PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH
NAMA KELOMPOK 4
01 DWI
201120002349 02 ANGGA YUDHA
WULANDARI 201120002379
D.
03 LINDHA HIDAYATUS
201120002428
S.
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ( APBD)
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah didanai dari dan atas beban APBD.
Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas anggaran, dalam perencanaan anggaran perlu memperhatikan:
a. Tujuan, sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai;
b. Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta penetapan
harga satuan yang rasional.
6. Taat Azas
APBD sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah ditetapkan dengan
peraturan daerah, memperhatikan:
a. APBD tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi, mengandung arti bahwa apabila pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
dicantumkan dalam rancangan peraturan daerah tersebut telah sesuai dengan ketentuan
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, keputusan presiden, atau
peraturan/keputusan/surat edaran menteri yang diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan
perundangundangan yang lebih tinggi.
b. APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum, mengandung arti bahwa
rancangan peraturan daerah tentang APBD lebih diarahkan agar mencerminkan
keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat (publik) dan bukan
membebani masyarakat.
N
c. APBD tidak bertentangan dengan peraturan daerah lainnya, mengandung arti bahwa
apabila kebijakan yang dituangkan dalam peraturan daerah tentang APBD tersebut telah
sesuai dengan ketentuan peraturan daerah sebagai penjabaran lebih lanjut dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing
daerah.
Kebijakan Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ( APBD)
Kebijakan Penganggaran Pendapatan
Dalam kebijakan penganggaran pendapatan, pemerintah daerah harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah.
2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto.
3. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat
dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
daerah.
Pendekatan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah
(MTEF), Penganggaran Terpadu
dan Anggaran Kinerja
1. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (MTEF)
APBD disusun dengan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang
mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi
biaya atau input yang ditetapkan. Dalam pendekatan kinerja ada dua hal penting yang
ditekankan, yaitu output dan input. Penerapan anggaran berbasis kinerja mengandung
makna bahwa setiap penyelenggara pemerintahan berkewajiban untuk
bertanggungjawab atas hasil proses dan penggunaan sumber dayanya.
Analisis Standar Belanja
Analisis standar belanja (ASB) merupakan standar atau pedoman yang digunakan untuk
menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh suatu OPD dalam satu tahun anggaran. ASB merupakan pendekatan yang
digunakan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mengevaluasi usulan
program, kegiatan dan anggaran setiap SKPD dengan cara menganalisis beban kerja dan
biaya dari usulan program atau kegiatan yang bersangkutan. Beban kerja dan biaya
merupakan dua komponen yang tidak terpisahkan dalam penilaian kewajaran pembebanan
belanja.
1. Beban Kerja Program/Kegiatan
2. Biaya Program/Kegiatan
4. Standar Biaya
Standar biaya, dengan lain perkataan, merupakan
perbandingan antara anggaran belanja dengan target kinerja
yang dapat juga dinamakan dengan biaya rata-rata per
satuan output. Standar biaya tersebut menjadi dasar untuk
untuk menilai kewajaran biaya suatu program atau
kegiatan, karena menunjukkan hubungan rasional antara
input dengan outputnya.
5. Standar Pelayanan