Anda di halaman 1dari 12

Makalah Manajemen Keuangan Publik

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Publik


“Manajemen Belanja Daerah”

Dosen Pengampu :
Al Parok S.E., M.S.Ak

Disusun Oleh :
1. Lispiah Nim. C0E022010
2. Muhammad Najib Ariqza Nim. C0E022014
3. Eko Ariyanto Nim. C0E022038
4. Ambar Fitriyani Nim. C0E022040

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAERAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Belanja Daerah”
Makalah ini berisikan bagaimana kita memahami “Manajemen Belanja Daerah”. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan
Publik yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada penulis sehingga dapat termotivasi dan
dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Jambi, 20 Februari 2024

Penulis

ii | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2
Kebijakan Belanja Daerah dan Manajemen Belanja Daerah .......................................................... 2
Kebijakan Belanja Daerah .............................................................................................................. 2
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ............................................... 2
B. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berisi: ............................................................... 2
C. Kebijakan Umum APBD (KUA) berisi: ................................................................................. 3
Manajemen Belanja Daerah ............................................................................................................ 4
Prinsip Manajemen Belanja Daerah................................................................................................ 5
1. Perencanaan Belanja Daerah................................................................................................ 5
3. Akuntabilitas Belanja Daerah .............................................................................................. 6
4. Auditabilitas Belanja Daerah ............................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 8
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 9

iii | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi
ekuitas dana. Belanja daerah merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka
mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau
kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya
dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan
perundangundangan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kebijakan Belanja Daerah ?

2. Bagaimana Kebijakan Belanja Daerah ?

3. Apa Prinsip Manajemen Belanja Daerah?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami Kebijakan Belanja Daerah.

2. Memahami Kebijakan Belanja Daerah.

3. Mengetahui dan Memahami Prinsip Manajemen Belanja Daerah.

1 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


BAB II
PEMBAHASAN

Kebijakan Belanja Daerah dan Manajemen Belanja Daerah


Dalam kaitannya dengan belanja daerah, terdapat dua aspek yang secara konseptual berbeda tetapi
memiliki keterkaitan yang erat, yaitu kebijakan belanja dan manajemen belanja. Kebijakan belanja
terkait dengan penentuan apa yang akan dilakukan yang berimplikasi pada kebutuhan pengeluaran
atau belanja. Sedangkan manajemen belanja terkait dengan bagaimana melaksanakan anggaran
untuk membiayai aktivitas secara ekonomis, efisien dan efektif. Kebijakan belanja daerah
ditentukan pada tahap perencanaan anggaran, sedangkan manajemen belanja daerah dilakukan
pada tahap implementasi anggaran. Pada dasarnya manajemen belanja akan menyesuaikan
kebijakan belanja yang diambil pemda.

Kebijakan Belanja Daerah


Kebijakan belanja daerah biasanya dituangkan dalam dokumen perancanaan daerah, yaitu pada
Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran, Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam di dokumen
perencanaan daerah kebijakan belanja daerah merupakan salah satu aspek penting yang selalu
ditekankan. Berikut adalah garis besar dokumen perencanaan daerah yang secara ekplisis di
dalamnya memuat kebijakan anggaran belanja daerah:

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


a. Strategi Pemerintah Daerah
b. Kebijakan Umum
c. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
d. Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan, lintas kewilayahan yang memuat
kegiatan dalam Kerangka regulasi dan Kerangka Anggaran.
B. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berisi:
a. Prioritas Pembangunan Daerah
b. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah

2 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


c. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
d.Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan dan lisntas kewilayahan yang memuat
kegiatan dalam Kerangka Regulasi dan Kerangka Anggaran.
C. Kebijakan Umum APBD (KUA) berisi:
a. Target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan
dilaksanakan oleh pemda untu setiap urusan pemda
b. Proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan
pembiayaan dengan asumsi yang mendasarinya
c. Asumsi yang mendasari kebijakan anggaran dengan mempertimbangkan
perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal
yang ditetapkan pemerintah
d. Kerangka ekonomi makro dan implikasinya terhadap sumber pendanaan,
meliputi:
➢ Penjelasan tentang asumsi anggaran, kondisi yang telah terjadi dan
diperkirakan akan terjadi yang menjadi dasar penyusunan KUA. Contoh asumsi
dan kondisi makro: laju inflasi, pertumbuhan ekonomi regional, tingkat
penganggaran regional, dan asumsi lainnya yang relevan dengan kondisi daerah
setempat;
➢ Dalam rangka implementasi asumsi dan kondisi yang menjadi dasar
pencapaian sasaran KUA harus mampu menjelaskan kebijakan penganggaran
sesuai kebijakan pemerintah. Kondisi yang bebeda akan menghasilkan
target/sasaran yang berbeda;
➢ Juga diuraikan tentang perkiraan penerimaan untuk menandai seluruh
pengeluaran pada tahun yang akan dating, baik dari Pendapatan Asli Daerah,
Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Khusus , maupun dari
pinjaman atau hibah.

3 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) berisi:
1. Ringkasan kebijakan umum APBD;
2. Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah. Proyeksi anggaran ini memuat
penjelasan yang ditempuh dalam upaya peningkatan pendapatan daerah, faktor-faktor yang
mempengaruhi tidak terjadinya atau terjadinya peningkatan belanja daerah dan kebijakan
pemerintah daerah di bidang pembiayaan daerah
3. Prioritas Program dan Plafon Anggaran
4. Plafon Anggaran Menurut Organisasi.

Arah kebijakan anggaran banyak dipengaruhi kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah
daerah. Pada prinsipnya kunci kebijakan ekonomi secara klasik bertujuan pada tiga hal, yaitu:
a.Pertumbuhan ekonomi
b.Pemerataan ekonomi
c.Stabilitas ekonomi.

Manajemen Belanja Daerah


Manajemen belanja daerah memiliki tiga tujuan pokok yang hendak dicapai yaitu
menjamin dilakukannya disiplin fiskal melalui pengendalian belanja, dilakukannya alokasi
anggaran sesuai dengan kebijakan dan prioritas anggaran, menjamin efisiensi dan
efektivitas alokasi anggaran. Manajemen belanja akan menyesuaikan arah kebijakan
anggaran, khususnya kebijakan ekonomi yang ditempuh pemda yaitu pertumbuhan,
pemerataan dan stabilitas ekonomi. Manajemen belanja daerah juga mengacu kepada
prinsip tranparansi dan akuntabilitas, disiplin anggaran, keadilan anggaran serta efisiensi
dan efektifitas anggaran seperti dalam manajamen pendapatan daerah. Dari segi disiplin
anggaran, anggaran belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi. Penganggaran
belanja daerah secara keseluruhan harus juga didukung dengan adanya kepastian
tersediaanya penerimaan. Ini bermakna bahwa daerah sebaiknya menghindari anggaran
defisit yang melebihi cadangan yang tersedia sehingga terhindar dari penciptaan utang
daerah. Prinsip keadilan anggaran mewajibkan belanja daerah, khususnya dalam
pemberian pelayanan umum harus dialokasikan secara adil dan merata agar dapat dinikmati
oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi. Dengan prinsip efisiensi dan

4 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


efektifitas anggaran, belanja daerah dalam program efisiensi pengeluaran daerah di masa
lalu sering mengalami hambatan karena beberapa sebab yaitu :
a. Pengeluaran tidak berorientasi pada kepentingan publik
b. Pengeluaran tidak berorientasi pada kinerja
c. Pengeluaran berorientasi jangka pendek
d. Pemerintah Daerah, tidak proaktif dan hanya bersifat reaktif untuk melenyapkan
sumber pemborosan keuangan daerah
e. Tidak adanya pengetahuan yang memadai mengenai sifat-sifat biaya

Prinsip Manajemen Belanja Daerah


Terdapat beberapa prinsip manajemen belanja daerah yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Perencanaan belanja
2. Pengendalian belanja
3. Akuntabilitas belanja
4. Auditabilitas belanja

1. Perencanaan Belanja Daerah


Belanja daerah yang tercermin dalam APBD harus terencana dengan baik. Perencanaan belanja
yang baik ditandai dengan:
a.adanya koherensi antara perencanaanaan belanja dalam APBD dengan dokumen perencanaan
daerah;
b.adanya standar satuan harga (SSH) yang merupakan standar biaya per unit input;
c.adanya analisis standar belanja (ASB) untuk menentukan kewajaran belanja suatu program
atau kegiatan;
d.adanya harga perkiraan sendiri untuk menentukan kewajaran belanja modal yang
pengadaannya ditenderkan;
e.rendahnya tingkat senjangan belanja (budgetary slack).

Pengeluaran daerah yang direncanakan harus memiliki keterkaitan logis dengan dokumen
perencanaan yang dituangkan dalam Renja SKPD. Renja Pemda. RPJMD dan RPJPD. Azas
penting dalam manajemen belanja daerah adalah dipenuhinya konsep value for money yaitu

5 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


pengeluaran belanja harus 3E yaitu ekonomis, efisien dan efektif. Untuk menjamin dilakukannya
anggaran belanja yang memenuhi unsur 3E, pada tahap belanja perlu ditetapkan standar satuan
harga (SSH), sebagai standar biaya per unit input yang wajib digunakan sebagai dasar
penganggaran oleh satker.penetapan standar satuan harga ini penting untuk menghindari terjadinya
mark up anggaran. Selain standar satuan harga, juga perlu dimiliki analisis standar belanja.
Analisis standar belanja lebih tepat digunakan untuk menilai kewajaran belanja khususnya belanja
nonmodal, sedangkan untuk katagori belanja modal diperlukan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
untuk menemukan kewajarannya.

2. Pengendalian Belanja Daerah


Sistem anggaran harus menjamin dilakukannya pengendalian belanja secara memadai.Setiap
pengeluaran harus dapat dilacak prosesnya mulai dari adanya kelengkapan dokumen anggaran ,
otorisasi dari pejabat yang berwenang dan adanya bukti transaksi yang valid. Anggaran belanja
seharusnya dilaksanakan tepat waktu. Pergeseran anggaran dimungkinkan asal tidak mengubah
prioritas program dan mengganggu proses anggaran. Anggaran belanja harus digunakan sesuai
peruntukannya. Fungsi verifikasi anggaran sangat penting untuk pengendalian anggaran mulai dari
pengajuan anggaran hingga pertanggungjawabannya. Penyerapan anggaran yang terlalu cepat atau
lambat dari target atau jadwal yang direncanakan mengindikasikan kurang bagusnya pelaksanaan
anggaran.

3. Akuntabilitas Belanja Daerah


Belanja daerah harus memenuhi prinsip akuntabilitas publik, yaitu setiap belanja harus dapat
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada publik baik langsung maupun melalui DPRD.
Akuntabilitas publik atas belanja daerah setidaknya meliputi:
1) akuntabilitas hukum
2) akuntabilitas finansial
3) akuntabilitas program
4) akuntabilitas manajerial

Akuntabilitas hukum mengandung arti bahwa setiap belanja daerah harus ada dasar hukumnya,
yaitu Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD. Pemerintah daerah

6 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


tidak boleh melakukan pengeluaran yang tidak dianggarkan. Belanja daerah harus memenuhi
prinsip akuntabilitas finansial yaitu setiap rupiah yang dibelanjakan harus dapat
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam laporan keuangan pemda. Jika belanja daerah yang
dikeluarkan terkait dengan pelaksanaan program, maka selain memenuhi prinsip akuntabilitas
hukum dan finansial juga harus memenuhi prinsip akuntabilitas program. Program yang dibiayai
dengan APBD harus dapat dipertanggungjawabkan melalui laporan kinerja program. Secara
kelembagaan, belanja daerah juga harus memenuhi prinsip akuntabilitas manajerial artinya
manajer publik yang terlibat dalam proses pengeluaran belanja daerah harus bertanggungjawab
atas terjadinya pengeluaran tersebut.

4. Auditabilitas Belanja Daerah


Auditabilitas belanja daerah mengandung arti bahwa setiap pengeluaran belanja yang
mengakibatkan beban APBD harus dapat diverifikasi atau diaudit. Verifikasi atau audit belanja
daerah mencakup:
a) kelengkapan dokumen anggaran, seperti DPA-SKPD, SPD, SPP,SPM,SPJ dan dokumen
pendukung lainnya yang diperlukan
b) adanya dokumen transaksi yang valid
c) dilakukannya pencatatan yang memadai
d) dapat diuji silang antara catatan dengan keberadaan.

Aspek audit belanja daerah antara lain untuk memeriksa:


a. ada/tidak ada mark up dalam pengadaan barang/jasa
b. ada/tidak ada bukti belanja yang tidak sah (fiktif)
c. ada/tidak ada penitipan anggaran ke satuan kerja lain
d. ada/tidak ada kesalahan pembebanan belanja ke rekening yang tidak sesuai
e. ada/tidak ada ketidakwajaran dalam belanja modal, belanja pegawai, belanja barang dan jasa
f. ada/tidak ada ketidakwajaran dalam proses pengadaan barang/jasa.

7 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Manajemen belanja daerah harus menjadi fokus pemerintah daerah agar optimalisasi
manajemen keuangan daerah dapat tercapai.Hal ini penting karena belanja daerah memiliki
karakteristik mudah membelanjakannya,sulit menghematnya,dan mudah menyelewengkannya.

2. Terdapat dua aspek penting terkait dengan belanja daerah,yaitu kebijakan belanja dan
manajemen belanja.Kebijakan belanja dan manajemen belanja merupakan dua hal yang saling
terkait sehingga perlu harmonisasi dan sinkronisasi.

3. Kebijakan belanja daerah perlu secara eksplisit dituangkan dalam dokumen perencanaan
daerah,yaitu pada Kebijakan Umum APBD,Prioritas dan Plafon Anggaran,Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD),dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

4. Manajemen belanja daerah memiliki tiga tujuan pokok yang hendak dicapai,yaitu menjamin
dilakukannya disiplin fiskal melalui pengendalian belanja,dilakukannya alokasi anggaran sesuai
dengan kebijakan dan prioritas anggaran,dan menjamin efisiensi dan efektivitas alokasi anggaran.

5. Manajemen belanja daerah harus mencakup empat aspek,yaitu adanya perencanaan belanja yang
baik,dilakukannya pengendalian belanja secara memadai,adanya akuntabilitas belanja,dan
dilakukannya audit atas belanja daerah.

8 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah


Daftar Pustaka
Mahmudi (2009) “Manajemen Keuangan Daerah” Buku Seri Membudayakan Akuntabilitas
Publik, Yogyakarta: Erlangga.

https://djpk.kemenkeu.go.id/elearning-djpk/mod/page/view.php?id=96 (di akses pada Hari


Selasa, 20 Februari 2024 jam 10:16 WIB)

Khusani, Mohammad Maski, Ghozali (2021) “Manajemen Keuangan Anggaran dan Pendapatan
Belanja Daerah”, Malang: UB Press.

9 | Makalah Manajemen Keuangan Publik_”Manajemen Belanja Daerah

Anda mungkin juga menyukai