OLEH: KELOMPOK 9
IRMA ANDRIANI 18041014049
ASTIFAL SUHARNO 18041014009
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Allah Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah sederhana ini dapat
saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini membahas
ayat kewajiban dalam dalan usaha
Makalah ini dibuat dalam rangka memahamkan pembaca akan makna
dari perbedaan, dan diharapkan makalah ini dapat menambahkan
semangat persatuan bangsa, dan memberikan pemahaman akan indahnya
hidup di dalam berbagai perbedaan yang ada.
Dan pada akhirnya saya meminta maaf yang sebesar-besarnya bila
terdapat kesalahan, baik dalam penulisan maupun penyampaian materi,
yang pada hakikatnya memeng kesalahan itu pasti diperbuat oleh
manusia, sekalipun manusia tersuci sepanjang masa Rasulullah SAW.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat. Aamiin ya
Rabbal’alamin.
Wassalamualaikum wr.wb.
DAFTAR ISI
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
BAB II
A. Pengertianp perusaha
B. Dasar Hukum perusaha Dalam Islam
C. Etika perusaha Dalam Islam
D. Panduan Rasulullah Dalam Etika perusaha
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian perusaha
Secara umum perusaha diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan
atau rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya
dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.
Skinner mendefinisikan perusaha sebagai pertukaran barang, jasa, atau
uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut
Anoraga dan Soegiastuti, usaha memiliki makna dasar sebagai ”the
buying and selling of goods and services”. Adapun dalam pandangan
Straub dan Attner, usaha tak lain adalah suatu organisasi yang
menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-
jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.
Adapun dalam Islam perusaha dapat dipahami sebagai serangkaian
aktivitas perusaha dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah
(kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,
namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada
aturan halal dan haram).
Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap
muslim, khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja
merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia
memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan manusia berusaha
mencari nafkah, Allah Swt melapangkan bumi serta menyediakan
berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mencari rizki.
B. Dasar Hukum perusaha Dalam Islam
Dasar – dasar hukum perusaha dalam Islam terdapat di Al-Qur’an
antara lain:
1. Surat An-Nisa’ : 29
اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما ِ َٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَأْ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب
َ اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َج
ٍ ارةً ع َْن تَ َر
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusaha diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara
mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien..
B. Saran
Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan dalam pembahasan
materi tentangga usaha .Jikalau pembaca mempunyai pertanyaanyang
ingin di tanyakan maka InsyaAllah kami akan menjawabnya agar para
pembaca lebih mampu memahami isi materi yang kami sampaikan.Jika
kami belum bisa menjawabnya,maka kami mohon maaf.Sesungguhnya
kesempurnaan hanya lah milik Allah SAW.