Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Jenika Amaliah

N I M : 105721120821
Kelas : M21F

1. Buatlah ringkasan dari materi hari ini


DASAR FALSAFAH ETIKA DALAM ISLAM

• Islam meletakkan dasar kebenarannya dalam Al Qur’an. Sedangkan falsafah barat


dasarnya adalah “ AKAL”

• Teleologi

• Dalam AlQur’an terdapat peringatan terhadap penyalahgunaan kekayaan, tetapi


tidak dilarang mencari kekayaan dengan cara halal (QS: 2;275) ”Allah telah
menghalalkan perdagangan dan Melarang riba”. Islam menempatkan aktivitas
perdagangan dalam posisi yang amat strategis di tengah kegiatan manusia mencari
rezeki dan penghidupan. Hal ini dapat dilihat pada sabda Rasulullah SAW:
”Perhatikan oleh mu sekalian perdagangan, sesungguhnya didunia Perdagangan itu
ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki”.

• Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya, itu sebabnya
misi diutusnya Rasulullah ke dunia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia
yang telah rusak.Seorang pengusaha muslim berkewajiban untuk memegang teguh
etika dan moral bisnis Islami yang mencakup Husnul Khuluq. Pada derajat ini
Allah akan melapangkan hatinya,dan akan membukakan pintu rezeki, dimana pintu
rezeki akan terbuka dengan akhlak mulia tersebut, akhlak yang baik adalah modal
dasar yang akan melahirkan praktik bisnis yang etis dan moralis.
Akhlak yang baik dalam bisnis Islam

• Kejujuran (QS: Al Ahzab;70-71). Sebagian dari makna kejujuran adalah seorang


pengusaha senantiasa terbuka dan transparan dalam jual belinya ”Tetapkanlah
kejujuran karena sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan
sesungguhnya kebaikan mengantarkan kepada surga” (Hadits).

• Amanah / dapat dipercaya. Islam menginginkan seorang pebisnis muslim


mempunyai hati yang tanggap, dengan menjaganya dengan memenuhi hak-hak
Allah dan manusia, serta menjaga muamalah nya dari unsur yang melampaui batas
atau sia-sia.

• Sifat toleran juga merupakan kunci sukses pebisnis muslim, toleran membuka
kunci rezeki dan sarana hidup tenang. Manfaat toleran adalah mempermudah
pergaulan,mempermudah urusan jual beli, dan mempercepat kembalinya modal
”Allah mengasihi orang yang lapang dada dalam menjual, dalam membeli serta
melunasi hutang” (Hadits).
• Konsekuen terhadap akad dan perjanjian merupakan kunci sukses yang lain dalam
hal apapun sesungguhnya Allah memerintah kita untuk hal itu ”Hai orang yang
beriman,penuhilah akad-akad itu” (QS: Al- Maidah;1), ”Dan penuhilah janji,
sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya” (QS: Al Isra;34).
Aktivitas Bisnis yang Terlarang dalam Syariah

• Menghindari transaksi bisnis yang diharamkan agama Islam.

• Menghindari cara memperoleh dan menggunakan harta secara tidak halal. Praktik
riba yang menyengsarakan agar dihindari, Islam melarang riba dengan ancaman
berat (QS:Al Baqarah;275-279), sementara transaksi spekulatif amat erat kaitannya
dengan bisnis

• Persaingan yang tidak fair sangat dicela oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam
Al-Qur’an surat Al Baqarah: 188: ”Janganlah kamu memakan sebagian harta
sebagian kamu dengan cara yang batil”. Monopoli juga termasuk persaingan yang
tidak fair Rasulullah mencela perbuatan tersebut.

• Pemalsuan dan penipuan, Islam sangat melarang memalsu dan menipu karena
dapat menyebabkan kerugian, kezaliman, serta dapat menimbulkan permusuhan
dan percekcokan. Allah berfirman dalam QS:Al-Isra;35: ”Dan sempurnakanlah
takaran ketika kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar”.
Etika pemasaran dalam Islam

• Dalam konteks etika pemasaran yang bernuansa Islami, dapat dicari pertimbangan
dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an memberikan dua persyaratan dalam proses bisnis
yakni persyaratan horizontal (kemanusiaan) dan persyaratan vertikal (spritual).
Mengambil petunjuk dari kalimat ”jaminan” yang dijelaskan Allah dalam Al-
Qur’an, maka dalam rangka penjualan itupun kita harus dapat memberikan jaminan
bagi produk yang kita miliki. Jaminan tersebut mencakup dua aspek:
o Aspek material, yakni mutu bahan, mutu pengobatan, dan mutu penyajian.
o Aspek non material, mencakup; ke-Halalan, ke-Thaharahan (Higienis), dan ke-
Islaman dalam penyajian.
Prinsip Bisnis dalam Islam

• Kejujuran ( QS. At Taubah:119 dan QS Al Mu’minun: 8)

• Keadilan ( QS Al Isra’ : 35 dan QS Al Muttaffifin 1-3)

• Barang atau produk yang dijual haruslah barang yang halal, baik dari segi dzatnya
maupun cara mendapatkannya.

• Tidak ada unsur penipuan

2. Jika anda mempunyai bisnis dibidang travel umrah ataupun investasi tanah dan kalving,
maka buatlah visi, misi, dan tujuan perusahaan dengan memasukkan etika, moral, akhlak
dan norma dalam konteks bisnis syariah untuk menghindari bisnis anda dari praktik
penipuan, gharar dan maysir!
Visi, Misi dan Tujuan

Visi
1. Menjadi penyelenggara Haji Khusus dan Umrah dengan pelayanan berkualitas
dan bimbingan ibadah sesuai Al Qur’an dan Sunnah Shahihah
2. Memberikan pelayanan Tour & Travel secara komperhensif dan integral dengan
berorientasi kepada kepuasan pelanggan.

Misi
1. Senantiasa berupaya untuk berpegang teguh kepada prinsip-prinsip ajaran Islam
dalam semua aspek operasional perusahaan.
2. Memiliki Sumber Daya Insani yang bertaqwa, loyal kepada perusahaan, amanah,
profesional serta ditopang oleh sistem IT yang handal dan mekanisme kerja
kondusif, efektif dan efisien.
3. Inovatif, progresif dan bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
segenap pelanggan.
4. Senantiasa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan berkesinambungan
bagi segenap pemangku kepentingan Munatour.

Tujuan
1. Komitmen Ibadah
a. Melaksanakan ibadah Haji dan Umrah sesuai Sunnah Rasulullah Saw
b. Dalam pelaksanaan ibadah selalu didampingin oleh ustadz pembimbing
ibadah yang berpengalaman

2. Komitmen Tarbiyah
a. Pengajian rutin selama di Tanah Suci
b. Bimbingan dzikir dan doa yang shahih serta tadarus Al Qur’an
c. Konsultasi Agama, keluarga & Masalah aktual lainnya
d. Pengajian rutin pasca ibadah

3. Komitmen Da’wah
a. Komponen biaya haji dan Umrah sudah termasuk dana dakwah
b. Memberangkatkan para da’i pedalaman untuk menunaikan ibadah Haji
Pemberian beasiswa dan santunan sosial lainnya.

3. Bagaimana mensosialisasikan prinsip-prinsip dalam bisnis islam yang sesuai dengan etika
bisnis islam kepada para pelaku bisnis syariah di Indonesia?
Islam menegaskan nilai-nilai keluhuran ilahiah sebagai landasan dalam praktek bisnis
bagi pelaku bisnis muslim. Namun demikian, tidak sedikit pelaku bisnis yang
cenderung mempraktikkan bisnis yang merugikan bagi orang lain bahkan terhadap
lingkungan. Penelitian ini mengangkat dua permasalahan. Pertama, bagaimana prinsip
dasar praktik bisnis dalam Islam? Kedua, apakah kerangka dasar prinsip tersebut
dalam Islam? Penelitian ini mengulas prinsip dalam praktik bisnis ditinjau dari
perspektif Islam secara deskriptif kualitatif dengan pendekatan normatif dan merujuk
pada sumber data sekunder. Penelitian ini menyimpulkan, pertama, nilai-nilai moral
seperti keadilan, kejujuran, amanah, profesionalisme, transparan, dapat dipercaya,
jauh dari hal yang haram dan kezaliman merupakan prinsip dasar dalam praktik bisnis
bagi pelaku usaha muslim. Kedua, prinsip- prinsip tersebut bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah yang dibingkai dalam kerangka Akidah, Ibadah dan Akhlak.

Oleh karena ini, beberapa nilai dasar di dalam etika bisnis Islam ini memiliki prinsip
yang berasal dari ajaran Islam, antara lain seperti di bawah ini.

1. Kesatuan (Tauhid/Unity)

Prinsip etika bisnis islam yang pertama adalah kesatuan. kesatuan ini sebagaimana
sudah direfleksikan di dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-
aspek kehidupan muslim, baik dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial menjadi
keseluruhan yang homogen serta mementingkan konsep konsistensi dan
keteraturan yang menyeluruh.

Dari konsep ini, maka prinsip kesatuan di dalam etika bisnis Islam ini memiliki
dasar pandangan yakni bisnis yang terpadu, vertikal maupun horisontal, yang
membentuk suatu persamaan yang penting di dalam Islam.

2. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)

Prinsip etika bisnis islam yang kedua mengacu pada ajaran Islam yang
menganjurkan berbuat adil di dalam kegiatan berbisnis dan melarang kegiatan
curang atau berlaku dzalim. Akan jadi kecelakaan besar bagi orang yang berbuat
curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta
untuk dipenuhi, tetapi menakar orang selalu dikurangi.

Kecurangan dalam dunia berbisnis sangat menodai etika bisnis Islam karena
keadilan adalah kunci keberhasilan bisnis. Al-Qur’an memerintahkan kepada umat
muslim untuk menimbang dan menakar dengan cara yang benar dan jangan sampai
melakukan kecurangan.

3. Kehendak Bebas (Free Will)

Kebebasan di dalam prinsip etika bisnis Islam merupakan bagian terpenting yang
seharusnya dilakukan tanpa merugikan kepentingan kolektif. Kehendak bebas ini
adalah suatu kecenderungan manusia untuk terus-menerus memenuhi kebutuhan
pribadinya yang tak terbatas dan dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap
individu terhadap masyarakat melalui infak, zakat, dan sedekah.

4. Tanggung Jawab (Responsibility)


Prinsip selanjutnya yaitu tanggung jawab, yang mana dilakukan oleh manusia
untuk melakukan kehendak bebas dengan adanya pertanggungjawaban dan
akuntabilitas untuk memenuhi keadilan dan kesatuan. Di dalam berlaku, terutama
di dalam etika bisnis, manusia harus mampu bertanggung jawab saat memiliki
kehendak bebas.

5. Kebenaran (Truth, Goodness, Honesty)

Kebenaran di dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran tetapi juga
mengandung unsur kebajikan dan kejujuran. Dalam hal ini, kebenaran
dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan perilaku benar yang meliputi proses mencari
atau memeroleh komoditas dan upaya untuk menetapkan keuntungan.

Akan tetapi dalam upaya menetapkan keuntungan tersebut, etika bisnis Islam
mengatur dan sangat menjaga kegiatan yang preventif terhadap kemungkinan
adanya kerugian dari salah satu pihak yang melakukan transaksi.

Anda mungkin juga menyukai