Kelas : PBAS A2
NIM : 2105036040
Kelompok 1 :
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang pertama adalah dari
sisi pengertian. Bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa
Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Sedangkan bank
konvensional yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang mana dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Bank syariah memiliki fungsi yang lebih luas dibanding bank konvensional.
Meskipun keduanya berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat,
namun pada bank syariah meliputi beberapa fungsi lain yaitu bank syariah
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal; menerima dana yang
berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu, bank syariah juga
dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya
kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
Dari sudut pandang Hukum Ekonomi Syariah, sistem yang berlaku di Bank
Konvensional adalah riba. Dalam hal ini, riba adalah sebuah sistem yang dilarang
dalam Islam sehingga sistem Bank Konvensional tersebut dianggap tidak sejalan
dengan orientasi Islam dalam hal perbankan.
Kelompok 2 :
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dimiliki setiap manusia untuk
mempertahankan hidup dan memperoleh kesejahteraan serta kenyamanan. Sudah
menjadi kodratnya bahwa kebutuhan setiap manusia itu beragam dan tidak ada
batasnya, baik jumlah maupun macamnya. Adapun kebutuhan dasar yang harus
terpenuhi seperti sandang, pangan, papan dan cinta.
Kebutuhan dan konsumsi merupakan suatu hal yang niscaya dalam
kehidupan sehari-hari manusia, karena ia membutuhkan berbagai konsumsi untuk
dapat mempertahankan hidupnya.
Kelompok 3 :
ب َو ْٱل ِميزَ انَ لِيَقُو َم ٱلنَّاسُ بِ ْٱلقِ ْس ِط ۖ َوَأنز َْلنَا ْٱل َح ِدي َد فِي ِه َ َنزَلنَا َم َعهُ ُم ْٱل ِك ٰت
ْ ت َوَأ ِ َلَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْٱلبَيِّ ٰن
ِ ص ُرهۥُ َو ُر ُسلَ ۥهُ بِ ْٱل َغ ْي
ٌّ ب ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ قَ ِو ُ اس َولِيَ ْعلَ َم ٱهَّلل ُ َمن يَن ٰ ْأ
َزي ٌز
ِ ىع ِ َّبَ سٌ َش ِدي ٌد َو َمنَفِ ُع لِلن
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al
Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan
Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal
Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
Dalam konsep Islam ada beberapa prinsip dasar tentang kepemilikan, yaitu;
kekayaan merupakan titipan dan pemilik yang sebenarnya adalah Allah Subhanahu
Wa Ta’ala, harta yang di peroleh dapat menjadi penolong dalam menyempurnakan
kewajiban manusia sebagai khalifah di bumi dan juga sarana untuk mendapatkan
kesejahteraan dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan di hari kemudian,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melimpahkan kekayaan kepada setiap hamba-
Nya untuk dipergunakan menunaikan kewajiban mereka seperti shalat dan zakat,
dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menetapkan aturan-aturan yang terkait hak-
hak kepemilikan, berupa terbatasnya kebebasan individu dan adanya kewajiban
untuk mentasharufkan kekayaan kepada orang-orang lain yang berhak
produksi dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengaitkan nilai kebajikan
mulai dari pengelolaan sumber-sumber yang diperbolehkan syariah, proses
produksi, hingga hasil produksi. Kebajikan yang dilakukan maksudnya
memberikan banyak manfaat bagi semua pihak yang terlibat. produksi sebagai
penyediaan barang dan jasa dengan memerhatikan nilai keadilan dan kemanfaatan
(maslahah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah
bertindak adil dan membawa kemanfaatan bagi masyarakat maka ia telah bertindak
Islami
Harga adalah perwujudan nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang.
Harga merupakan nilai yang diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa
juga berarti kekuatan membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat. Semakin
tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, semakin
tinggi nilai tukar dari barang atau jasa tersebut.
Kelompok 4 :
Kelompok 5 :
Kelompok 6 :
Nilai terpenting dari kesadaran yang harus dimiliki oleh manusia adalah
sifatketundukan dan kepatuhannya kepada tuhan semesta alam ini menjadikan
konsekuensi bahwa manusia dalam melakukan semua aktifitas dalam seluruh masa
hidupnya harus dioperasikan atas dasar nilai-nilai etika atau syariah yang berlaku,
yang dalam kaitannya dengan akuntansi dinamakan etika akuntansi(akuntansi
syariah).