Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

PENGELOLAAN KEUANGAN PUBLIK

ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK


DI KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

NAMA : DENDI SATRIA BUANA


NPM : 227321016
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
SEMESTER : DUA
KELAS : 32.A
DOSEN PENGASUH : DR. HIDAYATI, S.E., M.SI.

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN 2023

0
ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK DI KABUPATEN SIAK
PROVINSI RIAU

A. Manajemen Keuangan Publik


Manajemen keuangan publik mengacu pada upaya atau peran pemerintah, baik
pusat maupun daerah dalam rangka mengelola keuangan negara yang mencakup berbagai
usaha untuk mendapatkan pendapatan, mengalokasikan dana publik, melakukan
pengeluaran, kebijakan pembiayaan, hingga tahap audit.
Dalam melakukan pengeluaran, anggaran harus digunakan dengan ekonomis,
efektif, dan efisien yang ditujukan untuk mewujudkan pemerataan dan keadilan. Keuangan
publik memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan keuangan sekor swasta, dimana
sumber pendapatan keuangan publik diperoleh secara tidak langsung salah satunya dari
perpajakan. Sementara untuk sumber pendapatan sektor swasta didapatkan secara
langsung.
Sistem manajemen keuangan publik yang efektif adalah aspek penting dalam
memperlancar kerangka kerja suatu institusi bahkan negara. Sistem yang jelas bisa
memberikan dampak positif dalam jangka panjang yang bisa berimbas pada menguatnya
suatu negara, berkurangnya kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan lainnya.
Manajemen keuangan publik mempelajari cara mengalokasikan dana secara efektif
dan efisien sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan akuntabilitas,
dan transparansi keuangan. Selain itu juga merupakan kunci penting dalam mengumpulkan
pajak secara adil, serta penggunaan dana yang dapat dipertanggung jawabkan.
Hasil akhir berupa kinerja yang terukur adalah fokus utama dalam menilai
keberhasilan sistem keuangan publik. Secara umum, keberhasilan manajemen keuangan
publik mengacu pada tiga tujuan yaitu:
1. Memelihara disiplin fiskal agregat untuk memastikan bahwa tingkat pengumpulan
pajak dan pengeluaran publik agregat konsisten dengan target defisit fiskal, dan
tidak menghasilkan tingkat pinjaman publik yang tidak berkelanjutan.
2. Sumber daya publlik harus bisa dipastikan dialokasikan untuk hal yang strategis
dan prioritas, dengan kata lain, efisiensi alokatif tercapai.
3. Pelayanan yang efektif dalam arti efisiensi operasional tercapai.

1
Dalam menerapkan manajemen keuangan publik yang baik, tidak lepas dari
penyusunan, pelaksanaan, hingga pertanggung jawaban anggaran negara yang diterapkan
secara akuntabel.
Pengelolaan keuangan publik dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan,
manfaat untuk masyarakat, serta taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan keuangan publik diwujudkan dalam APBN (Anggaran Pendapatan
Belanja Negara), APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dan APBDesa (Anggaran
Pendapatan Belanja Desa). APBN/APBD merupakan dasar bagi pemerintah pusat/daerah
untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran nasional/daerah. Siklus pengelolaan
keuangan publik meliputi:
1. Perencanaan
2. Penganggaran
3. Pelaksanaan dan Penatausahaan
4. Akuntansi dan Pelaporan
5. Penanggung Jawaban Pelaksanaan
6. Pengawasan.
Pengelolaan keuangan publik di tingkat daerah atau pengelolaan keuangan daerah
tidak terlepas dari perencanaan dan pelaksanaan anggaran daerah oleh pemerintah daerah
demi mewujudkan pelayanan publik yang sebaik-baiknya. Di era otonomi ini, masing-
masing daerah memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan.
Kualitas pelayanan yang baik tergantung pada kelancara pemerintah daerah dalam
hal pendanaan untuk belanja dan membiayai semua aktivitas pemerintahan. Banyaknya
aktivitas yang harus didanai dan dengan terbatasnya sumber dana, mengharuskan
pemerintah daerah untuk lebih bijak dalam membelanjakan sumber dananya. Optimalisasi
sumber dana harus dilakukan sebaik mungkin guna ketersediaannya pada satuan kerja
yang memberikan pelayanan kepada publik.
Untuk menciptakan anggaran publik yang efektif, terkait 3 fungsi anggran yaitu
sebagai alat alokasi sumberdaya publik, alat distribusi, dan alat stabilitas maka sistem
akuntansi pengelolaan dan pengeluaran kas merupakan alat yang vital untuk proses
mengalokasikan dan mendistriusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien dan

2
efektif, serta adil dan merata. Oleh karena itu dibutuhkan sistem yang memadai dan
sumber daya manusia yang handal dalam pengelolaan tersebut.

B. Manajemen Keuangan Daerah


Manajemen keuangan sering digunakan dan dibutuhkan dalam pengelolaan
keuangan disegala bidang, tak terkecuali pengelolaan keuangan daerah. Peraturan
Pemerintah No. 105 Tahun 2000, keuangan daerah menyatakan:
“Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)”.
Drs. Tjahja Supriatna, ia mendefinisikan keuangan daerah sebagai suatu
kemampuan pemerintah daerah untuk mengawasi pengelolahan daerah tersebut mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasi, pengendalian serta pengevaluasian di berbagai
sumber keuangan sesuai dengan kewenangan dalam rangka pelaksanaan asas
desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan di daerah yang diwujudkan dalam
bentuk anggaran pendapatan dan belanja daerah (PBD).
Manajemen keuangan daerah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian terhadap semua hak dan kewajiban daerah
penyelenggaraan pemerintah yang ada yang segalanya dinilai dengan uang, dan masuk
dalam kekayaan yang berhubungan dengan hak serta kewajiban daerah dalam rangka
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kerangka Manajemen
Keuangan Daerah berdasarkan Pasal 3 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, mempunyai fungsi:
1. Fungsi Otorisasi, APBD merupakan dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan;
2. Fungsi Perencanaan, APBD merupakan pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan;
3. Fungsi Pengawasan, APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

3
4. Fungsi Alokasi, APBD diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian;
5. Fungsi Distribusi, APBD harus mengandung arti / memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan;
6. Fungsi Stabilisasi, APBD harus mengandung arti atau harus menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Tujuan pengelolahan keuangan daerah meliputi taggung jawab, memenuhi
kewajiban keuangan, kejujuran, hasil guna dan daya guna, dan pengendalian.
Dewan perwakilan rakyat daerah merupakan salah satu petugas keuangan
pemerintah daerah oleh sebab itu DPRD harus melakukan pengawasan serta pengendalian
agar semua tujuan tersebut tercapai, mereka harus berusaha agar selalu mendapat
informasi yang diperlukan untuk memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran dan
untk membandingakan penerimaan dan pengeluaran dengan rencana dan sasaran.

C. Analisis Keuangan Daerah Kabupaten Siak Provinsi Riau


Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan luas
wilayah 8.556,09 km2 atau 9,74% dari total luas wilayah provinsi Riau. Ibukota
pemerintahan berada di kota Siak Sri Indrapura. Wilayah Kabupaten Siak secara
administrasi terdiri dari 14 kecamatan, 9 kelurahan, dan 122 desa.
Pengelolaan keuangan daerah kabupaten Siak Provinsi Riau berpedoman pada
dasar hukum sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Hubungan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2022 Tentang APBN Tahun 2023.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah.
6. Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2022 Tentang Rincian APBN Tahun
Anggaran 2023.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Siak Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

4
Pemerintah Kabupaten Siak memiliki arah kebijakan terkait pengelolaan fiskal
daerah yakni:
1. Optimalisasi pendapatan asli daerah melalui rekonstruksi regulasi Perda pajak
daerah dan retribusi daerah yang berbasis elektronifikasi dan digitalisasi
layanan.
2. Meningkatkan kualitas belanja daerah serta konsisten terhadap efisiensi belanja
non prioritas, belanja daerah diutamakan untuk peningkatan pemanfaatan
teknologi informasi pelayanan publik, kemandirian pengelolaan keuangan,
kesehatan, pendidikan, infrastruktur, lingkungan hidup dan pelestarian budaya
melayu.
3. Sinergitas belanja daerah dalam rangka penguatan kemandirian perekonomian
masyarakat.
Estimasi Pendapatan Daerah Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2024
No. Uraian APBD 2023 Estimasi APBD Selisih
Tahun 2024
1. Pendapatan Daerah 2.423.193.737.423 2.171.040.298.42 (252.153.439.003
0
1.1 Pendapatan Asli 336.927.496.454 326.030.475.420 (10.897.021.034
Daerah
1.2 Dana Transfer 2.086.266.240.969 1.845.009.823.00 (241.256.417.969)
0
1.3 Lain-lain 0 0 0
pendapatan yang
sah
*Sumber data: Badan Keuangan Daerah Kab. Siak 2023
Pendapatan daerah yang mencerminkan kemandirian daerah berkontribusi sebesar
15,02% atau sebesar Rp. 326.030.475.420 dan harus terus dioptimalkan penerimaannya.
Estimasi target pendapatan asli daerah Kabupaten Siak Tahun 2024 ini terdiri dari:
- Pendapatan pajak daerah sebesar 135 milyar 510 juta rupiah lebih,
- Retribusi daerah sebesar 20 milyar 835 juta rupiah lebih,
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (Deviden BUMD) sebesar 100
milyar 887 juta rupiah,
- Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah sebesar 68 milyar 797 juta lebih.
Dana Transfer Pusat tahun 2024 yang terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi
Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK),
estimasinya:

5
- Dana Alokasi Khusus sebesar 174 milyar 295 juta rupiah lebih,
- Dana Alokasi Umum sebesar 397 milyar 835 juta rupiah lebih,
- Dana Bagi Hasil Pajak/Non Pajak sebesar 983 milyar 633 juta lebih.
Dana Desa dan Insentif Fiskal tahun 2024 dengan estimasi:
- Dana Desa sebesar 112 milyar 160 juta rupiah lebih,
- Insentif Fiskal sebesar 10 milyar 383 juta rupiah lebih.

Dak Non Fisik (Dana BOS) tahun 2024 dengan estimasi:

- Dana Non Fisik/Dana BOS sebesar 75 milyar 476 juta rupiah lebih.
Untuk mencapai target pendapatan daerah tahun 2024 ini Pemerintah Daerah
Kabupaten Siak melakukan berbagai upaya strategis seperti:
1. Mengupdate data wajib pajak daerah dan sosialisasi pajak daerah berbasis pada
elektronifikasi dan digitalisasi pelayanan.
2. Meningkatkan pemantauan terhadap pertumbuhan potensi pajak daerah dan
retribusi daerah dengan berkoordinasi kepada instansi terkait sampai ke
kecamatan dan kampung-kampung.
3. Melakukan koordinasi dan pengawasan kepatuhan dan kejujuran wajib pajak
melalui surat pemberitahuan, surat teguran, surat tagihan dan penerapan sanksi
administrasi.
4. Melakukan pemeriksaan pajak dalam rangka menguji kepatuhan dan kejujuran
wajib pajak.
5. Melakukan penagihan piutang pajak daerah.
6. Melakukan pengawasan bersama oleh tim optimalisasi pemungutan pajak pusat
dan pajak daerah di Kabupaten Siak, dan tim percepatan PAD dan tim
pelaksanaan peningkatan PAD Kabupaten Siak.
7. Melakukan koordinasi dan rekonsiliasi data dengan Pemerintah Provinsi Riau
dan instansi terkait terhadap upaya mengoptimalkan pendapatan dari pajak
daerah dan Dana Bagi Hasil pajak provinsi
8. Melakukan koordinasi dan rekonsiliasi data dengan DJP dan DJPK dalam
upaya optimalisasi pendapatan dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya
Alam.

Daftar Pustaka

6
Khairul Rahman, 2023. Bahan Kuliah Pengelolaan Keuangan Publik. UIR.
Pengertian Keuangan Daerah, Makalah, Artikel, Sistem Pengelolaan
Badan Keuangan Daerah Kabupaten Siak 2023. Estimasi Pendapatan Daerah Kabupaten
Siak 2024.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 Tentang Keuangan Daerah

Anda mungkin juga menyukai