Anda di halaman 1dari 17

Nama : Samsul Bahri

Nim : 201008033
Prodi : Ekonomi Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh

RESENSI BUKU :
TEORI DAN PRAKTEK EKONOMI ISLAM

Biografi singkat penulis : Dr. Mardani, putra dari Alm.


H. Achlan dan Hj. Marwiyah, lahir di Jakarta 04 November 1970,
dengan jenjang Pendidikan : SD, Pesantren dan UIN Syarif
Hidayatullah mulai S1 sampai S3.

Dalam buku ini dapat kami gambarkan dari isi pembahasan


secara umum tentang tata cara praktik mualamalah sesuai
dengan prinsip Syariah yang bersumber dari al quran, hadis, ijma’
serta regulasi dari pemerintah.

Buku ini disusun sedemikian rupa yang sangat mudah


dipahami. Dalam Kata Pengantar penulis memberikan
penghargaan tertinggi kepada orang tua nya, isteri selaku pengedit
(editor) dan anak-anaknya yang memberikan semangat hingga
dapat menyelesaikan buku ini yang terdiri dari 5 Bab dan sub
judul serta Lampiran-lampiran tentang Undang-undang tentang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Undang-undang
Perbankan Syariah dan Fatwa-fatwa dari DSN-MUI.

BAB I TIJAUAN UMUM TENTANG HUKUM BISNIS SYARIAH

a. Pengertian Hukum Ekonomi Syariah

Hukum ekonomi syariah merupakan kumpulan peraturan


yang berkaitan dengan praktik bisnis secara syar’i untuk
mencapai kemaslahatan, keadilan umat manusia. Adapun

1
sumbernya dari : al qur an, hadist, Ijma’, Ijtihad dan prinsip-
prinsip hukum lainnya. Sementara mempelajari hukum bisnis
syariah adalah hukumnya wajib, sebagaimana Umar bin Khattab
selalu mengingatkan pedagang di pasar agar dalam setiap
pedagang harus mengetahui hukum dagang menurut islam agar
terhindar dari unsur ribawi. Pada dasarnya manusia ini saling
membutuhkan satu sama lain sesuai dengan firmanNya : Q.S. al
maidah ayat 2 :
‫هّٰللا‬ ۤ
َ ‫ى َواَل ۡالقَآَل ِٕٮ َد َواَل ۤ ٰٓا ِّم ۡينَ ۡالبَ ۡيتَ ۡال َح‬
َ‫ـرا َم يَ ۡبـتَ ُغ ۡون‬ َ ‫ـرا َم َواَل ۡالهَ ۡد‬
َ ‫ٰيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا اَل تُ ِحلُّ ۡوا َش َع ِٕٓاٮ َر ِ َواَل ال َّش ۡه َر ۡال َح‬
َ ‫ص ـ ُّد ۡو ُكمۡ َع ِن ۡال َم ۡس ـ ِج ِد ۡال َحــ‬
‫ـر ِام‬ َ ‫اصطَاد ُۡو‌ا ؕ َواَل يَ ۡج ِر َمنَّ ُكمۡ َشن َٰانُ قَ ۡو ٍم اَ ۡن‬ ۡ َ‫ض َوانًا‌ؕ َواِ َذا َحلَ ۡلتُمۡ ف‬ ۡ ‫ضاًل ِّم ۡن َّربِّ ِهمۡ َو ِر‬ ۡ َ‫ف‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اونُ ۡوا َعلَى ۡالبِ ِّر َوالتَّ ۡق ٰوى‌ ۖ َواَل تَ َعا َونُ ۡوا َعلَى ااۡل ِ ۡث ِم َو ۡالع ُۡد َوا ِن‌ ۖ َواتَّقُوا َ‌ؕ اِ َّن َ َش ِد ۡي ُـد ۡال ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫اَ ۡن ت َۡعتَد ُۡوا‌ ۘ َوتَ َع‬

Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan
(melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id
(hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam;
mereka mencari karunia dan keridhaan Tuhannya. Tetapi
apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah
kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada
suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas
(kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksaan-Nya.

2
Maka oleh karena itu harus memahami peraturan yang
berhubungan dengan masyarakat yang disebut dengan muamalat.
Selain itu tujuan bisnis syariah adalah untuk mengembangkan
hartanya dengan jalan yang halal dan diridhai oleh Allah Swt.
serta mendapatkan profit (materi) dan benafit (non materi).

b. Falsafah Ekonomi Islam

Segala sesuatu perbuatan umat manusia hanyalah untuk


mendapatkan ridha Allah Swt. yaitu dalam melakukan usaha
berdagang hanya bertujuan sebagai ibadah dan bukan hanya
untuk mendapatkan untung semata dan sebagai sarana taqarrub
agar memudahkan dalam ta’abbud untuk menghambakan diri
kepada Allah semata sesuai firmanNya Q.S. Adz Dzariya ayat 56 :
َ ‫ت ۡال ِج َّن َوااۡل ِ ۡن‬
‫س اِاَّل لِيَ ۡعبُد ُۡو ِـن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ۡق‬
Artinya :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku.

Adapun jalurnya yaitu : membina ketentraman dan


kebahagian, memenuhi nafkah keluarga, memenuhi hajat
masyarakat, sarana ibadah, sedeqah dan menolak kemungkaran.
Di jelaskan tentang perbedaan secara garis besarnya pada asumsi
dasar dan latar belakang filosofi, perbedaan sistem bisnis syariah
dengan sistem bisnis konvensional dari sisi karakteristik dan
aspek yang di tuju. Terdapat perbandingan berupa persamaaan
dan perbedaan termasuk pemenuhan tentang hak-hak ekonomi
rakyat diantara tiga sistem ekonomi yaitu ; Sosialis, Kapitalis dan
Islam. Sistem ekonomi islam juga diakui oleh pakar ekonomi non
muslim seperti Jack Austri dari Perancis dalam bukunya Islam
dan Pengembangan Ekonomi mengatakan bahwa Íslam adalah
gabungan antara tataran kehidupan praktis dan sumber etika

3
mulia”. Bahwa ekonomi islam yang memiliki kekuatannya
berdasarkan wahyu yang turun dari langit tidak dapat diragukan
lagi sebagai ekonomi berdasarkan etika.

c. Ciri Khas Bisnis Syariah

Bisnis ekonomi syariah sebenarnya tidak jauh berbeda


dengan sistem ekonomi pada umumnya yaitu produksi, distribusi
dan konsumsi, namun aspek syariah inilah yang membedakannya
dengan selalu berpedoman pada nilai-nilai rohaniah, memastikan
halal, sesuai dengan ajaran islam serta berorientasi pada dunia
dan akhirat. Dalam berdagang disamping mengharapkan profit
juga mengharapkan benafit agar memperoleh keadilan dan pahala
diakhirat kelak.

Bisnis islam sangat mengedepankan etika sehingga para


pihak baik penjual maupun pembeli terlebih dahulu saling rela
dan terhindar dari unsur gharar dengan saling mempercayai
(amanah) diantaranya serta akan terhindar persaingan usaha yang
tidak sehat. Secara umum etikan bisnis islam digambarkan bahwa
; adil, jujur, ramah/sopan santun, tidak saling menjelekkan yang
lain, tidak mengharapkan untung semata, mengedepankan
persaudaraan serta berpegang teguh pada ajaran islam. Penting
nya etika bisnis dilihat daribeberapa aspek adalah Islam adalah
ajaran dari Allah Swt., manusia dengan karakter cenderung
mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, manusia berwatak
dasar dengan kecenderungan berlaku amoral yang dapat
terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat, perkembangan
teknologi yang akan mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup
manusia yang tidak terlepas pula dari sisi negatif sesuai dengan
pemanfaatannya dan aspek akademis sudah selayaknya dibuat

4
sebagai kajian akademis untuk memahami begitu pentingnya etika
dalam bisnis.

Adapun prinsip bisnis syariah menurut Fathurrahman


Djamil yang harus diperhatikan yaitu ; Kaidah Fikih (pada
dasarnya segala bentuk muamalah adalah boleh kecuali ada dalil
yang mengharamkannya), Muamalah dlakukan atas dasar
manfaat dan menghindari mudharat, muamalah dilakukan dengan
memelihara keseimbangan (tawazun) dan muamalah dilaksanakan
dengan menjaga unsur keadilan dan menghidari unsur
kedhaliman. Secara umum prinsip bisnis syariah adalah
mengindari kedhaliman pada salah satu pihak dengan
mengedepankan kejujuran dan etika yang baik sehingga hasil
yang diperoleh menjadi bagian daripada amal ibadah manusia.

Konsep bisnis syariah yang dijelaskan bahwa semua


transaksi berdasrkan kaidah hukum islam dan memiliki unsur
keadilan, persaudaraan, tolong menolong (ta’awun,) tidak gharar,
tidak dhalim, bebas risywah, tidak tadlis, tidak menipu (ghabn),
bebas dari pemaksaan (ikrah), bebas dari penimbunan (ihtikar) dan
terbebas dari unsur ribawi. Aktifitas bisnis jual beli itu sudah
berjalan sejak manusia ada yang pada hakikatnya bahwa manusia
itu saling membutuhkan satu sama yang lainnya. Namun pola jual
beli akan selalu berinovasi sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan jamannya.

Perdagangan pada masa dahulu dilakukan dengan cara


menukarkan barang dengan barang (barter), namun seiring
dengan perkembangan jaman yang dikeluarkan alat tukar berupa
uang dengan ditetapkan nilainya oleh pemerintah serta pada masa
sekarang ini bahkan telah muncul uang elektronik yang sifatnya
non fisik, tetapi dengan perkembangan teknologi dengan

5
menggunakan media tertentu akan dapat dilakukan proses jual
beli. Kegiatan bisnis juga dilakukan sebelumnya oleh para nabi
seperti diungkapkan dalam Hadis yang diriwayatkan Al Hakim ;
Bahwasanya Nabi Daud adalah seorang ahli Tenun (kain tenun
dan baju besi), nabi Adam seorang petani, nabi Nuh seorang
tukang kayu, Nabi Idris seorang tukang jahit, sedangkan nabi
Musa seorang pengembala. Demikian pula nabi Ibrahim yang
pertama merintis usaha musyarakah hingga menjadi konglomerat
pada masanya di Mesir. Aktifitas bisnis perdagangan juga telah
mulai dilakukan pada zaman Arab Kuno, hal ini dilihat dari
FirmanNya dalam Q.S. al Quraisy ayat 1-4 :
۟ ‫ْف فَ ْليَ ْعبُد‬
ِ ‫ُوا َربَّ ٰه َذا ْالبَ ْي‬ َّ ‫ش ِإ ٰۦلفِ ِه ْم ِرحْ لَةَ ال ِّشتَآ ِء َوال‬ ِ ‫ِإِل ي ْٰل‬
‫ت‬ ِ ‫صي‬ ٍ ‫ف قُ َر ْي‬
ْ‫ع َو َءا َمنَهُ ْم ِّم ْن خَ و‬
ٍ ْ‫ط َع َمهُ ْم ِّم ْن جُو‬ ْ ‫ى َأ‬ٓ ‫الَّ ِذ‬
Artinya :
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,  (yaitu) kebiasaan
mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas,
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik)
rumah ini (Ka’bah),  Yang telah memberi makanan kepada
mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari rasa ketakutan.

d. Prospek dan Tantangan Bisnis Syariah di Indonesia

Apabila dilihat dari sisi jumlah penduduk muslim di


Indonesia yang sangat banyak, maka akan memiliki peluang
bisnis syariah yang bagus dan berkembang dan dipengaruhi oleh
beberapa sebab, yaitu :
1. Hancurnya sistem ekonomi sosialis;
2. Perkembangan ekonomi syariah yang signifikan;
3. Tumbuh dan berkembangan lembaga pendidikan yang
membuka program studi ekonomi syariah;

6
4. Banyaknya seminar, lokakarya dan lain-lain yang membahas
tentang pelaksanaan sistem ekonomi yang berbasis syariah.
Demikian pula halnya dengan beberapa yang menjadi
tantangan untuk berkembangannya bisnis syariah antara lain :
1. Masih rendahnya kesadaran umat Islam tentang bisnis syariah
2. Masih rendahnya Sumber Daya Manusia yang memahami
secara komperehensif tentang bisnis syariah
3. Masih belum sempurnanya sistem tentang bisnis syariah
4. Di era globalisasi ini masih menjadi persaingan yang sangat
ketat bagi bisnis syariah yang sampai sekarang masih dikuasai
oleh ekonomi kapitalis.

Perkembangan hukum bisnis syariah di Indonesia berjalan


baik, hal ini terlihat dari dukung pemerintah untuk membetuk
lembaga mengeluarkan regulasi terkait dengan bisnis syariah.
hadirnya lembaga Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) merupakan sesuatu yang patut diapresiasi
dalam rangka mendukung pelaksanaan sistem ekonomi syariah
yang memadai serta terbitnya Undang-undang, Peraturan Bank
Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang terkait dengan
Keuangan Syariah dan Fatwa dari DSN-MUI.

BAB II BEKERJA DAN BISNIS DALAM PANDANGAN ISLAM

a. Bekerja dan Bisnis Dalam Pandangan Islam

Dalam ajaran Islam mewajibkan setiap orang untuk bekerja


agar dapat menafkahi keluarganya. Manusia diwajibkan untuk
terus berusaha sekuat tenaga dan juga dibaringi dengan doa,
karena sesuangguhnya Allah sangat membenci bagi hambaNya
yang malas. Menurut Dr. Yusuf Qardhawi bekerja adalah bagian
dari pada ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap konsisten

7
terhadap aturan Allah Swt. dengan bekerja manusia akan dapat
malaksanakan tugas kekhalifahannya dan terjaga dari perbuatan
maksiat, sehingga akan dapat dengan mudah meraih harapan
yang diinginkan.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab menyerukan kaum


muslimin untuk senantiasa bekerja sesuai dengan
kemampauannya masing-masing dan juga mengancam warganya
yang malas akan mengambil kebun-kebun yang terbengkalai
(dibiarkan) tidak terurus dengan jangka waktu tertentu akan
diambil alih oleh negara. Umar bin Khattab juga melakukan usaha
produksi serta menyerukan pula kepada wali dari anak yatim agar
dapat berniaga dengan hartanya supaya makin berkembang harta
anak yatim tersebut. Manusia diberikan nafsu untuk mencintai
harta untuk menggapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat
kelak sebagaimana firmanNya : Q.S. Ash shaf ayat 10-13 :

‫ تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َوتُ َجا ِه ُدونَ فِي َسبِي ِل‬10 ‫ب َألِ ٍيم‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا هَلْ َأدُلُّ ُك ْم َعلَى تِ َجا َر ٍة تُ ْن ِجي ُك ْم ِم ْن َع َذا‬
ٍ ‫ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َويُ ْد ِخ ْل ُك ْم َجنَّا‬11 َ‫هَّللا ِ بَِأ ْم َوالِ ُك ْم َوَأ ْنفُ ِس ُك ْم َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
‫ت تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا‬
‫ َوُأ ْخ َرى تُ ِحبُّونَهَا نَصْ ٌر ِمنَ هَّللا ِ َوفَ ْت ٌح قَ ِريبٌ َوبَ ِّش ِر‬12 ‫ك ْالفَوْ ُز ْال َع ِظي ُم‬ ِ ‫طيِّبَةً فِي َجنَّا‬
َ ِ‫ت َع ْد ٍن َذل‬ َ َ‫األ ْنهَا ُر َو َم َسا ِكن‬
13 َ‫ْال ُمْؤ ِمنِين‬

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan
kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah
dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu
jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni
dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan
kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn.

8
Itulah kemenangan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang
lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan
kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang beriman

Penulis menjelaskan peran bisnis dalam islam merupakan


jenis usaha yang paling utama, mengingat pada jaman Nabi
Muhammad saw. pekerjaan yang dilakukan untuk menjalani
kehidupan yaitu dengan berdagang baik sebelum menjadi rasul
maupun setelahnya. Banyak dalil yang disebutkan agar manusia
untuk senantia bekerja agar dapat mengembangkan hartanya
serta menghindarkan diri dari pekerjaan meminta-minta. Perlu
diketahui bahwa setiap harta yang dimiliki oleh umat islam
merupakan tidak sepenuhnya menjadi miliknya, melainkan ada
hak orang lain yang harus ditunaikan seperti, sedeqah, infaq dan
zakat sesuai firmanNya : Q.S. Adz-Dzariyat ayat 19 :

‫قـ لِـ لـسـَّـ اـِئ ِلـ َـوـ اـ ْلـ َمـ ْـحـ ُرـ وـ ِمـ‬
ٌّ ‫َـوـ فِـ يـ َأ ْمـ َوـ اـلِـ ِهـ ْمـ َحـ‬
Artinya :
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bagian.

Dalam islam dituntut bekerja dengan sungguh-sungguh


agar memiliki hasil sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana
disebutkan harus memiliki etos kerja, misalanya ; tekun,
istqamah, efisien, ikhlas, jujur dan komitmen. Selain itu dalam
bekerja juga bersikap profesional misalnya ; cakap dalam bidang
pekerjaannya, memiliki semangat yang kuat dalam bekerja yang
merupakan bagian dari ibadah serta amanah yang menjadikan
tauhid sebagai faktor pengontrol tingkah laku utama. Dalam
menjalankan bisnis yang patut diperhatikan untuk menyelesaikan

9
segala kewajibannya kepada pekerja agar tidak ada yang
terdhalimi, seperti gaji tepat waktu dan hak-hak lainnya sesuai
dengan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja. adapun
tujuan dari bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup,
memperoleh keuntungan yang wajar dan mendapatkan
kesejahteraan (falah). Untuk menjadikan seorang pebisnis yang
baik dalam ajaran islam juga diatur sedemikian rupa agar betul-
betul bisnis yang dijalankan sesuai dengan syariah, diantaranya :
memiliki niat yang baik, bisnis yang halal, memilki semangat yang
kuat, memiliki semangat menang bersama, tidak mendhalimi yang
lain dan bersyukur kepada Allah Swt.

Seorang pebisnis dalam islam senantiasa memiliki sikap


mental spiritual yang menjunjung tinggi nilai-nilai syariah dan
memiliki kemampuan meneladani prinsip bisnis yang dilakukan
oleh Rasulullah saw, seperti ; skill, halal, taqwa, jujur, niat tulus,
kemauan keras, tawakkal, selalu berdoa, bersyukur, berzakat dan
menjalin silaturrahmi. Persaingan bisnis dalam islam dengan
mengedepankan : tidak menghalalkan segala cara untuk meraih
keutungan, mengupayakan hasil produksi yang berkualitas dan
memperhatikan proses akad atas berbagai jenis transakasi sesuai
dengan hukum islam.

b. Bekerja dalam Islam

Umat manusia dituntut untuk mencari nafkah agar dapat


menghidupi keluarganya dang mencukupi kebutuhan hidupnya.
Umat islam dalam melakukan barbagai pekerjaan dituntut untuk
memanjatkan doa kepada yang Maha Kuasa, karena hasil yang
akan diperoleh tersebut merupakan pemberian daripada Allah
Swt. dan bukan hasil kerja ida sendiri. Berkeja itu merupakan
bagian dari ibadah dan terus berusaha semaksimal mungkin

10
dengan memastikan kehalalannya. Dan bahkan dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Umar radhiallahu anhu
menyebutkan bahwa bekerjalah untuk duniamu seakan-akan
engkau hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu
seakan-akan engkau akan mati besok pagi.

BAB III HAK KEPEMILIKAN , DAN HARTA DALAM PANDANGAN


ISLAM

a. Hak dan Kepemilikan Harta

Dalam pandangan islam bahwa kemilikan harta itu pada


hakikatnya adalah mutlak milik Allah, sementara manusia hanya
pemegang hak yang relatif yaitu penerima titipan (pemegang
amanah) untuk di Kelola dan dimanfaatkan serta harus
mempertanggungjawabkan kepada Allah di yaumil akhir.

Setelah memiliki harta yang banyak agar dapat mewariskan


kepada ahli waris serta yang lebih utama agar dapat beramal
melalui sedeqah dan infaq. Dalam memanfaatkan dan
menggunakan harta yang merupakan titipan/amanah agar dapat
dipergunakan sesuai dengan yang dianjurkan dalam ajaran islam
dengan memahami bahwa sesuangguhnya dalam harta itu ada
hak orang lain yaitu zakat, infaq dan sedeqah sehingga
kempemilikan harta itu tidak bersifat mutlak.

Penjelasan Hak dalam islam berdasarkan ayat-ayat dalam al


qur an adalah Kepastian, Ketetapan, Kewajiban dan Kebenaran
yang dalam kaidah hukum islam disebut juga sebagai kekuasaan.
Para ulama fikih membagi hak dari berbagai segi, yaitu ; hak dari
segi pemilik, hak dari segi objek dan hak dari segi kewenangan
pengadilan.

11
Kepemilikan harta dalam islam adalah berhubungan dengan
seseorang atas suatu benda yang diakui dalam syariah, yang
menjadikannya untuk memiliki keukasaan khusus atas suatu
harta yang dapat melakukan tindakan hukum atas harta tersebut
dan dikecualikan melanggar hukum syariah. Kepemilikan harta
secara mutlak (Absolut) itu adalah Allah Swt., sementara
manusian hanyalah sebagai pemilik yang relatif dan hanya sebagai
pemegang titipan yang suatu hari nanti (yaumil akhir) akan
diminta pertanggung jawaban atas pengelolaan harta tersebut.
Pemahaman kepemilikan harta dalam islam sangat bertentangan
dengan pandangan kaum kapitalis yang menganggapa bahwa
harta yang mereka kuasasi adalah kepemilikannya mutlak dan
dapat digunakan sesuai dengan kehendaknya tanpa melihat
daripada asal usul harta tersebut yang bersumber dari Yang Maha
Pencipta.

Kepemilikan harta secara umum dalam islam dapat


diperoleh dengan berkerja/berusaha, warisan, wasiat, hibah,
sedeqah dan apapun yang diperoleh dari pihak lainnya dengan
cara yang halal. Azas kepemilikan harta yang perlu diketahui oleh
pemilik harta yaitu ; Amanah, Infiradiyah (individu), Ijtima’iyah
(fungsi sosial) dan manfaat. Dari azas dimaksud bahwa pemilik
harta memahami bahwa harta itu kepmilikan yang sebenarnya
hanyalah Allah Swt. sehingga manusia hanyalah sebagai penerima
titipan yang dapat digunakan untuk kepentingan hidupnya dunian
dan akhirat, sementara orang lain juga menghormati atas
pemilikan harta oleh seseorang secara eksklusif, namun bagi
pemilik harta dimaksud juga perlu memahami bahwa islam
mengajarkan kita untuk berempati kepada sesama (sosial) serta
penggunaan harta haruslah melihat dari sisi manfaat dengan
menghidari kemudharatannya dan pada hal-hal yang tidak

12
berguna. Berakhirnya kepemilkan harta hanya disebabkan oleh :
meninggal dunia sehingga harta itu beralih kepada ahli waris dan
disebabkan oleh hilangnya dan rusaknya harta tersebut.

BAB IV KERJASAMA DALAM BISNIS SYARIAH

Dalam bab ini penulis menjelaskan bagaiman


mengembangkan bisnis melalui pola kerjasama agar mandapatkan
hasil yang maksimal serta dapat mengurangi potensi risiko
kerugian oleh perseorangan, namun telah melakukan sharing
risiko. Oleh karena itu untuk menjalankan bisnis dapat
melakukan Kerjasama dengan berbagai pihak dengan membuat
perjanjian yang sifatnya tidak ada yang terdhalimi serta
menentukan porsi penyertaan modal dan nisbah dengan
menggunakan akad mudharabah dan musyarakah sesuai dengan
kesepakatan para pihak dalam menjalankan bisnisnya. Selain itu
pula dapat menerapkan pola akad Musaqah, akad Muzara’ah dan
akad Mugharasah. Sesuai dengan karakteristik usaha dantujuan
yang dinginkan oleh para pihak yang berserikat.

BAB V PERUSAHAAN DENGAN PRINSIP SYARIAH

Dalam Bab ini penulis menjelaskan tentang Lembaga


keuangan Syariah baik bank maupun non bank dan tata cara
operasional dan regulasinya sesuai Syariah. Perusahaan dapat
dikatakan telah menjalankan usaha sesuai prinsip Syariah adalah
perusahaan yang telah melengkapi prosedur dan standar tertentu
yang telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah melalui
otoritas dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. Perusahaan yang sudah Syariah telah memiliki
prosedur syariah terutama memiliki Dewan Pengawas Syariah
yang telah mengikuti pelatihan tentang sertifikasi Dewan

13
Pengawas Syariah yang diselengggarakan oleh Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

a. Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga Keuagan Syariah baik bank maupun non bank


harus melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
Syariah yaitu berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan juga memilki
Dewan Pengawas Syariah sebagai orang yang dapat memastikan
standart dan prosedur opersional yang dijalankan sesuai dengan
prinsip Syariah.

Praktik perbankan Syariah telah dimulai sejak zaman


Rasulullah yaitu dengan menerima penyimpanan uang,
memberikan pinjaman dan pembiayaan dengan pola bagi hasil
serta memberikan jasa pengiriman uang. Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi saat ini, maka perkembangan
bank Syariah juga akan menyesuaikan dengan kondisi yang ada
agar dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat yang akan
melakukan transaksi dan menggukan jasa lainnya.

Lahirnya bank Syariah merupakan tuntutan agar umat


islam dapat menggunakan jasanya sesuai dengan ajaran islam
yang tentu dapat terbebas dari unsur ribawi yang membawa
manusia kepada kekufuran/kedhaliman. Dalam praktik bank
Syariah akan memberikan dampak yang sangat baik bagi setiap
orang yang hendak berhubungan dengan bank khususnya
simpan, pinjam, pembiayaan dan jasa lainnya yaitu dengan
mengedepankan prinsip keadilan yang pada akhirnya membawa
manusia sesuai dengan hajat hidup yaitu “Falah”. Dalam
operasional bank Syariah akan memberikan keleluasaan kepada

14
setiap orang yang hendak memanfaatkan jasanya dengan akad
yang digunakan berdasarkan karakteristik dari pengajuan oleh
nasabah.

b. Pasar Modal

Pasar modal Syariah dalah pasar modal yang menjalankan


usaha berdasarkan prinsip Syariah yang terbebasa dari unsur
ghara, maisir, riba, riba dan terbebas spekulasi. Penulis juga
memuat fatwa-fatwa dari DSN-MUI terkait dengan pasar modal
Syariah serta ketntuan umum tentang Pasar Modal Syariah. Hal
ini untuk menjelaskan berbagai macam ketentuan dalam
melakukan transaksi di Pasar Modal Syariah agar tebebas dari
unsur yang bertentangan dengan ajaran islam. Begitu pula
ketentuan umum tentang transaksi pada Reksa Dana Syariah dari
DSN-MUI.

c. Lembaga Asuransi Syariah

Dalam perasuransian Syariah bertujuan untuk saling


melindungi (Ta’min, Takaful dan Tadhamun). Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan akad sesuai dengan kesepakatan
para pihak, yang bertujuan untuk saling tolong menolong dan dan
pernencacaan keuangan berdasarkan prinsip Syariah. Pihak
asuransi akan mengelola dana nasabah untuk produktif dalam
bentuk investasi yang halal dengan mempertimbangkan faktor-
faktor risiko yang mungkin timbul agar pada saat terjadi klaim
dari nasabah dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati.

15
d. Pegadaian Syariah

Pada dasarnya pegadaian itu sebagai Lembaga tempat


penyimpanan barang/benda dengan mengambil biaya dari
penyimpan sebagai bentuk penjagaan dan bertanggung jawab atas
mannya barang yang disimpan tersebut. Di sisi lain penyimpan
barang dapat melakukan peminjaman dana pada Lembaga
tersebut dalam bentuk “Qardhu Hasan” dengan tidak memberikan
imbalan apapun kepada peminjam dana dimaksud. Dengan
demikian Lembaga pegadaian merupakan tempat menerima
penitipan barang yang dapat mengambil biaya sebagai akibat dari
pengamanan dan penjagaan barang tersebut yang tidak ada
hubungannya sama sekali dengan proses pinjam-meminjam uang,
namun barang tersebut dapat dijadikan sebagai barang
agunan/jaminan terhadap hutang oleh si peminjam.

KESIMPULAN

Buku ini disusun secara ilmiah dan memiliki sumber yang


akurat sehingga dapat dijjadikan sebagai rujukan bagi para
mahasiswa, praktisi dan peneliti untuk pedoman dalam
menjalankan Bisnis yang berdasarkan Prinsip Syariah.

A. KELEBIHAN

Penulis dalam Menyusun buku ini Dalam BAB I terkandung


Bahasa dan makna yang sangat mudah dipahami oleh para
pembaca tentang pengertian secara umum “Hukum Ekonomi
Bisnis Syariah” yang dapat dijabarkan dalam beberapa Bab dan
sub judul. Penulis dalam memberikan pemahaman kepada
pembaca cenderung memberikan beberapa pengertian menurut
sumbernya agar pembaca dapat mengetahui dan memahami

16
dengan mudah beberapa pengertian dan penjelasan tentang
Hukum Bisnis Syariah, sehingga akan memudahkan para
pembaca untuk mengambil kesimpulan dan mengaplikasikan
dalam kegiatan bisnisnya. Penulis Banyak memberikan dasar
hukum yang bersumber dari al qur an, hadis, ijma’ dan peraturan
sebagai pedoman pelaksanaan bisnis syariah sehingga dengan
mudah untuk diamalkannya. Demikian pula lampiran yang
terdapat dalam buku ini merupakan sesuatu yang menjadi
kemudahan bagi pembaca dalam rangka mengambil rujukan baik
penulisan maupun sebagai pedoman dalam aplikasi bisnis
ekonomi Syariah agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. KEKURANGAN

Penulis terdapat pembahasan yang berulang terhadapat


pengertian yang sudah dijelaskan sebelumnya, namun dikaitkan
lagi dengan pembahasan pada pokok bahasan lainnya.
Kami menemukan kesilapan penulis pada penjelasan
tentang aspek perbedaan anatara bisnis islam dengan non islam
yaitu pada table halaman 20 nomor 30 pada aspek fungsi uang
yang tertulis “Dalam Ekonomi Islam Fungsi Uang sebagai
Komoditas dan dalam Ekonomi Kapitalis Uang sebagai Medium of
Chang”, padahal menurut hemat saya itu terjadi kebalikannya
yaitu “dalam Ekonomi Islam Uang sebagai Medium of Change,
sementara dalam Ekonomi Kapitalis Uang sebagai Komoditas.

17

Anda mungkin juga menyukai