Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN 2

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

A. Yunani Kuno

Periode filsafat Yunani disebut Entry Point untuk mengawali fase baru peradaban manusia. Para
pemikir mengadopsi an inquiring attitude (sikap kritis dalam mempelajari sesuatu) dan tidak menerima
sesuatu berdasarkan pada sikap receptive attitude (Sikap menerima begitu saja). Selama periode ini
banyak ilmuwan terkenal bermunculan, filsafat juga berkembang dengan pesat serta mencapai
puncak kejayaan. Ahli filsafat yang terkenal masa tersebut diantaranya:

1. Thales (625-545 SM)

Thales dikenal sebagai salah satu filsuf pertama yang mencoba menjelaskan alam semesta secara
rasional dan sistematis, daripada menggunakan mitos atau penjelasan mitologis. Berikut adalah
beberapa poin penting tentang perkembangan filsafat ilmu pada periode Thales:

 Thales dikenal karena upayanya untuk menemukan "arkhe" atau asal mula yang mendasari
semua fenomena alam. Dia mencari prinsip dasar atau elemen yang konstan di balik semua
perubahan alam.
 Thales meyakini bahwa air adalah elemen dasar (arkhe) yang membentuk segala sesuatu di
alam semesta. Ini adalah salah satu contoh awal dari upaya manusia untuk merumuskan
penjelasan rasional tentang alam semesta. Thales mendasarkan pandangannya pada
pengamatan alam dan pemikiran rasional. Dia mencoba memahami alam semesta dengan
menggunakan akal budi dan berusaha untuk menjelaskan fenomena alam dengan cara yang
lebih logis. Dalam kontrast dengan penjelasan mitologis yang banyak berdasarkan dewa-
dewa dan cerita-cerita, Thales mencoba menggantikan pengetahuan mitos dengan
pengetahuan yang lebih rasional dan empiris.

2. Pythagoras (580-500 SM )

Pythagoras dan pengikut-pengikutnya, yang dikenal sebagai Pythagoreans, mengembangkan


konsep-konsep matematika yang menjadi dasar bagi banyak cabang ilmu pengetahuan dan filsafat
ilmu selanjutnya. Berikut adalah beberapa poin penting tentang perkembangan filsafat ilmu pada
periode Pythagoras:

 Pythagoras dan Pythagoreans mempercayai bahwa matematika adalah bahasa dasar alam
semesta. Mereka menganggap bahwa angka dan hubungan matematika adalah kunci untuk
memahami struktur dan tatanan alam.
 Salah satu kontribusi terkenal Pythagoras adalah teorema Pythagoras,Yaitu dari tiga sisi
segitiga siku-siku, menerangkan bahwa kuadrat sisi miring dari segitiga siku-siku sama
dengan kuadrat jumlah dari sisi yang lainnya(a2+b2=c2)=c a dan b panjang dari kedua sisi
yang lain.
 Pythagoras menyatakan jika bumi bukanlah Sentral dari alam semesta melainkan api
(hestia), ibarat perapian yang menjadi pusat rumah. dia dan para pengikutnya percaya bahwa
bumi dan benda langit lainnya berbentuk bulat

3. Heraclitus (540- 480 SM)

Heraclitus adalah salah satu filsuf Yunani kuno yang paling terkenal karena pandangannya tentang
alam semesta yang berubah secara konstan. Konsep-konsep yang dikembangkan oleh Heraclitus
memiliki pengaruh yang signifikan pada perkembangan filsafat ilmu. Berikut adalah beberapa poin
penting tentang perkembangan filsafat ilmu pada periode Heraclitus:
 Heraclitus dikenal dengan ajarannya tentang "panta rhei," yang berarti "segalanya mengalir"
atau "segalanya berubah". Ia memandang alam semesta sebagai sesuatu yang selalu dalam
perubahan dan pergerakan.
 Heraclitus menganggap elemen api sebagai prinsip dasar yang mendasari alam semesta.
Baginya, api adalah Simbol perubahan dikarenakan api dapat mengubah segalanya menjadi
abu, sedangkan Api masih tetap api.

3. Parmenides

Parmenides adalah seorang filsuf prasokratis, mengembangkan pemikiran yang berdampak besar
pada perkembangan filsafat ilmu. Berikut adalah beberapa poin dalam perkembangan filsafat ilmu
selama periode Parmenides:

 Monisme: Parmenides adalah seorang monis, yang berarti dia meyakini bahwa hanya ada
satu realitas yang benar, yaitu "ada" atau "keberadaan." Ini berlawanan dengan pandangan
prasokratis sebelumnya yang sering menganggap dunia sebagai keragaman unsur-unsur
yang berubah.
 Parmenides menghubungkan keberadaan yang tak berubah dengan ilmu pengetahuan yang
pasti. Baginya, realitas adalah satu-satunya hal yang dapat diketahui dengan pasti,
sementara apa yang berubah dan berfluktuasi adalah ilusi.
 Filsuf ini menolak gagasan perubahan dalam filsafat. Baginya, perubahan adalah ilusi, dan
kita hanya dapat memahami keberadaan yang tidak berubah.
 Pemisahan antara Opini dan Pengetahuan: Parmenides membedakan antara "jalan
kebenaran" yang merupakan jalan pengetahuan yang pasti dan pandangan orang biasa yang
berdasarkan opini dan persepsi yang keliru.

Jadi, selama periode Parmenides, perkembangan filsafat ilmu berkaitan dengan pemikiran tentang
keberadaan yang tak berubah, pemisahan antara pengetahuan dan opini, serta penolakan terhadap
gagasan perubahan sebagai bagian dari realitas sejati.

4. Socrates

Socrates adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam filsafat Yunani kuno, dan pemikirannya
memengaruhi perkembangan filsafat ilmu. Berikut beberapa poin dalam perkembangan filsafat ilmu
selama periode Socrates:

 Socrates terkenal karena metodenya yang unik dalam mencari pengetahuan. Dia
menggunakan dialog dan pertanyaan-pertanyaan tajam untuk mendorong orang lain untuk
berpikir secara kritis dan mencari kebenaran. Metode ini disebut "elenchos" atau
"dialegomenoi" dan menjadi cikal bakal metode ilmiah.
 Socrates lebih dikenal sebagai filsuf etika, kontribusinya juga berpengaruh pada
perkembangan filsafat ilmu. Penggunaan metode dialektisnya membantu membangun
fondasi bagi pertanyaan filosofis yang lebih luas, termasuk yang terkait dengan alam dan
pengetahuan.
 Socrates sering memulai dialog dengan pertanyaan tentang definisi, seperti; "Apa itu
keadilan?" atau "Apa itu kebaikan?" Upaya untuk mendefinisikan konsep-konsep ini secara
tajam dan logis membantu dalam pengembangan pemikiran tentang konsep dan terminology
yang akurat dalam filsafat ilmu.

Jadi, selama periode Sokrates, perkembangan filsafat ilmu tercermin dalam metodenya yang
dialektis, eksplorasi definisi, dan pengaruhnya terhadap pemikiran generasi filsuf selanjutnya.

5. Plato(427-347SM)
Plato, seorang murid Socrates, mengembangkan banyak ide-ide yang mempengaruhi perkembangan
filsafat ilmu. Karyanya yang berjudul Republik secara garis besar menjelaskan pemikirannya tentang
keadaan ideal, pada buku ini Socrates merupakan tokoh utama dalam dialog tentang hukum politik
filsafat dan berbagai persoalan lainnya. Berikut adalah beberapa poin kunci dalam perkembangan
filsafat ilmu selama periode Plato:

 Salah satu konsep paling terkenal dan berpengaruh dari pemikiran Plato adalah teori bentuk.
Dia percaya bahwa di luar dunia nyata yang berubah, ada dunia yang lebih nyata yang terdiri
dari bentuk-bentuk atau ide-ide abstrak yang sempurna. Plato berpendapat bahwa
pengetahuan sejati adalah pengetahuan tentang bentuk-bentuk ini, dan dunia nyata hanya
merupakan bayangan atau salinan dari bentuk-bentuk tersebut.
 Plato juga mempengaruhi perkembangan metode ilmiah dengan mengajukan pentingnya
pengamatan, pengukuran, dan analisis data dalam mencapai pengetahuan yang akurat. Dia
memandang dunia fisik sebagai dunia yang berubah dan tidak sepenuhnya dapat diandalkan
untuk mencapai pengetahuan sejati
 Konsep pemisahan antara dunia material dan dunia ide dalam pemikiran Plato berdampak
pada pemahaman tentang realitas dan pengetahuan. Dunia ide adalah tempat di mana
kebenaran sejati dapat ditemukan, sedangkan dunia material adalah dunia yang berubah dan
penuh dengan ilusi.

Jadi, selama periode Plato, perkembangan filsafat ilmu tercermin dalam konsep teori bentuk,
pemisahan antara dunia material dan dunia ide, serta pengaruhnya terhadap metode ilmiah.

6. Aristoteles

Periode Aristoteles adalah salah satu fase paling signifikan dalam perkembangan filsafat ilmu.
Aristoteles, seorang murid Plato, membuat kontribusi besar dalam membangun dasar-dasar filsafat
ilmu modern. Kontribusi yang ia berikan yaitu dalam bidang fisika, metafisika, politik, etika, ilmu alam
dan ilmu kedokteran. Aristoteles menjadi orang yang pertama kali menghimpun dan
mengklasifikasikan spesies-spesies biologi dengan sistematis. Lalu, di bidang politik, menurutnya
gabungan bentuk monarki dengan Demokrasi merupakan bentuk politik yang paling ideal. Berikut
beberapa poin dalam perkembangan filsafat ilmu selama periode Aristoteles:

 Aristoteles mengembangkan teori hilemorfisme, yang menggambarkan objek sebagai


gabungan antara materi (hyle) dan bentuk (morphe). Konsep ini membantu dalam memahami
bagaimana substansi individu dalam dunia fisik memiliki sifat-sifatnya.
 Aristoteles menekankan pentingnya pengamatan empiris dalam memahami dunia fisik. Dia
memandang pengamatan dan analisis data empiris sebagai cara yang penting untuk
memperoleh pengetahuan tentang alam.
 Aristoteles mengembangkan sistem klasifikasi dan kategorisasi yang menjadi dasar bagi
banyak ilmu pengetahuan. Contohnya, dia mengklasifikasikan organisme ke dalam berbagai
kategori berdasarkan ciri-ciri umum, dan konsep ini memengaruhi perkembangan taksonomi
biologi.
 Aristoteles menulis banyak karya tentang ilmu alam, yang mencakup fisika, biologi, dan
astronomi. Dia memandang alam sebagai berhierarki dan mencoba menjelaskan prinsip-
prinsip dasar yang mengatur perubahan dan gerakan dalam dunia fisik. Karya
"Metafisika"nya juga berbicara tentang ontologi dan eksistensi.
 Aristoteles mengembangkan sistem logika formal yang dikenal sebagai logika Aristotelian.
Konsep-konsep seperti syllogisme dan kategorisasi proposisi menjadi bagian penting dari
pemikiran ilmiah dan filosofis selanjutnya.

Jadi, selama periode Aristoteles, perkembangan filsafat ilmu tercermin dalam konsep hilemorfisme,
penekanan pada pengamatan empiris, pengembangan logika formal, serta kontribusi besar dalam
ilmu alam dan klasifikasi ilmiah.
B. Perkembangan Ilmu Dalam Islam

Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, tetapi juga membuktikan kecintaan
terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat kepada para ilmuwan,tanpa memandang agama
mereka. Periode antara 750 M hingga 1200 M adalah masa keemasan dunia islam. Plato dan
Aristoteles telah memberikan pengaruh yang besar pada mazhab-mazhab islam. Khususnya Mazhab
Paripatetik.

1. Abu Ya’kub Al-Kindi

Dianggap sebagai filsuf arab yang pertama kali mempelajari filsafat.

 Buku-buku al-kindi membahas mengenai berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti


geometri, aritmetika, astronomi,musik,logika, dan filsafat.
 Ibnu Abi Usaibi’a menanggap al-kindi sebagai penerjemah terbaik kitab-kitab ilmu kedokteran
dari bahasa yunani ke dalam bahasa Arab.

2. Abu Nasr al-Farabi

Ia sangat berjasa dalam mengenalkan dan mengembangkan cara berpikir logis (logika) kepada dunia
islam.

 Berbagai karangan Aristoteles, seperti Categories, Hermeneutics, First,dan Second Analysis


telah diterjemahkan kedalam bahasa arab.
 Al-Farabi telah telah membicarakan berbagai sistem logika dan cara berfikir deduktif maupun
induktif.
 Ia juga diangga sebagai peletak dasar pertama ilmu musik dan menyempurnakannya dari
apa yang dibuat pendahuluannya.
 Al-Farabi mengklasifikasin ilmu kedalam tujuh cabang yaitu; logika, percakapan, matematika,
fisika, metafisika, politik dan ilmu fikih(hukum).
 Al-Farabi juga mengembangkan hierarki wujud, yaitu; (1) Puncak hierarki wujud adalah
Tuhan yang merupakan sebab bagi keberadaan yang lain. (2)para malaikat dibawahnya
merupakan sebab keberadaan yang lain, (3) benda-benda langit (angkasa), (4)kemudian
benda-benda bumi.

3. Ibn Sina

dikenal di Barat dengan sebutan Avicenna. Selain sebagai seorang filsuf ia dikenal sebagai
seorang dokter dan penyair. Ilmu pengetahuan yang ditulisnya banyak yang ditulis dalam bentuk
syair.

 Dalam kitab Qanon Ibn Sina telah menekankan betapa pentingnya penelitian dan
eksperimental untuk menemukan khasisat suatu obat
 ia menyatakan bahwa daya sembuh suatu jenis obat sangat tergantung pada ketepatan dosis
dan ketepatan waktu pemberian.
 ibn Sina membagi filsafat atas bagian yang bersifat teoritis (matematika, fisika, dan
metafisika) dan bagian yang bersifat praktis (politik dan etika)
 ia mengatakan alam pada dasarnya adalah tensi (mumkim al-wujud) dan tidak mungkin bisa
mengadakan dirinya sendiri tanpa ada Tuhan.
 ia mengelompokan ilmu kedlam tiga jenis, yakni (1)objek-objek yang secara niscaya tidak
berkaitan dengan materi dan gerak (metafisik) (2)objek-objek yang senantiasa berkaitan
dengan materi dan gerak (fisika) (3)objek-objek yang pada dirinya immaterial tetapi kadang
melakukan kontak dengan materi dan gerak (matematika)

Filsafat ilmu dalam Islam telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan, terjemahan karya-karya klasik, serta perkembangan metode ilmiah dan pendidikan. Ini
adalah bagian yang penting dari warisan intelektual dunia Islam.
C. Perkembangan Ilmu Zaman Renaisans Modern

Zaman modern dimulai dengan masa renaissance (abad ke-15-16) yang berarti kelahiran kembali,
yaitu kelahiran kebudayaan Yunani dan kebudayaan Romawi. munculnya Renaisans tidak bisa
dilepaskan begitu saja dari sumbangan para filsuf Islam dalam menerjemahkan karya-karya klasik
Yunani ke dalam bahasa Arab. Karya klasik luar negeri ke dalam bahasa Arab. karya-karya
terjemahan itulah yang kemudian dipelajari oleh dunia barat hingga melahirkan gerakan reformis yang
dinamakan Renaissance sejarah mencatat bahwa perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam
telah maju lebih dahulu sebelum barat memperoleh pencerahan. Banyak karya-karya ilmiah yang
berasal dari dunia Islam yang kemudian dibawa ke barat untuk dipelajari dan dikembangkan.
Renaissance yang kemudian diikuti oleh masa penjarahan (aufklarung) yang menjadi titik tolak
modernisme di mana ilmu pengetahuan, filsafat, dan ideologi berkembang sedemikian pesat.
Otonomi manusia antroposentris saat itu menjadi roh zaman modern. Pada abad ke-14 dan 15
terutama di Italia muncul keinginan yang kuat, sehingga memunculkan penemuan-penemuan baru
dalam bidang seni dan sastra, dari penemuan tersebut sudah memperlihatkan suatu perkembangan
baru. manusia berani berpikir secara baru, antara lain mengenai dirinya sendiri, manusia
menganggap dirinya sendiri tidak lagi sebagai Viator Mundi, yaitu orang yang berziarah di dunia ini.
Melainkan sebagai Faber Mundi, yaitu orang yang menciptakan dunianya.

Pada saat itu manusia mulai dianggap sebagai pusat kenyataan. hal itu terlihat secara nyata dalam
karya-karya seniman zaman Renaissance seperti Donatello, botticelli, Michaelangelo (1475-1564).
Rafael (1483-1520), ferrugino (1446-1456) dan Leonardo Da Vinci (1452-1592). Dalam bidang
penjelajahan terlihat beberapa nama besar seperti Christopher Columbus (1451-1506) dan Ferdinan
Menjelang (1480-1521) dalam bidang ilmu pengetahuan terdapat beberapa tokoh hebat antara lain
Nicholas copernicus (1478-1543) Andreas fasalius (1514-1564) dan masih banyak lagi bangsawan
Inggris yang Meletakkan dasar filosofis untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan
mengarang suatu mahakarya yang bermaksud menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu
pengetahuan dengan suatu teori baru dalam bukunya novum organon.

Zaman renaissance sering juga disebut sebagai zaman humanisme, sebab pada abad pertengahan
manusia kurang dihargai sebagai manusia kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja Bukan
menurut yang dibuat oleh manusia. humanisme menghendaki manusia sebagai ukuran, Karena
manusia mempunyai kemampuan berpikir, berkreasi memilih dan menentukan, maka humanisme
menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunianya. zaman modern merupakan
zaman tegaknya corak pemikiran filsafat yang berorientasi antroposentrisme pada masa Yunani dan
abad pertengahan filsafat selalu mencari substansi prinsip induk seluruh kenyataan. Para filsuf
Yunani menemukan unsur-unsur kosmologi sebagai prinsip induk segala sesuatu yang ada.
sementara para tokoh abad pertengahan, Tuhan menjadi prinsip bagi segala yang ada, dan pada
zaman modern, peran substansi diambil manusia sebagai subjek, pemikul seluruh kenyataan yang
meliputinya. Oleh karena itu, zaman modern sering disebut sebagai zaman pembentukan
subjektivitas karena seluruh sejarah filsafat zaman modern dapat dilihat sebagai satu mata rantai
perkembangan pemikiran mengenai subjektivitas. semua filsafat modern menyelidiki segi-segi subjek
manusia sebagai pusat pemikiran pengamatan pusat kehendak dan pusat perasaan. mulai zaman
modern inilah manusia yang dianggap sebagai titik fokus dari kenyataan Pada konteks inilah filsafat
menjadi ilmu yang berfungsi mempelajari produk ilmu lain menghubungkan serta menurunkan
persoalan umum dari persoalan yang lebih sempit.

D. Perkembangan Ilmu Zaman Kontemporer

Perkembangan filsafat ilmu dalam periode kontemporer, yang meliputi abad ke-20 hingga saat ini,
telah mencerminkan transformasi dramatis dalam pemahaman kita tentang ilmu pengetahuan dan
metodenya. Filsafat ilmu kontemporer terus berkembang seiring dengan perubahan dalam paradigma
ilmiah, teknologi, dan pemahaman kita tentang alam semesta dan manusia. Ini menjadi bidang yang
penting dalam merespons tantangan-tantangan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu zaman kontemporer mencakup banyak bidang pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang pesat. Beberapa contoh perkembangan ilmu di zaman kontemporer adalah:
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Perkembangan teknologi digital, internet, dan perangkat
elektronik telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan mengakses informasi.
Selain itu, perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan big data juga memberikan dampak
besar di berbagai sektor.
2. Kedokteran dan Kesehatan: Perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi medis telah
menghadirkan terobosan besar dalam penanganan penyakit, diagnosa, dan perawatan
pasien. Contohnya adalah pengembangan terapi gen untuk mengobati penyakit genetik,
penggunaan robot dalam operasi bedah, dan pengembangan teknologi wearable untuk
pemantauan kesehatan.
3. Energi dan Lingkungan: Dalam upaya menghadapi perubahan iklim dan krisis energi,
ilmuwan dan teknolog telah mengembangkan solusi seperti energi terbarukan (solar, angin,
hidro) dan teknologi pengelolaan limbah yang lebih efisien.
4. Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora: Perkembangan di bidang ini meliputi studi tentang
perilaku manusia, masyarakat, dan budaya. Misalnya, perkembangan ilmu ekonomi,
psikologi, sosiologi, dan antropologi yang memberikan pemahaman lebih dalam tentang
dinamika sosial dan kehidupan manusia.
5. Teknologi Transportasi: Perkembangan di bidang ini mencakup kendaraan otonom (self-
driving), kendaraan listrik, dan transportasi berbasis aplikasi yang telah mengubah cara kita
berpergian dan berinteraksi dengan transportasi.

Perkembangan ilmu zaman kontemporer terus berlanjut dan memberikan dampak yang signifikan
dalam berbagai aspek kehidupan kita. Hal ini menunjukkan bahwa keilmuan dan teknologi terus
berkembang untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadapi tantangan masa depan.

E. Perkembangan Ilmu di Posmodernisme

Perkembangan filsafat ilmu dalam era postmodernisme menggambarkan pergeseran signifikan dalam
cara kita memahami pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan metodenya. Era postmodernisme biasanya
diperkirakan dimulai pada pertengahan abad ke-20 dan berlanjut hingga saat ini. Selain itu pada
zaman posmodernisme adalah suatu fenomena yang kompleks dan kontroversial. Zaman
posmodernisme menekankan pada keragaman, ketidakpastian, dan skeptisisme terhadap narasi
tunggal atau kebenaran absolut. Dalam konteks ilmu pengetahuan, perkembangan pada zaman
posmodernisme mencakup beberapa aspek berikut:

1. Kritik terhadap Metanaratif: Zaman posmodernisme menantang gagasan tentang narasi


tunggal atau kebenaran objektif. Ilmuwan dan filsuf posmodernisme menyoroti konstruksi
sosial, politik, dan bahasa dalam pembentukan pengetahuan. Mereka berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan juga dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kekuasaan.
2. Pemikiran Multidisipliner: Pada zaman posmodernisme, ada kecenderungan untuk
memadukan berbagai disiplin ilmu dan melihat fenomena dari berbagai perspektif.
Pendekatan multidisipliner ini mengakui bahwa kompleksitas dunia modern tidak dapat
dijelaskan hanya melalui satu disiplin ilmu saja.
3. Kajian Identitas dan Subjektivitas: Zaman posmodernisme juga mendorong kajian tentang
identitas, gender, ras, dan subyektivitas. Ilmuwan dan pemikir posmodernisme menyoroti
pentingnya konteks sosial dan budaya dalam memahami identitas manusia serta keragaman
pengalaman subjektif.
4. Penggunaan Metode Kualitatif: Dalam ilmu sosial dan humaniora, metode kualitatif menjadi
lebih penting pada zaman posmodernisme. Metode ini memungkinkan peneliti untuk
memahami pengalaman manusia dengan lebih mendalam melalui observasi, wawancara,
dan analisis teks.
5. Refleksivitas dan Kontekstualisasi: Ilmuwan pada zaman posmodernisme lebih
memperhatikan refleksivitas, yaitu kemampuan untuk mempertanyakan posisi subjektif dan
konteks penelitian mereka sendiri. Mereka juga menekankan pentingnya memahami konteks
sosial, sejarah, dan budaya dalam penelitian dan produksi pengetahuan.

Perkembangan ilmu pada zaman posmodernisme mencerminkan pergeseran paradigma dalam cara
kita memahami pengetahuan dan realitas. Meskipun kontroversial, pendekatan posmodernisme
memberikan kontribusi penting dalam memperluas pemahaman kita tentang dunia dan mengajak kita
untuk menganalisis secara kritis perspektif yang dominan.
KESIMPULAN

Dalam mempelajari sejarah perkembangan ilmu dari zaman Yunani hingga posmodernisme, terdapat
beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Pertama, zaman Yunani kuno dianggap sebagai tonggak
awal perkembangan ilmu pengetahuan, di mana filsuf-filsuf seperti Plato dan Aristoteles membangun
fondasi dasar pemikiran ilmiah. Mereka menekankan pentingnya observasi, logika, dan pemikiran
rasional dalam memahami alam semesta.

Selanjutnya, pada masa Renaissance, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan pesat dengan adanya
pembaruan dalam bidang seni, sastra, matematika, dan astronomi. Tokoh-tokoh seperti Leonardo da
Vinci dan Galileo Galilei berperan penting dalam memperluas pemahaman kita tentang alam
semesta.

Selama Abad Pencerahan, pemikiran ilmiah semakin terbuka dan berani menantang dogma-dogma
agama dan tradisi. Ilmu pengetahuan modern mulai berkembang dengan pesat, dengan tokoh-tokoh
seperti Isaac Newton dan Charles Darwin yang menyumbangkan pemikiran revolusioner dalam fisika
dan biologi.

Pada abad ke-20, revolusi ilmiah semakin pesat dengan munculnya teori-teori baru seperti relativitas
dan mekanika kuantum. Pemikiran-posmodernisme juga muncul sebagai reaksi terhadap keyakinan
absolut dalam ilmu pengetahuan dan penekanan pada konteks sosial, budaya, dan politik dalam
pemahaman ilmu pengetahuan.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa sejarah perkembangan ilmu pengetahuan merupakan
perjalanan yang panjang dan kompleks, di mana setiap periode memberikan kontribusi penting bagi
pemahaman kita tentang dunia. Pemikiran dan penemuan yang muncul dari masa ke masa saling
melengkapi dan membentuk fondasi bagi pengetahuan yang kita miliki saat ini.

Anda mungkin juga menyukai