SURFAKTAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4:
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Gambar 1. Surfaktan
Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan air, sedangkan
gugus lipofilik bersifatnon polar dan mudah bersenyawa dengan minyak. Didalam molekul
surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan jumlahnya. Bila gugus polarnya yang lebih
dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh air
dibandingkan dengan minyak. Akibatnya tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga
mudah menyebar dan menjadi fase kontinu. Demikian pula sebaliknya, bila gugus non polarnya
lebih dominan, maka molekulmolekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak
dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga
mudah menyebar dan menjadi fase kontinu. Penambahan surfaktan dalam larutan akan
menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu,
tegangan permukaan akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan
ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel.
Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan
akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk misel yang
berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
1. Surfaktan Anionik
Surfaktan Anionik (negatif). Surfaktan ini memiliki bagian hidrofobik yang memiliki
ionnegatif. Dalam medium air berpisah dengan kation positif menjadi ion negatif.
Contoh : AlkylBenzene Sulfonate (ABS) ABS merupakan surfaktan yang lebih efektif
karena memberikanbusa yang banyak, harga murah, dan kualitas yang baik. contoh
lainnya: Alkohol sulfat danEster Sulfonat.
2. Surfaktan Kationik
Surfaktan Kation (positif). Sama halnya dengan surfaktan anion, surfaktan kation juga
memisahkan diri dalam medium air. Kepala (bagian hidrofilik) sebagai kation yang
manamemiliki sifat surface active . Contoh: Senyawa-senyawa Ammonium
Gambar 3. Contoh surfaktan kationik
3. Surfaktan Nonionik
Surfaktan Non-ionik (tak bermuatan). Surfaktan non ionik tidak memisahkan diri
padamedium air. Surfaktan ini memiliki kutub polar seperpolyglycol eter atau sebuah
polyol. Contoh surfaktan anionic biasa disebut “sabun” (sabun asam lemak), garam
asam alkil sulfonat (komponen utama deterjen sintetis, seperti alkil benzene sulfonat
(LAS) lemak alcohol sulfat (komponen utama shampoo atau deterjen netral) dan lain-
lain
Penambahan surfaktan kedalam air akan menurunkan tegangan permukaan air dan tegangan
permukaan intervase air atau zat padat sehingga menghasilkan nilai koefisien penyebaran yang
positif. Bila zat padat atau bila surfaktan terabsorbsi pada intervase zat padat atau cairan maka
penurunan wetting. ( Erawati, 2007).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan
adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar
yang suka akan minyak/lemak (lipofilik).
DAFTAR PUSTAKA
http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-tanah.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran air
Day.R.A dan Underwood.1981. Analisis Kimia Kualitatif. Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.