Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FILSAFAT ARISTOTELES
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Umum
Dosen pengampu : Tri Astutik Haryati, DR. M.Ag

Disusun Oleh :
1. Eka Rizqiyani 31211035
2. Ulya Musyarafah 3121057

Kelas B

ILMU AL QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN 2021


A. PENDAHULUAN

Aristoteles
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Strageira, suatu kota di yunani Utara, Ayahnya
adalah dokter pribadi Amyntas II, pada masamudanyamungkin sekali ia hidup di istana raja di
kota Pella dan dapat di andaikan pula bahwa ia mewarisi yang khusus untuk ilmu pengetahuan
empiris dari ayahnya, pada usia 17 atau 18 tahun ia dikirim ke Athena supaya belajar di akademi
Plato, ia tinggal disana sampai Plato meninggal pada tahun 348 jadi selama 20 tahun lamanya,
Aristoteles dalam akademia ia menerbitkan beberapa karyanya dan ia juga mengajar anggota
akademia-akademia yang lebih muda.1
Setelah kematian Plato Aristoteles meninggalkan Athena dengan xenocrates yaitu
keponakan dari Plato dan kemudian Aristoteles diundang ke Pella oleh Philip dari Makedonia
untuk mendidik putranya Alexander yang saat itu berusia tiga belas tahun. Periode ini
dilaksanakan di istana Makedonia sebagai upaya untuk memberikan pengaruh moral pada pada
pangeran muda yang kemudian memainkan peran begitu menonjol di panggung politik dan
menjadi Alexander agung.
Aristoteles adalah filsuf dan ilmuan yunani yamg menjadi salah satu tokoh intelektual
tebesar dalam sejarah barat. Bapak logika dan ilmu alam yang juga terkenal sebagai guru
alexander the Great. Ia adalah penulis dari sistem filosofis dan ilmiyah yang komprehensif,
pertama dalam sejarah. 2
Perkembangan ilmu pengetahuan hingga sekarang ini berutang kepada Aristoteles. Dia
telah memulai, merintis dan membangun fondasi bagi filsafat dan sains. Sebelum Astoteles, sains
masih berupa embrio. Ditangan aristoteles sains dilahirkan. Hegel, sang filsuf jerman memuji
aristoteles yang menurutnya merupakan seoramg jenius sainstik palimh dalam dan kaya yang
prnah ada, seseorang yang tiada bandingnya baik dimasa lalu maupun sekarang. 3
Tanpa maksud melebih-lebihkan aristoteles memang seorang perintis yang telah
menyusun pengetahuan secara logis, sistematis, dan komprehensif. Ia telah menggarap berbagai
bidang ilmu pengetahuan manusia secara luas meliputi sebagian besar ilmu pengetahuan dan
seni, termasuk biologi, botani, kimia, etika, sejarah, logika, metafisika, retorika, filsafat pikiran,
filsafat ilmu, fisika, puisi, teori politik, dan psikologi. Hampir smua disiplin ilmu yang kita
pelajari saat inidan berbagai kajian yang menarik perhatian para filsuf dan ilmuan saat ini
dasarnya sudah pernah dibahas oleh Aristoteles, melebihi para pendahulunya Aristoteles tela
melakukan langkah besar dalam memulai penyelidikan, sangat jarang dunia menyaksikan pribadi
sebagai sainstik dan filusuf sekaligus. Aristoteles juga dipandang sebagai filsuf terbesar terakhir
dari masa klasik dan termasuk tiga filsuf terbesar sepanjang masa bersama Socrates dan Plato
Aristoteles menjadi pengaruh besar bagi para sarjana Bizantium, teolog islam dan teologi barat
serta ilmuan filsuf dan pemikir dimasa mendatang.4

1
Bertens, Kees (1999) Sejarah Filsafat yunani (edisi revisi) Yogyakarta: Kanisius
2
Sahrul Mauludi, Aristoteles: Inspirasi hidup lebih bermakna, Elex media Komputindo 2016 hal 2
3
Sahrul Mauludi, Aristoteles: Inspirasi hidup lebih bermakna, Elex media Komputindo 2016 hal 2
4
Sahrul Mauludi, Aristoteles: Inspirasi hidup lebih bermakna, Elex media Komputindo 2016 hal 3
Aristoteles sangat menonjol dalam tulisan-tulisanya, karya nya yang sangat-sangat
bagusbaik dalam logika, etika dan lainya menjadi arus yang kuat dalam perdebatan para ilmuan
filusuf, karyanya mencangkup berbagai cabang filsafat diataranya yaitu etika, logika, metafisika
dan negara . Karya-karya Aristoteles jatuh ke dalam tiga periode utama yaitu ketika ia masih
berhubungan dengan Plato,ketika tahun-tahun aktifitasnya di Assos dan Mitylene dan pada saat
kepemimpinannya di Lyceum, Athena dan karya tersebut juga terbagi menjadi dua kelompok
yaitu karya eksoteris yang mana tulisanya sebagian besar ditulis dalam bentuk dialog dan
dimakhsudkan untuk publikasi umum sedangkan yang kedua adalah karya pedadodis yang mana
hanya ada fragmen tetapi dari yang terakhir kita memilikinya dalam jumlah besar.5 Nama karya-
karya Aristoteles antara lain adalah Eudomos atau perihal jiwa, De interpreatur atau perihal
penafsiran, Analytica priora atau buku mengenai logika, De caelo atau perihal langit, De anima
perhal jiwa dan masih banyak karya-karya Aristotele lainya yang sangat terkenal
Demikian Makalah ini membahas pemikiran-pemikira aristoteles yaitu tentang logika,
etika,metafisika dan negara ideal menurut Aristoteles
B. PEMBAHASAN
1. Pemikiran Aristoteles tentang logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara
penalaran yang betul (correct reasoning). Pada mulanya logika sebagai pengetahuan rasional.
Oleh aristoteles logika disebutnya sebagai analika, yang kemudian dikembangkan oleh para ahli
abad tengah yang disebut logika tradisional. Mulai akhir abad ke-19 oleh George Boole logika
tradisional dikembangkan menjadi logika modern, sehingga dewasa ini logika telah menjadi
logika modrn, sehingga dewasa ini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas
yang tidak lagi semata-mata bersifat filsafati, tetapi bercorak teknis dan ilmiah. 6
Nama Logika tidak terdapat pada Aristoteles sendiri, dalam karangan-karangan masa
kuno yang kita miliki, nama logika untuk pertama kali muncul pada cicero (abad 1SM) tetapi
dalam arti seni berdebat. Alexander Aphrodisias adalah orang pertama yang menggunakan kata
logika dalam arti yang sekarang yang dimakhsudkan denganya adalah ilmu yang menyelidiki
lurus tidaknya pemikiran kita. Aristoteles sendiri memakai istilah analitika untuk penyelidikan
mengenai argumentasi-argumentasi yang bertitik tolak dari putusan yang tidak pasti
kebenaranya, sedangkan nama karya-karyanya analytica priora dan analytica posteriora sudah
menyatakan bahwa disini ia membicarakan analitika, jadi bagi aristoteles analitika dan dialetika
merupakan dua cabang ilmu yang sekarang kita namakan logika.7
Logika Aristoteles sering disebut logika formal, hali ini adalah karakteristik yang tepat
karena logika Aristoteles adalah logika bentuk. Menurut Aristoteles, logika adalah ajaran tentang
berfikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pemikiran (maka istilah Analitik) tetapi akan
menjadi kekeliruan yang sangat besar, untuk menganggap bahwa logika Aristoteles menyangkut
bentuk-bentuk pemikiran manusia yang sedemikian ekslusif sehingga tidak ada hubunganya
dengan realitas eksternal. Ia terutama prihatin dengan bentuk-bentuk pembuktian dan
5
Fredick Copleston, Filsafat Aristoteles, Basabasi 2020 hal 45
6
T Heru nurgiansah, Filsafat pendidikan, Pena persada 2020 hal 2
7
Bertens, Kees (1999) Sejarah Filsafat yunani (edisi revisi) Yogyakarta: Kanisius
mengkonsumsi bahwa kesimpulan dari pembuktian ilmiah memberikan pengetahuan teetentu
mengenai realitas, misalnya dalam silogisme semua manusia itu fana, socrates adalah manusia
oleh karena itu socrates adalah fana, bukan sekedar bahwa kesimpulanya disimpulkan dengan
benar sesuai dengan hukum formal logika.8
Aristoteles mengkonsumsi bahwa kesimpulanya diverifikasi dalam realitas, sebab itu ia
mengandaikan teori pengetahuan realis, dan baginya meskipun logika analisis bentuk-bentuk
pemikiran adalah analisis pemikiran yang berfikir dengan realitas, yang mereproduksi secara
konseptual didalam dirinya sendiri dan dalam penilaian yang benar membuat pernyataan tentang
realitas diverivikasi di sunia luar, ia adalah analisis pemikiran tentang realitas meskipun aristotes
tentu saja mengakui bahwa segala sesuatu tidak ada dalam realitas luar biasa, persis seperti yang
dikandung oleh pikiran.
Maka logika Aristoteles tak boleh disamakan dengan logika Transendental kant, karena ia
tidak berkepentingan untuk mengisolasi bentuk-bentuk pemikiran apriori yang dikontribusikan
oleh pikiran saja dalam proses pengetahuan aktifnya. Aristoteles tidak mengangkat problem
krits, ia mengasumsikan epistemologi realis, dan mengasumsikan bahwa kategori-kategori
pemikiran yang kita ungkapkan dalam bahasa, juga merupakan kategori objektif dari realita
ekstramental.
Kategori dalam benak Aristoteles semata-mata sebagai mode representasi mental, mewakili
cara-cara aktual untuk mengada didunia ekstramental, dan membentuk jembatan antara logika
dan metafisika.
2. Pemikiran Aristoteles tentang etika
Etika mencoba memikirkan tentang konsep akhlak atau tingkah laku manusia, seperti
bagaimana mengetahui dan menilai perbedaan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk,
termasuk cara untuk mengetahui mana yang benar mana yang salah. Banyak filosof yang
berbicara tentang tema ini, termasuk filosof ternama Aristoteles.
Pemikiran Aristoteles bersifat Teologis dan merupakan suatu etika keutamaan. Karena ia
melihat kebaikan moral sebagai tujuan akhir perbuatan manusia artinya baik menurut Aristoteles
adalah bukan dalam bidang tertentu saja, melaikan pada semua aspek yang melingkupinya.
Contoh seorang pemain sepak bola yang begi tampil dengan baik, dalam hal ini kita melihat
dalam suatu aspek yang satu saja karena bisa jadi ia memiliki catatan kriminal sehingga artinya
pemain sepak bola itu tidak memiliki kebaikan moral yang dimiliki manusia, kebaikan moral di
sebut baik karena kebaikan dirinya sendiri bukan karena faktor lain.
Aristoteles punya pandangan lain menurutnya kebaikan moral dapat dimengerti sebagai
eudaimonia(kebahagiaan) atau yang diterjemahkan dalam bahasa inggris dengal well-being.
Menurut Aristoteles kebaikan moral dapat dimengerti sebagai kebahagiaan banyak sekali
pandangan yang berbeda tentang kebahagiaan, ada yang mengartikan kebahagiaan adalah
kekayaan, kekuasaan, kesehatan. Namun sebenarnya kebahagiaan sejati adalah bila manusia
8
T Heru nurgiansah, Filsafat pendidikan, Pena persada 2020 hal 3
mampu mewujudkan kemungkinan terbaik sebagai manusia. Artinya bahwa kebahagiaan dapat
tercapai ketika manusia mewujudkan kebijaksanaan yang tertinggi berdasarkan rasio atau akal
budi. 9
Etika Aristoteles adalah etika keutamaan (virtue). Ia mengartikan keutamaan sebagai sikap moral
yang tetap yang kemudian mengarahkan tingkah lakunya. Keutamaan menempatkan manusia itu
pada posisi tengah antara dua sisi ekstrim seperti keutamaan orang yang memiliki kemurahan
hati. Ia tidak berada pada posisi boros dan tidak pula pada posisi pelit. 10
Menurut Aristoteles keutamaan merupakan titik tengah yang berada diantara dua sisi
ekstrim contohnya sifat berani merupakan titik tengah dari dua sisi ekstrim yaitu pengecut dan
nekad. Pengecut melarikan diri dari berbagai macam bahaya, sedangkan nekad menaruh resiko
terlalu besar. Ia mengatakan bahwa dalam setiap kegiatan manusia, ia mengejar suatu tujuan lalu
apakah tujuan yang hendak dicapai oleh manusia itu, sering kali kita mencari suatu tujuan untuk
mencapai tujuan lainya lagi, seperti contoh kita makan agar kita sehat agar dapat beraktifitas
dengan baik begitupun seterusnya, maka muncul lagi pertanyaan adakah tujuan akhir yang tidak
menyebabkan munculnya tujuan lagi, 11
Menurut Aristoteles makna terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan, namun
kebahagiaan yang dipahami seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Ada yang
mengartikan kebahagiaan adalah kesenangan-kesenangan, sedangkan menurut aristoteles hal
tersebut tidaklah dapat diartikan sebagai tujuan akhir. Aristoteles beranggapan bahwa seseorang
dapat mencapai tujuan akhir dengan menjalankan fungsinya dengan baik.Seorang pengrajin
sepatu memliki akhir tujuannya yaitu membuat sepatu yang baik. Fungsi yang khas bagi manusia
itu sendiri adalah rasio dan akal budi. Manusia menjadi baik karena menjalankan tujuan
rasionalnya dengan baik dan ini tidak cukup dengan ia melakukan sekali saja, tetapi hal tersebut
haruslah bersifat tetap dan terus menerus. Hal ini berarti kegiatan rasional itu harus dijalankan
dengan disertai keutamaan. 12
3. Pemikiran Aristoteles tentang metafisika
Bagi filosof memandang proses penciptaan alam semesta tak cukup puas dengan sekedar
kata percaya, dan akhirnya berfikir mencari rujukan secara rinci, logis, dan sistematis. Semua
manusia pada dasarnya berhasrat untuk mengetahui begitu juga Aristoteles optimis memulai
metaphysic, sebuah buku atau lebih tepatnya kumpulan kuliah, yang sulit dibaca. Ibnu Sina
mengatakan bahwa dia membaca metafisika Aristoteles empat puluh kali tanpa memahaminya,
tetapi paling penting untuk memahami filsafat Aristoteles yang memiliki pengaruh luar biasa
dalam pemikiran Eropa.13
Nama Metafisis tidak dipakai oleh Aristoteles sendiri, sampai belum lama orang
mengadaikan bahwa nama ini berasal dari Andronikos dan Rhodos yang telah menerbitkan

9
Aristoteles, Nicomachean Ethics, ter. Embun kenyowati
10
James Rachels, Filsafat Moral, Terj A Sudiarja, 310
11
James Rachels, Filsafat Moral, Terj A Sudiarja, 312
12
Aristoteles, Nicomachean Ethics, ter. Embun kenyowati
13
Fredick Copleston, Filsafat Aristoteles, Basabasi 2020 hal 45
karya-karya Aristoteles pada tahun 40 M, Andronikos memasang metaphysica sesudah physica,
orang berfikir bahwa itulah asal-usul kata metafisika sebab dalam bahasa yunani berarti hal-hal
sesudah hal-hal fisis14
Metafisika menurut aristoteles adalah prinsip-prinsip pertama yang mendasar realitas.
Dalam bukunya ia membahas tentang hal mendasar yang dimiliki setiap manusia yaitu dasar
alamiah untuk mengetahui/ hasrat untuk tahu akan realitas. Seluruh manusia memiliki hasrat
alamiah untuk mengetahui segala sesuatu realitas, manusia dari zaman ke zaman, dari peradaban
ke peradaban berusaha menelaah dan mengerti dunia dengan lebih baik dengan menemukan
berbagai sebab dan prinsip yang ada.
Dalam bukunya Aristoteles menamakan metafisis sebagai kebijaksanaan. Ilmu
pengetahuan selalu mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab karena kebijaksanaan
merupakan ilmu yang tertinggi maka ilmu ini akan mencari prinsip-prinsip yang paling
fundamental dan penyebab-penyebab pertama, prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab itu adalah
keempat penyebab yang telah disebut dalam physica , Aristoteles menyelidiki ajaran-ajaran
filusuf yang mendahuluinya dan ia menyimpulsan bahwa mereka pun tidak mengenal penyebab
selain empat penyebab tersebut
Metafisika Aristoteles juga membahas perihal seluk beluk kebenaran, mulai dari apa itu
kebenaran hingga pencarian akan kebenaran, kebenaran sendiri menurut arisroteles adalah atribut
sedangkan Filsafat adalah ilmu teoritis tentang kebenaran, lantas tidak mungkin ada sebab dan
spesies yang tak terbatas, harus ada prinsip pertama dari pertumbuhan generatif yang tidak dapat
dihancurkan pula tidak mempunyai prinsip pertama dari pertumbuhan generatif yang tidak dapat
dihancurkan pula tidak mempunyai penyebab atau prinsip lain sebelumnya. 15
Selanjutnya adalah gagasan Aristoteles tentang subtansi adalah hal yang krusial dalam
metafisikanya, namun juga menjadi rumit karena pada faktanya ia menggunakan kata yang sama
untuk beberapa hal yang tidak mempunyai relasi sama sekali, Aristoteles memberi batasan pada
substansi-substansi dari smua kategori termasuk didalamnya kualitas, kuantitas, relasi, posisi dan
lainya, kategori yang muncul kemudian ini mengandung hal-hal yang tidak dapat ada dengan
sendirinya, keadaan mereka bergantung pada being mereka “ dalam” subtance. Metafisik
aristoteles telah disebut sebagai metafisik substansi karena ia mengambil pertanyaan yang
mendasar akan being menjadi setara dengan bertanya apa itu substansi, Aristoteles berpendapat
baik dini maupun di kategori bahwa substansi ini adalah being yang paling mendasar, sehingga
dari studi being merupakan jantung studi subtansi yang bagian tersulitnya adalah apa saja hal
yang memenuhi syarat sebagai substansi
4. Pemikiran Aristoteles tentang negara ideal
Menurut aristoteles negara qdalah sebuah komunikasi untuk untuk sebuah kebaikan.
Sistem keilmuan politik (political science) mulai terbentuk dalam kajian Aristoteles seperti
ketika Aristoteles membwdakan model komunitas (negara). Sebagai orang Yunani, Aristoteles

14
Bertens, Kees (1999) Sejarah Filsafat yunani (edisi revisi) Yogyakarta: Kanisius
15
Fredick Copleston, Filsafat Aristoteles, Basabasi 2020 hal 47
juga berpandangan negara sebagai polis atau negara kota karena hidup yang baik bagi Aristoteles
hanya bisa diwujudkan dalam polis. Dalam bukunya la politika, Aristoteles menuliskan :
Negara menurut Aristoteles adalah kumpulan masyarakat sibentuk dengan dengan tujuan
demi kebaikan. Karena manusia senantiasa bertindak untuk mencapai sesuatu yang mereka
anggap baik. Namun jika seluruh masyarakat bertujuan pada kebaikan, negara atau masyarakat
politik memiliki kedudukan tertinggi daripada yang lain dan meliputi elemen-elemen penunjang
lainnya, serta bertujuan pada kebaikan tertinggi.16
Aristoteles mengatakan negara itu adalah gabungan keluarga sehingga menjadi kelompok
yang besar. Kebahagiaan dalam negara akan tercapai bila terciptanya kebahagiaan individu
( perorangan), sebaliknya bila manusia ingin bahagia ia harus bernegara, karena manusia saling
membutuhkan satu sama dengan yang lainnya dalam kepentingan hidupnya. Dengan demikian,
negara (polis) merupakan persekutuan berbagai elemen.17
Masyarakat dari berbagai jenis yang yang terjadi karena kreasi alam titik aktor dari kreasi
alam adalah manusia. Manusia adalah makhluk politik, manusia berkumpul dan membentuk
komunitas masyarakat dari tahap keluarga, desa dan yang terakhir adalah negara titik karena itu
jika bentuk awal masyarakat adalah alamiah , negara pun alamiah. atau dengan kata lain negara
merupakan suatu kekuasaan masyarakat (persekutuan daripada keluarga dan desa/kampung )
yang bertujuan untuk mencapai kebaikan yang tertinggi bagi umat manusia
Menurut Aristoteles segala sesuatu mempunyai maksud dan tujuan, begitu pula negara.
Tujuan negara bukan hanya bermaksud bagi terpenuhinya apa yang baik bagi individu semata,
tetapi untuk kebaikan bersama dalam setiap komunitas. Dari komunitas yang terkecil hingga
pada negara sebagai komunitas yang lebih luas. Untuk itu negara haruslah menjamin kehidupan
masyarakat agar terarah pada kebaikan dan juga harus memberikan kesempatan pada mereka
agar meraih perlakuan moral, memperoleh hak intelektual yang dibutuhkan sebagai penunjang
terwujud kehidupan yang baik.
Negara harus secara serius menegakkan keadilan, karena menegakkan keadilan adalah
fungsi utama negara titik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, walaupun
perekonomian masyarakat belum maju kalau negara mampu menegakkan keadilan, rakyat akan
setiap kepada negara dan tahan hidup menderita dalam berjuang mewujudkan kehidupan yang
lebih baik dan maju.

KESIMPULAN
Aristoteles adalah seorang filusuf yang sangat terkenal, lewat karya-karnya yang agung
menjelaskan pemikiran-pemikiran yang luar biasa yang dikaji oleh ilmuan setelahnya yaitu

16
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/2449
17
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/2449
diantara pemikiran-pemikiran Aristoteles adalah pemikiran tentang logika, pemikiran tentang
etika, pemikiran tentang metafisika dan pemikiran tentang negara ideal yang telah tersaji dia atas
Disisi lain apabila telaah lebih dalam, Aristoteles lebih mengutamakan yang aktual, usaha
aktualisasi sesuatu dari potensi-potensi dan kekuatan mendorong. Dalam karya-karya pemikiran
Aristoteles yang kita temui menghadirkan kesulitan dan kemudahan, kesulitannya yaitu materi
dan penjabaranya sedangkan kemudahan yaitu bahwa Aristoteles sangat cermat dan teliti , selain
itu Aristoteles juga sangat komprehensif dalam menjelaskan setiap pokok pemikiranya secara
teoritis abstrak semata namun sangat logis dan membumi.

DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Kees (1999) Sejarah Filsafat yunani (edisi revisi) Yogyakarta: Kanisius
Sahrul Mauludi. 2016. Aristoteles: Inspirasi hidup lebih bermakna, Elex media Komputindo
Fredick Copleston. 2020. Filsafat Aristoteles, Basabasi
T Heru nurgiansah. 2020. Filsafat pendidikan, Pena persada
James Rachels. Filsafat Moral, Terj A Sudiarja
Aristoteles. Nicomachean Ethics, ter. Embun kenyowati
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/2449

Anda mungkin juga menyukai