PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menganalisa teori, jurnal, dan kasus tentang
gangguan pada sistem endokrin diabetes melitus tipe II dengan hipertensi + post
ditandai dengan kenaikan kadar gula dalam darah atau hiperglikemia Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah Glukosa dibentuk di
hati dari makanan yang dikomsumsi insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi
diabetes melitus tipe II dengan hipertensi + post orif merupakan penyakit yang
A. Pengkajian Keperawatan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
gejala serta penyebab yang sama dengan teori diabetes melitus tipe II dengan
hipertensi + post orif. Hal ini sesuai dengan pengkajian peneliti kepada pasien
109
110
kurang lebih 10 tahun, Pasien mengatakan gula darah naik turun, Keluarga
warna kulit sekitar luka kemerahan, Pasien mengatakan nyeri pada luka di
mengatakan nyeri post operasi, Pasien mengatakan nyeri pada post operasi
bila digerakkan, Pasien mengatakan nyeri pada luka bila dibersihkan, Pasien
mengatakan nyeri post operasi, Pasien mengatakan nyeri pada post operasi
bila digerakkan, Pasien mengatakan nyeri dikaki kiri bekas post orif, Pasien
mg/dl, glukosa tidak puasa 161 mg/dl, Tampak luka dibagian bokong, Luka
Pasien tampak meringis, Skala nyeri 6, Pasien tampak lemah dan kesakitan,
Terlihat terdapat luka dibokong dan bekas post orif dikaki kiri, Pasien tampak
bedrest, Luka bekas post orif di kaki kiri tampak tertutup Ven, Kekuataan otot
ekstremitas bawah agak lemah, Pasien sedikit berbau, Tampak kuku pasien
panjang dan ada kotoran, Tampak rambut pasien tidak rapi, Mulut pasien
didapatkan.
dikarenakan adanya kerja sama yang baik dari pasien, dan perawat di ruangan
B. Diagnosa Keperawatan
potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang
manajemen diabetes
nafsu makan
diagnosa yang ada pada teori tidak ditemukan pada kasus, seperti resiko tinggi
ini tidak ditemukan pada kasus karena ketika peneliti mengumpulkan data
C. Intervensi Keperawatan
keperawatan dimana tujuan yang terpusat pada pasien dan hasil yang
sejalan dengan intervensi yang dilakukan pada kasus maupun teori. Adapun
pada tahap pelaksaan ini dapat dilakukan dengan baik karena pada tahap
pasien, sehingga kesulitan yang mungkin terjadi dapat diatasi. Selain itu
keberhasilan tahap ini dikarenakan adanya kerja sama yang baik antara penulis,
D. Implementasi Keperawatan
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
saling percaya.
manajemen diabetes
114
darah pada pasien, Mematau kadar gula darah, seperti yang di tunjukkan,
lainnya : gizi.
pasien, Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering, Memonitor
kulit akan adanya kemerahan, Mebersihkan luka pasien dengan Nacl 0,9%
setiap pagi, Mengajarkan dan bantu pasien posisi miring, Memantau diit
responden yang dilakukan mobilisasi pasif pada pasien bed rest dari 10
subjek yang diberi perlakuan terdapat 8 orang (80%) subjek penelitian yang
tidak terjadi dekubitus dan 2 orang (20%) terjadi dekubitus dan mayoritas
responden yang tidak dilakukan mobilisasi pasif pada pasien bed rest dari 10
dekubitus dan 1 orang (20%) tidak terjadi dekubitus. Hasil analisa data
yang mungkin terjadi dilakukan pada kelompok pre test dan post test.
hal ini dilakukan bila jumlah populasi tersebut relatif kecil. Sebelum
dilakukan uji stastistik pada variabel terikat dilakukan uji shapirro wilk uji
116
normalitas dan hasilnya tidak normal karena kurang dari 0,05 maka
dilanjutkan dengan uji wilcoxon. Didapatkan nilai pvalue 0,005 atau kurang
dari 0,05 = ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan
E. Evaluasi
manajemen diabetes
hari, didapatkan hasil gula darah pasien stabil GD pada tanggal 21/6/17 116
lebih 9 hari, didapatkan hasil luka dibokong tidak merah lagi dan kering,
obat analgetik dan manajemen nyeri teknik relaksasi nafas dalam, yang
tampak rapi dan bersih. Sehingga masalah depisit perawatan diri teratasi.