Anda di halaman 1dari 18

“MAKALAH KELOMPOK EMPAT

MANAJEMEN BELANJA DAERAH”

DISUSUN OLEH : NIM


THERESIA MEGA PUTRI SINURAT C0E020007
BETHENI AGRENES GINTING C0E020014
THERESIA CINTA BELLA KRISTINA PURBA C0E020012

PROGAM STUDI KEUANGAN DAERAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan nikmat-
Nya dapat menyelesaikan makalah berjudul ‘Manajemen Belanja Daerah'. Tugas ini dibuat
sedemikian rupa agar dapat menambah wawasan, menstimulus pikiran, dan analisis
pemikiran dari judul tersebut. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga mengharapkan bimbingan dan petunjuk dari bapak dosen pengampu mata
kuliah ‘Manajemen Keuangan Publik' agar dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata kami
ucapkan, semoga dapat bermanfaat dan bernilai positif untuk banyak orang. Terima Kasih.

Minggu, 13 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….…….iv

A. LATAR BELAKANG....................................................................................iv

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................v

C. TUJUAN..........................................................................................................v

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...…5

A. ISTILAH MANAJEMEN…………………………………………………....6

B. DEFINISI BELANJA DAERAH…………….…………………………...…6

C. TUJUAN MANAJEMEN BELANJA DAERAH…….…………….…….....7

D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BELANJA DAERAH.……………….7

BAB Ill STUDI KASUS…..……………………………...……………………...…8

BAB lV PENUTUP…………………………………..…………………...…....…16

A. KESIMPULAN………………………….………………...…………......…16

B. SARAN…………………..……………...…….………………………...….17

DAFTAR PUSTAKA…………………..………………..………………………..18

iii
BAB I - PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belanja daerah merupakan setiap bentuk pengeluaran dari rekening kas umum
yang meminimalkan ekuitas dana. Itu sudah menjadi kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali. Belanja daerah
dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan berwenang
di provinsi, kabupaten, atau kota. Terdiri dari urusan wajib, pilihan, dan
penanganannya dalam bagian maupun bidang tertentu. Kemudian juga dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masing-masing daerahnya yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Belanja pemerintah daerah secara langsung maupun tidak, berdampak pada


kualitas pelayanan publik dan mendorong aktivitas sektor swasta di daerah
bersangkutan. Belanja yang tidak optimal dapat mengakibatkan rendahnya kualitas
pelayanan publik dan menurunnya aktivitas sektor swasta. Otonomi daerah
dandesentralisasi fiskal diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penyediaan barang
publik dan regulasi lokal sehingga kualitas pelayanan publik bertambah baik dan
produktivitas ekonomi di daerah semakin meningkat. Berkaitan dengan hal itu, peran
optimalisasi belanja akan mempengaruhi pembangunan ekonomi di daerah.

Oleh karena itu, belanja pemerintah daerah yang efisien merupakan


problematika penting dalam kebijakan sektor publik. Belanja yang efisien diyakini
dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih luas. Isu
efisiensi belanja pemerintah ini menjadi sangat penting, khususnya pada konteks
pertumbuhan dan stabilisasi makro-ekonomi. Belanja pemerintah yang efisien, sangat
erat kaitannya dengan proses penganggaran—penyusunan anggaran pemerintah pusat
maupun daerah.

A. RUMUSAN MASALAH

 Apa istilah dari Manajemen?

iv
 Apa yang dimaksud dengan Belanja Daerah?,
 Apa tujuan dari Belanja Daerah?
 Apa prinsip-prinsip Manajemen Belanja Daerah?

B. TUJUAN

 Agar mahasiswa/i memahami istilah dari Manajemen.


 Agar mahasiswa/i memahami apa itu Belanja Daerah.
 Agar mahasiswa/i memahami tujuan Belanja Daerah.
 Agar mahasiswa/i memahami prinsip-prinsip Manajemen Belanja
Daerah.

v
BAB II - PEMBAHASAN

A. ISTILAH MANAJEMEN

Pernahkah Anda merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan
sesuatu? Beban tugas atau pekerjaan tetap saja menumpuk meski sudah mendekati
deadline? Mungkin salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan dalam mengatur
waktu. Mengalokasikannya untuk menyelesaikan tanggung jawab yang semakin
bertambah memang penting dilakukan agar pekerjaan selesai dengan tepat waktu.
Untuk dapat mengerjakannya secara disiplin, diperlukan kemampuan manajemen
yang baik. Tanpa hal itu, maka akan merasa kesulitan merampung setiap tugas.
Menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat dipraktikkan
tanpa memahami maknanya. Wajib dipahami agar dapat diimplementasikan dengan
baik.

Secara umum, manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan yang
kooperatif menggunakan sumber daya tersedia. Setiap orang tentu pernah
mempraktikkannya secara tidak langsung. Selain itu, dapat juga diartikan menurut
etimologinya. Manajemen berarti seni mengatur dan melaksanakan—berdasarkan
Bahasa Prancis kuno. Kemudian dapat pula diartikan sebagai usaha perencanaan,
koordinasi, serta pengaturan sumber daya demi mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang
dikerjakan dapat selesai tepat waktu dan tidak sia-sia.

B. DEFINISI BELANJA DAERAH

Belanja daerah merupakan setiap bentuk pengeluaran dari rekening kas umum
yang meminimalkan ekuitas dana. Itu sudah menjadi kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran, tidak akan diperoleh pembayarannya kembali. Belanja daerah
dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan berwenang
di provinsi, kabupaten, atau kota. Terdiri dari urusan wajib, pilihan, dan
penanganannya dalam bagian maupun bidang tertentu. Kemudian dapat juga
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masing-masing daerahnya yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Selain itu, didefinisikan dengan

1
semua kewajiban daerah yang sah sebagai pengurang nilai kekayaan bersih pada
tahun anggaran bersangkutan—terdapat dalam UU 33 tahun 2004.

C. TUJUAN MANAJEMEN BELANJA DAERAH

Manajemen belanja mempunyai tiga tujuan pokok yang ingin dicapai, yaitu
menjamin berjalannya disiplin fiskal melalui pengendalian belanja, menyesuaikan
alokasi anggaran dengan arah kebijakan dan prioritas, bahkan menjamin efisiensi
serta efektifitas alokasinya.

D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BELANJA DAERAH

Manajemen belanja daerah harus mengacu pada prinsip-prinsip transparansi,


akuntabilitas, partisipatif, disiplin anggaran, berkeadilan, efisien, dan efektif.

BAB Ill - STUDI KASUS

2
A. REALISASI BELANJA DAERAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI MIMIKA

3
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses peningkatan kondisi perekonomian
menuju arah lebih baik selama periode tertentu. Berkaitan erat dengan peningkatan
produksi barang dan jasa yang diukur dengan besaran Produk Domestik Bruto (PDB)
pada tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk daerah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator sangat penting dalam
melakukan analisis prestasi pembangunan ekonomi yang dialami suatu negara atau
pun daerah. Dalam upaya mendukung tercapainya pertumbuhan yang tinggi,
pemerintah daerah sebagai otoritas pembangunan dituntut untuk menerapkan
kebijakan yang dapat menciptakan iklim kondusif bagi setiap aktivitas produktif para
pelaku ekonomi.

Dalam rangka mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi daerah yang


kondusif, salah satu komponen diandalkan dan variabel cukup berpengaruh adalah
pengeluaran pemerintah. Sebagai organisasi, pemerintah daerah mempunyai
pendapatan guna membiayai pengeluarannya. Peran tersebut dapat dijalankan melalui
salah satu instrumen kebijakan—terdiri dari belanja langsung maupun tidak.
Pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk
melaksanakan kebijakan tersebut. Sumber daya keuangan daerah yang dimiliki dan
diperoleh perlu dialokasikan secara efektif dan efisien untuk pembangunannya.
Alokasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan yang diharapkan dapat
memaksimalkan aktivitas ekonomi, sekaligus memperbaiki tingkat kesejahteraan
masyarakat. Otonomi daerah harusnya dalam tahap implementasi memiliki pengaruh
yang berarti terhadap seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh penduduk dalam
periode tertentu yang tercermin pada angka PDRB. Sebagai gambaran, berikut laju
pertumbuhan Kabupaten Mimika 2011-2016 :

4
Pertumbuhan ekonomi dapat memperlihatkan trend yang meningkat setiap
tahunnya. Melihat pertumbuhan tersebut di Kabupaten Mimika sebagaimana
tergambar dalam PDRB 2011-2016 mengalami perkembangan yang berfluktuasi dan
tidak menggembirakan karena cenderung negatif, hanya 2015 dan 2016 mengalami
peningkatan positif. Pengeluaran pemerintah dialokasikan untuk pembiayaan berbagai
sektor kehidupan masyarakatnya. Konsekuensi logis, hal itu dapat berpengaruh baik
secara langsung maupun tidak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang ditandai

5
oleh besaran PDRB. Salah satu komponen utama adalah akumulasi modal (capital
accumulation) meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada
tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia. Akumulasi modal
terdapat apabila sebagian pendapatan ditabung serta diinvestasikan kembali dengan
tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari (Todaro, 2000).
Masalah pengalokasian pengeluaran pemerintah ini merupakan alternatif cukup sulit,
pemerintah harus menentukan komponen mana saja yang harus dikurangi atau
ditambah dalam menciptakan anggaran pembangunan efektif dan efisien. Sebagai
gambaran, berikut besarnya realisasi pengeluaran daerah menurut jenisnya di
Kabupaten Mimika 2011-2016 :

6
Selama periode 2011-2016, perkembangan anggaran belanja pemerintah daerah
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal menarik yang perlu diperhatikan adalah
PDRB dari periode serupa. Tahun 2014, belanja daerah mengalami peningkatan
sebesar Rp1.727.324.565.392 dari tahun sebelumnya (2013) sebesar
Rp1.325.204.324.803, naik sebesar 0,3%. Pada tahun serupa, pertumbuhan PDRB di
Kabupaten Mimika mengalami penurunan sebesar -0,55%. Kondisi serupa juga terjadi
pada tahun sebelumnya, bahkan merupakan fenomena baru dan menarik untuk dikaji.
Di satu sisi, upaya meningkatkan anggaran belanja sebagai alat kebijakan fiskal
rupanya direspons secara kontra produktif oleh PDRB sehingga tidak dapat
dipersalahkan bila apa yang dilancarkan oleh pemerintah daerah tidak tepat sasaran
hingga pertumbuhan ekonomi tak dapat terwujud. Dari uraian di atas tercermin suatu
kondisi yang menggambarkan adanya indikasi perkembangan alokasi anggaran
belanja cukup tinggi, tetapi tidak diiringi oleh pertumbuhan ekonomi sepadan dan
cenderung jauh dari harapan.

Untuk mengetahui pengaruh belanja daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di


Kabupaten Mimika, digunakanlah alat analisis regresi linear sederhana agar
memahami arah hubungan antara variabel independen dengan dependen apakah
positif atau negatif? Bahkan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen, apabila
independensi mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya
berskala interval atau rasio.
7
Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Belanja Daerah

X = Pertumbuhan Ekonomi

A = Konstanta

B = Koefisien Regresi

Belanja daerah merupakan salah satu bagian dari realisasi pengeluaran


pemerintah Kabupaten Mimika yang secara langsung maupun tidak, dalam kurun
waktu satu tahun anggaran. Adapun perkembangannya pada sepuluh tahun terakhir,
dapat dilihat pada tabel berikut :

8
Dari tabel 3, memperlihatkan perkembangan belanja daerah di Kabupaten Mimika
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yakni tahun 2008-2017. Belanja daerah tertinggi terjadi
pada tahun 2016 dengan total belanja sebesar Rp2.620.539.797.867 dan belanja daerah
terendah di 2008 dengan total belanja sebesar Rp1.083.787.800.000. Dari hasil analisis
regresi linear sederhana, digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel belanja daerah
terhadap laju PDRB. Hasil analisis yang diperoleh dengan bantuan SPSS versi 16 for
windows adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, maka hubungan fungsional antara variabel
dependen dan independen adalah :

Y = -19,806 + 0,012X

Nilai konstanta dan koefisien dari hubungan fungsional di atas dapat


diinterprestasikan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar -19,806 menjelaskan bahwa laju PDRB dipengaruhi oleh


variabel lain, kecuali belanja daerah sebesar –19,8%

b. Koefisien belanja daerah sebesar 0,012 menunjukkan bahwa jika belanja daerah
mengalami peningkatan 1 miliyar, maka akan menyebabkan peningkatan laju PDRB sebesar
0,012%. Untuk mengetahui besarnya pengaruh belanja daerah terhadap laju PDRB adalah
dengan melihat nilai R square pada output SPSS sebagai berikut :

9
Hasil di atas menunjukkan nilai R square sebesar 0,138. Itu menjelaskan pengaruh
belanja daerah terhadap PDRB Kabupaten Mimika sebesar 13,8%, sedangkan 86,2%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil analisis regresi linear sederhana
menunjukan belanja daerah mempunyai, tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Mimika. Hal itu mengindikasikan bahwa kebijakan fiskal pemerintah
daerah melalui APBD, terutama aspek pengeluaran belum mampu menggerakkan
pertumbuhan ekonominya. Dalam konsep ekonomi makro, pengeluaran pemerintah akan
meningkatkan perekonomian. Itu yang mendorongnya, tentu dengan asumsi bahwa sebagian
digunakan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi yang lebih produktif atau memberikan motivasi
demi perkembangan.

Pengeluaran pemerintah memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi dengan asumsi


implikasi kegiatan produktif, misalnya belanja infrastruktur. Jika bersentuhan langsung
dengan kepentingan publik, akan dapat menstimulus perekonomian. Pembangunan
infrastruktur akan mendorong investasi. Dengan adanya itu, ekonomi akan berkembang dan
menciptakan lapangan kerja baru sehingga menyerap pengangguran serta memperkecil
kemiskinan. Pada kenyataannya, pengeluaran pemerintah daerah Kabupaten Mimika lebih
banyak digunakan untuk setiap tujuan yang tidak produktif dan mengarah kepada konsumtif
sehingga tak mampu secara signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi.

10
BAB IV - PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Belanja daerah merupakan setiap bentuk pengeluaran dari rekening kas umum
yang meminimalkan ekuitas dana. Itu sudah menjadi kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali.
2. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan berwenang di provinsi, kabupaten, atau kota. Terdiri dari urusan wajib,
pilihan, dan penanganannya dalam bagian maupun bidang tertentu.
3. Manajemen secara umum adalah suatu proses untuk mencapai tujuan yang
kooperatif menggunakan sumber daya tersedia. Setiap orang tentu pernah
mempraktikkannya secara tidak langsung.
4. Menurut etimologi, manajemen berarti seni mengatur dan melaksanakan—
berdasarkan Bahasa Prancis kuno. Kemudian dapat pula diartikan sebagai usaha
perencanaan, koordinasi, serta pengaturan sumber daya demi mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
5. Manajemen belanja mempunyai tiga tujuan pokok yang ingin dicapai, yaitu
menjamin berjalannya disiplin fiskal melalui pengendalian belanja, menyesuaikan
alokasi anggaran dengan arah kebijakan dan prioritas, bahkan menjamin efisiensi
serta efektifitas alokasinya.
6. Manajemen belanja daerah harus mengacu pada prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, partisipatif, disiplin anggaran, berkeadilan, efisien, dan efektif.
7. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses peningkatan kondisi perekonomian
menuju arah lebih baik selama periode tertentu. Berkaitan erat dengan peningkatan
produksi barang dan jasa yang diukur dengan besaran Produk Domestik Bruto (PDB)
pada tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk daerah.
8. Sebagai organisasi, pemerintah daerah mempunyai pendapatan guna membiayai
pengeluarannya. Peran tersebut dapat dijalankan melalui salah satu instrumen
kebijakan—terdiri dari belanja langsung maupun tidak. Pengeluaran pemerintah
mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

11
9. Untuk mengetahui pengaruh belanja daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Mimika, digunakanlah alat analisis regresi linear sederhana agar
memahami arah hubungan antara variabel independen dengan dependen apakah
positif atau negatif? Bahkan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen, apabila
independensi mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya
berskala interval atau rasio.
10. Pengeluaran pemerintah memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi dengan
asumsi implikasi kegiatan produktif, misalnya belanja infrastruktur. Jika bersentuhan
langsung dengan kepentingan publik, akan dapat menstimulus perekonomian.
Pembangunan infrastruktur akan mendorong investasi.

B. SARAN

1. Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, diperlukan


peningkatan terhadap manajemen belanja daerah yang mengacu pada prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, partisipatif, disiplin anggaran, berkeadilan, efisien, dan
efektif.

2. Memberi alokasi anggaran belanja daerah pada sektor pembangunan dan pedesaan
dalam bentuk pemberian bantuan operasional kepada perangkat desa.

3. Pemerintah daerah Kabupaten Mimika diharapkan mengalokasikan belanja daerah


secara proporsional antara yang sifatnya konsumtif dengan produktif dan lebih
memihak kepentingan publik sehingga mampu memberikan efek positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.

4. Pengeluaran pemerintah di masa yang akan datang harus lebih besar untuk belanja
modal, misalnya pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang memadai demi
mendorong masuknya sektor swasta yang akan memotivasi pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

 https://id.scribd.com/document/346982447/makalah-manajemen-belanja-
daerah

12
 https://www.cermati.com/artikel/manajemen-pengertian-manajemen-fungsi-
dan-jenis-keilmuan-yang-harus-kamu-tahu
 Ejournal.stiejb.ac.id
 https://djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=apa-yang-dimaksud-dengan-belanja-daerah
 https://djpk.kemenkeu.go.id/elearning-djpk/mod/page/view.php?
id=96#:~:text=Pengelolaan%20belanja%20mempunyai%20tiga
%20tujuan,efisiensi%20dan%20efektifitas%20alokasi%20anggaran.

13

Anda mungkin juga menyukai