Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN

K E P E R AWA T A N K R I T I S
PA DA P E D I A T R I C PA DA
WA N I T A H A M I L
NAMA KELOMPOK
1. Ati septia ningsih
2. Devita yuliani
3. Elsya silvani
4. Hania azzahra a.p
5. Ira karimah
6. Irfan nur hidayat
7. Indah fuji astuti
8. Lusi hemalia p
9. Lutfi
10. Lianti
11. Liska khoerunnisa
12. Lies oetari
13. Maulany rida ningsih
14. Novia
15. Rafli riznaldi
16. Reghita nur a
MASALAH YANG TERJADI PADA
WANITA HAMIL

-trimester 1 (kram perut bagian bawah ,mual dan muntah ,rasa nyeri di payudara
,merasakan gerah dan letih,perubahan mood atau suasana hati,kembung dan
sembelit ,sering bak )
-trimester 2 (regnanci glow dan jerawat ,kram pada kaki ,nyeri uluhati dan sendawa
,nyeri pinggang dan pergelangan tangan ,mengalami anemia )
-trimester 3 (kaki membengkak ,detak jantung meningkat dan sesak nafas
,mengalami wasir atau ambeyen ,terjadinya kontraksi palsu ,perubahan pada kulit
dan munculnya farises ,peningkatan volume darah dan cairan )
TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN YANG
PERLU WANITA HAMIL WASPADAI :

1. Pendarahan dari vagina

2. Kontraksi sebelum waktu


bersalin
3. Mual dan muntah

4. Janin kurang aktif bergerak


• Definisi plasenta previa
Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum. (Nugroho, 2012)

Penyebab plasenta previa belum diketahui dengan secara pasti, namun


kerusakan dari endometrium pada persalinan sebelumnya dan
gangguan vaskularisasi desidua dianggap sebagai mekanisme yang
mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya plasenta previa.
PENGKAJIAN

- IDENTITAS DIRI
1. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. K
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Nusupan Grogol
PENGKAJIAN
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. L
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Nusupan Grogol
Hub. Dengan pasien : Suami
3. Catatan Medik
Tanggal Masuk : 28 April 2013
Jam Masuk : 20.30 WIB
No. RM : 23 88 72
RIWAYAT KESEHATAN

1. Alasan Masuk
Pasien mengatakan sore hari setelah membereskan rumah mengalami perdarahan.
Darah mengalir dikakinya berwarna merah segar, namun tidak disertai nyeri. Hingga pada
pukul 20.30 WIB pasien dibawa ke RS. PKU Muhammadiyah Surakarta oleh suaminya.
2. Keluhan Utama Pasien mengatakan keluar darah merah segar dari alat kelaminnya
dengan jumlah kadang sedikit kadang banyak. Pengeluaran darah tidak pasti, kadang
ketika tiduran ataupun ketika beraktivitas seperti BAK maupun duduk.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan pada tanggal 22 April 2013 ketika
bekerja di pabrik, keluar flek-flek darah berwarna merah segar dicelana dalamnya. Pasien
hamil 23 minggu G2P1A0, namun pada sore hari tanggal 28 April 2013 pasien mengalami
perdarahan lagi dengan warna darah yang sama hingga akhirnya pada pukul 20.30 WIB
dibawa ke RS.PKU Muhammadiyah Surakarta oleh suaminya.
C. POLA KOGNITIF DAN PERSEPSI
Pasien hanya tamatan SMA sehingga tidak tahu banyak tentang masalah kesehatan. Pada
saat kehamilan anak pertama pasien tidak pernah mengikuti diskusi kesehatan apapun.
Pasien merasa takut dan gelisah jika terjadi apaapa dengan janinnya.

D. DATA FOKUS

Data Subyektif
1. Pasien mengatakan mengeluarkan darah warna merah terang namun tidak disertai
nyeri
2. Pasien mengatakan lemas dan pusing
3. Pasien mengatakan lemah
4. Pasien mengatakan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat seperti ganti baju,
sibin
5. Pasien mengatakan merasa takut dan sangat gelisah jika terjadi apa-apa dengan janin
dan kesehatannya
6. Pasien mengatakan tidak tahu tentang plasenta previa
DATA OBYEKTIF
1. Keluar cairan pervaginam (darah merah segar, bau amis, dengan
jumlah sebanyak ±30 cc)
2. Pasien tampak cemas dan takut
3. Aktivitas tampak dibantu keluarga
4. Pasien tampak lemah, dan merasa badannya lemes
5. Pasien tampak banyak bertanya tentang plasenta previa
6. Pasien tidak pernah mengikuti diskusi kesehatan
7. TTV : TD : 110/70 mmhg N : 80 x/menit S : 36,5˚C RR : 24x/menit
8. Hemoglobin : 9,1 g/dL
9. Hematokrit : 32,8 %
• HASIL PENELITIAN
Hasil akhir dari proses asuhan keperawatan ini adalah Evaluasi. Hasil evaluasi dari setiap diagnosa
serta membandingkan dengan criteria hasil adalah sebagai berikut :
a. Diagnosa Pertama : Potensial terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
antepartum Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kriteria hasil sudah
tercapai dengan hasil evaluasi, subjekif: pasien mengatakan sudah tidak lemas serta makanan
dan minumnya banyak, objektif: pasien tampak baik, tidak lemas, Hemoglobin : 13,4 g/dL,
Hematokrit : 36,0 % serta pasien telah diberikan ijin dokter untuk pulang pada tanggal 1 Mei
2013 pukul 14.10.
b. Diagnosa Kedua : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perdarahan Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam kriteria hasil sudah tercapai dibuktikan dengan data
evaluasi pasien, subjektif: pasien mengatakan sudah dapat beraktifitas secara mandiri seperti
ke kamar mandi, duduk, dan makan serta minum, objektif: pasien tampak senang, TTV : TD :
120/80 mmhg, N : 83x/menit, S : 36,3 ˚C, RR : 21x/menit. Serta intervensi dihentikan karena
pasien rencana pulang.
• HASIL PENELITIAN
c. Diagnosa Ketiga : Ansietas berhubungan dengan ancaman perubahan status
kesehatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kriteria hasil
sudah tercapai, dengan hasil evaluasi subjektif: pasien mengatakan sudah tidak
cemas lagi dan ingin segera pulang bertemu anak pertamanya, objektif: pasien
tampak rileks, assessment masalah ansietas teratasi, planning intervensi
dihentikan pasien rencana pulang
d. Diagnosa Keempat : Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi tentang Plasenta Previa Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam kriteria hasil sudah tercapai, dengan data evaluasi subjektif: pasien
mengatakan mengerti tentang materi yang diberikan, objektif: pasien merasa
senang pengetahuannya bertambah. Assessment masalah kurang pengetahuan
tentang plasenta previa teratasi. Planning intervensi dihentikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Intervensi yang muncul dalam teori menurut (Wilkinson, 2011) tidak sepenuhnya
dijadikan intervensi oleh penulis pada pengelolaan pasien karena situasi dan
kondisi klien serta situasi dan kondisi kebijakan dari instansi rumah sakit.
2. Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan
dalam penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Demi kemajuan selanjutnya maka penulis menyarankan kepada :
1. Pasien lebih kooperatif, selalu memperhatikan serta tidak melakukan halhal
yang menyimpang dari petunjuk dokter/perawat. Bila di rumah harus dapat
melakukan perawatan diri dan bertambah pengetahuan tentang plasenta
previa.
2. Perawat sebagai tim kesehatan yang paling sering berhubungan dengan pasien
sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan agar mampu
merawat pasien secara komprehensif dan optimal. Dan perawat juga harus
bekerjasama dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, psikoatri dan pekerja
sosial) dalam melakukan perawatan / penanganan pasien hamil disertai dengan
plasenta previa.
TERIMAKASIH
Asuhan
Keperawatan
Kritis pada
Pediatric dan
Wanita Hamil
Oleh kelompok 1
Definisi Keperawatan Kritis pada Anak
Keperawatan Kritis pada Anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu keperawatan anak dan tehnik keperawatan anak berbentuk pelayanan bio-
psikososio-spiritual yang komprehensif ditujukan pada anak 0-18 tahun dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan melibatkan keluarga
dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggung
jawabnya.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang
secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam
kehidupan.Secara keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis atau
pasien yang tidak stabil.Untuk pasien yang kritis, pernyataan penting yang harus
dipahami perawat ialah “waktu adalah vital”.Sedangkan Istilah kritis memiliki arti
yang luas penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi
krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar
Definisi NICU
Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU
(Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan
intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan anak-anak
yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus,
guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan
organ-oragan vital.
Sebagian besar bayi yang dirawat adalah gangguan
pernafasan, premature,kelainan congenital, dll.
Prematuritas adalah kasus terbanyak kedua
yangdidapatkan dalam perawatan NICU. NICU berguna
untuk observasi bayi barulahir secara intensive:
1. Mendapatkan tera an terapi oksi pi oksigen
2. Mendapatkan terapi intervensive
3. Pemberian makanan makanan melalui alat
Etiologi
a. a. Factor ibu :
b. 1) Pre eklamia dan eklamsia, DM, anemia, HT
c. 2) Perdarahan abnormal (plasenta previa dan solusio plasenta)
d. 3) Partus lama dan macet
e. 4) Demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC,
HIV)
f. 5) Kehamilan lewat waktu

g. b. Faktor tali pusat


h. 1) Lilitan tali pusat
i. 2) Tali pusat pendek
j. 3) Simpul tali pusat
k. 4) Prolapus tali pusat
c. Factor bayi
1. Bayi premature ( < 37 minggu)
2. Presentasi janin abnormal
3. Persalinan dengan tindakan ( ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep)
d. Factor yang mendadakan
1. Bayi
- Gangguan peredaran darah pada tali pusat karena tekanan pada tali
pusat
- Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi atau analgetik yang
diberikan pada ibu, perdarahan itral karnial, dan kelainan bawaan.
2. Ibu
- Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani
- Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
- Hipertensi eklamsi
- Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusi
Patofisiologi

Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2


bertambah, timbulah rangsangan
terhadap nervus vagus sehingga DJJ
(denyut jantung janin) menjadi lambat.
Jika kekurangan O2 terus berlangsung
maka nervus vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. Timbulah kini
rangsangan dari nervus simpatikus
sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya
ireguler dan menghilang. Janin akan
mengadakan pernafasan intrauterin dan
bila kita periksa kemudian terdapat
banyak air ian terdapat banyak air
ketuban ketuban dan mekonium dalam
paru, bronkus tersumbat dan terjadi
atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak
berkembang.
Gejala
Gejala klinik Asfiksia
neonatorum yang khas
meliputi :
1. Pernafasan terganggu
2. Detik jantung berkurang
3. Reflek / respon bayi
melemah
4. Tonus otot menurun
5. Warna kulit biru atau pucat
Penatalaksana
1. Apneu pprimer : nafas cepa, tonus
otot ber kurang, sianosis
2. Apneu sekunder : nafas megap-
mega dan dalam, denyut jantung
menurun, lemas, tidak berespon
terhadap rangsangan
3. Tindakan ABC
1) Assesment/Airway : observasi
warna, suara, aktivitas bayi, HR, RR,
Capilary refill
2) Breathing : melakukan rangsangan
taksil untuk mulai pernafasan
3) Circulation : bil on : bila HR < 60 x
erme a HR < 60 x ermenit atau 80 x
perm au 80 x permenit, jika tidak
ada perbaiakan dilakukan kompresi.
Asuhan Konsep Asuhan Keperawatan
pada Keperawatan pada Asfiksia
1. Pengkajian
2. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Dalam tahap
pengkajian ini dibagi menjadi tiga meliputi pengumpulan data, pengelompokan data dan
perumusan masalah. Ada beberapa pengkajian yang harus dilakukan yaitu :
3. a. Sirkulasi
4. 1) Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt.
5. 2) Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sis 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
6. 3) Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari
mediastinum pada ruang intercosta III/ IV
7. 4) Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
8. 5) Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
b. Eliminasi Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
c. Makanan/ cairan
1) Berat badan : badan : 2500-4000 gram
2) Panjang badan : 44-45 cm
3) Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
d. Neurosensori
1) Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
2) Sadar dan aktif mendemonstrasikan reflek menghisap selama 30
menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan
asimetris (molding, edema, hematoma).
3) Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan
abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
e. Pernafasan
1) Skor APGAR : 1 menit s/d 5 menit dengan skor
optimal harus antara 7- 10.
2) Rentang dari 30-60 permenit,, pola periodik dapat
terlihat. Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels
umum pada awalnya silin
3) drik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
f. Keamanan
1) Suhu rentang dari 36,5 sampai 37,5º C. Ada verniks
(jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi).
2) Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki
dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan,
mungkin belang-belang menunjukkan memar minor
(misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan
warna herlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat
menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan
kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi
telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau
pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama
punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi
kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda
internal)
Analisa Data
a. Data Subyektif

Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang


masalah kesehatan. Data subyektif terdiri dari :

1) Biodata atau identitas pasien : Bayi meliputi nama tempat


tanggal lahir jenis kelamin.

2) Orangtua meliputi : nama (ayah dan yah dan ibu, umur,


agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan
pekerjaan, dan alamat.
1. Riwayat kesehatan
● 1) Riwayat antenatal Riwayat antenatal yang perlu di yang perlu dikaji atau kaji atau
diketahui dari diketahui dari riwayat antenatal riwayat antenatal pada kasus asfiksia
berat yaitu :
● a) Keadaan ibu selam ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
● b) Kehamilan Kehamilan dengan resiko persalinan persalinan preterm preterm misalnya
misalnya kelahiran kelahiran multipel, inkompetensia serviks, hidramnion, kelainan
kongeni kongenital, riwayat persalinan preterm.
● c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak t
tidak teratur dan periksa periksa kehamilan ti kehamilan tidak pada petugas pada
petugas kesehatan. kesehatan.
● d) Gerakan janin selama kehami n janin selama kehamilan aktif atau semaki lan aktif
atau semakin menurun. n menurun.
● e) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate
atau preterm)
2. Riwayat natal komplikasi persalinan
● a) Kala I : ketuban keruh, berbau, mekoneal, perdarahan antepartum baik solusio plasenta
maupun plasenta previa.

● b) Kala II : Kala II : persalinan lama, partus kasep, persalinan lama, partus kasep, fetal
distress, ibu fetal distress, ibu kelelahan, persalinan kelelahan, persalinan dengan tindakan
(vacum ekstraksi, forcep ektraksi). Adanya trauma lahir yang dapat mengganggu sistem
pernafasan. Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang
(narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan
● 3) Riwayat po ayat post natal
● Yang perlu dikaji antara lain : a) Apgar sk Apgar skor bayi bar or bayi baru lahir 1 meni u
lahir 1 menit pertam t pertama dan 5 menit kedua AS ( a dan 5 menit kedua AS (0- 3)
asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan. b) Berat bad Berat badan
lahir : lahir : kurang atau lebih dari normal dari normal (2500-4000 (2500-4000 gram).
Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari
normal (34-36 kurang atau lebih dari normal (34-36 cm). c) Adanya kelainan kongenital :
Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan post asfiksia berat gangguan absorbsi gastrointentinal,
muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau
personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori
dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk
pemberian obat intravena.
Pola Eliminasi
● Yang perlu dikaji pada neonatus adalah :
● BAB : frekwensi, jumlah, ko
● BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. nsistensi.
● BAK : frekwensi, jumlah

● E. Latar belakang sosial budaya Kebudayaan yang berpengaruh terhadap kejadian


asfiksia, kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis
psikotropika jenis psikotropika Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol,
kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.

● F. Hubungan psikologis Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat
gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi
akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan asfiksia karena memerlukan
perawatan yang intensif
Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang


diperoleh melalui suatu
pengukuran dan pemeriksaan
1. Keadaan Umum Pada neonatus post asfiksia berat,
keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan
membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya
terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan
sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
2. Tanda – tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar,
tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36 C
dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh
antara 36,5 C – 37,5 C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara
40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur.

H. Data Penunjang Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam


menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang
tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
1) Darah
a. nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari:
(1) Hb (normal 15-19 gr%) bia 19 gr%) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb cenderung turun
karena O2 dalam darah sedikit.

(2) Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10 gr/ct) karena bayi preterm
imunitas masih rendah sehingga resiko tinggi.

(3) Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct)

(4) Distrosfiks pada bayi preterm dengan post asfiksi cenderu turun karena sering terjadi
hipoglikemi.

2) Urine
Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :
a) Natrium (normal 134-150 mEq/L)
b) Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L)
c) Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L)

3) Photo thorax
Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.
A. Kesimpulan
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesional
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau rangkaian
kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten
untuk memberikan asuhan keperawatan diruang gawat darurat.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak
urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas, kedaruratan
yaitu apapun yang dialami pasien atau keluarga harus dipertimbangkan sebagai kedaruratan.

B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja disuatu institusi rumah
sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif keperawatan kritis dan
kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan kegawatdaruratan.

Anda mungkin juga menyukai