Anda di halaman 1dari 11

Kemudian diskusikan :

1. Bagaimana perencanaan keuangan daerah pada pemerintah Kabupaten/ Kota?


2. Jelaskan proses penatausahaan keuangan dalam rangka pengelolaan keuangan daerah?

Jawaban

1. Ketentuan Perencanaan keuangan daerah pada pemerintah Kabupaten/Kota meliputi :


1) Tujuan Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
a. Untuk mewujudkan kesatuan pemahaman dan pelaksanaan atas ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga pengelolaan keuangan
daerah dapat diselenggarakan dengan baik.
b. Sebagai pedoman pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah
c. Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi, dan
akuntabilitas pelaksanaan APBD
d. Sebagai pedoman pelaksanaan APBD untuk mewujudkan keterpaduan keserasian
tepat waktu, tepat mutu, tertib administrasi, tepat sasaran, dan manfaat serta
disiplin anggaran

Sedangkan yang menjadi arah dan sasaran anggaran adalah :


a. Meningkatkan pertubuhan dan perekonomian masyarakat dapat memberikan
pengaruh dan manfaat dalam merubah dan meningkatkan kehidupan perekonomian
dan keadaan sebelumnya
b. Mendorong sektor swasta, peranan sektor dalam arti GEL (Golongan Ekonomi
Lemah/bukan Konglomerat) perlu didorong dalam rangka memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan
kriteria tersebut bukan secara nasional,
c. Memperluas lapangan kerja, Kuantitas penyerapan tenaga kerja dibandingkan
dengan kapasitas tenaga kerja dan lapangan kerja yang ada termasuk pula tingkatan
pendapatannnya
d. Meningkatkan pemerataan, pemerataan sebagai salah satu tolak ukur utama
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk untuk pekerjaan-pekerjaan
yang bersifat subsidi/bantuan, harus benar-benar mempertimbangkan segi
efektifitas, efisiensi dan manfaatnya
2) Prinsip Anggaran
Adapun yang menjadi prinsip anggaran adalah :
a. Transparansi dan akuntabilitas

APBD harus dapat menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, hasil dan
manfaat yang diperoleh masyarakat kegiatan atau pekerjaan yang dianggarkan

b. Disiplin Anggaran

Anggaran pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara


rasional yang dapat dicapai untuk setiap pendapatan sedangkan belanja yang
dianggarkan pada setiap pos/kode rekening merupakan batas tertinggi pengeluaran
belanja

c. Keadilan Anggaran

Pendapatan daerah pada hakekatnya diperoleh melalui mekanisme pajak dan


retribusi atau beban lainnya yang dipikul oleh segenap lapisan masyarakat. Untuk
itu, pemerintah Daerah wajib mengalokasikan penggnaannya secara adil dan merata
agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam
pemberian pelayanan

d. Efisiensi dan efektifitas anggaran

Dana yang tersedia harus bermanfaat dengan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat
efisiensi dan efektifitas anggaran, maka dalam perencanaan perlu ditetapkan secara
jelas arah, tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang akan diperoleh masyarakat dan
suatu kegiatan atau pekerjaan yang diprogramkan.

3) APBD yang Disusun dengan Pertimbangan Lingkungan Strategis Mempunyai Beberapa


Aspek:

a. Stabilitas ekonomi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan


prasarana dasar umum

b. Tuntutan reformasi, perbaikan kondisi di segala sendi kehidupan bernegara menjadi


agenda penting yang diikuti dengan perubahan paradigm pembangunan

c. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang perlu diantisipasi melalui


kebijakan dalam bidang jasa, perindustrian dan perdagangan dalam rangka
meningkatkan pendapatan

d. Otonomi Daerah, yang menuntut perubahan tatanan di bidang politik dan


pemerintahan yang berlanjut dengan perubahan mendasar di bidang pemerintahan
dan pembangunan

e. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, era reformasi yang diikuti pergeseran


pembangunan menetapkan masyarakat sebagai subjek pembangunan

f. Kondisi keuangan daerah, keterbatasan anggaran yang ada sehingga diperlukan


penentuan arah dan kebijakan umum dalam strategi dan prioritas secara matang

4) Pedoman Umum

a. Waktu dan Siklus anggaran

1. Tahun anggaran berlaku dan tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember


tahun yang bersangkutan
2. Siklus anggaran daerah meliputi penyusunan/perubahan APBD, penatausahaan
pelaksanaan keuangan daerah dan perhitungan pelaporan APBD
3. Anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan serta perhitungan APBD
setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah

b. Penerimaan dan pengeluaran daerah

1. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam rangka pelaksanaan


desentralisasi dituangkan dalam APBD
2. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah harus dilaksanakan melalui
rekening kas daerah
3. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan target minimal
berdasarkan potensi riil yang harus dicapai untuk setiap sumber pendapatan
4. Penerimaan badan/dinas/kantor/bagian adalah pendapatan daerah yang
disetorkan seluruhnya ke kas daerah, oleh karena itu dilarang dipergunakan
langsung untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
5. Jumlah pengeluaran/belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas
maksimal untuk setiap rincian objek belanja yang bersangkutan
6. Setiap pejabat daerah dilarang melakukan tindakan lain yang berakibat
pengeluaran atas beban APBD selain yang ditetapkan dalam peraturan daerah
tentang penetapan APBD
7. Apabila pada awal tahun anggaran sebelum Raperda APBD ditetapkan menjadi
Perda, maka untuk menghindari terhambatnya penyelenggaraan pemerintah
daerah, maka di samping gaji dan tunjangan pegawai, SKPD dapat mencairkan
pengeluarannya dengan mendasarkan pada dokumen sementara pengganti SPD
setelah mendapatkan persetujuan dari DPRD
8. Khusus untuk belanja subsidi, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil dan
bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, pengeluarannya ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dengan memberitahukan kepada DPRD

5) Prinsip Pelaksanaan APBD

Dalam melaksanakan APBD didasarkan atas prinsip sebagai berikut :


1) Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disaratkan;

2) Efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, serta


fungsi Dinas/ Bagian/ Instansi yang bersangkutan;

3) Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri dan industri kecil;

4) Penyelenggaraan rapat kerja/ rapat dinas, seminar, pertemuan dan lokakarya


serta pembentukan panitia dan tim dibatasi untuk hal-hal yang sangat penting;

5) Kepala SKPD/ Unit Kerja wajib mengadakan pengawasan terhadap penggunaan


alat telekomunikasi, penggunaan air, pemakaian listrik dan pemakaian alat
elektronik lainnya untuk menekan biaya langganan.

6) Penatausahaan Pelaksanaan APBD

Kepala SKPD selaku pengguna Anggaran dengan Bendahara Penerima dan Bendahara
Pengeluaran dalam menerima atau menguasai uang/ barang/ kekayaan daerah wajib
menyelenggarakan pembukuan /penatausahaan sesuai dengan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah.

Kepala SKPD wajib menyampaikan secara lengkap dan teratur dokumen yang
menyangkut keuangan/ kekayaan daerah/ barang milik daerah kepada Bupati/Walikota.

1. Proses penataushaan keuangan dalam pengelolaan keuangan daerah, meliputi :


b. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
Bupati/Walikota selaku kepala pemerintahan daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan :

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD


b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah
c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang
d. Menetapkan bendahara penerimaan dan atau bendahara pengeluaran
e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang
daerah
g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
daerah,dan
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran

Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh kepala satuan kerja


pengelola keuangan daerah selaku PPKD dan kepala SKPD selaku pejabat pengguna
anggaran/barang daerah.

c. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah


Penetapan para pengelola keuangan daerah merupakan salah satu syarat pelaksanaan
anggaran. Dalam pelaksanaan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah Bupati
/Walikota melimpahkan sebagian wewenang kepada sekretaris daerah untuk bertindak
selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah. Sekretaris daerah selaku koordinator
pengelolaan keuangan daerah dalam konteks pelaksanaan dan penatausahaan
keuangan daerah mempunyai tugas koordinasi di bidang penyusunandan pelaksanaan
kebijakan pengelolaan APBD, menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD, dan
memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD.
d. Pejabat pengelolaan keuangan daerah
Pejabat pengelola keuangan daerah disingkat dengan PPKD dijabat oleh Asisten
administrasi secretariat daerah untuk belanja daerah dan kepala dinas pendapatan
untuk pendapatan daerah. Mengingat sangat kompleksnya tugas PPKD sebagai BUD,
maka PPKD selaku BUD melimpahkan kekuasaannya kepada kuasa BUD kepada bagian
keuangan. Tugas dan kewenangan PPKD adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah ke bagian
keuangan

b. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan


peraturan daerah, dikuasakan ke dinas pendapatan daerah

e. PPKD selaku bendaharaan umum daerah (BUD)

Pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD), sebagaimana telah dikemukakan,


mempunyai kewenanang untuk mengelola keuangan daerah dan segala bentuk
kekayaan daerah lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya PPKD bertanggungjawab
kepada Bupati/Walikota. Seperti telah dinyatakan di atas, mengingat sangat
kompleksnya tugas PPKD sebagai BUD, maka PPKD selaku BUD. Melimpahkan
kekuasannya kepada kuasa BUD kepada bagian keuangan. Kuasa BUD bertanggung
jawab kepada PPKD selaku BUD. Bendahara umum daerah (BUD) mempunyai
kewenangan antara lain :

a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD, di kuasakan ke bagian


akuntansi.
b. Mengesahkan dokumen pelaksana anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA-
SKPD), di kuasakan ke bagian keuangan.
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD, di kuasakn ke bagian keuangan.
d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan teknis penerimaan dan pengeluaran
kas daerah, di kuasakan ke bagian keuangan.
e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah, dikuasakan ke dinas pendapatan
daerah.
f. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk, dikuasakan ke bagian keuangan.
g. Mengushakan dan mengatur dana yang di perlukan dalam pelaksanaan APBD,
dikuasakan ke bagian keuangan.
h. Menyimpan uang daerah, dikuasakan ke bagian keuangan.
i. Menerbitkan surat penyediaan dana (SPD), dikuasakan ke bagian keuangan.
j. Melaksanakan penenmpatan uang daerah dan mengelola/menatausahakn
investasi, dikuasakan ke bagian keuangan.
k. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran
atas beban rekening kas umum daerah, dikuasakn ke bagian keuangan.
l. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama
pemerintah daerah, dikuasakan ke bagian keuangan
m. Melaksanakan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah, dikuasakan ke
bagian keuangan.
n. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah, dikuasakan ke bagian
keuangan.
o. Melakukan penagihan piutang daerah, dikuasakan ke bagian keuangan.
p. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah, dikuasakan ke
bagian keuangan.
q. Menyajikan informasi keuangan daerah, dikuasakan ke bagian keuangan.

r. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang


milik daerah, dikuasakan ke bagian perlengkapan dan aset daerah.

Dalam melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan, bagian keuangan


setiap hari mencatat penerimaan dan pengeluaran kas daerah ke dalam pembukuan
dalam rangka melaksanakan akuntansi keuangan daerah. Setiap akhir bulan bagian
keuangan menyusun laporan khas daerah yang menyajikan saldo rekening kas daerah
di bank. Untuk keperluan penyusunan laporan kas daerah tersebut, bagian keuangan
mencocokan saldo kas daerah menurut pembukuan dengan saldo kas daerah
menurut pembukuan bank.

Bagian keuangan dapat bertindak sebagai fund manager dan loan manager
daerah. Rekening di kas daerah yang sementara belum digunakan, dapat
didepositokan oleh bagian keuangan sepanjang tidak mengganggu likuiditas kas
daerah. Bunga deposito, bunga atas penempatn uang di bank, dan jasa giro
merupakan pendapatan daerah.
f. Pengguna Anggaran atau Pengguna Barang
Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kekuasaan pengguna anggaran belanja
daerah, yang terdiri dari para kepala satuan kerja. Pengguna anggaran bertanggung
jawab atas tertib penatausahaan anggaran yang dialokasikan pada stuan kerja yang
dipimpinnya, termasuk melakukan pemeriksaan kas yang dikelola leh bendahara. Dalam
konteks pelaksanaan dan penatausahaan pengguna anggaran atau pengguna barang
daerah mempunyai tugas dan wewenang antara lain:

a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA-


SKPD)
b. Meakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja
c. Melaksanakan anggran SKPD yang dipimpinnya
d. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
e. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
f. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan
g. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tangguangjawab SKPD yang
dipimpinnya
h. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggungjawab
SKPD yang dipimpinnya

Pegguna anggaran/pengguna barang bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Pejabat pengguna anggaran dalam
melaksanakan tugas dapat melimpahkan sebgian kewenangan kepada kepala unit
kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/pengguna barang. Pelimpahan
wewenang ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD. Penetapan kepala
unit kerja pada SKPD berdasarkan :

a. Pertimbangan tingkat daerah


b. Besaran SKPD
c. Besaran jumlah uang yang dikelola
d. Beban keja
e. Lokasi
f. Kompetensi dan/atau rentang kendali
g. Pertimbangan objektif lainnya

Kuasa pengguna anggaran ertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada pengguna anggaran/pengguna barang.

g. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan


Pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dalam melaksanakan program
dan kegiatan menunjuk pejabat pada SKPD selakun pejabat pelaksana teknis kegiatan
(PPTK). PPTK mempunyai tugas antara lain :

a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

b. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan

c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan

Penunjukan PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi/PNS (minimal


golongan 3A), jumlah anggran kegiatan, beban erja, lokasi dan/atau rentang kendali
dan pertimbangan objektif lainnya. PPTK bertanggungjawab kepada pejabat
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

h. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD


Dalam rangka melaksanakan wewenang atas penggunaan anggaran yang dimuat dalam
DPA-SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tatausaha
keuangan pada SKPD sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-
SKPD mempunyai tugas antara ain :

a. Meneliti kelengkapan SSP-UP, SSP-GU, DAN SSP-TU serta SPP-LS yang diajukan
oleh bendahara pengeluaran.
b. Menyiapkan SPM
c. Melakukan verifikasi atas penggunaan dana yang dipertanggungjawabkan oleh
bedahara pengeluaran.
d. Menyiapkan laporan keuangan SKPD

PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan


pemungutan penerimaan daerah, bendahara dan/atau PPTK.

i. Bendahara
Kepala daerah menetapkan bendahara penerimaan untuk melaksakan tugas
keperbendaharaan dalam rangka pelaksaan anggaran pendapatan pada SKPD dan
bendahara pengeluaran untuk melaksakan tugas keperbendaharaan dalam rangka
pelaksaan anggaran belanja pada SKPD. Bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran adalah pejabat fungsional.
Bendahara penerimaan dan bendahara pngeluaran dilarang melakukan, baik secara
langsung mupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan
penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan
tersebut, serta, menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuanga lainnya atas
nama pribadi.
Pada setiap SKPD ditetapkan 1 (satu) bendahara penerimaan dan 1 (satu) bedahara
pengeluaran. Dalam melaksanakan

Anda mungkin juga menyukai