Anda di halaman 1dari 17

Hakikat Etika Bisnis

Islam dan Indikatornya


Dosen Pengampu : Kharisma Novita Sari, M.E.
2

Kelompok 1 :

1. Widya Nila Pratama (126402201052)


2. Indana Lailatul Fitriyah (126402203219)
3. Wildan Faizal Imami (126402203228)
4. Aprilianita Putri Syahindri (126402202079)
5. Lilis Tri Wahyuningsih (126402203197)
3
A. FUNGSI ETIKA BISNIS ISLAM
Fungsi khusus dari etika bisnis Islam itu sendiri terdiri dari beberapa komponen yang meliputi:
1. 1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan menyerasikan berbagai kepentingan
dalam dunia bisnis.
2. 2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan perubahan kesadaran bagi masyarakat
tentang bisnis, terutama bisnis islami. Dan caranya biasanya dengan memberikan suatu pemahaman serta
cara pandang baru tentang bisnis dengan menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan spiritualitas,
yang kemudian terangkum dalam suatu bentuk bernama etika bisnis.
3. 3. Etika bisnis terutama etika bisnis islami juga bisa berperan memberikan satu solusi terhadap berbagai
persoalan bisnis modem ini yang kian jauh dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahwa bisnis yang beretika
harus benar-benar merujuk pada sumber utamanya yaitu Al-Qur'an dan Sunah.

4. Fungsi etika bisnis Islam itu sendiri merupakan penerapan aturan- aturan dalam menjalankan
5. bisnis agar tidak keluar dari norma-norma atau ajaran Islam.
4
B. Konsep Bisnis Konvensional dan Islami Menurut Al Qur’an

Konsep etika bisnis dalam islam mempunyai titik tekan yang


berbeda dengan konsep etika bisnis konvensional.
Perbedaan itu muncul karena pijakan dan dasar berpikir
masing masing berbeda. Etika bisnis islam didasarkan pada
Al-Qur‟an dan Hadis, pemikiran para ulama dalam bentuk
Ijma‟ataupun qiyas dan pengalaman bisnis di kalangan umat
islam. Sedangkan bisnis konvensional berdasarkan pada hasil
pemikiran para filsuf dan keadaan masyarakat yang
memaksa dibuatnya aturan-aturan moralitas dalam bidang
bisnis
5

C. Sumber Etika Bisnis Islam


Secara sederhana mempelajari etika dalam bisnis berarti
mempejari tentang mana yang baik/buruk, benar/salah dalam
dunia bisnis berdasarkan kepada prinsip moralitas. Etika bisnis
dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam
ekonomi dan bisnis. Moralitas di sini, sebagaimana disinggung
di atas berarti: aspek baik/buruk, terpuji/tercela, benar/salah,
wajar/tidak wajar, pantas/tidak pantas dari perilaku manusia.
Kemudian dalam kajian etika bisnis Islam ditambah dengan
halal-haram.
Ada dua sumber etika bisnis dalam islam,yakni Al Qur’an dan
Al Hadis
6

1. Konsep Al Qur’an Tentang Bisnis

Al-Qur’an adalah sumber nilai sumber dari segala sumber untuk


pegangan hidup umat Islam. Bisnis dalam al-Qur’an dijelaskan
melalui kata tijarah, yang mencakup dua makna, yaitu: pertama,
perniagaan secara umum yang mencakup perniagaan antara manusia
dengan Allah. Adapun makna kata tijarah yang kedua adalah
perniagaan secara khusus, yang berarti perdagangan atau jual beli
antara manusia. Beberapa ayat yang menerangkan tentang bagaimana
bertransaksi yang adil di antara manusia terangkum dalam Q.S. al-
Baqarah [2]: 282; an-Nisa’[4]: 29; dan anNur[24]: 37.
Pada ayat al-Baqarah disebutkan tentang etika dan tata cara jual beli,
utang piutang, sewa-menyewa, dan transaksi lainnya. Ayat ini pula
dapat dijadikan pedoman kegiatan akuntansi dan notariat.
7

Sehingga diharapkan adanya suatu perniagaan yang adil dan saling


menguntungkan antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Dan
motif dari suatu perniagaan hendaknya untuk beribadah, karena dalam
Q.S. an-Nur disebutkan bahwa seseorang ketika sedang bertransaksi
hendaklah selalu mengingat kepada Alllah, menegakkan shalat dan
membayar zakat. Perniagaan dalam arti khusus pun tidak akan lepas
dari aktiftas untuk mengingat Allah. Sehingga diharapkan hal ini bisa
menjadi kontrol bagi seorang peniaga dan pengusaha, agar selalu
berbuat kebaikan dan menjauhi perilaku yang merugikan dalam suatu
aktifitas bisnis.
8

2. Konsep Al Hadis Tentang Bisnis

Nabi Muhammad menyatakan bahwa usaha yang paling baik adalah


berbuat sesuatu dengan tangannya sendiri dengan syarat jika
dilakukan dengan baik dan jujur. Kalimat amalu ar-rijalu biyadihi
berarti usaha seseorang dengan tangannya dapat dimaknai dengan
bisnis (wirausaha), karena dengan melakukan sesuatu dengan
tangannya sendiri berarti seseorang dituntut dapat menciptakan
sesuatu dan dapat memanfaatkan peluang dan kemampuan yang
dimiliki.
9

D. Prinsip Etika Bisnis Islam

1. Unity (Tauhid)
Allah telah menetapkan batas-batas tertentu atas perilaku manusia sebagai
khalifah, untuk memberikan manfaat pada individu tanpa mengorbankan
hak-hak individu lainnya, dan hubungan horizontal dengan kehidupan
sesamamanusia dan alam secara keseluruhan untuk menuju tujuan akhir
yang sama.
2. Equilibrium (Keseimbangan)
Perilaku yang adil akan mendekatkan diri kepada ketakwaan, karena itu
dalam bisnis, Islam melarang menipu, walaupun hanya sekedar membawa
sesuatu pada kondisi yang menimbulkan keraguan sekalipun. Kondisi ini
dapat memberikangangguan pada mekanisme pasar atau adanya informasi
penting mengenai transaksi yang tidakdiketahui oleh salah satu pihak.
10


3. Free will (Kehendak bebas)
Kebebasan merupakan hal yang penting dalam etika bisnis
Islam, akan tetapi jangan sampaikebebasan ini mengganggu
atau merugikan kepentingan bersama atau orang lain.
4. Responsibility (Tanggung jawab)
Penerimaan pada prinsip tanggung jawabindividu ini berarti
setiap orang akan diadili secarapersonal di hari kiamat kelak
5) Benevolence (Ihsan)Ihsan artinya melaksanakan perbuatan
baikyang dapat memberikan kemanfaatan kepada oranglain,
tanpa adanya kewajiban tertentu yangmengharuskan perbuatan
tersebut atau beribadah danberbuat baik seakan-akan melihat
Allah
11
E. Indikator Etika Bisnis Konvensional dan Islami
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk
menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam
kegiatan usahanya antara lain adalah :

a. Indikator etika bisnis menurut ekonomi

Apabila perusahaan atau pelaku bisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan
sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.

b. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku


Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya
apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati
sebelumnya
c. Indikator etika bisnis menurut hukum

Berdasarkan indikator hukum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah


melaksanakan etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah
mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
12
d. Indikator etika berdasarkan ajaran agama

Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa


merujuk kepada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.

e. Indikator etika berdasarkan nilai budaya

Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah


menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat
istiadat yang ada di sekitar operasi suatu perusahaan, daerah, dan suatu bangsa.

f. Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu


Apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan
integritas pribadinya
13
INDIKATOR ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Secara umum ajaran Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip- prinsip umum yang penerapannya
dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan
waktu. Dalam Islam terdapat nilai-nilai dasar etika bisnis, diantaranya adalah tauhid, khilafah, ibadah,
tazkiyah dan ihsan.Dari nilai dasar ini dapat diangkat ke prinsip umum tentang keadilan,
kejujuran,keterbukaan (transparansi), kebersamaan, kebebasan, tanggungjawab dan akuntabilitas.
Adapun konsep Etika Bisnis Islam adalah sebagai berikut:

1.Konsep Ke-Tuhanan

Dalam bidang bisnis, ajaran Tuhan meletakkan konsep dasar halal dan haram yang berkenaan dengan
transaksi. Semua hal yang menyangkut dan berhubungan dengan harta benda hendaknya dilihat dan
dihukumi dengan dua kriteria halal atau haram.

2.Pandangan Islam terhadap Harta

Islam tidak memandang harta dan kekayaan sebagai penghalang untuk mencari derajat yang
tertinggi dan taqarrub kepada Allah.
14
3.Konsep Benar

Bencana terbesar di dalam pasar saat ini adalah meluasnya tindakan dusta dan batil,misalnya
berbohong dalam mempromosikan barang dan menetapkan harga.Oleh karena itu salah satu
karakter pedagang yang terpenting dan diridhai oleh Allah ialah kebenaran.
4.Amanat

Islam mengarahkan para pemeluknya untuk menyadari amanat ini dalam setiap langkah
kehidupan.Persoalan bisnis juga merupakan amanat antara masyarakat dengan individu dan Allah.

5. Jujur

Rasulullah selalu menjelaskan kualitas sebenarnya dari barang yang dijual serta tidak pernah
berbuat curang bahkan mempermainkan timbangan. Kejujuran adalah suatu jaminan dan atas dasar
bagi kegiatan bisnis yang baik dan berjangka panjang.
6. Adil

Adil adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Islam sangat
mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku
dzalim.
15

Study Kasus (PT.Jiwasraya)


Laporan keuangan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh masyarakat
untuk menilai kinerja dari suatu perusahaan karena melalui laporan keuangan,
masyarakat dapat melihat dengan transparan terkait kondisi kesehatan dari suatu
perusahaan. Namun laporan keuangan tidak akan memiliki arti apabila tidak dibuat
sesuai dengan kondisi nyata dari perusahaan tersebut, dan hal inilah yang dilakukan
oleh PT Jiwasraya.

Lalu sebenarnya apa saja prinsip yang dilanggar oleh PT Jiwasraya dalam kasus ini?
Mari kita lihat dari prinsip etika bisnis, terdapat beberapa prinsip yang dilanggar oleh
PT Jiwasraya dalam kasus rekayasa laporan keuangannya. Prinsip pertama yang
dilanggar adalah prinsip bertanggung jawab, dapat dilihat dari kegagalan PT Jiwasraya
untuk mempertanggungjawabkan laporan keuangan yang dipublikasikan kepada
masyarakat.
16

Selain melanggar prinsip etika bisnis, kasus rekayasa laporan keuangan yang
dilakukan oleh PT Jiwasraya ini tentunya juga sudah melanggar berbagai prinsip
Good Corporate Governance diantaranya; transparency, accountability,
responsibility, independency dan fairness.
Lantas apa saja dampak yang ditimbulkan oleh kasus ini? Dengan adanya kasus
gagal bayar tersebut, dampak internal perusahaan PT Jiwasraya diharuskan untuk
melakukan restrukturisasi karena keadaan keuangan PT Jiwasraya yang dinilai
sudah tidak mendukung lagi apabila dipaksakan untuk tetap beroperasi dan
mempertanggung jawabkan klaim nasabah. Setelah proses restrukturisasi selesai,
PT Jiwasraya akan digantikan sepenuhnya oleh IFG Life. Beberapa karyawan dari
PT Jiwasraya juga terpaksa untuk diberhentikan secara sepihak tanpa adanya
sosialisasi terlebih dahulu dan terdapat karyawan yang dimutasi tanpa melalui
prosedur yang baik.
17

Thanks!

Anda mungkin juga menyukai