PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat merupakan akar dari semua ilmu pengetahuan sehingga di sebut sebagai The
Mother of Science. Filsafat jangkauannya sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh
yang dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula
dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya.
Dalam filsafat, pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dilakukan secara terus menerus
(hingga akhirnya membuahkan jawaban yang semakin lama semakin mendekati kebenaran). Inti
filsafat adalah berpikir, dan berpikir adalah sebuah tindakan manusia yang bersifat eksistensial,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata filsafat menunjukkan pengertian yaitu
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan
hukumnya. Menurut Anshari (2009), filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab
masalah-masalah yang tidak dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah tersebut diluar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Sementara itu menurut Tim Filsafat UGM 1996, filsafat adalah
Karakteristik dasar filsafat oleh Jan Hendrik Rapar diungkapkan setidaknya ada lima hal,
yaitu berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan dan berpikir rasional
(Suriasumantri, 1985): (1) Berpikir Radikal; Berpikir secara radikal adalah karakter utama filsafat,
karena filsuf berpikir secara radikal, maka ia tidak akan pernah terpaku hanya pada fenomena suatu
entitas dan wujud realitas tertentu; (2) Mencari Asas: Karakter filsafat berikutnya adalah mencari
1
asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas, yaitu berupaya menemukan sesuatu yang
menjadi esensi realitas; (3) Memburu Kebenaran; Berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang
segala sesuatu; (4) Mencari Kejelasan; Berfilsafat berarti berupaya mendapatkan kejelasan
mengenai seluruh realitas; (5) Berpikir Rasional: Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu
kebenaran, dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa berpikir secara
rasional. Karakteristik inilah yang dijadikan dasar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang
lain.
Perkembangan ilmu tidak bisa dilepaskan dari peran dan pengaruh filsafat yang mulai
modern di abad ke 17 M – 20 M. Pada setiap masanya selalu muncul ilmuwan filsafat (filsuf)
dengan pemikiran-pemikiran yang memberi pengaruh pada perkembangan ilmu dan pengetahuan
Salah seorang tokoh filsafat yang pemikiran-pemikirannya berpengaruh sampai saat ini
adalah Aristoteles (381 SM – 322 SM). Ia merupakan filsuf dan ilmuwan dari zaman Yunani kuno
yang menjadi salah satu tokoh intelektual terbesar dalam sejarah Barat. Aristoteles merupakan
filsuf yang merintis dan membangun pondasi bagi filsafat dan sain.
Untuk lebih mengetahui filsafat menurut Aristoteles, kita perlu mengetahui apa saja
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang termuat dalam latar belakang diatas, maka topik
permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah tentang apa yang menjadi pemikiran filsafat
dari Aristoteles.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aristoteles lahir di Kota Stagira, Macedonia pada 384 SM. Ia merupakan seorang filsuf
dan ilmuan besar pada masa Yunani kuno. Tokoh pelopor dari perkembangan studi tentang logika
formal, dan berbagai bidang filsafat keilmuan lainnya. Ia meyakini bahwa setiap aspek kehidupan
Menurut pendapatnya filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
Filsafat Aristoteles secara umum dapat dianggap sebagai filsafat yang berusaha menengahi
kesenjangan antara apa yang ada di dalam pikiran (universalitas wujud) dan apa yang ada di dalam
1. Logika
Penemuan Aristoteles yang terbesar dalam bidang logika adalah silogisme (syllogimos).
Silogisme maksudnya uraian berkunci, yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum
atas hal yang khusus dan dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru dan tepat dari
2. Filosofia Teoritika
a. Fisika: Ia beranggapan bahwa jagat raya terbatas, berbentuk bola dan jagat raya tidak
mempunyai permulaan dalam waktu dan tidak mempunyai akhir (kekal). Sedangkan bumi
dan isinya terdiri dari empat unsur: api, udara, tanah dan air.
b. Metafisika: yaitu berpusat pada persoalan barang dan bentuk. Aristoteles beranggapan
bahwa bentuk ikut serta memberikan kenyataan pada benda. Benda dan bentuk tidak dapat
dipisahkan.
3
c. Matematika: yaitu tentang barang yang menurut kuantitasnya. Aristoteles berprinsip bahwa
ketidakhinggaan hanya ada didalam konsep saja. Pemikirannya yang terbesar dalam
a. Etika (kesusilaan dalam hidup perorangan) dan ekonomi (kesusilaan dalam hidup
Manusia dapat dengan sadar mengendalikan dorongan rasionalnya. Memiliki nafsu yang
seksual.
Monarki (kerajaan), diperintah oleh seorang raja untuk kepentingan semua, tapi jika
demokrasi.
4. Filosofia Poetika/Aktiva
Dibidang seni Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku “Poetike”.
berpandangan bahwa sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan
4
BAB III
PENUTUP
Aristoteles terkenal sebagai bapak logika. Logika adalah berpikir secara teratur menurut
hukum logika yang tepat, atau berdasarkan hubungan sebab akibat. Ia menyebut metode
berpikirnya analytica, tetapi lebih populer disebut logika. Inti dari logika adalah silogistik.
Aristoteles membagi filsafat menjadi empat persoalan yaitu logika, fisika, metafisika dan
Aristoteles mengenai logika yang memanfaatkan metode deduktif dijadikan sebagai dasar dalam
logika formal.
Aristoteles menganut paham aliran Realisme. Ia memiliki pemikiran bahwa materi tidak
mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis) dan pemikiran ini sangat berpengaruh pada pemikiran
peikiran yang luas, (2) mendasar, artinya pemikiran mendalam sampai kepada hasil yang
fundamental, dan (3) spekulatif, artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi
pemikiran selanjutnya.
merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-
teorinya yang bertahan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Ini terjadi karena teori-teori
tersebut dianggap logis dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya.
Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritataif terhadap logika dan
metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber ilmu utama dari ilmu pengetahuan atau “the
Mahfud dan Patsun, 2019. Mengenal Filsafat Antara Metode Praktik dan Pemikiran Socrates, Plato
dan Aristoteles. CENDIKIA Jurnal Studi Keislaman.
Maulidi, Sahrul. 2016. Aristoteles: Inspirasi dan Pencerahan untuk Hidup Lebih Bermakna.
Jakarta. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Suriasumantri, Jujun. S., (ed.), Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan tentang
Hakekat Ilmu, Jakarta: Penerbit PT Gramedia, 1985.