Anda di halaman 1dari 11

SISTEM ATAU MODEL OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH

Dheajeng Putri Alintang, Tiana Putri, Lingga Rudwian Pratama, Rizky Ramadhan, Tristan
Kusuma Wardani, Lila Fitrianisya ( 210210205093, 2101110201063, 210210303029,
210810101067, 210810201030, 210810301020 )

Dosen Pengampu: Suwardi, S.H.I., M.H.I.

Universitas Jember

Abstract

Islamic banking is a financial institution that has a very important role in advancing
the Indonesian economy and is the answer to the people's need to use a banking system based
on sharia principles. But sometimes there are many perceptions that think that Islamic
banking is the same as using conventional banking. Islamic banking has a fundamental
disparity in using conventional banking, namely regarding legal aspects, organizational
structure, funded business activities and work environment. Sharia banking operational
activities are based on sharia principles, namely the principle of profit sharing, the principle
of buying and selling & leasing using running a business through mudharabah, musyarokah,
murabbahah & ijaroh contracts.

Keyword: Islamic Banking, System

Abstrak

Perbankan syariah adalah forum keuangan yg mempunyai kiprah sangat krusial pada
memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi jawaban atas kebutuhan rakyat buat
memakai sistem perbankan dari prinsip syariah. Tetapi terkadang poly persepsi yg menduga
bahwa perbankan syariah sama saja menggunakan perbankan konvensional. Perbankan
syariah mempunyai disparitas fundamental menggunakan perbankan konvensional yaitu
menyangkut aspek legal, struktur organisasi, aktivitas bisnis yg didanai & lingkungan kerja.
Kegiatan operasional Perbankan syariah dari prinsip syariah, yaitu prinsip bagi hasil,
prinsip jual beli & sewa menggunakan menjalankan bisnis melalui akad mudharabah,
musyarokah, murabbahah & ijaroh.

Kata kunci: Bank Syariah, Sistem


Pendahuluan

Dengan adanya lembaga keuangan syariah, khususnya bank syariah sebagai lembaga
baru, menjadi tantangan tersendiri. Ekonom syariah dan profesional akuntansi mencari
pedoman yang dapat digunakan dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk industri
perbankan, yang tidak dapat dipisahkan dari etika syariah. Tetap sesuai dengan kebutuhan
penggunanya dan masyarakat. Hubungan antara klien dan bank syariah adalah kemitraan
antara pengelola dana (Mudharib) dan perusahaan keuangan (Shohibul Maal). Hubungan ini
unik dalam proses menjalankan bank syariah. Oleh karena itu, keuntungan bank syariah tidak
hanya mempengaruhi bagi hasil bagi nasabah yang menabung (Syafi`I, 2022).

Bank Syariah bersifat independen terhadap suku bunga dalam operasionalnya,


beroperasi berdasarkan prinsip kemitraan, transparansi, imparsialitas dan universalitas, dan
diimplementasikan dalam berbagai bentuk dalam bentuk larangan riba. Bank Syariah
bertujuan untuk melakukan kegiatan ekonomi syariah, khususnya kegiatan yang berhubungan
dengan bank, di masyarakat agar tidak terjadi kegiatan yang dapat merugikan kehidupan
ekonomi masyarakat. Hubungan ekonomi dalam pengertian syariah ditentukan oleh
hubungan kontraktual, yang terdiri dari lima konsep dasar kontrak. Yaitu, (1) skema
tabungan, (2) bagi hasil, (3) tingkat pengembalian atau jual beli, (4) sewa, (5) komisi/jasa.
Dana yang terkumpul melalui produk penggalangan dana yang terdiri dari prinsip Wadia dan
Mudarabah akan disalurkan melalui Murabahah, Musyarakah, Aristishnana dan Biassaram.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipilih oleh penulis adalah metode survei kualitatif karena
ditulis dari satu sumber berdasarkan wawancara dalam artikel ini. Pengertian dari penelitian
kualitatif adalah penelitian yang kemudian mendefinisikan dirinya sebagai suatu integrasi
dari konsep-konsep kualitatif. Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk
mengumpulkan data yang mendalam sehingga fenomena tersebut dapat dijelaskan sedalam
mungkin. Dengan kata lain, itu menunjukkan betapa pentingnya isi artikel itu. Pada dasarnya,
semakin dalam dan teliti penelitian kualitatif, semakin tinggi kualitas penelitiannya. Prosedur
penelitian kualitatif:

1. Merumuskan masalah sebagai tujuan dari penelitian.


2. Mengumpulkan data yang di dapat dari narasumber.
3. Menganalisis data tersebut.
4. Merumuskan hasil dari penelitian tersebut.
5. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan artikel.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah merupakan salah satu Lembaga keuangan yang memiliki prinsip islam
dalam aktivitas ekonominya dan mengacu pada alqur`an dan alhadis dengan berbagai aturan
yang berhubungan dengan aktivitas bank Syariah seperti penghimpunan dana serta
penyaluran dana kepada masyarakat. Dalam usaha ini terdapat pendanaan sepeti pendanaan
jual beli (akad murabahah). (Hakim and Anwar 2017) Bank syariah merupakan lembaga
keuangan yang bertujuan menghimpun dana masyarakat dan melakukan penyaluran dana
pada masyarakat banyak dengan prosedur usaha yang berlandaskan hukum syariah (alqur`an
dan hadis) dengan landasan sebagai berikut:

a. Semua transaksi yang berkenaan dengan riba tidak diperbolehkan


b. Dalam pengambilan keuntungan tidak boleh melebihi batas normal harga di pasar
c. Tidak diperbolehkan melakukan penimbunan barang
d. Melakukan pengeluaran zakat pada orang yang berhak menerima. (Daru, Fasa, and
Suharto 2021)

Secara teori dan praktik, terdapat beberapa ciri khas perbankan syariah seperti tidak
adanya riba (bunga/riba) dan tidak ada Gharar (ketidakpastian dalam hal kontrak yang dapat
menyebabkan konflik). Perekonomian yang sehat memiliki sistem perbankan yang sehat yang
mendukungnya. (F. A. Lone and Rehman 2017) Perbankan Syariah merupakan salah satu
lembaga keuangan dengan prinsip dan fundamental syariah, dan berfungsi sebagai sektor
ekonomi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan klien di bidang jasa perdagangan
keuangan. Salah satu upaya bank syariah untuk memenuhi kebutuhan nasabah dapat dimulai
dengan mengidentifikasi pasar terlebih dahulu, seperti jenis produk atau jasa yang dibutuhkan
pelanggan atau nasabah, misalnya dengan mengidentifikasi perilaku konsumen. Bank syariah
juga harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk menghasilkan kepuasan nasabah.
(Ichsan dkk.2020).

2. Landasan Al- Quran dan Hadist

Menurut Abu Ishaq (Imam as Shatibi), salah satu hukum islam yang dijadikan
landasan perbankan syariah yaitu: hafidz al-maal yang berarti memelihara harta berdasar
pada perintah Allah, agar tidak mencari harta yang batil. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam Al-qur’an Qs. An-nisa ayat 29-332
ََٰٰٓ ََٰٰٓ
َٰ ‫ب ْ ا َو ُ ََۡ ُكل َل َ تأ ْ َمنُوا ِذي َن َءا َّ يَهَّ َُا ٱل َ ع َن‬
: َ َ َ ‫َي‬ َ ‫ب ۡ ۡين َك َُم بِٱل ۡأم ََو َ ََٰل ُك َم‬ َ َ ٰ ‫ت َج َ ََٰ َرة َّٰٓ َل ِ ِط َ ِل إ‬
ِ ‫أ َن ت َك َُو َن‬
ََٰٰٓ ۡ
ِ ‫ل‬hh‫م ٱ ه‬h ‫ر ۡح ََٰم ِۡس‬hh‫ََٰ ََٰٓأ ٖض ِمن ُۡك َۡم َ َو َل ِ ت ُكم َر َا َن ب َِّٰٓن َ ٱل َّل َ ََّٰٓ َ كا َ نفُس َك َُ َۡم َ إ َ أ ْ ا ِن َ ت َق ٱل هر ِحيِم َۡت ُل ََُو ِ َّٰٓل َ ٱل ه‬
ٗ
‫َف َعۡ ل َذ َو َمن ي َو ي‬ َۡ ‫صلي ِه نا َ ٗما ف ۡ َو ُظل َو َ ََٰنا َ ََِٰل َك ُعۡ د‬ ِ ۡ ُ‫ َ ََِٰل َك َعلَى ٱل َن َذ َوكا َ ۡ ٗرا َس ۡ َو َف ن‬٢٩ ََۡۡ َ ََّٰٓ َ ‫ب َر ِحيٗ ما ِ َّٰٓل‬
َٰٰٓ ۡ
‫ب‬ٞ ‫ي‬hh‫ا إ ْ َنَّۡ وا َ َو َل َ تَتم ِص‬hh‫اََئ ْ ِن ت ََۡجتَنِبُوا َم‬h‫ ۡهو َن ۡ َ َكب‬٣١َ ‫ ۡ ۡنُد ِخ ُكم ُّمۡ د َٗخل َٗ ِكر ات ِك َُم َيٗ ما ِر َ َما ت َُۡن ل‬٣٠ ‫ِس َي را‬
‫ب ِم َ َِوللن ِس‬ٞ ‫َعنهُ ن ُك ِف َ ۡر َعن ُۡكم َس يِفَ َّض َل ٱل ُّل َ ََّٰٓ َ ب ِصي‬ ۡ ‫َى ب َعَۡ َض ُۡكم َع َل ِ ِهۦ ب‬ َٰ َ‫ٖض َ ِل ل ِر َجا ِل ن‬ َۡ َۡ‫ِ َّمما َع‬
٣٢ۡ ‫ۡضل ِهۦ َ ََٰ َََٰۡٓ َ إ ْ َو ل‬
ِ َ‫ۡيء َ ِعليٗ ما ِن ۡ َّٰٓ َ ٱل َّل َ ََّٰٓ َ كا َ ٱل َّل َ ََّٰٓ َ ِمن ف‬ ۡ ‫َا ِء َ ََٰ ََٰٓ نَ َْ ْ َس َبُوا ت َس ۡ َب ََۡن ٱك َ ۡ ت َّما‬
ٍ ‫ٱك َن ب ِك َُ ِل َش‬

Artinya : 29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
secara zalim, melainkan hanya [dalam halal] bisnis dengan kesepakatan bersama. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu [atau satu sama lain]. Sesungguhnya Allah bagimu Maha
Penyayang. 30. Dan barang siapa yang melakukan itu dalam kezaliman dan kezaliman, maka
Kami akan memasukkannya ke dalam Neraka. Dan itu, bagi Allah, [selalu] mudah. 31. Jika
kamu menghindari dosa-dosa besar yang dilarang, Kami akan menghapus dosadosa kecilmu
dan memasukkanmu ke pintu yang mulia [ke dalam surga]. 32. Dan janganlah kamu
menginginkan sesuatu yang dengannya Allah menjadikan sebagian kamu di atas sebagian
yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada
bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mintalah kepada Allah karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al- baqarah ayat 280

َ‫ك َّ َصد َّق َُوا َْخي ٌر ل َن تَ ٍَۡة َ َوأ‬ ُ ‫َى ِن َكا َن ُذو‬
ُ ‫ع ْس َر ٍة فَنَ ِظ َرةٌ إ ْم تَع ْل َ ُمو َن َو إ ِن ُك‬
ُ ‫نت ْم إ‬ َٰ َ ‫ْمي َس َر ِل‬

Artinya : Dan jika seseorang dalam kesulitan, maka [biarlah] penundaan sampai
[waktu] kemudahan. Tetapi jika kamu memberi [dari hakmu sebagai] sedekah, maka itu lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui (Ubaidillah and Aji 2020). Dalam perbankan Syariah,
dikenal juga kegiatan sewa menyewa. Hal ini disebutkan semacam perpaduan antara kontrak
sewa atau jual beli yang bisa disebut dengan ketika kepunyaan barang berada pada tangan si
penyewa. Hal ini berlandaskan pada hadis Nabi SAW. Yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A
bahwa: “Nabi SAW Bersama dengan Abu Bakar As-shidiq menyewa seorang untuk
menunjuk jalan yang berasal dari Bani Al-dail lalu kemudian dari Abdul bin Abdu bin Adi.”
(HR. Bukhori). (Tehuayo 2018).

3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensinal


Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah terkait dengan aspek hukum,
struktur organisasi, bisnis yang dipinjamkan, dan kondisi kerja.

1. Kontrak dan Aspek Hukum


Kontrak yang ditandatangani oleh bank syariah didasarkan pada hukum Islam dan
karenanya memiliki konsekuensi sekuler dan luar biasa. Klien seringkali berani
melanggar perjanjian jika hukumnya hanya berdasarkan hukum positif, tetapi tidak jika
perjanjian itu nantinya dapat dipertanggungjawabkan di Yaumil Kiyama (Afzalur
Rahman, 2009: 34). Kontrak bank syariah harus mematuhi syarat dan ketentuan kontrak,
baik yang berkaitan dengan barang, rekanan bisnis atau ketentuan lainnya.
2. Struktur Organisasi
Bank syariah mungkin memiliki struktur yang sama dengan bank tradisional,
misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi yang membedakan bank syariah dengan
bank tradisional adalah cara kerja pengawas syariah. transaksi perbankan dan produknya
agar tidak melanggar syariat.
3. Bisnis dan Bisnis Keuangan
Bisnis dan bisnis yang dijalankan oleh Bank Syariah tidak dapat dipisahkan dari
standar Syariah. Akibatnya, bank syariah tidak mampu mendanai transaksi yang
mengandung unsur terlarang. Ada beberapa batasan pendanaan. Tidak semua proyek atau
pinjaman dapat dibiayai dengan dana dari bank syariah, tetapi harus sesuai dengan
prinsip syariah.
4. Lingkungan dan Budaya Kerja
Bank Syariah harus memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan Syariah. Misalnya,
dari segi etika, sifat Amana dan Sidik harus mendukung seluruh pegawai untuk
mencerminkan integritas pemimpin Islam yang baik. Selain itu, pegawai bank syariah
harus profesional (fasana) dan mampu menjalankan tugas dan kerjasama tim. Informasi
didistribusikan secara merata ke seluruh organisasi fungsional (tabligh). Dalam hal
reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan Syariah.

4. Sistem Operasional atau Produk Bank Syariah

Pada sistem operasi Bank Syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak
dengan motif menerima bunga, akan tetapi pada rangka menerimalaba bagi output. Dana
nasabah tadi lalu disalurkan pada mereka yg membutuhkan (contohnya kapital bisnis),
menggunakan perjanjian pembagian laba sinkron kesepakatan. Sistem operasional tadi
meliputi:

1. Sistem Penghimpunan
Dana Metode penghimpunan dana yang terdapat dalam Bank Konvensional
didasari teori yang dikemukakan Keynes bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga
fungsi, yaitu fungsi transaksi, cadangan dan investasi. Hal itu menyebabkan produk
penghimpunan dana diselaraskan dengan tiga fungsi tadi, yaitu berwujud giro,
tabungan dan deposito. Tidak sama halnya dengan Bank Konvensional, Bank Syariah
tidak melakukan pendekatan tunggal dalam memasok produk penghimpunan dana
untuk nasabahnya.
2. Sistem Penyaluran Dana (Financing)
Produk penyaluran dana di Bank Syariah bisa dibesarkan dengan tiga model,
antara lain:
a. Transaksi pembiayaan yang difokuskan untuk mempunyai barang dilakukan dengan
prinsip jual beli. Prinsip jual beli tersebut dikembangkan membentuk berbagai
pembiayaan murâbahah, salam dan istishna’.
b. Transaksi pembiayaan yang difokuskan sebagai upaya untuk mendapatkan jasa
dikerjakan menggunakan prinsip sewa (Ijârah). Transaksi ijârah didasari dengan
adanya pemindahan manfaat. Ha;l tersebut pada prinsipnya ijârah sama dengan
prinsip jual beli, akan tetapi ketidaksamaannya terdapat pada objek transaksinya.
Apabila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijârah objek
transaksinya adalah jasa.
c. Transaksi pembiayaan yang difokuskan pada usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan sekaligus barang maupun jasa, dengan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi
hasil untuk produk pembiayaan di Bank Syariah dijalankan melalui pola-pola
musyârakah dan mudhârabah.
3. Produk Jasa
Produk jasa bank syariah menggunakan prinsip-prinsip syariah, diantaranya:
Wakalah merupakan akad sokongan kuasa dari muwakkil kepada wakil guna
melakukan perbuatan hukumyang ada. Kafalah, merupakan perjanjian (akad) yang
berisi pihak penjamin berjanji untuk mewariskan jaminan kepada pihak yang
dipercaya untuk memenuhi kewajiban pihak yang dipercaya kepada pihak lain. Sharf,
merupakan transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta lain. Transaksi jual beli atau
pertukaran mata uang, bisa dilakukan baik menggunakan mata uang yang sejenis
maupun yang tidak sejenis. Hawalah, merupakan pemindahan utang dari satu pihak
pada pihak lain Rahn, merupakan penjeratan pada suatu barang dengan hak sehingga
bisa diangkat sebagai pembayaran dari barang itu.

5. Kelebihan dan Kekurangan Bank Syariah

Kelebihan Lembaga Keuangan Syariah

1. Akad Sesuai Dengan Syariat Islam.


Nasabah juga calon nasabah forum keuangan syariah yg berkeinginan buat
menyisihkan transaksi yang tidak sinkron dengan ajaran Islam maka tidak perlu
dikhawatirkan karena pada pada aktivitas transaksi forum keuangan syariah tadi
masih ada 2 akad yg ditawarkan. Pada prinsipnya, ke 2 akad itu telah sama
menggunakan syariat Islam yg valid, diantaranya
1. Akad mudharabah yang didefinisikan menjadi nasabah yang menaruh biar
pada bank buat mengelola aset lancar nya pada industri yg mengklaim kehalalan.
2. Akad wadiah adalah nasabah yang hanya menyimpan uang. Pihak bank
juga tidak diperbolehkan memakai uang atau mengkalikan uang pada suatu industri
manapun.
2. Mempunyai Produk yang Tidak Tersedia di Bank Konvensional.
Bagi seorang yang hendak menabung menggunakan tujuan guna
melaksanakan ibadah haji dan umrah mampu tetapkan jasa perbankan syariah menjadi
media buat menyimpan dana. Juga masih ada beberapa produk lainnya yg hanya
terdapat pada perbankan syariah antar lain, tabungan qurban, wakaf, dan deposito
syariah untuk investasi.
3. Tidak Ada Bunga, Bagi Hasil Dijauhi dari Riba.
Perbankan syariah tidak memakai sistem bunga nasabah misalnya pada bank
konvensional namun sistem bagi output. Sistem bagi output diartikan membagi laba
higienis berdasarkan bisnis atau investasi yg sudah digerakkan. Besarnya laba buat
pihak bank & nasabah merupakan output rundingnya pihak bank & nasabah waktu
dijalankannya akad

Kekurangan Lembaga Keuangan Syariah


1. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
Jasa pelayanan di perbankan syariah yang dilakukan secara profesional wajib
diikuti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki permasalahan pengetahuan
mengenai perbankan syariah. Kurangnya tingkat akademi perbankan syariah
menjadikan ekonomi konvensional lebih diutamakan. Hal tersebut berpengaruh
menggunakan diacuhkannya nilai-nilai yg terdapat dalam perbankan syariah dan
ekonomi islam. Salah satu upaya yang mampu dikerjakan pada rangka
memaksimalkan asal daya insan pada perbankan syariah yaitu melalui cara yakni
membuatkan sistem pendidikan yg dapat memberi bimbingan hardskill juga softskill.
2. Literasi Keuangan Syariah yang Masih Minim
Literasi keuangan syariah per tahun 2019 dari data berdasarkan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mencapai nomor 8,93%. Angka tersebut larut tidak sama
menggunakan literasi keuangan nasional yg mencapai 38,03%. Selain itu, inklusi
keuangan syariah jua baru mencapai nomor 9,1%. Sementara itu, taraf inklusi bank
konvensional terletap pada nomor 76,19%. Kedudukan berdasarkan para influencer
belia sangat diinginkan buat mendorong kaum milenial mencontoh perbankan syariah
sebagai akibatnya dibutuhkan dapat menaruh sebuah pengetahuan tentang forum
keuangan berbasis syariah pada pengikut-pengikutnya.
3. Lembaga Keuangan Syariah Masih Sulit Berkompetisi dari Segi Pricing
Sebuah industri yang bekerja pada bidang jasa dievaluasi sangat krusial
menganalisis bentuk pasar. Bentuk pasar tersebut akan menyimpulkan konduite yang
diambil sang konsumen yakni nasabah serta calon nasabah, sebagai akibatnya mampu
berpengaruh dalam penetapan harga, keputusan investasi, penggunaan faktor
produksi, dan konduite manajemen pada saat menjalankan kegiatan perusahaan.
Untuk mengatasinya, perbankan syariah wajib memiliki penemuan yang terus
berlanjut supaya bisa memikat minat pihak ketiga guna memposisikan dana misalnya
sosialisasi, pemasaran, dan pencitraan yang lebih aktif sebagai akibatnya basis
aktivitas perekonomian syariah sebagai lebih luas dan mampu mengurangi strata
resiko. Sebaliknya, taraf pengembalian atau rate of return dapat dikembangkan.

Hasil Penelitian atau Wawancara Sistem Perbankan Syariah

1. Bagaimana system perbankan syariah?


Jika di dalam perbankan syariah kami menyebutnya dengan system
bagi hasil. Jadi, diawal sudah terdapat kesepakatan tersendiri dari pihak bank
dan pihak nasabah. Nah, di prinsip syariah tersebut ada 4 hukumnya yang
pertama ada mudharabah yaitu bagi hasil, murabahah yaitu tentang jual beli
barang, ijarah yang maksudnya sewa, dan yang terakhir adalah ijarah waiqtina
yaitu pemindahan kepemilikan. Selain itu, di bank syariah terdapat juga
system profit and loss sharing. Jadi, contohnya ketika memperoleh keuntungan
kita juga mendapat keuntungan dan ketika memperoleh kerugian terdapat
pertanggung jawaban.
2. Apakah ada landasan hukum mengenai aturan perbankan syariah?
Jelas ada, di OJK pun sudah terdapat Undang-Undang tentang
perbankan syariah tersebut. Jadi ketika sebelum dikenalkan pada masyarakat
tentang apa itu perbankan syariah, pihak MUI juga sudah istilahnya seperti
membuat pertimbangan apakah perbankan syariah cocok untuk masyarakat.
3. Apa yang menjadi keuntungan menggunakan jasa perbankan syariah ini?
Yang pasti kita bisa terhindar dari riba. Di dalam perbankan syariah
juga terdapat akad yang bisa dibilang sebagai kesepakatan/perjanjian tertulis
antara pihak perbankan dan pihak nasabah. Di dalam akad tersebut, ada
banyak macamnya, jadi ketika di awal sudah ada kesepakatan tertentu tentang
jenis pemilihan akad, jadi ketika di akhir itu sudah jelas tujuannya apa.
4. Apakah di bank syariah hanya melayani tentang simpan pinjam?
Tidak, ada banyak pilihan produk di perbankan syariah. Salah satunya
adalah tentang tabungan. Di bank syariah rata-rata setoran awal itu murah dan
mudah dijangkau. Banyak produk – produk juga yang tidak ada di bank
konvensional. Dan yang terpenting terjamin perihal akad yang tersedia agar
tidak ada kesalah pahaman antara dua belah pihak. Selain itu juga mudah
mengetahui saldo yang bisa dilihat di ATM bersama dan ATM Prima. Selain
untuk menabung disini juga bisa melakukan pembayaran zakat, waqaf dan
juga infak yang bisa di lakukan lewat perbankan syariah.
Kesimpulan

Fungsi menurut Bank Syariah merupakan menjadi wahana buat mengumpulkan


tabungan rakyat & mengembangkannya. Dapat disimpulkan bahwa Bank syariah adalah
forum yg berfungsi buat menginvestasikan dana rakyat sinkron menggunakan anjuran Islam
menggunakan efektif, produktif & buat kepentingan umat Islam. Tujuan primer menurut
Bank syariah, yaitu menyatukan umat Islam, mengembalikan kekuatan, peran, & kedudukan
Islam pada muka bumi ini sanggup tercapai. Selain itu, jua masih ada kelebihan dan
kekurangan Bank Syariah. Kelebihan bank Syariah antara lain merupakan akad sinkron
menggunakan syariat islam, mempunyai produk yg nir tersedia pada Bank konvensional, dan
nir masih ada bunga bagi output dan riba. Kemudian buat kekurangannya merupakan
minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yg bermutu tinggi, literasi Syariah yg masih minim
dan forum keuangan Syariah yg masih kesulitan pada berkompetisi menurut segi pricing.
Daftar Pustaka

Sobarna Nanang. (2021). Analisis Perbedaan Perbankan Syariah Dengan Perbankan


Konvensional. Institut Manajemen Koperasi Indonesia.

Zulkifli. (2021). Model Operasional Bank Syariah. Institut Agama Islam Negeri
Bone. Vol. 13, No.1

Rosalia Wilda Cahyani, 2Muhammad Iqbal Fasa, 3Suharto. (2022). DAMPAK


KINERJA PERBANKAN SYARIAH (BANK SYARIAH MANDIRI) SETELAH DILANDA
PANDEMI COVID 19. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Vol. 15, No. 01

Kelebihan dan Kekurangan Bank Syariah. https://www.trusvation.com/kekurangan-


dan-kelebihan-menabung-di-bank-syariah/. Diakses pada tanggal 06 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai