Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

ANTENATAL CARE (ANC)

DI RUANG TERATAI 2 RSUD R.A. KARTINI JEPARA

Disusun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:

Ella Mulimatur Rosidah


N520184015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian
Ante natal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil dengan tujuan
mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan dan sesudahnya dalam keadaan
baik, baik ibu dan bayinya. (Sarwono, 2008)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2009)

B. Tujuan Ante Natal Care


Menurut Manuaba (2009), secara khusus pengawasan ante natal bertujuan sebagai
berikut :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam kehamilan, saat
persalinan dan kala nipas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas,
laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

C. Frekuensi Kunjungan ANC


Menurut Saifuddin, AB (2012), sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal, yaitu :
1) 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28)
3) 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke
36).
D. Informasi Saat Kunjungan ANC
1. Trimester I (Sebelum minggu ke 14)
 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan, seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan dan istirahat)
2. Trimester II (Sebelum minggu ke 28)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia (tanya ibu
tentang gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)
3. Trimester III (Sesudah minggu ke 36)
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di RS.
(Saifuddin, AB. 2012)

E. Tanda Bahaya Kehamilan


1. Berkaitan dengan ibu
Menurut Saifuddin (2012), tanda bahaya ibu hamil adalah :
a. Perdarahan peervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasa
c. Gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Nyeri abdomen / epigastrik
2. Berkaitan dengan janin
Menurut Manuaba (2009), tanda bahaya pada janin adalah :
a. Badan panas disertai tanda infeksi lainnya
b. Gerak janin terasa berkurang atau menghilang
c. Perut terasa semakin kecil
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
1) Identitas
 Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin komunikasi
dengan baik.
 Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30 tahun.
 Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila diperlukan. Bila
keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan dapat mengetahui
tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
 Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap perilaku kesehatan seseorang.
 Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status
perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa
kalinya.
 Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
2) Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang mencari
pertolongan.
 Riwayat keluhan utama
 P : Provokasi / palatif (penyebab)
 Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
 R : Region / dimana gejala dirasakan
 S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
 T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan

2. Riwayat kesehatan sekarang


Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur kehamilan,
ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang didapatkan,
penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan
masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah
bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari,
lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak,
penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan.
c. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a) Inspeksi
1) Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau merah
adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar gondok
dan limpe.
3) Dada : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu, keadaan
puting susu, adakah kolostrum
4) Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi apendeksitis,
terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar), epigastrik (gastritis),
hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus,
iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5) Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pucat,
pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah strie
gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus..
7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT
kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b) Palpasi
1) Tujuan :
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
 Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis dan
puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
1) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
2) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
3) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
4) 24 minggu – setinggi pusat
5) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
6) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
7) 36 minggu – 3 jari dibawah px
8) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat).

2. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman
pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan
hidup, kurang informasi.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah), peningkatan
kebutuhan cairan.
4) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan atau pergeseran
diafragma.
5) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola tingkat
aktivitas, sesak.
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
8) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme regulator, retensi
natrium/air.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

1) Intervensi
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman
pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan
tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam cemas
berkurang/hilang
Kriteria hasil :
- Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan kecemasan
- Melaporkan hasil penatalaksanaan kecemasan
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Kriteria hasil :
 BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
 Mengikuti diet yang dianjurkan
 Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
 Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan
batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitaminzat besi setiap hari.
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat
motivasi untuk makanannya.
d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kebutuhan volume
cairan tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil :
 Menurunkan keparahan mual dan muntah.
 Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
 Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi :

a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.


b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis,
kolesistitis)
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap
hari.
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari
dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering
sebelum bangun tidur.
4) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan/pergeseran
diafragma.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam pola napas efektif.

Kriteria hasil :
 Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
 Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.
Intervensi :

a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis :
alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
c. Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas
latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan
aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ;
postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan
menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat
5) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat
memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
 Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
 Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester
ketiga.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium
dan diet.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-
keluhan nokturia.
b. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola tingkat
aktivitas, sesak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan pola tidur
dapat teratasi.
Kriteria hasil :

 Pola tidur teratur


Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan,
teruskan pola tidur saat ini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat
Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi
semi fowler.
d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri
hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Ungkapan verbal/non verbal dari kenyamanan
Intervensi :
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
b. Kaji status pernapasan klien.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan
susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai
fisiologi aktivitas uterus.
8) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme regulator, retensi
natrium/air.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kelebihan volume
cairan tubuh teratasi.
Kriteria hasil :
 Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan
dan pengeluaran,
 bunyi nafas bersih/jelas,
 tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
 berat badan stabil dan tidak ada edema.
 Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
a. Pantau berat badan secara teratur.
b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya
edema, masukan atau haluaran cairan.
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam
meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat toleransi
terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan diri
sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oelh
menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan,
keluarga, komunitas dan diri sendiri.
b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M. Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, EGC : jakarta. 2011.

Mansjoer, A. Dasar-dasar Keperwatan Maternitas, EGC : jakarta. 2008.

Mochtar, R. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. EGC : Jakarta. 2009.

Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta. 2012.

Winkjosastro, H. Dkk. Ilmu kebidanan, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. 2010.

Anda mungkin juga menyukai