UNIVERSITAS INDONESIA
OKTOBER 2018
NPM : 1706073490
A. Latar Belakang
Filsafat bersala dari bahasa Yunani kuno, yaitu philosophia. Kata “philosophia”
terdiri dari kata “philos”, yang berarti cinta dan “sophos”, yang berarti
kebijaksanaan. Sehingga diperoleh bahwa “philosophia” berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom). Istilah “philosophia” pertama kali muncul
sebagai protes Socrates terhadap kaum “Shopist”, yaitu kaum terpelajar yang pada
waktu itu menamakan dirinya sebagai seorang yang bijaksana. Karena menurut
Socrates kebijaksanaan itu hanyalah semu belaka, maka ia lebih suka menamakan
dirinya “pecinta kebijaksanaan (philosophus)”. Oleh karena begitu luas dan
dalamnya filsafat itu maka orang tidak akan dapat menguasainya dengan
sempurna dan tidak akan pernah mengatakan selesai belajar, karena
“kebijaksanaan” itu lebih dari pengetahuan ilmiah belaka. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa “filsafat adalah pengetahuan yang mempelajari sebab-
sebab yang pertama atau prinsip-prinsip yang tertinggi dari segala sesuatu yang
dicapai oleh akal budi manusia. Cinta kebijaksanaan dalam filsafat inilah yang
kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran filosofi para filsuf untuk menjawab
persoalan-persoalan kehidupan, yang kemudian melahirkan berbagai ilmu
pengetahuan. Sehingga filsafat memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat
dengan ilmu pengetahuan yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan
yang lain.
ISI
A. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari kata phylo dan
sophos. Phylo artinya cinta dan sophos artinya bijaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dalam bahasa Yunani kuno,
Phylo itu memiliki tiga makna, yaitu eros, agaphe, dan filia. Eros diartikan sebagai
relasi, yang mana makna cinta pada kata ini adalah cinta yang tujuan akhirnya tidak
lain untuk bereproduksi atau dapat dikatan sebagai cinta yang dipenuhi nafsu. Lalu
agaphe diartikan sebagai cinta yang vertikal, yaitu usaha dan upaya untuk
mengeluarkan perasaan yang berhubungan dengan dewa-dewi yang melahirkan
sistem ritual atau dengan kata lain disebut sebagai cinta yang religius. Sedangkan
filia merupakan cinta dengan bentuk kasih sayang yang memunculkan tanggung
jawab, yang mana setiap filsuf diharapkan dapat mempertanggungjawabkan setiap
tindakan dan pemikirannya dengan bijaksana.
Tulisan filsafat pertama yang sistematis ditulis oleh Plato (428-348 SM).
Hampir semua tulisannya merupakan dialog yang menggunakan tokoh Socrates.
Tulisan-tulisan Plato tersebut kemudian memunculkan budaya akademik dan yang
kemudian dihasilkan sebagai pengetahuan. Wujud dari budaya akademik yang
dimunculkan oleh Plato adalah dengan mendirikan lembaga “Akademia” pada
tahuun 387 SM, yang merupakan perguruan tinggi pertama di dunia. Untuk
menggambarkan alur pemikiran atau filsafat yang hidup pada masa Plato dan
Aristoteles, Rafael Sanzio membuat suatu karya besar pada tahun 1510, yaitu
lukisan “School of Athens”. Yang mana pada lukisan tersebut digambarkan Plato
yang menunjuk ke atas dan Aristoteles yang merentangkan tangan ke bawah
sambil memegang sebuah buku etika berdiri di dekat para ilmuwan Romawi dan
Yunani kuno.
Hasil berfilsafat para filsuf di masa lalu melahirkan ilmu pengetahuan dan
ilmu pengetahuan tersebut turut mempengaruhi peradaban manusia, mulai dari
aspek terkecil seperti sosial masyarakat hingga perkembangan teknologi. Pada
masa Yunani kuno terdapat suatu kota yang bernama Polis, yang dinilai sebagai
kota yang beradab di Yunani. Dari kota Polis ini kemudian melahirkan istilah
politik, yang pada dasarnya dimaksudkan agar mencapai keberadaban. Dengan
keberadaban kota Polis ini, manusia mengenal kata “city (kota)”. Yang mana, city
berasal dari dari kata civil society (kota yang peduli terhadap perbedaan-
perbedaan karena dinilai sudah beradab) dan hingga saat ini manusia masih
menggunakan kata “kota” untuk merujuk pada daerah yang lebih maju
peradabannya dibandingkan dengan daerah yang cenderung tertinggal (pedesaan).
Teoritis:
Abstrak: Praktis/ Produktif:
- Fisika
- Metafisika - Etika
- Biologi
- Theologi - Seni
- Ekonomi
-Matematika - Sastra
- Antropologi
- Sosiologi
Logiika
D. Sistematika Filsafat
1. Metafisika/ Ontologi
Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran Plato dengan teori
idenya. Menurut Plato, segala yang ada di alam pasti memiliki ide, yaitu konsep
universal dari tiap sesuatu. Karena teorinya tersebut, Plato disebut sebagai bapak
idealisme. Plato menentang materialisme. Serangan Plato jatuh pada gagasan saat
ia menemukan teori hedonisme pada manusia, sehingga manusia tidak mau
berpikir (materialis etiks) dan hal ini sangat berbahaya bahkan dapat
menghancurkan Yunani kuno.
2. Epistomologi
3. Aksiologi
Aksiolgi berasal dari bahasa Yunani, axios yang berarti nilai dan logos
yang berarti ilmu. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Nilai yang dimaksud
adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan
tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai ini mengacu pada permasalahan etika
dan estetika.
4. Logika
Logika adalah filsafat tentang pikiran atau penalaran atau cara berpikir
benar dan salah. Logika terbagi atas dua jenis, yaitu logika formal dan logika
material atau kritik. Logika formal mempelajari asas-asas, hukum-hukum, norma-
norma berpikir yang harus ditaati agar dapat berpikir dengan benar dan mencapai
kebenaran. Sedangkan logika material mempelajari materi atau isi pengetahuan
dan bagaimana proses menimba ilmu pengetahuan serta bagaimana materi (isi)
pengetahuan itu dapat dipertanggungjawabkan. Buku logika yang terkenal dalam
sejarah adalah “Organon” karya Aristoteles.
KESIMPULAN