Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal Penelitian

Judul jurnal :
PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM
SALISILAT
Penulis :
Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini
Sumber :
Jurnal Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal
Achmad Yani
Penerbit :
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jenderal Achmad Yani

1. Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian


Percobaan ini mengenai penentuan rumus ion kompleks besi dengan asam
salisilat.Tujuannya adalah untuk mempelajari penentuan rumus ion kompleks besi dengan
asam salisilat, Senyawa kompleks adalah senyawa yang terdiri dari satu atom pusat atau
lebih yang menerima sumbangan pasangan electron dari atom lain, gugus atom
penyumbang electron ini disebut ligan (Pudyaatmaka, 2001). Satu ion (molekul)
kompleks terdiri dari satu atom pusat dengan sejumlah ligan yang terikat erat dengan
atom pusat. Atom pusat ditandai dengn bilangan koordinasi. Suatu angka bulat yang
ditunjukkan dengan ligan monodentat yang dapat membentuk kompleks stabil dengan
atom pusat (Vogel, 1989). Kemampuan ion kompleks melakukan reaksi yang
menghasilkan pergantian satu atau lebih ligan dalam lingkungan koordinasinya oleh yang
lain disebut kelabilan. Kompleks inert adalah yang reaksi pergantian ligannya cukup
lambat. Dengan cara memasukkan bersama-sama zat pereaksi di dalam wadah (Cotton,
1989).
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri atas spectrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat untuk mengukur intensitas energy cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy secara relative jika
energy tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang (khopkar, 1990). Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energy yang
cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spectra uv-visible disebut
spectra elektronik. Keadaan energy yang paling rendah disebut dengan keadaan dasar
(ground state). Transis-itransisi elektronik akan meningkatkan energi molekuler dari
keadaan dasar ke satu atau ion lebih tingkat energy tereksitasi. Penentuan kadar secara
spektrofotometri sinar tampak dilakukan dengan mengukur absorbansi maksimum.
Apabila senyawa fisik tidak berwarna maka senyawa diubah dulu menjadi senyawa
berwarna melalui reaksi kimia dan absorbansi ditentukan dalam daerah sinar tampak.
2. Metode
Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan untuk menunjang eksperimen. Alat
yang digunakan antara lain spektrofotometer UV – Vis, kuvet, spatula, kaca arloji, pipet
tetes, gelas kimia 250 mL, labu ukur 10 mL, pipet ukur 5, 10 mL, ball pipet, batang
pengaduk dan botol semprot.
Adapun bahan yang diperlukan antara lain (NH4)Fe(SO4)2.H2O dan asam
salisilat. Untuk menentukan rumus ion kompleks besi dengan asam salisilat yang perlu
dilakukan adalah dibuat 100 mL larutan (NH4)Fe(SO4)2.H2O 0,02 M dan 100 mL
larutan asam salisilat dengan konsentrasi yang sama (0,02 M). Di isi labu ukur pertama
dengan larutan Fe (III), kemudian di isi labu ukur yang lain dengan kedua larutan dengan
fraksi mol asam salisilat , X berbeda yaitu 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6 ; 0,7 ; 0,8 dan 0,9.
Dicari panjang gelombang maksimum dari setiap larutan pada rentang 400 – 640 nm,
kemduian diukur serapan dari semua larutan pada setiap panjang gelombang
maksimumnya. Dihitung harga Y untuk masing – masing larutan menggunakan
persamaan Y dan X.

3. Hasil dan Pembahasan


Pada percobaan ini, dilakukan penentuan komposisi larutan kompleks ion besi
salisilat menggunakan metode job. Pada percobaan ini digunkan logam Fe3+ sebagai
atom pusat dan asa (asam saisilat) sebagai ligan. Untuk menentukan variasi Fe3+ dan asa
maka dibuat perbandingan terhadap variasi volume Fe3+ : asa dimana kosentrasi Fe3+
dan asa sama yaitu 0,02 M. Digunakan konsentrasi yang sama dengan tujuan agar jumlah
molar logam dan ligan tetap sama sehingga yang berbeda adalah komposisi antara jumlah
Fe3+ dan asa. Jika komposisi ligan semakin banyak maka komposisi logam semakin
sedikit dan jika komposisi ligan semakin sedikit maka komposisi logam semakin besar.
Reaksi yang terjadi antara larutan Fe3+ dan asam salisilat tersebut adalah :
Fe3+ + asa- → [Fe(asa)]3+
Fe3+ + asa- → [Fe(asa)2]2+
Fe3+ + asa- → [Fe(asa)3]+

Pada percobaan ini, digunakan variasi fraksi mol asam salisilat yaitu 0,1 ; 0,2 ; 0,3
; 0,4 ; 0,5 ; 0,6 ; 0,7 ; 0,8 ; dan 0,9. Campuran asam salisilat dengan larutan Fe3+ ,
menghasilkan warna ungu. Warna ini disebabkan oleh adanya transisi elektronik dari
kompleks tersebut. Kompleks ini menunjukan warna komplementernya kerena atom
pusatnya memiliki orbital d yang belum terisi penuh elektron. Adanya orbital d yang
belum terisi penuh ini menyebabkan kemungkinan terjadinya transisi elektronik dari
orbital d yang tingkat energinya terendah ke orbital d yang tingkat energinya tinggi.
Struktur kompleks ini adalah oktahedral sehingga transisi yang terjadi adalah dari orbital
t2g ke orbital eg. Yang kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrometer UV-Vis.
Analisis dengan spektrofotometri UV-Vis diawali dengan penentuan panjang gelombang
maksimum (λmax). Hal ini sangat penting dilakukan dalam analisis secara
spektrofotometri UV-Vis karena pada panjang gelombang maksimum dihasilkan
absorbansi tertinggi yang menunjukkan kepekaan suatu pengukuran sehingga dapat
digunakan untuk analisis suatu larutan dengan konsentrasi rendah. Penentuan panjang
gelombang maksimum dilakukan pada range panjang gelombang 400 – 640 nm dengan
interval 10 nm. Dari hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis tersebut, dapat
diketahu bahwa semakin besar fraksi mol asam salisilat, maka semakin besar pula
absorbansinya (pada panjang gelombang yang sama). Akan tetapi pada konsentrasi
tertentu, besarnya absorbansi semakin kecil. Sehingga hubungan fraksi mol dan
absorbansi dapat dinyatakan sebagai kurva normal. Selain itu, pada panjang gelombang
yang semakin panjang juga terjadi peningkatan besarnya absorbansi (pada fraksi mol
yang sama). Akan tetapi pada panjang gelombang tertentu, absorbansinya semakin
menurun. Panjang gelombang dimana absorbansinya mencapai absorbansi tertinggi inilah
yang merupakan panjang gelombang maksimum. Dalam kurva juga disebut sebagai titik
balik maksimum. Besarnya absorbansi yang tidak selalu naik atau tidak selalu turun
melainkan naik dulu setelah itu mengalami penurunan ini diakibatkan karena reaksi pada
campuran yang sudah melampaui kesetimbangan. Pada percobaan ini panjang gelombang
maksimum yang diperoleh yaitu 510 nm. Secara teoritis, panjang gelombang maksimum
untuk kompleks besi (III) salisilat adalah 520 nm. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
penentuan panjang gelombang maksimum terjadi pergeseran ke panjang gelombang yang
lebih panjang (bathokromik). Hal ini disebabkan oleh adanya perpanjangan konjugasi
atau ikatan jenuh berselang-seling dengan ikatan tunggal yang berpengaruh pada
penyerapan sinar. Selain itu dapat juga disebabkan karena kompleks ini menyerap warna
dari warna koplementer ungu yaitu kuning. Namun munculnya panjang gelombang
maksimum pada daerah UV disebabkan adanya trasisi elektronik yang disebabkan adanya
gugus kromofor yakni cincin benzene yang terdapat pada kompleks tersebut. Pada
panjang gelombang maksimum tersebut, diperoleh absorbansi larutan Fe3+ sebesar 0,377
pada λ 510 nm. Pada percobaan ini, penentuan komposisi ion kompleks dilakukan dengan
metode job atau metode variasi kontinyu. Dalam metode variasi kontinyu, larutan kation
dan ligan dicampur sesuai dengan komposisi yang diinginkan dengan volume total yang
sama. Kemudian absorbansi dari tiap komposisi larutan diukur pada panjang gelombang
maksimum. Besarnya absorbansi pada panjang gelombang maksimum dari semua larutan
tersebut diplotkan dalam grafik. Dari grafik yang diperoleh ini maka didapatkan besarnya
xmaks yang kemudian digunakan untuk menghitung n (jumlah ion asa-) dalam senyawa
kompleks yang terbentuk. Pada percobaan ini diperoleh besarnya n = 1. Sehingga rumus
senyawa dari kompleks besi (III) salisilat yang terbentuk adalah :
Fe3+ + asa- → [Fe(asa)]3+.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1. Metode job atau metode variasi kontinyu dapat digunakan untuk menentukan
rumus untuk ion kompleks besi (III ) salisilat
2. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 510 nm
3. Rumus untuk ion kompleks besi (III) salisilat berdasarkan percobaan adalah
Fe3+ + asa- → [Fe(asa)]

Anda mungkin juga menyukai