Anda di halaman 1dari 8

Nama : Firdaus M.

Kasem

Nim : 180704041

Tugas resume filsafat

Pengertian Filsafat

Pengertian FilsafatFilsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena


yang ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan
mendalami sebab-sebab terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Selain
pengertian di atas dalam pengertiannya filsafat dibagi menjadi dua yaitu secara etimologis
dan terminologis. Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah
atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari kata philien yang berarti
cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi bisa kita artikan bahwa filsafat berarti cinta
akan kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya.

Filsafat menurut Aristoteles


Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahap yang pertama saat dia masih belajar
diakademi plato ketika gagasanya masi sanggat dekat dengan gurunya tersebut ,kemudian
ketika ia mengungsi ,dan terkhir pada waktu ia memimpin lyceum mencakup enam karya
tulisannya yang membahas masalah logika ,yang dianggap sebagai karya-karyanya yang
paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika , Etika, Politik ,Ilmu
kedokteran ,Ilmu alam dan Karya seni.
Di bidang ilmu alam ,ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies- spesies biologi secara sistematis .karyanya ini menggambarkan
kencdrungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan
pada alam.berlawanan dengan plato yang menyatakan bentuk-bentuk ideal benda ,
Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada , pemikiran
lainya dalah tentang gerak dimana dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu
tujuan ,sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis . karena benda tidak dapat
bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana pengerak itu seharusnya
mempunyi pengerak lainya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang
kemudian disebut dengan theos yaitu dalam pengertian bahasa yunani sekarang adalah
Tuhan.
Logika aristoteles adalah suatu sistem berfikir deduktif yang bakan sampai saat ini
masih dianggap sebagai sebagian dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal .meski
demikian dalam penelitian ilmiah ia menyadari pula pentingnya observasi ,eksperimen dan
berfikir induktif. Hal lain dalam kerangka berfikir yang menjadi sumbangan penting
Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru
yang terdapat dari dua kebenaran yang telah ada.
Aristoteles merupakan seorang filsuf dan ilmuan besar pada masa dunia kuno, ketika
manusia pertama kali mengenal potensi besar dalam dirinya .aristoteles menjadi pelopor dari
perkembangan studi tentang logika formal , dan berbagai bidang filsafat keilmuan lainya .
berbagai tulisan telah dibuat oleh Aristoteles dalam menjelaskan pandangan ilmu filsafat
terhadap ilmu pengetahuan. Ia meyakini bahwa setiap aspek kehidupan manusia dapat
dijadikan objek pemikiran dan analisis . ia menekankan bahwa alam semesta tidah
dikendalikan secara kebetuakn oleh sihir , ataupun kehendak dewa semata, melaimnkan di
atur oleh hukum-hukum rasional.
Jika manusia melakukan penyelidikan secara sistematik mengenai berbagai aspek
kehidupan yang mereka jalani , keuntungan dalam memaknai hidup mereka sendiri,
pengamatan yang di lakuka secara empiris, melalui pengalaman individu ditambah dengan
pemikiran logis akan menghasiklan kesimpilan yang lebih rasional tanpa unsur mistis
didalamnya .pemikiran Aristoteles inilah yang mempengaruhidasar-dasar pertumbuhan
peradaban di dunia barat.
Pada masa aristoteles banyak ilmu ilmu baru yang dicetuskan lalu dikadi dan di nalisis
sehingga ilmu itu dapat diterima oleh paham dam pemikiran yang masuk dalam logika akal
manusia sehingga ia mengaplikasikanya dengan teliti dan nyaris sangat sempurna pedapat
dan hasil penemuanya yang kan di kenalkan oleh masyarakat luas . tidak sedikit peneumuan
Aristoteles yang menyimpanag dan kemudian di kaji ulang oleh ilmuan lain sehingga
mendapatkan hasil atau penemuan yang lebih akurat sehingga penemuan nya dapat dibantah
dengan penemuan yang lebih masuk akal .contohnya Galileo yang menemukan penemuan
baru tentang cabang ilmu astronomi yang lebih bisa di terima oleh akal fikiran manusia dan
mudah mengapikasikannya dalam pembelajaran .
Aristoteles memang filsuf yang sanggat luar biasa .didikan yang diperolehnya pada
waktu kecil tetang teknik ilmu bedah dalam dunia kedokteran dari ayahnya mempengaruhi
padangan ilmiah dan pandangan filosofinya .pengalaman bukanlah pengetahuan yang berupa
bayangan berkala . Menurut Aristoteles , alam idea bukan sekedar bayangan , seperti yang
diajarkan plato. Ia mengakui bahwa hakikat segalah sesuatu tidak terletak pada keadaan
bendanya ,melainkan pada pengertian keberadaannya ,yakni pada idea.akan tetapi idea itu
tidak terlepas sama sekali dari keadaan yang nyata .aristoteles adalah murid dari pada plato
yang sangat kritis. Kepada gurunya, plato ia menjukkan bahwa ia sanggat mencintai
kebenaran..oleh karena itu iamengkritik dengan sanggat tajam terhadap plato yang
berpandangan bahwa hakikat segala sesuatu adalah idea yang terlepas dari pengetahuan hasil
indra .selain idea hanya gambaran yang membatasi idea. Bagi Aristoteles , idea dan
pandangan manusia merupakan sumber dari segala yang ada.
Dua belas tahun lamanya Aristoteles belajar di Athena ,selain mengajar ia juga banyak
menulis , sebagian besar buah fikirannya yang tertulis dituliskannya dalam masa itu.
Pandangannya lebih realis daripada pandangan plato yang didasarkan pada yang abastrak .ini
akibat dari didikan pada waktu kecilnya ,yang menghadapkannya senantiasa pada kenyataan
ia terlebih dahulu memandang kepada yang kongkret, yang nyata. Ia bermula dengan
mengumpulkan fakta-fakta . fakta itu disusunya menurut ragam dan jenis atau sifatnya dalam
suatu sistem. Lalau ditinjaunya persangkutpautan satu sama lain. Ia ingin menyelidiki sebab-
sebab yang bekerja dalam keadaan yang nyata menjadi keterangannya . setelah itu barulah di
kemukakkan pendaptnya sendiri dengan alasan dan pertombangan yang rasional. Cara ia
bekerja itu sudah serupa dan mendahului cara kerja ilmiah zaman sekarang . oleh sebab itu ,
tidak mengherankan, kalau Aristoteles mempelajari terlebih dahulu ilmu terapan dan ilmu
pasti, bahkan ia menguasai ilmu yang sifatnya khas bagi kamu ilmuawan seesialis . baru
sesudah itu, ia meningkatkan bidang filsafat ,untuk memperoleh kesimpulan tentang umum .
Aristoteles terkenal sebagai bapak logika, itu tidak berarti bahwa sebelum dia ,tidak
ada logika. Tiap urayan ilmiah berdasarkan logika. Logika tidak lain dari berfikir secara
teratur menurut urutan yangtrpat atau berdasarkan hubungan sebab dan akibat .berfikir
adalah mempertalikan isi pikiran dalam hubungan yang tepat . aristoteles lah yang petama
kalinya membentangkan cara berfikir yang teratur dalam suatu sistem dan hukum -hukum apa
yang menguasai jalan pikiran ?bagaiman mencapai pengetahuan tentang kebenaran ? denan
mengupas masalah ini , Aristoteles menjadi pembagun ilmu logika yang kemudian disebut
analityca. Maksudnya adalah mencapai kebenaran tentang suatu hal dengan menarik
kesimpulan dari kebenaran yang umum.

.HELLENISME
Zaman sesudah Aristoteles adalah zaman baru yang dimulai dengan zaman
pemerintahan Alexander yanag Agung, zaman ini disebut Helenisme. Istilah Helenisme
adalah istilah modern yang diambil dari bahasa Yunani Kuno Hellenizein, yang berarti
berbicara atau berkelakuan seperti orang Yunani. Yang dimaksud dengan Helenisme klasik
yang ada di Yunani itu ialah kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4
SM. Dalam pengertian yang lebih luas, Helenisme adalah istilah yang menunjuk kebudayaan
yang merupakan gabungan antara budaya Yunani dan budaya Asia kecil, Siria, Mesopotamia,
dan Mesir yang lebih tua. Gabungan itu terjadi selama tiga abad
setelah meninggalnya Alexander yang Agung pada tahun 323 SM. Seorang dikatakan Hellene
bila ia berbicara dan menggunakan kebudayaan Yunani,
Jadi pemikiran filsafat Helenisme adalah filsafat Yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau
sebuah pemikiran untuk menjadi suatu kebenaran yang terjadi pada masa Yunani kuno.
Secara umum filsafat Helenisme tidak begitu orisinil, karena tidak ada Plato baru atau
Aristoteles baru yang muncul dalam panggung. Sebaliknya, kedua filsuf besar itu menjadi
sumber ilham bagi sejumlah aliran filsafat pada zaman itu seperti Epicurisme, Stoaisme,
Skeptisme dan NeoPlatonisme.

TOKOH-TOKOH FILSAFAT ISLAM DI TIMUR


 Al-Kindi

Nama lengkapnya adalah Abdul Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Ash-Shabah bin Imran
bin Ismail bin Muhammad bin al-Asy’ats bin Qeis al-Kindi. Ia dilahirkan di kota Kufah, ia
memperoleh pendidikan masa kecilnya di Bashrah. Tetapi tumbuh dewasa dan meninggal di
Baghdad, ia terlibat dalam gerakan penerjemahan dan penulis buku. Namun, itu tidak berarti
bahwa Al-Kindi hanya ahli penerjemahan, karena penulis buku tersebut Ibnu Juljul
menerangkan lebih lanjut :”Ia (Al-Kindi) telah menerjemahkan banyak buku filsafat,
menjelaskan berbagai masalah, menyimpulkan berbagai problema yang sulit dan sukar
dipahami”. Lebih lanjut dia melanjutkan :” Al-Kindi menguasai ilmu kedokteran, filsafat,
ilmu pasti, semantik, pandai mengubah lagu, menguasai ilmu ukur (Geometri), aljabar, ilmu
falak dan astronomi”. Dari hasil menerjemah dan menulis buku, dia memiliki banyak harta
untuk mengaji banyak orang guna menerjemahkan naskah-naskah ilmu pengetahuan dan
filsafat dalam rangka mengisi dan melengkapi perpustakaan pribadinya, yaitu Al-
Kindiyyah. Al-Kindi mempelajari berbagai cabang ilmu keagamaan seperti hukum syariat
dalam ilmu kalam. Ia turut menyumbangkan pemikirannya secara efektif dalam memasukkan
filsafat kedalam khazanah pemikiran Islam. Tidaklah mengherankan jika Al-Kindi menguasai
banyak ilmu pengetahuan, karena ia hidup di beberapa kota yang merupakan pusat
perkembangan ilmu. Di Kufah ia mempelajari ilmu kimia dan setelah ia pindah ke Baghdad,
ia berkecimpung langsung di dunia pendidikan ilmu dan filsafat hingga berhasil menguasai
dengan baik.
 Al-Farabi

Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn
Auzalagh. Al-Farabi seorang filosof Islam berkebangsaan Turki, ia adalah seorang yang
tertarik pada ilmu pasti dan semantik. Di Baghdad ia berhubungan dengan Abu Basyr Matta
bin Yunus seorang ahli semantik terkemuka, dua puluh tahun Al-Farabi tinggal di Baghdad
hingga ia mendapat julukan “Guru Kedua” karena ia adalah orang pertama yang memasukkan
ilmu semantik dalam kebudayaan Arab, sama halnya dengan Aristoteles yang disenut “Guru
Pertama” karena ia adalah orang yang menciptakan ilmu semantik.Di Aleppo, yakni di istana
Sultan Saifud-Daulah Al-Hamdani, ia bertemu dengan para sastrawan, penyair, ahli bahasa,
ahli fiqh dan kaum cendekiawan lainnya. Disana ia memperoleh kedudukan paling menonjol
sebagai seorang filosof. Di Aleppo Al-Farabi tinggal kurang lebih 10 tahun dan selanjutnya
pindah ke Damaskus karena hubungan kedua penguasa kota tersebut semakin memburuk.
 Filsafat Al-Farabi

Al-Farabi dalam karyanya Tahshil As-Sa’adah menyebutkan “Untuk menjadi filosof


yang betul-betul sempurna, seseorang harus memiliki ilmu-ilmu teorotis dan daya untuk
menggali ilmu-ilmu itu demi kemanfaatan orang lain sesuai dengan kapasitas mereka”. Al-
Farabi mengikuti Plato, berpendirian bahwa setiap filosof sejatinya dibebani tugas untuk
mengkomunikasikan filsafat mereka kepada orang lain, dan bahwa tugas ini sangat penting
untuk memenuhi cita ideal filsafat.Filsafat Al-Farabi lebih condong kapad afilsafat Plato
daripada filsafat Aristoteles. Al-Farabi sependapat dengan Plato bahwa alam ini adalah
“baru” dan terjadi dari tidak ada, pendapat senada juga diungkap oleh Al-Kindi.
enua Amerika oleh Columbus) sebagai data akhirnya.
Pada masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa, sebagaimana halnya dengan filsafat
Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran filsafat Abad
Pertengahan didominasi oleh agama.
Periode Abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya.
Perbedaan ini terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama kristen pada permulaan abad
masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan agama. Zaman pertengahan adalah
zaman keemasan bagi kekristenan. Disinilah yang menjadi persoalannya, karena agama
kristen itu mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Hal ini
berbeda dengan pandangan Yunani Kuno mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh
kemampuan akal.

Rasionalisme Filsafat Berbasis Akal

Filsafat berbasis akal berarti filsafat berasal dari pemikiran manusia secara rasional
(akal). Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa akal (rasio) adalah
alat terpenting dalam mencari, memperoleh, dan menguji pengetahuan. Pengetahuan dicari
dengan akal, dan temuannya diukur dengan akal juga. Rasionalisme mengajarkan bahwa
pengatahuan di peroleh dengan cara berfikir, alat dalam berfikir itu ialah kaidah-kaidah
logis atau kaidah-kaidah logika.

Pengertian Filsafat Rasionalisme


Filsafat Rasionalisme satu aliran filsafat modern, yaitu empirisme. Rasionalisme
mengatakan bahwa pengenalan yang sangat sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan
inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. Lebih detail, Rasionalisme
adalah merupakan faham atau aliran yang berdasarkan rasio, ide-ide yang masuk akal.
Selain itu tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
Tokoh-Tokoh Rasionalisme
Tokoh-tokoh terpenting aliran rasionalisme adalah Rene Descartes, Baruch Spinoza,
G.W Leibnitz, Blaise Pascal, Cristian Wolf, dan Nicholas Malerbranche. Namun,
Descartes, Spinoza, dan Leibniz adalah tiga tokoh besar filsafat rasionalisme sebelum itu,
mereka yang menguraikan pengertian rasionalisme terlebih dahulu.
1. Rene Deskartes ( 1596-1650)
Descartes lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. bukunya di caurs deia
methode ( 1537) dan meditations ( 1642) kedua buku ini saling melengkapisatu sama lain.
Didalam kedua buku inilah ia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode ini juga
sering disebut cogito Descartes, atau metode catigo saja.
Ia mengatahui bahwa tidak mudah meyakinkan tokooh-tokoh gereja. Bahwa dasar
filsafat vharuslah rasio (akal) untuk meyakinkan orang bahwa dasar filsafat haruslah akal,
ia menyusun orgumentasi yang sangat terkenal.
Untuk menemukan basis yang kuat bagi filsafat, Descartes meragukan (lebih dahulu
segala sesuatu yang dapat diragukan. Didalam mimpi seolah olah seorang mengalami
sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi, persis seperti tidak mimpi (juga) begitu pula pada
pengalaman halusinasi, ilusi dan kenyataan gaib. Tidak ada batas yang tegas antara mimpi
dan jaga. Tatkala bermimpi, rasa-rasanya seperti bukan mimpi.
Benda-benda dalam mimpi, halusinasi, ilusi dan kejadian dengan roh halus itu, bila
dilihat dari posisi kita juga, itu tidak ada. Akan tetapi benda-benda itu sunguh-sunguh ada
bila dilihat dari posisi kita dalam mimpi. Hausinasi. Ilusi dan roh halus.

2. Baruch Spinoza ( 1632-1677 M)


Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677 M. nama
aslinya banich SPINOZA. Setelah ia mengucilkan dirinya dari agama yahudi, ia mengubah
namanya menjadi benedictus de Spinoza ia hidup dipinggiran kota dan baik Spinoza
maupun leibniz ternyata mengikuti pemikiran Descartes itu. Dua tokoh terakhir ini menjadi
substansi sebagai tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga mengikuti
metode Descartes, tiga filosof ini, descartos, spinozo dan leigniz, biasanya dikelompokkan
dalam satu mazhab. Yaitu rasionalisme.

3. G. W leitniz (1646-1716)
Gotifried willheim von Leibniz lahir pada tahun 1646 dan meninggal pada tahun 1716
dan meninggal pada tahun 1718. ia filosofi jerman matamatikawan, menjadi atasan,
pembantu pejabat tinggi Negara. Pusat metafisikanya adalah ide tentang substansi yang di
kembangkan dalam konsep monad.
Metafisika leigniz sama memusatkanperhatian pada substansi. Bagi spinoz sama
memusatkan perhatian pada substansi. Bagi Spinoza ,alam semesta ini mekanistis dan
keseluruhnya bergantung pada sebab, sementara substansi pada leigniz adalah tujuan.
Penentuan prinsip filsafat leitniz ialah prinsip akan yang mencukupi, yang secara
sederhana dapat di rumuskan sesuatu harus mempunyai masalah bahkan tuhan harus
mempunyai masalah untuk setiap yang di ciptaan-nya. Kita lihat bahwa prinsip ini
menuntun filsafat leigniz.Sementara sfinoza berpendapat bahwa hanya ada satu substansi,
Leitniz berpendapat bahwa substansi itu monad, setiap monad berbeda satu dengan yang
lain dan tuhan (sesuatu yang super monad dan satu-satunya monad yang tidak di cipta
adalah pencipta monad-monad itu. Maka karya leigniz tentang ini di beri judul menadologis
(studi tentang monad / yang di seterusnya 1714)

Filsafat empirisme
Ilmu-ilmu empiris ini memperoleh bahan-bahan untuk sesuatu yang dinyatakan sebagai
hasil atau fakta dari sesuatu yang dapat diamati dengan berbagai cara. Bahan-bahan ini
terlebih dahulu harus disaring, diselidiki, dikumpulkan, diawasi, diverifikasi, diidentifikasi,
didaftar, dan diklasifikasikan secara ilmiah. Paham empirisme telah banyak didiskusikan oleh
orang-orang di bangku perkuiahan. Banyak yang menyatakan bahwa suatu penelitian itu
harus didasarkan atas data empiris, namun menurut penulis dengan data empiris saja
penelitian tidak cukup dan harus juga berdasarkan rasionalisme logis. Tuhan telah
menciptakan akal bagi manusia sehingga membedakannya dengan makhluk-makhluk yang
lain. Akal harus difungsikan dalam suatu penelitian agar pembaca memiliki gambaran yang
kuat untuk menerima hasil kajian ilmiah dari peneliti yang akan dijadikan sebagai
pengetahuan.
Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau
pengalaman. Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Kata empirisme
menurut Amsal Bakhtiar berasal dari kata Yunani empereikos yang berarti pengalaman.
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman inderawi. Hal ini
dapat dilihat bila memperhatikan pertanyaan seperti: “Bagaimana orang mengetahui es itu
dingin?” Seorang empiris akan mengatakan, “Karena saya merasakan hal itu dan karena
seorang ilmuan telah merasakan seperti itu”. Dalam pernyataan tersebut ada tiga unsur
yang perlu, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek), dan cara dia mengetahui
bahwa es itu dingin. Bagaimana dia mengetahui es itu dingin? Dengan menyentuh langsung
lewat alat peraba.dengan kata lain, seorang empiris akan mengatakan bahwa pengetahuan
itu diperoleh lewat pengalaman-pengalaman inderawi yang sesuai. Oleh sebab itu,
empirisme dinisabatkan kepada faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama
pengetahuan yang dimaksudkan dengannya ialah baik pengalaman lahiriah yang
menyangkut dunia maupun pengalaman batiniyah yang menyangkut pribadi manusia.
Adapun kekurangan empirisme menurut positivisme bahwa empirisme belum terukur.
Empirisme hanya sampai pada konsep-konsep umum, seperti kelereng ini kecil, bulan lebih
besar, bumi lebih besar lagi, matahari sangat besar, demikianlah seterusnya. Konsep ini
belum operasional, karena belum terukur. Jadi, masih perlu alat-alat lain seperti paham
positivisme.

Kritisisme
Filasafat yang di kenal dengan kritisisme adalah filsafat yang di introdusir oleh
Immanuel Kant. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan
rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda dengan
corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Kant
mengadakan penelitian yang kritis terhadap rasio murni dan memugar sifat objektivitas dunia
ilmu pengetahuan dengan menghindarkan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan sifat sepihak
empirisme. Gagasan ini muncul karena pertanyaan mendasar dalam dirinya, yaitu Apa yang
dapat saya ketahui? Apa yang harus saya lakukan? Dan Apa yang boleh saya harapkan?.
Filsafat Kant disebut sebagai filsafat kritis, karena pemikirannya mengkritik pandangan
empirisme dan rasionalisme sebagai dua pandangan yang bertentangan dalam filsafat, terutama
sejak renaisans dan pencerahan. Kant kemudian menyatakan bahwa kedua pandangan ini berat
sebelah. Kant berusaha menganalisis syarat-syarat serta batas-batas kemampuan rasional
manusia serta dimensinya yang murni teoritis dan praktis-etis dengan menggunakan rasio itu
sendiri. Titik tolak analisis kant bertolak dari analisis terhadap kegiatan akal-budi, lalu
mencoba memahami kemampuan serta batas-batas akal budi itu. Analisi itu bersifat kritis dan
bukan psikologi dengan mencari daya/potensi yang berperan dalam proses ilmiah. Analisisnya
lebih bersifat kritis logis yang meneliti hubungan antar unsur-unsur isi pengertian satu sama
lain.
Kant menerima nilai obyektif dari ilmu-ilmu positif, sebab mereka menghasilkan
kemajuan hidup sehari-hariselain itu ia juga menerima nilai obyektif dari agama dan
moral,sebab mereka memberikan kemajuan dan kebahagiaan. Pengertian itu semua sintetis
apriori. Maka timbulah petanyaan : dasar obyektifitas pengertian semacam itu apa? Sudah jelas
bahwa dasarnya ukan empiris itulah yang akan diteliti oleh Emmanuel kant.

Filsafat Positivisme
Positivisme adalah salah satu aliran filsafat modern. Istilah Positivisme pertama kali
digunakan oleh Saint Simon (sekitar 1825). Prinsip filosofik tentang positivisme
dikembangkan pertama kali oleh seorang filosof berkebangsaan Inggris yang bernama Francis
Bacon yang hidup di sekitar abad ke-17 .Ia berkeyakinan bahwa tanpa adanya pra asumsi,
komprehensi-komprehensi pikiran dan apriori akal tidak boleh menarik kesimpulan dengan
logika murni maka dari itu harus melakukan observasi atas hukum alam.
Positivisme diturunkan dari kata positif, dalam hal ini positivisme dapat diartikan sebagai
suatu pandangan yang sejalan dengan empirisme, menempatkan penghayatan yang penting
serta mendalam yang bertujuan untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan yang nyata,
karena harus didasarkan kepada hal-hal yang positivisme. Dimana positivisme itu sendiri hanya
membatasi diri kepada pengalaman-pengalaman yang hanya bersifat objektif saja. Hal ini
berbeda dengan empirisme yang bersifat lebih lunak karena empirisme juga mau menerima
pengalaman-pengalaman yang bersifat batiniah atau pengalaman-pengalaman yang bersifat
subjektif juga.Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan
metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Sesungguhnya aliran ini menolak adanya spekulasi teoritis sebagai suatu sarana untuk
memperoleh pengetahuan (seperti yang diusung oleh kaum idealisme khususnya idealisme
Jerman Klasik).

Anda mungkin juga menyukai