaksasi nafas dalam

saat nyeri dan mengoleskan madu pasa seluruh permukaan luka. Pasien

dapat mempraktekkan kembali teknik relaksasi dalam dan melakukan

perawatan luka dengan madu. Tingkat kesadaran baik, Tanda-tanda

vital dalam batas normal.

Peneliti membuat beberapa intervensi untuk mengatasi masalah

nyeri pada penderita DM dengan luka diabetes salah satunya adalah

penerapan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri dan


49

perawatan luka diabetes dengan mengoleskan madu disekitar luka untuk

proses penyembuhan agar luka cepat mengering.

Teknik relaksasi napas dalam adalah suatu teknik merileksasikan

ketegangan otot yang dapat menunjang nyeri. Teknik relaksasi

merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami

nyeri kronis (Potter & Perry, 2018) sedangkan penerapan terapi

menggunakan madu ini sesuai dengan teori bahwa madu

mempunyai kadar osmolaritas tinggi sehingga dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Alimah, 2017).

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang diberikan yaitu memberikan relaksasi napas

dalam dan pemberian madu terhadap luka diabetes. Teknik nafas dalam

dilakukan untuk merileksasikan ketegangan otot, membantu

mempercepat proses pemulihan nyeri punggung (Alimah, 2017). Pada

hari pertama sebelum dilakukan relaksasi napas dalam dan pemberian

madu. Berdasarkan implementasi yang dilakukan pasien tampak

kooperatif dan dapat mengikuti instruksi dengan baik.

Pada saat dilakukan terapi relaksasi napas dalam pasien tampak

relaks dan nyaman melakukan terapi napas dalam, pasien mengatakan

nyeri seperti ditusuk-tusuk mulai berkurang. Data objektif pasien tidak

terlihat kesakitan, kontak mata sudah mulai fokus. Sedangkan saat

dilakukan perawatan luka dengan madu luka mulai mengering, jaringan


50

granulasi meningkat, peradangan luka menurun kemerahan berkurang

dan infeksi menurun.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi pada Tn.S setelah dilakukan relaksasi napas dalam

dan melakukan perawatan luka dengan madu, pasien skala nyeri

berkurang dan tampak tenang dan didapatkan skala nyeri yang tadinya 3

menjadi 2 sedangkan untuk integritas kulit didapatkan luka mengering,

kemerahan (-) jaringan nekrotik berkurang, jaringan baru muncul tidak

ditemukan bau (-), pus (-), edema (-), ukuran luka berkurang 3,5 cm.

B. Keterbatasan Penulis

Pada saat melakukan pengkajian pasien sering tidak fokus pada

pembicaraan, namun setelah dilakukan pendekatan yang baik serta

membina hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan penulis,

akhirnya pengkajian berhasil dilakukan sampai selesai.


BAB VI

KESIMPULAN

A. PENUTUP

Kesimpulan yang didapatkan pada Asuhan Keperawatan tentang

Pengaruh Pemberian Madu dalam Perawatan Luka Diabetes Pada Pasien

DM di Ruangan Kenanga RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru, maka

disimpulkan :

1. Hasil pengkajian pada Tn. S dengan luka diabetes didapatkan data,

antara lain Tn.S mengeluhkan luka ditangan sebelah kiri, selain itu

tampak ada luka diabetes pada tangan kiri, tidak ada pus (-) disekitar

luka, panjang luka ±5 cm dan lebar ±2 cm dan kedalaman ±1 cm

dan glukosa darah sewaktu (GDS) 279 mg/dl, keluarga

mengatakan tidak tahu dan bertanya-tanya tentang cara merawat luka

DM, keluarga bingung dengan cara penyembuhan luka.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi: nyeri akut berhubungan

dengan agen pencedera fisiologis dan gangguan integritas kulit

berhubungan dengan neuropati perifer.

3. Perencanaan, menggunakan standar nasional SDKI, SLKI dan SIKI.

Ada modifikasi dengan memasukan perawatan luka diabetes dengan

menggunakan madu dan monitor tanda-tanda vital untuk mengukur

tindakan keperawatan inovasi.

51
52

4. Pelaksanaan dari rencana keperawatan, dilakukan modifikasi tindakan

teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri dan perawatan luka

diabetes dengan menggunakan madu yang disesuaikan dengan kondisi

pasien, peralatan di rumah sakit dan kemampuan peneliti sebagai

perawat. Tindakan inovasi teknik napas dalam dan perawatan luka

dengan madu telah dapat menurunkan keluhan nyeri dan proses

penyembuhan pada luka diabetes. Teknik napas dalam tidak

menghilangkan semua keluhan nyeri, sifatnya hanya menurunkan nyeri

sedangkan perawatan luka dengan madu juga tidak menghilangkan

semua kerusakan kulit yang dialami pasien.

5. Hasil evaluasi terhadap diagnosa keperawatan menunjukkan diagnosa

nyeri akut sudah teratasi. Sementara diagnosa gangguan integritas kulit

sudah teratasi sebagian karena masih proses penyembuhan luka.

6. Hasil tindakan inovasi teknik relaksasi napas dalam dan perawatan luka

diabetes dengan menggunakan madu telah dapat menurunkan keluhan

nyeri dari skala 3 menjadi 2 sedangkan integritas kulit didapatkan luka

mengering, kemerahan (-) jaringan nekrotik berkurang, jaringan baru

muncul tidak ditemukan bau (-), pus (-), edema (-), ukuran luka

berkurang 3,5 cm.

B. SARAN

1. Bagi Tempat Penelitian

Disarankan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu

pelayanan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien


53

penderita DM dengan Luka Diabetes secara optimal melalui

penanganan yang cepat dan tepat.

2. Bagi Pasien

Diharapkan pasien untuk dapat menjaga pola makan yang sesuai

dengan diet DM agar proses penyembuhan luka diabetes dan

penurunan gula darah dapat dicapai, selalu cek kadar glukosa darah,

minum obat penurun glukosa dan memeriksakan diri selalu pada

fasiltas pelayanan kesehatan. Untuk mengurangi rasa nyeri pada luka

diabetes dapat menggunakan relaksasi napas dalam dan untuk

perawatan luka diabetes dapat diterapkan dengan menggunakan madu.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi

atau acuan pada saat melakukan asuhan keperawatan dengan diagnosa

diabetes mellitus dengan luka ganggren

Anda mungkin juga menyukai