Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fidansa rizki aziz

Kelas : PBAS A2
NIM : 2105036040

RESUME MAKALAH KELOMPOK 1-6

Kelompok 1 :

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang pertama adalah dari
sisi pengertian. Bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa
Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Sedangkan bank
konvensional yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang mana dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Bank syariah memiliki fungsi yang lebih luas dibanding bank konvensional.
Meskipun keduanya berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat,
namun pada bank syariah meliputi beberapa fungsi lain yaitu bank syariah
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal; menerima dana yang
berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu, bank syariah juga
dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya
kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
Dari sudut pandang Hukum Ekonomi Syariah, sistem yang berlaku di Bank
Konvensional adalah riba. Dalam hal ini, riba adalah sebuah sistem yang dilarang
dalam Islam sehingga sistem Bank Konvensional tersebut dianggap tidak sejalan
dengan orientasi Islam dalam hal perbankan.

Berikut ini perbedaan bank syariah dan bank konvensional :


Bank syariah :
1. Melakukan investasi yang halal
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli dan sewa.
3. Profit dan Falah oriented.
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.
5. Penghimpunan dan penyaluran dana dengan fatwa syariah.
Bank konvensional :
1. Investasi yang halal dan haram.
2. Memakai perangkat bunga.
3. Profit oriented.
4. Hubungan dengan nasabah bentuk hubungan debitur kreditur.
5. Tidak terdapat dewan sejenis (pengawas Syariah).

Kelompok 2 :

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dimiliki setiap manusia untuk
mempertahankan hidup dan memperoleh kesejahteraan serta kenyamanan. Sudah
menjadi kodratnya bahwa kebutuhan setiap manusia itu beragam dan tidak ada
batasnya, baik jumlah maupun macamnya. Adapun kebutuhan dasar yang harus
terpenuhi seperti sandang, pangan, papan dan cinta.
Kebutuhan dan konsumsi merupakan suatu hal yang niscaya dalam
kehidupan sehari-hari manusia, karena ia membutuhkan berbagai konsumsi untuk
dapat mempertahankan hidupnya.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, konsumsi merupakan


keniscayaan dalam kehidupan manusia. Untuk mempertahankan kehidupanya,
manusia membutuhkan konsumsi. Kebutuhan akan konsumsi ini semakin lama
semakin berkembang sejalan dengan pola dan gaya hidup manusia. Semakin maju
peradaban manusia, semakin tinggi pula kebutuhannya pada barang-barang yang
akan dikonsumsi dengan beragam jenisnya. Rasulullah tidak menisbikan adaya
kemungkinan, sembari menyatakan bahwa keinginan manusia akan barang-barang
(hartaa) tidak ada batasnya, oleh sebab itu manusia sendiri yang harus
membatasinya.

Akifitas konsumsi dalam Islam merupakan salah satu aktifitas ekonomi


manusia yang bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada Allah
SWT dalam rangka mendapatkan kemenangan, kedamaian dan kesejahteraan
akhirat (falah), baik dengan membelanjakan uang atau pendapatannya untuk
keperluan dirinya maupun untuk amal saleh bagi sesamanya. Adapun dalam
prespektif konsvensional, aktifitas konsumsi sangat erat kaitannya dengan
maksimalisasi kepuasan.

Q.S Thaha ayat 81 (Makkiyyah) :

َ ‫َط َغوْ ۟ا فِي ِه فَيَ ِح َّل َعلَ ْي ُك ْم َغ‬


َ ‫ضبِى ۖ َو َمن يَحْ لِلْ َعلَ ْي ِه غ‬
‫َضبِى فَقَ ْد ه ََو ٰى‬ ْ ‫ت َما َر َز ْق ٰنَ ُك ْم َواَل ت‬ ۟ ُ‫ُكل‬
ِ َ‫وا ِمن طَيِّ ٰب‬
Artinya: “Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan
kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaanKu, maka
sesungguhnya binasalah ia”.

Kelompok 3 :

Dalam Islam kepemilikan dikenal dengan nama al‐milkiyah. Al‐ milkiyah


secara etimologi berarti kepemilikan. Al‐milkiyah memiliki arti yaitu sesuatu yang
dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh seseorang, dan pengertian lain al‐milk adalah
pemilikian atas sesuatu (al‐mal atau harta benda) dan kewenangan seseorang
bertindak bebas terhadapnya. Kepemilikan merupakan penguasaan seseorang
terhadap sesuatu berupa barang atau harta, baik secara riil maupun secara hukum
yang memungkinkan pemilik melakukan tindakan hukum, seperti jual beli, hibah,
wakaf, dan sebagainya, yang pada prinsipnya seseorang mempunyai keistimewaan
berupa kebebasan dalam berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu kecuali ada
halangan tertentu yang diakui syara’.

‫ب َو ْٱل ِميزَ انَ لِيَقُو َم ٱلنَّاسُ بِ ْٱلقِ ْس ِط ۖ َوَأنز َْلنَا ْٱل َح ِدي َد فِي ِه‬ َ َ‫نزَلنَا َم َعهُ ُم ْٱل ِك ٰت‬
ْ ‫ت َوَأ‬ ِ َ‫لَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْٱلبَيِّ ٰن‬
ِ ‫ص ُرهۥُ َو ُر ُسلَ ۥهُ بِ ْٱل َغ ْي‬
ٌّ ‫ب ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ قَ ِو‬ ُ ‫اس َولِيَ ْعلَ َم ٱهَّلل ُ َمن يَن‬ ٰ ‫ْأ‬
‫َزي ٌز‬
ِ ‫ىع‬ ِ َّ‫بَ سٌ َش ِدي ٌد َو َمنَفِ ُع لِلن‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al
Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan
Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal
Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”

Dalam konsep Islam ada beberapa prinsip dasar tentang kepemilikan, yaitu;
kekayaan merupakan titipan dan pemilik yang sebenarnya adalah Allah Subhanahu
Wa Ta’ala, harta yang di peroleh dapat menjadi penolong dalam menyempurnakan
kewajiban manusia sebagai khalifah di bumi dan juga sarana untuk mendapatkan
kesejahteraan dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan di hari kemudian,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melimpahkan kekayaan kepada setiap hamba-
Nya untuk dipergunakan menunaikan kewajiban mereka seperti shalat dan zakat,
dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menetapkan aturan-aturan yang terkait hak-
hak kepemilikan, berupa terbatasnya kebebasan individu dan adanya kewajiban
untuk mentasharufkan kekayaan kepada orang-orang lain yang berhak

produksi dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengaitkan nilai kebajikan
mulai dari pengelolaan sumber-sumber yang diperbolehkan syariah, proses
produksi, hingga hasil produksi. Kebajikan yang dilakukan maksudnya
memberikan banyak manfaat bagi semua pihak yang terlibat. produksi sebagai
penyediaan barang dan jasa dengan memerhatikan nilai keadilan dan kemanfaatan
(maslahah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah
bertindak adil dan membawa kemanfaatan bagi masyarakat maka ia telah bertindak
Islami

Harga adalah perwujudan nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang.
Harga merupakan nilai yang diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa
juga berarti kekuatan membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat. Semakin
tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, semakin
tinggi nilai tukar dari barang atau jasa tersebut.

Kelompok 4 :

Uang dalam ekonomi Islam hanya digunakan untuk bertransaksi dan


berjaga-jaga.Uang bukan komoditi yang oleh karenanya diperjualbelikan. Uang
merupakan publics goods, uang yang tidak produktif (idle asset) akan dikenakan
pajak sehingga jumlahnya akan berkurang, oleh karena itu uang harus sektor tidak
dapat mempunyai harga, uang dimanfaatkan di produktif/sektor riil (flow concept).
Kemajuan sektor moneter dalam ekonomi Islam tidak bisa dilepaskan dari
kemajuan sektor riil melalui penyediaan uang guna pembiayaan perekonomian
yang tergantung pada sektor riil.Kebijakan moneter dalam ekonomi Islam hanya
bersifat pelengkap untuk memenuhi pembiayaan sektor riil.
Perbedaan utama kebijakan moneter konvensional dan Islam adalah Islam
tidak mengakui adanya instrumen suku bunga karena jelas dalam Alqur'an riba itu
sangat dilarang atau haram. Hikmah pelarangan riba agar terjadi hubungan
partnership antara pemilik modal dan usaha secara adil.
Sejumlah intrument kebijakan moneter konvensional menurut sejumlah
pakar ekonomi Islam seperti Reserve Requirement, overall and selecting credit
ceiling, moral suasion and change in monetary base, equity based type of
securities masih dapat digunakan untuk mengontrol uang dan kredit, sepanjang
sesuai dengan prinsip transaksi syariah antara lain adalah Wadiah, Musyarakah,
Mudharabah, Ar-Rahn, maupun Al-ljarah.
Kebijakan moneter yang dikelola dengan baik akan menghasilkan tingkat
perekonomian yang stabil melalui mekanisme transmisinya pada harga dan output
yang pada akhirnya membawa efek pada variabel-variabel lain seperti tenaga kerja
dan pendapatan negara.

Kelompok 5 :

Konsep manajemen telah berkembang sejak berabad-abad yang lalu, apabila


dikaitkan dalam konteks upaya kerjasama dalam suatu kelompok masyarakat untuk
mencapai suatu tujuan tertentu . Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis
Kuno dari kata management, yang berasal dari kata “to manage” yang berarti
mengatur . Manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu

Dapat Disimpulkan Bahwa ilmu manajemen sangat erat kaitannya dengan


kitab suci umat islam Al-Qur’an. Semua dasar-dasar ilmu manajemen sudah ada
dalam Al-Qur’an dan sudah diterapkan oleh Rasulullah dalam kepemimpinanya.
Maka kita sebagai umat islam harus mengikuti jejaknya dalam memimpin, baik
memimpin individual diri sendiri maupun memimpin kelompok dalam organisasi.
Prinsip-prinsip manajemen yang dikembangkan oleh para ilmuan dewasa ini
pada hakikatnya telah diajarkan oleh Allah swt kepada umat manusia di
dalam kitab suci-Nya. Memang al-Quran tidak menyebutkan hal-hal yang
berhubungan dengan manajemen secara rinci, akan tetapi dasar-dasar
manajemen itu seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan, telah ada dan tercantum dalam al-Quran, tinggal bagaimana
umat manusia menggali dan menafsirkannya.

Surat Al-Hasyr Ayat 18


۟ ُ‫ت لِ َغ ٍد ۖ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َخبِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬
ْ ‫وا ٱهَّلل َ َو ْلتَنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”

Kelompok 6 :

Akuntansi Perbankan syariah adalah sebuah seni mencatat, mengklasifikasi,


meringkas, melaporkan dan menganalisa dengan cara tertentu dan dalam ukuran
moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan
berdasarkan nilai-nilai syariah yang bertujuan memberikan informasi kuantitatif
yang bersifat finansial mengenai suatu bisnis keuangan perbankan syariah sebagai
dasar pengambilan keputusan bagi pemakainya.

Akuntansi keuangan perbankan syariah biasa disebut laporan keuangan bank


syariah. Menurut Farid dan Siswanto Laporan keuangan merupakan informasi
yang dianggap mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat
keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

Surat Al-Baqarah Ayat 282 :


ٌ‫ب َكاتِب‬ َ ‫ بِ َدي ٍْن ِإلَ ٰ ٓى َأ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَٱ ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكتُب بَّ ْينَ ُك ْم َكاتِ ۢبٌ بِ ْٱل َع ْد ِل ۚ َواَل يَْأ‬š‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإ َذا تَدَايَنتُم‬
‫ق ٱهَّلل َ َربَّ ۥهُ َواَل يَبْخَ سْ ِم ْنهُ َش ْيـًٔا ۚ فَِإن َكانَ ٱلَّ ِذى َعلَ ْي ِه‬ ِ َّ‫ق َو ْليَت‬
ُّ ‫ب َك َما عَلَّ َمهُ ٱهَّلل ُ ۚ فَ ْليَ ْكتُبْ َو ْليُ ْملِ ِل ٱلَّ ِذى َعلَ ْي ِه ْٱل َح‬ َ ُ‫َأن يَ ْكت‬
‫ُوا َش ِهي َدي ِْن ِمن رِّ َجالِ ُك ْم ۖ فَِإن لَّ ْم‬ ۟ ‫ض ِعيفًا َأوْ اَل يَ ْست َِطي ُع َأن يُ ِم َّل هُ َو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّ ۥهُ ب ْٱل َع ْد ِل ۚ َوٱ ْستَ ْش ِهد‬ َ ْ‫ق َسفِيهًا َأو‬ ُّ ‫ْٱل َح‬
ِ
َ ‫ى ۚ َواَل يَْأ‬šٰ ‫ض َّل ِإحْ د َٰىهُ َما فَتُ َذ ِّك َر ِإحْ د َٰىهُ َما ٱُأْل ْخ َر‬
‫ب‬ ِ َ‫ضوْ نَ ِمنَ ٱل ُّشهَدَٓا ِء َأن ت‬ َ ْ‫يَ ُكونَا َر ُجلَ ْي ِن فَ َر ُج ٌل َوٱ ْم َرَأتَا ِن ِم َّمن تَر‬
‫َى‬šٰٓ ‫ َأوْ َكبِيرًا ِإلَ ٰ ٓى َأ َجلِِۦه ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َأ ْق َسطُ ِعن َد ٱهَّلل ِ َوَأ ْق َو ُم لِل َّش ٰهَ َد ِة َوَأ ْدن‬š‫ص ِغي ًرا‬ َ ُ‫ُوا ۚ َواَل تَ ْسـَٔ ُم ٓو ۟ا َأن تَ ْكتُبُوه‬ ۟ ‫ٱل ُّشهَدَٓا ُء ِإ َذا ما ُدع‬
َ
‫ا‬š۟‫ۖ َأاَّل تَرْ تَاب ُٓو‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang


piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang
yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah,
Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang
berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak
mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan
benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika
tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua
orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang
ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya”

Nilai terpenting dari kesadaran yang harus dimiliki oleh manusia adalah
sifatketundukan dan kepatuhannya kepada tuhan semesta alam ini menjadikan
konsekuensi bahwa manusia dalam melakukan semua aktifitas dalam seluruh masa
hidupnya harus dioperasikan atas dasar nilai-nilai etika atau syariah yang berlaku,
yang dalam kaitannya dengan akuntansi dinamakan etika akuntansi(akuntansi
syariah).

Sebuah prinsip dasar dalam akuntansi perbankan syari’ah adalah kejujuran,


keadilan, ketelitian, kecermatan dan asas kesungguh-sungguhan. Setiap angkuntan
perbankan syariah harus berpegang teguh padaajaran islam sebagai landasan
filsofis. Suatu hal yang terpenting adalah kejujurandalam menjalankan tugasnya
yaitu mencatat. Akuntan diminta menyajikan laporan sesuai dengan fakta yang
ada.Ada suatu kasus akuntan memberikan laporan keuangan yang
berbeda.Misalnya terkait dengan pajak.
Akuntan membuat laporan yang serampingmungkin untuk mendapatkan
beban pajak yang kecil. Pada saat membuat laporanuntuk BI dan dewan direksi
akuntan lebih pandai dengan membuat laporan keuangan yang fantastic. Hal ini
tidak pernah dibenarkan dalam islam.Menurut pemakalah kejujuran seorang
akuntan dalam penghitungan adalah pilar utama dalam mewujudkan Perbankan
syari’ah yang benar -benar 100% syari’ah .Perbankan syari’ah seharusnya jangan
takut melepaskan diri dari prinsip konvensional.

Anda mungkin juga menyukai