Berbisnis atau berdagang adalah sarana untuk membuka pintu rizki yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Bisnis juga
dapat dijadikan sarana untuk menyebarkan agama islam (berdakwah), jika kita melakukan bisnis seperti yang dilakukan
oleh Rasulullah yang lebih spesifik terkait dengan etika dalam berbisnis (berdagang) seperti dalam Hadits berikut:
Amanah merupakan perintah yang harus ditunaikan. Ada amanah antara manusia dengan Allah SWT.,
ada juga amanah antara manusia dengan sesamanya, demikian pula ada amanah antara manusia
dengan lingkungannya, di samping itu ada juga amanah antara manusia dengan dirinya sendiri.
Nabi SAW bersabda: “tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia
ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat”.)H.R Al-Bukhari, 1897)
Sifat dari alamanah ini akan membentuk kredibilitas tinggi dan sikap bertanggung jawab untuk setiap
Muslim. Sifat al-amanah ini memainkan peran yang sangat penting dalam dunia bisnis, karena tanpa
kredibilitas dan tanggung jawab kehidupan bisnis akan hancur.
Murah Hati
etika bisnis adalah bermurah hati pada konsumen, dengan sikap murah hati kita dapat menarik
konsumen lebih banyak, mereka merasa dihargai, merasa dihormati, merasa nyaman , terciptanya
sebuah kepuasan bisnis dan komunikasi yang baik.
Berbisnis adalah hal duniawi dalam agama kita mencari dunia bukanlah dilarang, namun perlu
pembatasan agar dalam hidup kita selalu ingat tujuan kita diciptakan, yaitu selalu beribadah pada Allah
dan ingat kepadanya dimanapun dan kapan pun.
Konsep etika bisnis islam.
Kesatuan
Konsep kesatuan disini adalah kesuatuan sebagaimana dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek
kehidupan muslim, baik dalam ekonomi, politik, sosial, maupun agama. Tauhid hanya dianggap sebagai keyakinan
Tuhan hanya satu.
Berdasarkan konsep ini maka pelaku bisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya tidak akan melakukan.
a) Diskriminasi antara pekerja, penjual, pembeli, mitra kerja atas dasar pertimbangan ras, warna kulit, jenis kelamin atau
agama.
b) Terpaksa dipaksa melakukan praktik mal bisnis karena hanya Allah lah yang semestinya ditakuti dan dicintai.
c) Menimbun kekayaan atau sereakah karena hakikatnya kekayaan adalah amanat Allah.
Keseimbangan
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil. Pengertian adil dalam
Islam diarahkan agar hak orang lain harus di tempatkan sebagaimana mestinya (sesuai dengan aturan syariah).
Karena orang yang adil lebih dekat dengan ketakwaan.
Kehendak bebas
Hal yang terkait dengan kemampuan manusia untuk bertindak tanpa paksaan dari luar. Kehendak bebas juga tidak
terlepas dari posisi manusia sebagai KhalifatuAllah di muka bumi. Manusia di beri kehendak bebas untuk
mengendalikan kehidupannya dengan tanpa mengabaikan kenyataan sepenuhnya dan dituntun oleh hukum yang telah di
ciptakan oleh Allah swt.
Pertanggung jawaban
Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada dua sisi yakni sisi vertikal (kepada Allah swt) dan
sisi horizontalnya kepada sesama manusia. Seorang muslim harus meyakini bahwa Allah selalu mengamati
perilakunya dan akan harus di pertanggungjawabkan semua tingkah lakunya kepada Allah di hari akhirat
nanti. Sisi horizontalnya kepada manusia atau kepada konsumen.
Kebenaran, kebajikan dan kejujuran
Kebenaran adalah nilai yang dijadikan dasar dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks
bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang benar. Kebijakan adalah sikap yang baik
dan yang merupakan tindakan memberi keuntungan bagi orang lain. Sedangkan kejujuran adalah sikap jujur
dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan.
Toleransi dan keramahan tamahan
Bentuk-bentuk toleransi dan keramah-tamahan yaitu tidak menaikkan keuntungan yang melampaui
batas kewajaran menerima kembali dalam batas tertentu barang yang dijualnya jika pembeli merasa
tidak puas dengannya. Oleh karena itu dengan bersifat ramah dan toleransi dalam transaksi jual beli
dapat membuat konsumen sengan dan betah atau bahkan merasa tentram jika bertransaksi.
Kesediaan pelaku bisnis untuk menerima pendapat orang lain yang lebih benar serta menghidupkan
potensi dan inisiatif yang kreatif dan positif. Tidak hanya dengan keterbukaan, seorang pembinsis
haruslah menjalin kerjasama dalam membagi beban dan memikul tanggung jawab tanpa ada
diskriminasi diantara pelaku bisnis.
Kesimpulan
Rasululah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis, di antaranya ialah : Bersikap jujur, Amanah, Bersikap Mulia,
Rendah Hati. menerangkan konsep berbisnis yang baik adalah selalu ingat pada Allah SWT jangan sampai hati kita gantung pada pada perkara
duniawi. Sedangkan pada Hadits-haditsnya etika bisnis islami adalah jujur, amanah, murah hati, selalu ingat akhirat. Jadi hadits-hadits di atas
melengkapi ayat al-Qur’an.
Etika Islam dalam bisnis telah menciptakan suatu paradigma bisnis dalam sistem etika bisnis Islam sebagi landasan bisnis baik sebagai aktifiats
maupun entitas. Paradigma bisnis Islam di bangun dan dilandasi oleh faktor-faktor berikut :
Kesatuan.
Keseimbangan.
Kehendak bebas.
Pertanggung jawaban.