Anda di halaman 1dari 35

Asuhan keperawatan kritis

pada pediatric pada wanita


hamil
Nama kelompok
1. Ati septia ningsih
2. Devita yuliani
3. Elsya silvani
4. Hania azzahra a.p
5. Ira karimah
6. Irfan nur hidayat
7. Indah fuji astuti
8. Lusi hemalia p
9. Lutfi
10. Lianti
11. Liska khoerunnisa
12. Lies oetari
13. Maulany ridaningsih
14. Novia
15. Rafli riznaldi
16. Reghita nur a
Masalah yang terjadi pada wanita hamil

-trimester 1 (kram perut bagian bawah ,mual dan muntah ,rasa nyeri di
payudara ,merasakan gerah dan letih,perubahan mood atau suasana
hati,kembung dan sembelit ,sering bak )
-trimester 2 (regnanci glow dan jerawat ,kram pada kaki ,nyeri uluhati dan
sendawa ,nyeri pinggang dan pergelangan tangan ,mengalami anemia )
-trimester 3 (kaki membengkak ,detak jantung meningkat dan sesak
nafas ,mengalami wasir atau ambeyen ,terjadinya kontraksi palsu,
perubahan pada kulit dan munculnya farises ,peningkatan volume darah dan
cairan )
TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN YANG
PERLU WANITA HAMIL WASPADAI :
1. Pendarahan dari vagina

2. Kontraksi sebelum waktu


bersalin
3. Mual dan muntah

4. Janin kurang aktif


bergerak
● Definisi plasenta previa
Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum. (Nugroho, 2012)

Penyebab plasenta previa belum diketahui dengan secara pasti,


namun kerusakan dari endometrium pada persalinan sebelumnya dan
gangguan vaskularisasi desidua dianggap sebagai mekanisme yang
mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya plasenta previa.
Pengkajian

- IDENTITAS DIRI
1. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. K
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Nusupan Grogol
Pengkajian
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. L
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Nusupan Grogol
Hub. Dengan pasien : Suami
3. Catatan Medik
Tanggal Masuk : 28 April 2013
Jam Masuk : 20.30 WIB
No. RM : 23 88 72
Riwayat kesehatan

1. Alasan Masuk
Pasien mengatakan sore hari setelah membereskan rumah mengalami perdarahan. Darah
mengalir dikakinya berwarna merah segar, namun tidak disertai nyeri. Hingga pada pukul
20.30 WIB pasien dibawa ke RS. PKU Muhammadiyah Surakarta oleh suaminya.
2. Keluhan Utama Pasien mengatakan keluar darah merah segar dari alat kelaminnya
dengan jumlah kadang sedikit kadang banyak. Pengeluaran darah tidak pasti, kadang ketika
tiduran ataupun ketika beraktivitas seperti BAK maupun duduk.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan pada tanggal 22 April 2013 ketika
bekerja di pabrik, keluar flek-flek darah berwarna merah segar dicelana dalamnya. Pasien
hamil 23 minggu G2P1A0, namun pada sore hari tanggal 28 April 2013 pasien mengalami
perdarahan lagi dengan warna darah yang sama hingga akhirnya pada pukul 20.30 WIB
dibawa ke RS.PKU Muhammadiyah Surakarta oleh suaminya.
C. POLA KOGNITIF DAN PERSEPSI
Pasien hanya tamatan SMA sehingga tidak tahu banyak tentang masalah kesehatan.
Pada saat kehamilan anak pertama pasien tidak pernah mengikuti diskusi kesehatan
apapun. Pasien merasa takut dan gelisah jika terjadi apaapa dengan janinnya.

D. DATA FOKUS

Data Subyektif
1. Pasien mengatakan mengeluarkan darah warna merah terang namun tidak
disertai nyeri
2. Pasien mengatakan lemas dan pusing
3. Pasien mengatakan lemah
4. Pasien mengatakan aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat seperti ganti
baju, sibin
5. Pasien mengatakan merasa takut dan sangat gelisah jika terjadi apa-apa dengan
janin dan kesehatannya
6. Pasien mengatakan tidak tahu tentang plasenta previa
Data obyektif
1. Keluar cairan pervaginam (darah merah segar, bau amis,
dengan jumlah sebanyak ±30 cc)
2. Pasien tampak cemas dan takut
3. Aktivitas tampak dibantu keluarga
4. Pasien tampak lemah, dan merasa badannya lemes
5. Pasien tampak banyak bertanya tentang plasenta previa
6. Pasien tidak pernah mengikuti diskusi kesehatan
7. TTV : TD : 110/70 mmhg N : 80 x/menit S : 36,5˚C RR :
24x/menit
8. Hemoglobin : 9,1 g/dL
9. Hematokrit : 32,8 %
● HASIL PENELITIAN
Hasil akhir dari proses asuhan keperawatan ini adalah Evaluasi. Hasil evaluasi dari setiap diagnosa
serta membandingkan dengan criteria hasil adalah sebagai berikut :
a. Diagnosa Pertama : Potensial terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
antepartum Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kriteria hasil sudah tercapai
dengan hasil evaluasi, subjekif: pasien mengatakan sudah tidak lemas serta makanan dan
minumnya banyak, objektif: pasien tampak baik, tidak lemas, Hemoglobin : 13,4 g/dL, Hematokrit
: 36,0 % serta pasien telah diberikan ijin dokter untuk pulang pada tanggal 1 Mei 2013 pukul
14.10.
b. Diagnosa Kedua : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perdarahan Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam kriteria hasil sudah tercapai dibuktikan dengan data
evaluasi pasien, subjektif: pasien mengatakan sudah dapat beraktifitas secara mandiri seperti ke
kamar mandi, duduk, dan makan serta minum, objektif: pasien tampak senang, TTV : TD : 120/80
mmhg, N : 83x/menit, S : 36,3 ˚C, RR : 21x/menit. Serta intervensi dihentikan karena pasien
rencana pulang.
● HASIL PENELITIAN
c. Diagnosa Ketiga : Ansietas berhubungan dengan ancaman perubahan status
kesehatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kriteria
hasil sudah tercapai, dengan hasil evaluasi subjektif: pasien mengatakan sudah
tidak cemas lagi dan ingin segera pulang bertemu anak pertamanya, objektif:
pasien tampak rileks, assessment masalah ansietas teratasi, planning intervensi
dihentikan pasien rencana pulang
d. Diagnosa Keempat : Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi tentang Plasenta Previa Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x24 jam kriteria hasil sudah tercapai, dengan data evaluasi subjektif:
pasien mengatakan mengerti tentang materi yang diberikan, objektif: pasien
merasa senang pengetahuannya bertambah. Assessment masalah kurang
pengetahuan tentang plasenta previa teratasi. Planning intervensi dihentikan.
Kesimpulan dan saran
1. Kesimpulan
Intervensi yang muncul dalam teori menurut (Wilkinson, 2011) tidak
sepenuhnya dijadikan intervensi oleh penulis pada pengelolaan pasien karena
situasi dan kondisi klien serta situasi dan kondisi kebijakan dari instansi rumah
sakit.
2. Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan
dalam penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Kesimpulan dan saran
Demi kemajuan selanjutnya maka penulis menyarankan kepada :
1. Pasien lebih kooperatif, selalu memperhatikan serta tidak melakukan halhal
yang menyimpang dari petunjuk dokter/perawat. Bila di rumah harus dapat
melakukan perawatan diri dan bertambah pengetahuan tentang plasenta
previa.
2. Perawat sebagai tim kesehatan yang paling sering berhubungan dengan
pasien sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan agar mampu
merawat pasien secara komprehensif dan optimal. Dan perawat juga harus
bekerjasama dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, psikoatri dan
pekerja sosial) dalam melakukan perawatan / penanganan pasien hamil
disertai dengan plasenta previa.
Asuhan Keperawatan
Kritis pada Pediatric dan
Wanita Hamil
Oleh kelompok 1
Definisi Keperawatan Kritis pada Anak
Keperawatan Kritis pada Anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu keperawatan anak dan tehnik keperawatan anak berbentuk pelayanan bio-
psikososio-spiritual yang komprehensif ditujukan pada anak 0-18 tahun dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan melibatkan keluarga
dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggung
jawabnya.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang
secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam
kehidupan.Secara keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis atau
pasien yang tidak stabil.Untuk pasien yang kritis, pernyataan penting yang harus
dipahami perawat ialah “waktu adalah vital”.Sedangkan Istilah kritis memiliki arti
yang luas penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi
krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar
Definisi NICU
Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU
(Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan intensif
untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan anak-anak yang
memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah
dan mengobati terjadinya kegagalan organ-oragan vital.
Sebagian besar bayi yang dirawat adalah gangguan pernafasan,
premature,kelainan congenital, dll. Prematuritas adalah kasus
terbanyak kedua yangdidapatkan dalam perawatan NICU. NICU
berguna untuk observasi bayi barulahir secara intensive:
1. Mendapatkan terapi oksigen
2. Mendapatkan terapi intervensive
3. Pemberian makanan makanan melalui alat
Etiologi
a. a. Factor ibu :
b. 1) Pre eklamia dan eklamsia, DM, anemia, HT
c. 2) Perdarahan abnormal (plasenta previa dan solusio plasenta)
d. 3) Partus lama dan macet
e. 4) Demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
f. 5) Kehamilan lewat waktu

g. b. Faktor tali pusat


h. 1) Lilitan tali pusat
i. 2) Tali pusat pendek
j. 3) Simpul tali pusat
k. 4) Prolapus tali pusat
c. Factor bayi
1. Bayi premature ( < 37 minggu)
2. Presentasi janin abnormal
3. Persalinan dengan tindakan ( ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep)
d. Factor yang mendadakan
1. Bayi
- Gangguan peredaran darah pada tali pusat karena tekanan pada tali pusat
- Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi atau analgetik yang diberikan pada
ibu, perdarahan itral karnial, dan kelainan bawaan.
2. Ibu
- Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani
- Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
- Hipertensi eklamsi
- Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusi
Patofisiologi

Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2


bertambah, timbulah rangsangan terhadap
nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung
janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2
terus berlangsung maka nervus vagus tidak
dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini
rangsangan dari nervus simpatikus sehingga
DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan
menghilang. Janin akan mengadakan
pernafasan intrauterin dan bila kita periksa
kemudian terdapat banyak air ketuban dan
mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan
terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak
berkembang.
Gejala
Gejala klinik Asfiksia neonatorum
yang khas meliputi :
1. Pernafasan terganggu
2. Detak jantung berkurang
3. Reflek / respon bayi melemah
4. Tonus otot menurun
5. Warna kulit biru atau pucat
Penatalaksana
1. Apneu primer : nafas cepat, tonus otot
berkurang, sianosis
2. Apneu sekunder : nafas mengap-mengap
dan dalam, denyut jantung menurun,
lemas, tidak berespon terhadap
rangsangan
3. Tindakan ABC
1) Assesment/Airway : observasi warna,
suara, aktivitas bayi, HR, RR, Capilary
refill
2) Breathing : melakukan rangsangan taksil
untuk mulai pernafasan
3) Circulation : bil on : bila HR < 60 x
erme a HR < 60 x ermenit atau 80 x
perm au 80 x permenit, jika tidak ada
perbaiakan dilakukan kompresi.
Asuhan Konsep Asuhan Keperawatan pada
Keperawatan pada Asfiksia
1. Pengkajian
2. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Dalam tahap pengkajian ini dibagi menjadi tiga
meliputi pengumpulan data, pengelompokan data dan perumusan masalah. Ada beberapa pengkajian yang
harus dilakukan yaitu :
3. a. Sirkulasi
4. 1) Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt.
5. 2) Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
6. 3) Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari mediastinum pada
ruang intercosta III/ IV
7. 4) Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
8. 5) Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
b. Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
c. Makanan/ cairan
1) Berat badan : badan : 2500-4000 gram
2) Panjang badan : 44-45 cm
3) Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
d. Neurosensori
1) Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
2) Sadar dan aktif mendemonstrasikan reflek menghisap selama 30 menit pertama
setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding, edema,
hematoma).
3) Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas
genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
e. Pernafasan
1) Skor APGAR : 1 menit s/d 5 menit dengan skor optimal
harus antara 7- 10.
2) Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada
awalnya silin
3) drik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi. f.
Keamanan
1) Suhu rentang dari 36,5 sampai 37,5º C. Ada verniks
(jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi). 2) Kulit
: lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat,
warna merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang
menunjukkan memar minor (misal : kelahiran dengan
forseps), atau perubahan warna herlequin, petekie pada
kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan
berkenaan dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak
portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata, antara alis
mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama
punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit
kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)
Analisa Data
a. Data Subyektif

Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah


kesehatan. Data subyektif terdiri dari :

1) Biodata atau identitas pasien : Bayi meliputi nama tempat


tanggal lahir jenis kelamin.

2) Orangtua meliputi : nama (ayah dan yah dan ibu, umur, agama,
suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan
alamat.
1. Riwayat kesehatan
1) Riwayat antenatal yang perlu di yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal. Riwayat
antenatal pada kasus asfiksia berat yaitu :
a) Keadaan ibu selama ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multipel, inkompetensia serviks,
hidramnion, kelainan kongeni kongenital, riwayat persalinan preterm.
c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak tidak teratur dan periksa
kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
d) Gerakan janin selama kehamilan aktif atau semakin menurun.
e) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm)
2. Riwayat natal komplikasi persalinan
a) Kala I : ketuban keruh, berbau, mekoneal, perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun
plasenta previa.
b) Kala II : persalinan lama, partus kasep, persalinan lama, partus kasep, fetal distress, ibu fetal distress,
ibu kelelahan, persalinan dengan tindakan (vacum ekstraksi, forcep ektraksi). Adanya trauma lahir yang
dapat mengganggu sistem pernafasan. Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan

3. Riwayat post natal


Yang perlu dikaji antara lain :
a) Apgar skor bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0- 3) asfiksia berat, AS (4-6)
asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : kurang atau lebih dari normal (2500-4000 gram). Preterm/BBLR < 2500 gram,
untuk aterm 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
c) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan post asfiksia berat gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah
aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai
dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
Pola Eliminasi
● Yang perlu dikaji pada neonatus adalah :
● BAB : frekwensi, jumlah, ko
● BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. nsistensi.
● BAK : frekwensi, jumlah

● E. Latar belakang sosial budaya Kebudayaan yang berpengaruh terhadap kejadian asfiksia,
kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika jenis
psikotropika Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet
ketat atau pantang makanan tertentu.

● F. Hubungan psikologis Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan
ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih
sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain
halnya dengan asfiksia karena memerlukan perawatan yang intensif
Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh


melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan

1. Keadaan Umum Pada neonatus post asfiksia berat, keadaannya lemah


dan hanya merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan
gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat
dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar
kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
2. Tanda – tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan
cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36 ºC dan beresiko terjadi
hipertermi bila suhu tubuh < 37ºC. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5ºC – 37,5ºC, nadi normal
antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post
asfiksia berat pernafasan belum teratur.

H. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa atau kausal
yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
1) Darah
a. nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari:
(1) Hb (normal 15-19 gr%) bia 19 gr%) biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb cenderung turun karena
O2 dalam darah sedikit.

(2) Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10 gr/ct) karena bayi preterm imunitas masih
rendah sehingga resiko tinggi.

(3) Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct)

(4) Distrosfiks pada bayi preterm dengan post asfiksi cenderu turun karena sering terjadi hipoglikemi.

2) Urine
Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :
a) Natrium (normal 134-150 mEq/L)
b) Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L)
c) Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L)

3) Photo thorax
Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.
A. Kesimpulan
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesional keperawatan yang
diberikan kepada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan
kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan
diruang gawat darurat.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak urgen.
Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang
dialami pasien atau keluarga harus dipertimbangkan sebagai kedaruratan.

B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja disuatu institusi rumah sakit
tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif keperawatan kritis dan kegawatdaruratan, dan ruang
lingkup kritis dan kegawatdaruratan.
S l i d e Ti t e

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai