Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI SYARI’AH

(Sistem Keuangan Syariah)

Disusun Oleh:

Muhammad Agam Refais (211120002531)

Angga Yudha Dharma (201120002379)

Fitroh Aulati (201120002442)

Puthut Dewi Kinasih (201120002404)

Dosen Pengampu:

SOLIKHUL HIDAYAT,S.E., M.Si.

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem
Keuangan Syariah.”
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan bagi para
mahasiswa khususnya bagi penyusun. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kritik dan saran sangat diperlukan.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini bermanfaat.

Jepara, 24 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2. Tujuan...............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

2.1. Konsep Memelihara Harta Kekayaan...............................................................................5

2.2. Akad dan Transaksi Dalam Keuangan Syariah.................................................................6

2.3. Transaksi Yang Dilarang Dalam Syariah Islam................................................................7

2.4. Prinsip Sistem Keuangan Syariah.....................................................................................9

2.5. Jenis Instrumen Keuangan Syariah.................................................................................10

BAB III PENUTUP......................................................................................................................13

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari semua
kegiatan meminta-minta dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerluka harta kekayaan
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk memenuhi sebagai
perintah Allah seperti infaq, zakat, pergi haji, perang (jihad), dan sebagainya.

Harta dikatakan halal dan baik apabila niatnya benar, tujuannya benar dan cara atau
sasaran untuk memperolehnya juga benar, sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan
dalam Al-Quran dan Hadist.

Transaksi yang dilarang dalam islam adalah riba, penipuan, perjudian, gharar,
penimbungan harta, monopoli, rekayasa permintaan, dll. Maka dari itu pelarangan riba,
pembagian resiko, larangan melakukan kegiatan spekulasi, kesucian kontrak, aktivitas usaha
harus sesuai syariah merupakan sistem keuangan islam sebagaimana diatur melalui Al-Quran
dan Hadist untuk melaksanakan aktivitas masyarakat dalam dunia ekonomi islam.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain:
- Untuk mengetahui konsep dalam memelihara harta kekayaan,
- Untuk mengetahui transaksi-transaksi yang dilarang dalam syariat islam,
- Untuk mengetahui prinsip dan jenis instrumen yang ada dalam keuangan syariah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Memelihara Harta Kekayaan


Sistem keuangan syariah bisa disebut sebagai salah satu sistem yang digunakan
dengan mengacu pada prinsip Islami dan juga dasar hukum Islam sebagai pedomannya.
Sistem ini digunakan untuk melakukan aktifitas di berbagai bidang keuangan yang telah
diselenggarakan oleh lembaga keuangan yang tentunya syariah.

Sistem ini digunakan untuk mengelola keuangan yang menggunakan prinsip dasar
syariah. Prinsip dasar syariah diambil dari Al Quran dan juga sunah yang sudah dipatenkan
dan dipercaya oleh agama islam. Di Indonesia khususnya, prinsip syariah adalah hukum
islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki wewenang.

Dalam Islam memang ada konsep untuk memelihara kekayaan agar bisa dimiliki
manusia dengan baik dan juga bisa digunakan secara bermanfaat, tentunya banyak orang
yang memang memanfaatkan uang untuk hal yang tidak baik.

Islam menganjuran manusia untuk bekerja dan juga melakukan hal yang memang
dianggap baik, seperti berniaga dan bekerja. Menurut Rasulullah SAW, bagi mereka yang
lebih baik adalah yang memperoleh hasil uang dari bekerja. Selain itu, mereka juga yang
tidak malas dan juga tidak meminta pada orang lain.

Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria, yaitu diperoleh dengan cara yang sah
dan benar legal, serta dipergunakan untuk hal-hal yang baik di jalan Allah SWT. Menurut
Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada kepemilikan kemanfaatannya
selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan secara mutlak.

Sedangkan untuk harta yang baik harus memiliki dua kriteria seperti halnya cara yang
sah dan benar serta dipergunakan dengan baik di jalan Allah SWT. Menurut Islam,

5
kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada kepemilikan dan kemanfaatannya
selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan yang bersifat mutlak.

2.2. Akad dan Transaksi Dalam Keuangan Syariah


Dalam hukum syariah ada yang disebut akad yang berarti pertalian antara penyerahan
atau ijab dan penemrimaan atau qabul yang dibenarkan menurut Islam. Menurut Abdul
Razak Al Sanhuri dalam Nadhariyatul aqdi, akad adalah kesepakatan dua belah pihak atau
lebih yang menimbulkan kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban yang
mengikat pihak tertentu.

Akad yang sering dilakukan didalam keuangan syariah, antara lain:

 Akad Tabarru
Akad Tabarru adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan
untuk laba, atau bisa disebut transaksi nirlaba. Dimana tujuan ini memang untuk tolong
menolong karena ingin berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru siapa yang berbuat
kebaikan tersebut tidak berhak memberikan imbalan atau mengharapkan imbalan dari
Allah SWT. Bentuk akad tabarru terbagi menjadi tiga, yakni (1) Meminjamkan uang:
ketika meminjamkan uang anda tidak boleh melebihkan pembayaran atas pinjaman yang
diberikan karena kelebihan itu masuknya menjadi riba, (2) Meminjamkan jasa merupakan
memberikan keahlian atau keterampilan, (3) Memberikan sesuatu, sedangkan ada juga
akad yang bisa dimanfaatkan dengan memberikan sesuatu misalnya ilmu baik umum
maupun agama, dan juga memberikan sesuatu secara sukarela.
 Akad Tijarah
Akad tijarah adalah akad yang dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan,
dimana keuntungan ini memang harus ada rukun dan syaratnya. Dalam transaksi untuk
mendapat keuntungan ada aturan tertentu yang dimiliki, seperti adanya ijab qabul atau
kesepakatan antara dua pihak baik transaksi maupun keuntungannya, melakukan
transaksi yang menguntungkan namun tidak memaksa pihak lain atau membohongi pihak
lainnya.

6
2.3. Transaksi Yang Dilarang Dalam Syariah Islam
Dalam sistem keuangan syariah ada beberapa transaksi ekonomi yang dilarang dan
menimbulkan dosa atau hal yang dibenci oleh Allah SWT. Dijelaskan didalam (QS. 16:115):
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atas mu bangkai, darah, daging babi dan hewan
yang di sembelih dengan (Menyebut nama) selain Allah, tetapi barang siapa terpaksa
(memakannya) bukan karena mereka menginginkannya dan tidak pula melampaui batas,
maka sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang.”
Ada beberapa transaksi-transaksi yang dilarang diantaranya :
 Riba

Riba berasal dari kata Al-Ziyadah. Sudah tertera didalam Al Quran bahwa riba
dan shadaqah dipertentangkan, dimana praktik riba yang dapat memberikan keuntungan
secara berlipat ganda dipertentangkan dengan shadaqah yang dinyatakan sebagai
pinjaman kepada Allah yang pasti akan di ganti secara berlipat ganda. Riba sendiri
terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :

1. Riba Nasi’ah

Riba ini merupakan riba yang muncul karena utang piutang. Seperti layaknya
kartu kredit yang mengenai bunga besar kepada peminjamnya. Selain itu atas
kelebihannya ada yang menyebut riba jahiliyah dimana pengenaan bunga pada kartu
kredit yang tidak dibayar penuh tagihannya pada waktu yang sudah ditetapkan
sebelumnya.

2. Riba Fadhl

Riba Fadhl muncul saat melakukan pertukaran atau barter. Hal ini terjadi
misalnya anda menukarkan perhiasan perak seberat 50 gram dengan uang perak senilai
10 gram saja.

Dalam hal ini yang dimasud riba tentu barang yang secara kasat mata tidak dapat
dibedakan satu sama lainnya. Pertukaran barang yang sejenis memang mengandung
ketidakjelasan bagi kedua belah pihak sehingga ketentuan syariah mengatur kalaupun
pertukaran harus dalam jumlah yang sama.

7
 Penipuan
Penipuan terdiri atas penipuan dalam kualitas mencampur barang baik dan juga
buruk, penipuan mengurangi timbangan atau kuantitas. Penipuan yang memberikan harga
terlalu tinggi dan juga penipuan dalam waktu misalnya menyediakan barang yang
seharusnya 200 maka anda hanya bisa menyediakan 100 dan tidak sesuai jani.
 Perjudian
Judi merupakan salah satu kegiatan yang sudah tertera dalam Alquran dan
diharamkan, dimana permainan ini melibatkan dua orang atau lebih dengan
menggunakan undian untuk bisa menang. Judi diharamkan karena timbulnya kerugian
besar dan menyebabkan perpecahan.

Permainan ini berjalan, dimana mereka menyerahkan uang atau harta kekayaan
lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu baik dengan kartu ataupun adu
ketangkasan. Jika anda memenangkan undian maka anda mendapat hadiahnya sedangkan
jika anda kalah maka anda harus merugikan apa yang anda taruhkan baik uang atau
barang.

 Gharar

Jika anda melakukan transaksi yang tidak pasti maka anda termasuk bertransaksi
yang dilarang. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan pertikaian antara pihak dan ada
yang merasa dirugikan. Selain itu anda juga akan mengalami hal yang mengurangi
kepercayaan dan lainnya.

 Penimbunan Barang

Penimbunan sering dilakukan oleh para pedagang jika mengalami kelangkaan


barang atau kesulitan barang. Jika anda adalah pedagang, maka jika anda memiliki
banyak barang yang bisa dijual maka penimbunan merupakan transaksi yang dilarang.

Karena akan banyak orang yang mengalami kesulitan karena mencari kebutuhan
barang tersebut. Di Indonesia sempat mengalami penimbunan barang diantaranya ketika
gas elpiji mengalami kesulitan untuk dicari, padi yang harus menunggu impor dan harga
beras mahal dan lainya.

8
 Suap

Suap merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh banyak masyarakat tanpa
sadar. Padahal suap adalah hal yang dilarang, mereka melakukan berbagai hal dengan
mengharapkan imbalan. Selain itu, mereka yang melakukan suap terbiasa menyingkirkan
keadilan untuk melakukan sesuatu dan hal tersebut menimbulkan bahaya. Seperti
hilangnya hukum dan peraturan, serta tidak adanya lagi orang melakukan berbagai hal
dengan jujur.

2.4. Prinsip Sistem Keuangan Syariah


Praktik sistem keuangan syariah telah dilakukan sejak kejayaan Islam. Akan tetapi,
dikarenakan semakin melemahnya sistem kekhalifahan maka praktik sistem keuangan
syariah tersebut digantikan oleh sistem perbankan barat. Sistem tersebut mendapat kritikan
dari para ahli fiqh bahwa sistem tersebut menyalahi aturan syariah mengenai riba dan
berujung pada keruntuhan kekhalifan Islam. Pada tahun 1970-an, konsep sistem keuangan
syariah dimulai dengan pengembangan konsep ekonomi Islam.

Berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah, prinsip sistem keuangan Islam adalah sebagai
berikut:

1. Larangan Riba
Riba didefinisikan sebagai “kelebihan” atas sesuatu akibat penjualan atau
pinjaman. Riba merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial, persamaan, dan hak
atas barang. Sistem riba hanya menguntungkan para pemberi pinjaman dengan
membebani penetapan keuntungan yang diperoleh pemberi pinjaman di awal perjanjian.
Padahal “untung” dapat diketahui setelah berlalunya waktu bukan hasil penetapan di
muka.
2. Pembagian Risiko
Risiko merupakan konsekuensi dari adanya larangan riba dalam suatu sistem kerja
sama antara pihak yang terlibat. Risiko yang timbul dari aktivitas keuangan tidak hanya
ditanggung oleh penerima modal tetapi juga pemberi modal. Pihak yang terlibat tersebut
harus saling berbagi risiko sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati.

9
3. Uang sebagai Modal Potensial
Dalam Islam, uang tidak diperbolehkan apabila dianggap sebagai komoditas yaitu
uang dipandang memiliki kedudukan yang sama dengan barang yang dijadikan sebagai
objek transaksi untuk memperoleh keuntungan. Sistem keuangan Islam memandang uang
boleh dianggap sebagai modal yaitu uang bersifat produktif, dapat menghasilkan barang
atau jasa bersamaan dengan sumber daya yang lain untuk memperoleh keuntungan.
4. Larangan Spekulatif
Hal ini selaras dengan larangan transaksi yang memiliki tingkat ketidakpastian
yang sangat tinggi, misalnya seperti judi.
5. Kontrak/Perjanjian
Dengan adanya perjanjian yang disepakati di awal oleh pihka-pihak yang terlibat
dapat mengurangi risiko atas informasi yang simetri atau timbulnya moral hazard.
6. Aktivitas Usaha harus Sesuai Syariah
Usaha yang dilakukan merupakan kegiatan yang diperbolehkan menurut syariah,
seperti tidak melakukan jual-beli minuman keras atau mendirikan usaha peternakan babi.

Oleh karena itu, prinsip sistem keuangan syariah berdasarkan prinsip sebagai
berikut:

1. Rela sama rela (antaraddim minkum)


2. Tidak ada pihak yang menzalimi dan dizalimi (la tazhlimuna wa la tuzhlamun)
3. Hasil usaha muncul bersama biaya (al-kharaj bi al dhaman)
4. Untung muncul bersama risiko (al ghunmu bi al ghurmi).

2.5. Jenis Instrumen Keuangan Syariah


Menurut Sri Nurhayati & Wasilah (2009), instrumen keuangan syariah dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

a. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty contract.
Kelompok akad ini adalah sebagai berikut :

10
1. Mudharabah, yaitu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih, dimana pemilik
modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola untuk melakukan kegiatan
usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh menurut kesepakatan
di muka.
2. Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan,
dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
3. Sukuk adalah surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah.
4. Saham syariah produknya harus sesuai syariah.

b. Akad jual beli / sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk
certainty contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut:
1. Murahabah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan
dan keuntungan yang disepakati antara penjual dan pembeli.
2. Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
3. Istishna memiliki system yang mirip dengan salam, namun dalam istishna
pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali atau ditangguhkan
dalam jangka waktu tertentu.
4. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.

c. Akad lainnya
Jenis – jenis akad lainnya adalah ;
1. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.
2. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang / barang kepada
pihak yang menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil pihak
penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang / barang titipan tersebut.
3. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan.
4. Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak ke pihak lain.

11
5. Kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggugan atas pembayaran
utang satu pihak pada pihak lain.
6. Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama kepada pihak lain
atas dasar saling mempercayai.

12
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Sistem keuangan syariah bisa disebut sebagai salah satu sistem yang digunakan
dengan mengacu para prinsip Islami dan juga dasar hukum Islam sebagai pedomannya.
Sistem ini digunakan untuk melakukan aktifitas di berbagai bidang keuangan yang telah
diselenggarakan oleh lembaga keuangan yang tentunya syariah. Sistem ini digunakan untuk
mengelola keuangan yang menggunakan prinsip dasar syariah. Prinsip dasar syariah diambil
dari Al Quran dan juga sunah yang sudah dipatenkan dan dipercaya oleh agama islam. Di
Indonesia khususnya, prinsip syariah adalah hukum islam dalam kegiatan perbankan dan
keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki wewenang. Islam
menganjuran manusia untuk bekerja dan juga melakukan hal yang memang dianggap baik,
seperti berniaga dan bekerja. Menurut Rasulullah SAW, bagi mereka yang lebih baik adalah
yang memperoleh hasil uang dari bekerja. Selain itu, mereka juga yang tidak malas dan juga
tidak meminta pada orang lain. Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia
terbatas pada kepemilikan dan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan
kepemilikan yang bersifat mutlak. Transaksi yang dilarang dalam agama islam adalah riba,
perjudian, gharar, penipuan, penimbunan harta, suap. Aktivitas transaksi tersebut mendapat
kritikan dari para ahli fiqh bahwa transaksi tersebut menyalahi aturan syariah dan berujung
pada keruntuhan kekhalifan Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pkebs.feb.ugm.ac.id/2018/07/
02/prinsip-sistem-keuangan-
syariah/&ved=2ahUKEwj927v946fvAhXh6XMBHY8HADAQFjACegQIGhAC&usg=AOvVaw
2JNSCuVQrgplFRVWIdYZQk&cshid=1615450200504

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://dosenakuntansi.com/sistem-
keuangan-
syariah/amp&ved=2ahUKEwiUpISt46fvAhV0meYKHSggDSUQFjACegQIGRAC&usg=AOvV
aw2BXF-tBwGDqoZ3JjN-CrxU&ampcf=1

14

Anda mungkin juga menyukai