Anda di halaman 1dari 19

TUGAS BESAR 1

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

DISUSUN OLEH:
Devia Febrina (43221110106 )

DOSEN:
Siti Choiriah, SE, MM.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................i


Profile Lembaga Keuangan Syariah ........................................................................................ii
Pertayaan 1...............................................................................................................................1
Pertanyaan 2.............................................................................................................................6
Pertanyaan 3.............................................................................................................................7
Pertanyaan 4.............................................................................................................................9
Pertanyaan 5..........................................................................................................................12
Pertanyaan 6...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................16

i
Profile Lembaga Keuangan Syariah
NU Care-LAZISNU adalah rebranding dan/atau sebagai pintu masuk agar
masyarakat global mengenal Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul
Ulama (LAZISNU) sebagai lembaga filantropi NU. NU Care-LAZISNU berdiri pada
tahun 2004 sebagai sarana untuk membantu masyarakat, sesuai amanat muktamar NU
yang ke-31 di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. LAZISNU secara
yuridis-formal dikukuhkan oleh SK Menteri Agama RI No. 65/2005 untuk
melakukan penghimpunan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) kepada masyarakat luas.
NU Care-LAZISNU merupakan lembaga nirlaba milik perkumpulan Nahdlatul
Ulama (NU) yang bertujuan untuk berkhidmat dalam rangka membantu kesejahteraan
dan kemandirian umat; mengangkat harkat sosial dengan mendayagunakan dana
Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan dana sosial-keagamaan lainnya (DSKL).
Sampai saat ini, NU Care-LAZISNU telah memiliki jaringan pelayanan dan
pengelolaan ZIS di 29 negara, di 34 provinsi atau 376 kabupaten/kota di Indonesia,
dengan lebih dari 10 juta relawan. NU Care-LAZISNU sebagai lembaga filantropi
akan terus berupaya untuk meningkatkan kepercayaan dari para donatur yang semua
sistem pencatatan dan penyalurannya disampaikan secara akuntabel, transparan,
amanah, profesional.

ii
Pertayaan 1
Menjelaskan prinsip dan konsep lembaga keuangan syariah Bank

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-Prinsip Syariah.
Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama dengan bank
konvensional. Pada intinya prinsip syariah tersebut mengacu kepada syariah Islam
yang berpedoman utama kepada Al Quran dan Hadist.Islam sebagai agama
merupakan konsep yang mengatur kehidupan manusia secara komprehensif dan
universal baik dalam hubungan dengan Sang Pencipta (HabluminAllah) maupun
dalam hubungan sesama manusia (Hablumminannas).
Ada tiga pilar pokok dalam ajaran Islam yaitu :
1. Aqidah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas
keberadaan dan kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang
muslim manakala melakukan berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata untuk
mendapatkan keridlaan Allah sebagai khalifah yang mendapat amanah dari
Allah.
2. Syariah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang
muslim baik dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang
muamalah (hablumminannas) yang merupakan aktualisasi dari akidah yang
menjadi keyakinannya. Sedangkan muamalah sendiri meliputi berbagai bidang
kehidupan antara lain yang menyangkut ekonomi atau harta dan perniagaan
disebut muamalah Maliyah
3. Akhlaq : landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya
sebagai seorang muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang menjadi
pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki akhlaqul karimah sebagaimana
hadis nabi yang menyatakan "Tidaklah sekiranya Aku diutus kecuali untuk
menjadikan akhlaqul karimah"

1
Cukup banyak tuntunan Islam yang mengatur tentang kehidupan ekonomi umat yang
antara lain secara garis besar adalah sebagai berikut:
 Tidak memperkenankan berbagai bentuk kegiatan yang mengandung unsur
spekulasi dan perjudian termasuk didalamnya aktivitas ekonomi yang diyakini
akan mendatangkan kerugian bagi masyarakat. Islam menempatkan fungsi uang
semata-mata sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditi, sehingga tidak layak
untuk diperdagangkan apalagi mengandung unsur ketidakpastian atau spekulasi
(gharar) sehingga yang ada adalah bukan harga uang apalagi dikaitkan dengan
berlalunya waktu tetapi nilai uang untuk menukar dengan barang.
 Harta harus berputar (diniagakan) sehingga tidak boleh hanya berpusat pada
segelintir orang dan Allah sangat tidak menyukai orang yang menimbun harta
sehingga tidak produktif dan oleh karenanya bagi mereka yang mempunyai harta
yang tidak produktif akan dikenakan zakat yang lebih besar dibanding jika
diproduktifkan. Hal ini juga dilandasi ajaran yang menyatakan bahwa kedudukan
manusia dibumi sebagai khalifah yang menerima amanah dari Allah sebagai
pemilik mutlak segala yang terkandung didalam bumi dan tugas manusia untuk
menjadikannya sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan manusia.
 Bekerja dan atau mencari nafkah adalah ibadah dan waJib dlakukan sehingga
tidak seorangpun tanpa bekerja - yang berarti siap menghadapi resiko – dapat
memperoleh keuntungan atau manfaat(bandingkan dengan perolehan bunga bank
dari deposito yang bersifat tetap dan hampir tanpa resiko).
 Dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam kegiatan ekonomi harus
dilakukan secara transparan dan adil atas dasar suka sama suka tanpa paksaan
dari pihak manapun.
 Adanya kewajiban untuk melakukan pencatatan atas setiap transaksi khususnya
yang tidak bersifat tunai dan adanya saksi yang bisa dipercaya (simetri dengan
profesi akuntansi dan notaris).

2
 Zakat sebagai instrumen untuk pemenuhan kewajiban penyisihan harta yang
merupakan hak orang lain yang memenuhi syarat untuk menerima, demikian juga
anjuran yang kuat untuk mengeluarkan infaq dan shodaqah sebagai manifestasi
dari pentingnya pemerataan kekayaan dan memerangi kemiskinan.
 Sesungguhnya telah menjadi kesepakatan ulama, ahli fikih dan Islamic banker
dikalangan dunia Islam yang menyatakan bahwa bunga bank adalah riba dan riba
diharamkan.

Dalam operasionalnya, perbankan syariah harus selalu dalam koridor-koridor prinsip-


prinsip sebagai berikut:
1) Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi
dan resiko masing-masing pihak
2) Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna
dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling
bersinergi untuk memperoleh keuntungan
3) Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan
secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui
kondisi dananya
4) Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah adalah


kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
 Maisir: Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut istilah maisir
berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja keras. Maisir sering dikenal
dengan perjudian karena dalam praktik perjudian seseorang dapat memperoleh
keuntungan dengan cara mudah. Dalam perjudian, seseorang dalam kondisi bisa
untung atau bisa rugi.Judi dilarang dalam praktik keuangan Islam, sebagaimana

3
yang disebutkan dalam firman Allah sebagai berikut:"Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan, maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan" (QS Al-Maaidah : 90).
Pelarangan maisir oleh Allah SWT dikarenakan efek negative maisir. Ketika
melakukan perjudian seseorang dihadapkan kondisi dapat untung maupun rugi
secara abnormal. Suatu saat ketika seseorang beruntung ia mendapatkan
keuntungan yang lebih besar ketimbang usaha yang dilakukannya. Sedangkan
ketika tidak beruntung seseorang dapat mengalami kerugian yang sangat besar.
Perjudian tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan keseimbangan sehingga
diharamkan dalam sistem keuangan Islam.
 Gharar : Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut istilah gharar berarti
seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian. Setiap
transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada dalam kuasanya
alias di luar jangkauan termasuk jual beli gharar. Misalnya membeli burung di
udara atau ikan dalam air atau membeli ternak yang masih dalam kandungan
induknya termasuk dalam transaksi yang bersifat gharar. Pelarangan
ghararkarena memberikan efek negative dalam kehidupan karena gharar
merupakan praktik pengambilan keuntungan secara bathil. Ayat dan hadits yang
melarang gharar diantaranya :"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui" (Al-Baqarah : 188)
Riba: Makna harfiyah dari kata Riba adalah pertambahan, kelebihan, pertumbuhan
atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Para ulama sepakat bahwa
hukumnya riba adalah haram. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran

4
ayat 130 yang melarang kita untuk memakan harta riba secara berlipat ganda.
Sangatlah penting bagi kita sejak awal pembahasan bahwa tidak terdapat perbedaan
pendapat di antara umat Muslim mengenai pengharaman Riba dan bahwa semua
mazhab Muslim berpendapat keterlibatan dalam transaksi yang mengandung riba
adalah dosa besar. Hal ini dikarenakan sumber utama syariah, yaitu Al-Qur'an dan
Sunah benar-benar mengutuk riba. Akan tetapi, ada perbedaan terkait dengan makna
dari riba atau apa saja yang merupakan riba harus dihindari untuk kesesuaian
aktivitas-aktivitas perekonomian dengan ajaran Syariah.

5
Pertanyaan 2
Menjelaskan prinsip dan konsep lembaga keuangan syariah Non-Bank

Prinsip Lembaga Keuangan Syariah Non Bank yang diterapkannya antara lain akad
tabarru’ dan akad tijari, saling tolong menolong, menghindari unsur gharar masyir
dan riba, dan investasi hanya pada efek perusahaan diamana kegiatan usahanya sesuai
dengan syariat islam.
Fungsi Lembaga Keuangan Syariah Non Bank:
a) Memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat yang berpendapatan
rendah, agar mereka tidak terjerat rentenir atau pelepasan uang.
b) Membiayai pembangunan industri dan memperlancar pembangunan ekonomi
lewat pembangunan pasar uang dan pasar modal.
Pemberian Kredit kepada masyarakat berpendapatan rendah sifatnya menolong,
sehingga tidak memperhatikan penggunaannya baik produktif atau konsumtif. Kredit
yang diberikan ada yang berjaminan dan ada pula yang tidak berjaminan. Pemberian
kredit kepada Investor untuk membangun industri dilaksanakan dengan cara membeli
saham atau obligasi yang diterbitkan lewat pasar modal. Selain cara tersebut,
pemberian kredit jangka pendek dapat secara langsung lewat pasar uang.

6
Pertanyaan 3
Menjelaskan operasional lembaga keuangan syariah Bank

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan prinsip-


prinsip syariah dalam kegiatan bisnisnya. Operasional bank syariah didasarkan pada
prinsip-prinsip yang terkandung dalam hukum Islam, yaitu prinsip keadilan,
transparansi, dan tanggung jawab sosial. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi
operasional lembaga keuangan syariah Bank:
1. Pendanaan
Bank syariah memperoleh dana dari nasabahnya dengan prinsip bagi hasil (profit
and loss sharing), yaitu suatu prinsip di mana nasabah dan bank berbagi risiko
dan keuntungan dari kegiatan usaha. Pendanaan bagi hasil antara bank dan
nasabah biasanya dilakukan dalam bentuk mudharabah, musyarakah, dan
wakalah.
2. Pembiayaan
Bank syariah memberikan pembiayaan kepada nasabahnya dengan prinsip
mudharabah, musyarakah, murabahah, istisna, dan ijarah. Prinsip-prinsip ini
memungkinkan bank untuk memberikan pembiayaan secara halal dan sesuai
dengan prinsip syariah.
3. Investasi
Bank syariah dapat melakukan investasi pada sektor yang sesuai dengan prinsip
syariah, seperti investasi pada proyek-proyek yang berpotensi memberikan
keuntungan dan manfaat bagi masyarakat secara umum.
4. Jasa-jasa keuangan
Bank syariah menyediakan jasa-jasa keuangan seperti layanan transfer uang,
kartu kredit syariah, tabungan syariah, dan jasa pemrosesan pembayaran. Semua
jasa-jasa tersebut harus disesuaikan dengan prinsip syariah dan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh otoritas keuangan syariah.

7
5. Manajemen risiko
Bank syariah memiliki kebijakan manajemen risiko yang berbeda dengan bank
konvensional. Kebijakan manajemen risiko pada bank syariah didasarkan pada
prinsip syariah dan harus memperhatikan risiko-risiko yang terkait dengan bisnis
bank syariah.
6. Pelaporan keuangan
Pelaporan keuangan pada bank syariah harus memperhatikan prinsip-prinsip
syariah. Bank syariah harus melaporkan hasil keuangan dan kinerjanya secara
terbuka dan transparan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti
nasabah, otoritas keuangan syariah, dan masyarakat umum.

Itulah beberapa hal yang menjadi operasional lembaga keuangan syariah Bank.
Operasional bank syariah didasarkan pada prinsip-prinsip yang terkandung dalam
hukum Islam dan harus memperhatikan risiko-risiko yang terkait dengan bisnis bank
syariah.

8
Pertanyaan 4
Menjelaskan operasional lembaga keuangan syariah Non-Bank

Lembaga keuangan syariah non-bank (LKSNB) adalah lembaga keuangan yang tidak
tergabung dalam sistem perbankan dan tidak memiliki izin sebagai bank. Meskipun
demikian, LKSNB juga memberikan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip
syariah. Beberapa contoh LKSNB antara lain adalah perusahaan pembiayaan syariah,
asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan lembaga keuangan mikro syariah.
Macam-macam Lembaga Keuangan Syariah Non Bank di Indonesia
1) Baitul maal wa tamwil (BMT)
BMT merupakan lembaga perekonomian rakyat kecil yang bertujuan
meningkatkan dan menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi pengusaha mikro
yang berkualitas dengan mendorong kegiatan perekonomian. Sedangkan menurut
UU No 25 tahun 1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
orang atau badan-badan yang berlandaskan atas asas kekeluargaan12.
2) Reksadana syariah
Reksadana syariah adalah wadah yang di pergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk di investasikan dalam fortofolio efek oleh
menejer investasi serta sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
3) Pasar modal syariah
Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang berhubungan
dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang diterbitkannya serta
lemaga profesi yang berkaitan, dimana semua produk dan mekanisme
operasionalnya tidak bertentangan dengan ketentuan syariat islam.
4) Pegadaian syariah (rahn)
Rahn adalah kegiatan menjamin hutang dagang barang, dimana hutang
dimungkinkan biasa dibayar denganya, atau dari hasil penjualannya. Rahn juga

9
dapat diartikan dengan menahan harta salah satu milik si peminjam sebagai
jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya.
5) Asuransi syariah
Asuransi (at-ta’min) adalah transaksi perjanjian antara dua belah pihak yaitu
pihak pertama berkewajiban membayar iuran dan pihak lainya berkewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi Sesuatu
yang menimpa pihak pertama sesuai perjanjian yang di buat13.
6) Lembaga zakat, infak dan wakaf
Lembaga ini hanya ada dalam system keuangan islam karena Islam mendorong
umatnya untuk mengasi sukarelawan dalam beramal .dana ini hanya dibolehkan
untuk dialokasikan untuk kepentingan sosial atau peruntukan yang telah diatur
dalam syariat Islam

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam operasional LKSNB:
a) Peraturan dan Regulasi: LKSNB harus mematuhi peraturan dan regulasi yang
berlaku di negara mereka, termasuk peraturan dari badan pengawas keuangan
syariah dan pemerintah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa LKSNB
memberikan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah dan menjaga
kepercayaan nasabah.
b) Pembiayaan dan Investasi: Seperti halnya bank syariah, LKSNB juga
menggunakan prinsip syariah dalam pembiayaan dan investasi. Hal ini berarti
bahwa LKSNB tidak melakukan transaksi riba (bunga), spekulasi, atau investasi
dalam sektor yang haram seperti alkohol atau perjudian.
c) Transparansi dan Akuntabilitas: LKSNB harus memiliki transparansi dan
akuntabilitas yang baik dalam pengelolaan keuangan mereka. Hal ini dapat
dilakukan dengan menyediakan laporan keuangan yang jelas dan teratur kepada
nasabah dan badan pengawas keuangan syariah.
d) Pengelolaan Risiko: LKSNB harus memiliki sistem pengelolaan risiko yang baik
untuk menghindari kerugian finansial dan melindungi nasabah. LKSNB harus

10
mempertimbangkan risiko seperti risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko
operasional dalam pengelolaan keuangannya.
e) Pendidikan dan Pelatihan: Karyawan LKSNB harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup tentang prinsip syariah dan layanan keuangan syariah
untuk memberikan pelayanan yang baik dan profesional kepada nasabah.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam operasional LKSNB.


Meskipun LKSNB tidak memiliki izin sebagai bank, namun tetap harus
memperhatikan prinsip syariah dalam pengelolaan keuangan mereka agar dapat
memberikan pelayanan yang baik dan dapat dipercaya oleh nasabah.

11
Pertanyaan 5
Membuat laporan transaksi yang dilakukan pada Lembaga Keuangan
Syariah

Laporan Keuangan Dana Zakat


Dana Zakat
Penerima Zakat:

Artha Mas Abadi 47,591,425

Jumlah Penerimaan Dana Zakat 47,591,425

Penyaluran Zakat
Penyaluran Dana Zakat Untuk 24,596,
Fakir & Miskin 209
Penyaluran Dana Zakat Untuk 11,663,
Fisabilillah 669
Penyaluran Dana Zakat Untuk 6,789,
Ibnu sabil 356
Penyaluran Dana Zakat Untuk 232,
Gharimin 000
Penyaluran Dana Zakat Untuk 2,113,
Amilin 028

Jumlah Penyaluran Dana Zakat 45,394,262

Surplus (defisit) dana zakat 2,197,163

Saldo Awal Dana Zakat 11,770,649

Saldo Akhir Dana Zakat 13,967,812

12
Bukti salah satu transaksi Setor Zakat

Laporan Keuangan Dana Infak/Sedekah


Dana Infak/Sedekah
Penerima Infak/Sedekah

Bejo Selamet 6,000,000


Jumlah Penerimaan Dana 6,000,0
Infak/Sedekah 00

Penyaluran Infak/sedekah 5,794,243

Jumlah Penyaluran Dana Zakat 5,794,243

Surplus (defisit) dana zakat 205,757

Saldo Awal Dana Zakat 2,067,158

Saldo Akhir Dana Zakat 2,272,915

13
Bukti salah satu transaksi Setor Infak/Sedekah

14
Pertanyaan 6
Membuat analisis terkait kesesuaian transaksi yang dilakukan pada
Lembaga Keuangan Syariah dengan teori yang sudah dipelajari

Analisa:
Dalam laporan keuangan tersebut baik dana zakat maupun infak/sedekah sudah
sesuai dengan prinsip yang terdapat pada teori lembaga keuangan syariah. NU Care-
LAZISNU adalah salah satu lembaga keuangan syariah non bank yaitu sebagai
lembaga penyalur zakat dan infak, dimana memiliki prinsip kerja yaitu akad tabarru’
dan akad tijari, saling tolong menolong, menghindari unsur gharar masyir dan riba.
Hal ini dapat dilihat dari pengalokasian dana yang diberikan oleh NU Care-
LAZISNU yang sudah sesuai dan tepat sasaran yang dapat dilihat melalui website
resmi atau jejaring media social yang dimiliki oleh NU Care-LAZISNU.
Selain itu, system keuangan pada NU Care-LAZISNU juga bersifat transparan
yang dapat dilihat melalui annual report yang dapat dilihat dan bahkan di download
oleh siapapun di website resminya. Sifat transpran ini juga merupakan salah satu
prinsip yang diterapkan oleh lembaga keuangan syariah sesuai dengan syariat islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://nucare.id/

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Prinsip-dan-Konsep-
PB-Syariah.aspx

Ratna. 2019. PENGARUH PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN


SYARIAH NON BANK TERHADAP MASYARAKAT MUSLIM (STUDI OBJEK
BAITUL MAAL WATAMWIL KOTA MAKASSAR)

Rosyidi, Imam. 2012. Bank Syariah: Konsep, Operasional, dan Regulasi. Jakarta:
Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai