Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

INVESTASI JANGKA PENDEK DAN PENSIUN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Teori Portofolio dan Analisis Investasi”

Dosen Pengampu:
Citra Mulyasari, M.E.

Disusun oleh:
Kelompok 5 Kelas ES-6B

1. Reza Tatimatus Sholikah (126402201047)


2. Angri Dea Imra’lia Aufana (126402202077)
3. Ayu Handayani (126402202080)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Investasi Jangka
Pendek dan Pensiun” dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing dan membawa kita dari zaman jahiliyah
ke zaman yang penuh cahaya ilahi.
Dengan terselesaikannya pembuatan makalah ini, penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Citra Mulyasari, M.E. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Portofolio dan
Analisis Investasi.
3. Orang tua yang mendukung dalam proses dalam pembelajaran pembuatan
makalah ini.
4. Anggota kelompok lima dalam mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis
Investasi.
5. Teman-teman Ekonomi Syariah 6-B.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami menyadari atas kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami mohon maaf dan menerima saran serta kritik yang
bersifat membangun, dengan harapan untuk ke depan bisa lebih baik dan sempurna.
Semoga makalah yang masih sederhana dan masih banyak kekurangan ini dapat
memberikan manfaat khususunya bagi kami dan bagi pembaca umumnya.

Tulungagung, 26 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1-2

B. Rumusan Masalah .....................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi Jangka Pendek ..................................................... 3-5

B. Jenis Investasi Jangka Pendek ............................................................. 5-10

C. Pertimbangan Dasar Resiko .............................................................. 10-12

D. Wahana Investasi Jangka Pendek ..................................................... 12-13

E. Program Pensiun................................................................................ 13-24

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 25-26

B. Saran ........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didirikannya suatu perusahaan tentu bertujuan demi mendapatkan
keuntungan yaitu dengan terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan
yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Untuk menjamin
keuntungan itu semua diperlukan yang namanya investasi. Investasi ini dibagi
menjadi dua yang pertama investasi jangka pendek dan kedua investasi jangka
panjang. Namun pada umumnya yang menjadi perhatian manajemen adalah
investasi jangka pendek.
Investasi jangka pendek adalah investasi yang segera dicairkan atau dari
kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki perusahaan yang
dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau kurang. Untuk
melakukan investasi jangka pendek harus sesuai kebutuhan perusahaan
sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan bagian-bagian mana yang
mendapatkan laba bersih. hal tersebut guna membandingkan pendapatan bersih
perusahaan selama jangka waktu tertentu dengan dan atau modal yang dipakai
perusahaan dalam memperoleh pendapatan pada perusahaan tersebut.1
Investasi jangka pendek juga dapat meningkatkan kekuatan serta kestabilan
finansial seseorang, di mana salah satunya dengan mempersiapkan dana
pensiun Perlu disadari bahwa kehidupan setelah tidak bekerja lagi itu masih
panjang, apalagi bila masih mempunyai tanggungan keluarga. Banyak orang
yang masa produktifnya bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dengan baik
namun setelah pensiun tergantung pada orang lain karena tidak memiliki
penghasilan, tabungan, investasi maupun jaminan pensiun.
Idealnya, pada masa aktif bekerja sekitar usia 22 hingga 58 tahun, selain
mencukupi kebutuhan hidup, seseorang juga perlu menyiapkan tabungan untuk
masa setelah tidak aktif bekerja atau pensiun hingga meninggal dunia. Agar
jumlah masyarakat Indonesia yang masa tuanya bisa lebih mandiri dan

1
Yeni Novita Sari, “Analisis Investasi Jangka Pendek Untuk Meningkatkan Laba Bersih Pada Bank
Rakyat Indonesia Tbk.”, Simki-Economic , Vol. 02, No. 01, 2018, hlm. 3.

1
sejahtera, maka diperlukan perluasan edukasi penyiapan tabungan jangka
panjang terutama tentang dana pensiun.2
Berdasarkan uraian masalah tersebut, dalam makalah ini penulis akan
membahas lebih rinci beberapa hal yang berkaitan dengan investasi jangka
pendek dan pensiun, yakni meliputi pengertian investasi jangka pendek, jenis
investasi jangka pendek, pertimbangan dasar resiko, wahana investasi jangka
pendek, dan program pensiun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan investasi jangka pendek ?
2. Apa saja jenis investasi jangka pendek ?
3. Bagaimana pertimbangan dasar resiko ?
4. Apa saja wahana investasi jangka pendek ?
5. Bagaimana program pensiun ?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Menjelaskan maksud dari investasi jangka pendek.
2. Menjelaskan jenis investasi jangka pendek.
3. Menjelaskan bagaimana pertimbangan dasar resiko.
4. Menjelaskan apa saja wahana investasi jangka pendek.
5. Menjelaskan bagaimana program pensiun.

2
Tirta Segara dan Mohammad Nasir, “Buku 6 – Program Pensiun Seri Literasi Keuangan”, Jakarta,
hlm. 17.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi Jangka Pendek


Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan atau
didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh
perusahaan yang dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau
kurang. Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan
pendapatan karena itu kelebihan kas sebaiknya diinvestasikan selama masa
tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka waktu tidak dipakainya kas itu
relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam jangka pendek.
Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank
atau surat-surat berharga yaitu saham (efek ekuitas) dan obligasi (efek utang).3
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan”. Efek dalam kelompok
“diperdagangkan” biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan
yang sangat sering dilakukan. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk
menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek.4
1. Efek bersifat hutang
Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi atau
surat berharga komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo
pembayarannya ataupun ciri-ciri lain. Pemegang efek bersifat hutang ini
secara khusus berhak atas pembayaran pokok hutang beserta bunganya
beserta hak-hak lainnya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam
persyaratan penerbitan surat hutang seperti misalnya hak untuk memperoleh
informasi tertentu.
Efek bersifat hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh
tempo yang tetap dan hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo
efek. Efek ini dapat disertai jaminan ataupun tanpa disertai jaminan, dan
apabila tanpa disertai jaminan maka dapat diperjanjikan dalam penerbitan

3
Ilham Satria, “Modul Akuntansi Keuangan 2” (2016), hlm. 29.
4
Ibid., hlm. 30.

3
efek bahwa pemegang efek adalah memiliki peringkat syang tertinggi
dibandingkan peringkat pemberi hutang tanpa jaminan lainnya dalam hal
terjadinya kepailitan.5
2. Efek bersifat ekuitas
Efek bersifat ekuitas merupakan saham dari suatu perusahaan (yang
biasanya merupakan saham biasa namun termasuk juga saham preferen).
Pemegang efek bersifat ekuitas ini adalah merupakan pemegang saham.
Tidak seperti pada surat hutang yang mensyaratkan adanya pembayaran
bunga secara teratur kepada si pemegang efek, pada efek bersifat ekuitas ini
si pemegang efek tidak berhak atas pembayaran apapun.
Apabila terjadi kepailitan maka nilai sahamnya hanya berupa sisa harta
perseroan setelah dikurangi pembayaran hutang (apabila ada) terhadap
seluruh kreditur perseroan. Pemegang saham juga berhak atas keuntungan
perusahaan dan kenaikan harga saham dimana pemegang.6
Pengaturan akutansi dan pelaporan investasi obligasi (efek Utang) dan
saham (efek Ekuitas) diatur dalam PSAK No. 50. Menurut PSAK tersebut
perusahaan harus mengklasifikasikan investasi saham ke dalam salah satu
dari tiga kelompok berikut ini :7
a) Dimiliki hingga jatuh tempo (Held to Maturity)
Efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki sampai jatuh tempo harus
diklasifikasikan dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo”.
b) Diperdagangkan (Trading)
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu
dekat harus diklasifikasikan ke dalam kelompok “diperdagangkan”.
Investasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mecari laba dari perbedaan
harga jangka pendek.
c) Tersedia untuk dijual (Available for sale)
Efek yang tidak diklasifikasikan ke dalam dua kelompok tersebut
harus dilasifikasikan ke dalam kelompok “tersedia untuk dijual”.

5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid., hlm. 30-31.

4
Selanjutnya dalam PSAK No. 50 Paraf 19 dinyatakan bahwa investas
dalam surat berharga yang masuk kelompok “diperdagangkan” harus
dicantumkan sebagai aktiva lancar dalam neraca, sedangkan investasi yang
masuk dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” dan “tersedia untuk
dijual” dapat disajikan dalam kelompok aktiva lancer atau tidak lancar
berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk obligasi yang akan segera
jatuh tempo, harus diklompokan dalam aktiva lancar.8
B. Jenis Investasi Jangka Pendek
B.1. Jenis Investasi Jangka Pendek
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek,
antara lain terdiri atas :9
1. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang
dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);
2. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
Sedangkan jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok
investasi jangka pendek antara lain adalah :10
1. Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan
suatu badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah
kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha;
2. Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan
kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat
berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri
maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi pemerintah; atau
3. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam
memenuhi kebutuhan kas jangka pendek.
B.2. Bentuk Investasi Jangka Pendek11
1. Investasi jangka pendek dalam saham

8
Ibid. hlm. 31
9
Ibid., hlm. 32.
10
Ibid., hlm. 31.
11
Ibid., hlm.32-36.

5
Saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang
saham ikut serta memodali suatu Perseroan Terbatas (PT). Dengan
demikian dapat dikatakan ikut memiliki suatu Perseroan Terbatas.
Pemegang saham akan memperoleh manfaat dari hasil penanaman
modal berupa bagian laba dari perseroan terbatas yang disebut dengan
laba deviden.
Besarnya deviden yang diterima oleh penanam modal atau
investor tergantung pada laba yang diperoleh PT. Jika PT memperoleh
laba yang besar maka pemegang saham akan memperoleh bagian laba
yang besar pula dan apbila PT hanya memperoleh laba yang sedikit
maka bagian laba yang diterima pemegang saham hanya sedikit,
bahkan jika PT menderita rugi maka para pemegang sham
menanggung kerugian PT sebatas modal penyertaanya.
Pencatatan Pembelian Saham
Pembelian saham akan dicatat sebelah debet akun surat-surat
berharga menurut harga perolehannya. Yang dimaksud dengan harga
perolehan adalah harga kurs ditambah dengan semua biaya yang
terjadi pada saat pembelian.
Dalam jual beli surat berharga dikenal beberapa istilah yaitu harga
nominal (nilai surat berharga yang tertera diatas surat berharga) dan
harga kurs (persen kurs dikalikan dengan harga nominal). Persen kurs
sendiri merupakan harga jual atau harga beli surat berharga yang
berlaku di bursa efek.
Persen kurs ada 3 tingkat yakni : (1) Kurs @ pari artinya kurs
100% di mana harga beli surat berharga di bursa efek sama dengan
nilai nominal surat berharga; (2) Kurs diatas pari artinya kurs diatas
100% di mana harga jual/beli surat berharga di bursa efek selalu lebih
rendah dari harga nominalnya; dan (3) Kurs dibawah pari artinya kurs
dibawah 100% dimana harga jual/beli surat berharga di bursa efek
selalu lebih rendah dari harga nominal.
Sedangkan biaya-biaya pada jual/beli beli surat berharga berupa :
(1) Biaya provisi adalah upah perantara adalah upah perantara yang

6
melakukan transaksi jual atau beli surat berharga. Karena tidak emua
orang yang berkepentingan dapat masuk ke bursa efek, sehingga harus
menyuruh perantara seperti komisioner dan makelar, dan mereka
harus diberi upah yang disebut provisi atau komisi; dan (2) Materai
yang akan dibubuhkan pada akte surat berharga. Kedua biaya tersebut
menjadi tanggungan pembeli sehingga menjadi unsur harga pokok
surat berharga.
Sehingga kesimpulan harga perolehan surat berharga terdiri dari :

HARGA POKOK + BIAYA - BIAYA PEMBELIAN

Jurnal yang akan dibuat pada waktu membeli saham adalah :


Surat Berharga Rp xxx
Kas Rp xxx
Contoh Soal :
Harga nominal 500 lembar saham PT Naruto nominal per lembar
@ Rp 100.000 dengan kurs 80%, provisi dan materai Rp 750.000.
Jawab :
Harga Nominal 500 lembar @ Rp 100.000 = Rp 50.000.000
Harga Kurs 80% x Rp 50.000.000 = Rp 40.000.000
Provisi dan Materai = Rp 750.000
Dibayar per kas (Harga kurs-provisi dan materai) = Rp 40.750.000
Jurnal :
Surat-Surat Berharga Rp 40.750.000
Kas Rp 40.750.000
Pencatatan Penjualan Saham
Pada waktu penjualan saham akun surat berharga akan dikredit
dengan harga jual. Yang dimaksud dengan harga jual adalah harga
kurs jual dikurangi dengan semua biaya yang terjadi pada saat
penjualan berupa provisi, materai dan lain-lain.
Yang perlu diperhatikan dalam penjualan saham adalah rugi atau
laba atas penjualan saham. Jika harga jualnya lebih tinggi dari harga

7
perolehannya maka dalam penjualan tersebut akan diperoleh laba yang
akan dicatat dalam akun laba penjualan surat berharga sebelah kredit,
sebaliknya jika harga jual lebih rendah dari harga perolehan maka
akun terjadi rugi dan akan dicatat dalam akun rugi penjualan saham
sebelah debet.
Jurnal yang akan dibuat pada waktu menjual saham adalah :
Kas Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx
Laba Penjualan Saham Rp xxx
Jika dalam penjualan mengalami kerugian, maka akan di jurnal :
Kas Rp xxx
Rugi Penjualan Saham Rp xxx
Surat Berharga Rp xxx
Contoh Soal :
Dijual 300 lembar saham PT Naruto nominal perlembar @ Rp
100.000 dengan kurs 100%. Biaya provisi dan materai Rp 600.000.
saham-saham persebut pernah dibeli dengan harga perolehan Rp
105.000 per lembar.
Jawab :
Harga Nominal 300 lembar @ Rp 100.000 = Rp 30.000.000
Harga Kurs 100% x Rp 30.000.000 = Rp 30.000.000
Provisi dan Materai = Rp 600.000)
Diterima per kas (Harga kurs-provisi dan materai) = Rp 29.400.000
Harga Perolehan saham yang dijual :
300 lembar @Rp 105.000 = Rp 31.500.000
Rugi Penjualan Saham (Kas < Harga Perolehan) = Rp 2.100.000
Jurnal :
Kas Rp 29.400.000
Rugi Penjualan Saham Rp 2.100.000
Surat-surat berharga Rp 31.500.000
2. Investasi jangka pendek dalam oligasi12

12
Ibid., hlm. 35-36.

8
Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan pemegangnya
memberikan pinjaman sejumlah uang pada badan yang mengeluarkan
obligasi tersebut. Orang yang menanamkan modalnya akan mendapat
manfaat berupa bunga yang tetap. Besarnya bunga yang diterima tidak
dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh.
Pembelian obligasi dicatat disebelah debet akun surat-surat
berharga menurut harga perolehannya, dan mengkredit akun kas
menurut harga jualnya. Sedangkan selisih yang terjadi antara harga
beli dengan harga perolehannya dicatat sebelah debet akun beban
bunga obligasi.
Bunga obligasi adalah bunga yang yang diperhitungkan kepada
pembeli dihitung sejak tanggal jatuh tempo yang terakhir bunga
obligasi sampai dengan tanggal pembelian obligasi. Bunga tersebut
disebut bunga berjalan dan merupakan unsur harga beli atau harga jual
obligasi dan bukan unsur harga perolehan.
Contoh Soal 1 :
Tanggal Pembelian obligasi 15 Maret 2008. Tanggal kupon 1/5 -
1/11. Lamanya bunga berjalan dihitung dari tanggal kupon yang
terdekat dengan tanggal jual/beli obligasi yakni tanggal 1 November
ke tanggal 15 Mei.
Jawab:
Lama bunga : 1/11 ke 15/5 sehingga 11 – 5 = 6 (bulan 11 kurang bulan
5)
6 bulan @ 30 hari = 180 hari
Tanggal 15-Tanggal 1 = 14 hari
Sisa (180-14) = 164 hari
Contoh Soal 2 :
Tanggal l2 April 2005, perusahaan membeli obligasi milik PT. X
nominal Rp 10.000,- per lembar sebanyak 1000 lbr dengan harga Rp
9.600.000,- Bunga obligasi 9% (dibayar setiap tanggal 1 April & 1
Oktober). Contoh investasi sementara pada obligasi (jika pembelian
bertepatan dengan tanggal bunga obligasi)

9
Jurnal 2 April 2005 :
SB-Obligasi PT. X Rp 9.600.000
Kas Rp 9.600.000
Jurnal 1 Oktober 2005 (jika obligasi tetap dipegang maka ada
penerimaan bunga)
Kas Rp 450.000
Pendapatan Bunga Rp 450.000
Didapat dari : (9% x Rp 10.000 x 1000 lbr x 6/12) = Rp 450.000
Kemudian di tanggal 3 Oktober 2005 perusahaan menjual obligasi
PT. X dengan kurs 102%.
Perhitungan :
Harga Jual : 102% x Rp 10.000 x 1000 lbr = Rp 10.200.000
Harga Perolehan : = Rp 9.600.000
Laba Penjualan : (HJ > H.Po) = Rp 600.000
Jurnal :
Kas Rp 10.200.000
SB-Obligasi PT.X Rp 9.600.000
Laba Penjualan Rp 600.000
Catatan :
a. Jika transaksi terjadi antara tanggal pembayaran bunga, maka ada
bunga berjalan.
b. Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran bunga sebelum
transaksi.
c. Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang dibayar.
C. Pertimbangan Dasar Resiko
Perencananan finansial yang baik tentu berpengaruh pada penyusunan
portofolio investasi yang seimbang antara investasi janka pendek dan jangka
panjang. Investasi jangka pendek umumnya berupa tabungan, di mana tabungan
sering digunakan investor sebagai investasi sementara, tetapi bagi investor lain
tabungan digunakan sebagai investasi tetap.13

13
Dessy Hutajulu, “Manajemen Investasi,” Manajemen Investasi, no. 1 (2015): 57.

10
Adapun alasan mendasar mengapa investasi jangka pendek sering
dilakukan, hal ini dikarenakan adanya berbagai kepentingan di antaranya :
1. Investasi jangka panjang sering tidak terjangkau / harga mahal.
2. Investor sering tidak punya pengetahuan investasi jangka panjang mengenai
cara melakukannya.
3. Investor sering tidak punya pengetahuan investasi jangka panjang mengenai
cara melakukannya. Investasi jangka pendek dianggap lebih aman dan
stabil.
Oleh karena itu, dibutuhkan pertimbangan dalam memilih investasi jangka
pendek dengan tujuan agar pihak investor bisa memaksimalkan keuntungan
yang didapat dan meminimalisir kerugian maupun resiko yang menyertainya.
1. Pengembalian imbal hasil/return lebih cepat
Banyak investor yang lebih memilih untuk mempercepat perputaran
uangnya sehingga lebih memilih investasi jangka pendek agar return berupa
pokok investasi dan bunganya bisa lebih cepat didapatkan. Setelah itu
mereka menginvestasikan kembali pokoknya ke instrumen investasi lain,
atau trading di pasar uang, dan sebagainya.
2. Memenuhi kebutuhan jangka pendek
Bagi mayoritas profesional muda, di mana pendapatan bulanan masih
belum terlalu memadai untuk berinvestasi setiap bulannya (rutin
berinvestasi), investasi jangka pendek dianggap pilihan yang paling tepat.
Sebab ke depannya, ada saja kebutuhan jangka pendek yang harus dipenuhi,
sementara dana darurat belum bisa rutin disisihkan dari pendapatan
bulanan yang masih relatif kecil.
Investasi jangka pendek umumnya mengandung resiko yang rendah, baik
dari resiko usaha, finansial, daya beli, tingkat bunga likiuditas maupun resiko
pasar. Berbagai keuntungan investasi jangka pendek yaitu :
1. Kemudahan dan likuiditas tinggi, artinya tersedia dan dapat dilakukan di
bank setempat, cepat diubah menjadi uang.
2. Keamanan, yaitu bebas dari risiko pengembalian dan bebas eksposur
terhadap kerugian prinsipalnya.

11
3. Hasilnya ( return ) mengikuti laju inflasi & suku bunga pasar, jika tingkat
bunga pasar naik, investor jangka pendek memperoleh kenaikan hasil dan
sebaliknya investor jangka panjang tetap mendapatkan hasil yang telah
disepakatinya.
Investasi jangka pendek juga mengadung beberapa kerugian antara lain
yaitu :
1. Penurunan suku bunga pasar mengakibatkan penurunan hasil investasi
jangka pendek dan sebaliknya investor jangkla panjang tetap mendapatkan
hasil yang telah disepakatinya.
2. Rendahnya risiko investasi jangka pendek mengakibatkan hasilnya yang
relatif rendah dibanding investasi jangka panjang.
D. Wahana Investasi Jangka Pendek
Berbagai bentuk wahana untuk investasi jangka pendek di Indonesia dikenal
dengan nama : tabungan, deposito berjangka dan sertifikat deposito.14
1. Tabungan
Bank banyak mengeluarkan produk jenis tabungan, baik itu dari bank
pemerintah maupun bank swasta nasional, dimana pada dasarnya memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Hanya diperuntukan bagi perorangan.
b. Sebagai bukti tabungan, bank mengeluarkan buku tabungan, untuk dan
atas nama penabung untuk mencatat mutasi setoran dan pengambilan
serta saldo tabungan.
c. Bank menyusun tabungan dalam rekening tabungan bank juga untuk
mencatat mutasi tabungan.
d. Apabila timbul perbedaan saldo tabungan, bank menggunakan saldo
tabungan yang ada di rekening bank, bukan yang ada di buku tabungan.
e. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan setiap waktu atau jam kerja
bank
f. Setoran pertama, setoran selanjutnya dan saldo minimum tabungan
ditentukan jumlah minimumnya

14
Ibid. Hal. 28-29

12
g. Bunga dihitung setiap akhir bulan atas dasar saldo harian dan langsung
dibukukan pada awal bulan berikutnya.
h. Tabungan sebagai perangsang dalam pemberian berupa: jaminan kredit
dan undian berhadiah.
2. Deposito Berjangka
Deposito berjangka yang dikeluarkan berbagai bank biasanya memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Simpanan dengan jangka waktu tertentu ( umumnya 3, 6, 12 & 24
bulan) dan suku bunga tertentu
b. Sebagai bukti simpanan, bank menerbitkan bilyet atau surat deposito
yang dikeluarkan atas nama seseorang dan dapat dipindahtangankan
dengan cara cessie.
c. Pada dasarnya tidak dapat dibatalkan sebelum jatuh tempo, tetapi dapat
diperpanjang secara otomatis (Automatic roll over/ATO) dengan syarat
sesuai saat perpanjangan.
d. Bunga dibayar setiap bulan di mana 1 bulan dihitung 30 hari atau 1
tahun 360 hari.
e. Dapat dijadikan jaminan kredit.
f. Atas asal-usul deposito tidak dilakukan pengusutan fiscal.
3. Sertifikat Deposito
Pada hakikatnya sama dengan deposito berjangka, kecuali perhitungan
bunga dilakukan dengan metode diskon, dalam arti bahwa bunga dibayar
dimuka. Dengan demikian, deposan membayar jumlah uang yang lebih
kecil dari jumlah nominal dimana perbedaannya merupakan diskon.
Sebagai bukti simpanan, bank mengeluarkan sertifikat deposito yang
memuat nama dan alamat deposan, jumlah nominal, dan tanggal jatuh
waktu.
E. Program Pensiun
Program pensiun merupakan program yang menjanjikan pembayaran
sejumlah uang secara berkala setelah peserta berhenti bekerja karena telah
mencapai usia pensiun. Dalam hal ini tidak ada ketentuan umur berapa
seseorang harus pensiun dan mereka memiliki berbagai alasan misalnya mereka

13
sudah bosan, sudah lelah, tidak kuat ataupun ingin fokus dengan hobi atau
keluarga. Namun bagi karyawan, istilah pensiun umumnya diartikan sebagai
berhenti bekerja karena sesuai telah mencapai usia tertentu tergantung dengan
aturan di institusi atau tempat kerjanya masing-masing dan jenis keahliannya.
Ada yang pensiun pada usia 46 tahun, 55 tahun, 56 atau 58 tahun, 60 atau 65
tahun bahkan ada yang hingga berusia 70 tahun bagi profesi tertentu.15
Pekerja/karyawan juga bisa saja diberhentikan dengan alasan sakit yang
berkepanjangan sehingga tidak bisa melanjutkan pekerjaan atau disebut sebagai
uzur dan akhirnya karyawan tersebut terpaksa pensiun sebelum waktunya.
Namun, terdapat juga pensiun yang dikarenakan oleh keadaan tertentu di mana
perusahaan memberi kesempatan kepada karyawannya untuk pensiun lebih
awal atau dikenal dengan sebutan pensiun dini.16
Karyawan yang mengambil pensiun dini biasanya mendapat pesangon dan
mereka masih mempunyai kesempatan bekerja lagi di tempat lain atau
menjalankan profesi lain serta mereka mempunyai kesempatan untuk pensiun
kembali. Bagi petani, pedagang, tukang dan jasa yang lain, pensiun dapat
diartikan sebagai telah berhenti dari profesinya dan berganti profesi lain atau
berhenti bekerja.17
Adanya program pensiun ini juga didasarkan atas teori. Teori dasar yang
menjadi acuan dalam pengembangan program pensiun adalah teori state
preference dalam alokasi aset optimal pada kondisi ketidakpastian yang
dibangun oleh Arrow-Debreu (1954). Dalam teori yang mengasumsikan kondisi
pasar yang setimbang dan lengkap, individu dalam ekonomi akan memilih dasar
klaim berdasarkan waktu yang memaksimalkan masing-masing utilitasnya atau
masing-masing individu akan menyusun perencanaan masa depannya untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan jangka panjangnya, terutama pada
masa pensiun.18

15
Tirta Segara dan Mohammad Nasir, “Buku 6 – Program Pensiun Seri Literasi Keuangan”,
Jakarta, hlm. 20-21.
16
Ibid., hlm. 20.
17
Ibid.
18
Ibid., hlm. 21.

14
Namun teori tersebut memiliki kekurangan yakni teori dasar Arrow-Debreu
(1954) tidak dapat menjangkau jangka waktu yang dinamis, panjang dan
berkelanjutan. Dalam hal kekurangan tersebut, Merton (1989) memberikan
jembatan lewat teori keuangan dinamis berkelanjutan (continuous-time finance)
di mana para individu dalam ekonomi dapat memaksimalkan utilitasnya secara
dinamis berkelanjutan berdasarkan teori state preference Arrow-Debreu.
Dengan adanya jembatan dari Merton tersebut, individu dapat menentukan
jumlah penyisihan pendapatan saat individu masih dalam masa aktif bekerja
untuk nantinya mendapatkan manfaat pada masa pensiun. 19
Adanya dua teori yang mendasari pembentukan dana pensiun ini membuat
pandangan akan kemakmuran bergeser yang tadinya adalah akumulasi
kekayaan menjadi konsumsi berkelanjutan atas barang dan leisure. Merton
menyediakan pengembangan teori dasar Arrow-Debreu dari statis, satu waktu,
menjadi dinamis, multi-waktu, pembentukan dana pensiun bergeser dari
kebutuhan tabungan dan diversifikasi menjadi kebutuhan untuk tabungan,
diversifikasi, lindung nilai dan juga asuransi.20
Dengan didasarkan pada teori-teori tersebut, keberadaan program pensiun
dapat dimanfaatkan sebagai wadah sumber keuangan di masa tua nanti.
Walaupun sebenarnya manfaat pensiun tidak bisa dijaminkan, tetapi penerima
manfaat pensiun lebih mudah mendapat pinjaman dari bank terutama untuk
usaha mikro. Bank-bank tertentu juga menyediakan fasilitas pelatihan usaha
seperti peternakan, pertanian, membuat makanan, membuka supermarket,
perbengkelan, dan sebagainya. Hal-hal ini yang menyebabkan pensiunan tetap
aktif bersosialisasi dan berkegiatan produktif sehingga tetap sehat dan berusia
lebih panjang.21
Sumber keuangan di masa tua nanti dapat bersumber dari tabungan,
kekayaan barang, hasil investasi, santunan asuransi dan uang yang diterima dari
lembaga penyelenggara program pensiun. 22

19
Ibid.
20
Ibid.
21
Ibid., hlm. 33.
22
Ibid., hlm. 34-35.

15
1. Tabungan uang yang disimpan di Bank atau tempat lain yang sengaja
disisihkan dari penghasilan atau sisa penghasilan. Tabungan berupa uang
umumnya disimpan dalam rekening bank dan apabila tabungan tersebut
terdapat kelebihan maka sebagian akan dipindahkan ke dalam bentuk
deposito atau sejenisnya. Apabila tabungan sudah terkumpul banyak, maka
keinginan untuk membeli sesuatu akan semakin besar, termasuk keinginan
untuk membagi kepada keluarga sehingga tabungan tersebut perlu sebagian
dialihkan ke investasi.
2. Tabungan berupa kekayaan barang yang bisa mudah terjual ataupun yang
sulit terjual sehingga diperlukan kepiawaian untuk memilih barang sebagai
tabungan. Sebagai contoh logam mulia dan emas merupakan salah satu
pilihan tabungan berupa kekayaan barang.
3. Tanah atau bangunan yang bagus merupakan tabungan barang terbaik karena
lebih mudah dijual atau dapat digunakan untuk kegiatan produktif. Pada saat
barang akan dijual atau diuangkan, nilainya tergantung kepada harga pasar
saat itu.
4. Hasil investasi riil berupa berdagang, bertani atau berternak, memproduksi
barang, usaha berbagai jasa dan sebagainya yang bisa sangat menguntungkan
dengan hasil yang besar namun bisa rugi atau bangkrut.
5. Hasil investasi pasar modal dalam bentuk saham, reksa dana, dan obligasi.
atau investasi di pasar uang seperti deposito.
6. Santunan asuransi terutama asuransi yang bisa diklaim setelah usia tertentu
7. Uang atau manfaat pensiun dari lembaga penyelenggara program pensiun
yang mengandung unsur tabungan, pensiun, dan asuransi.
Dengan berbagai manfaat yang dapat dirasakan dari adanya program pensiun,
Pemerintah telah mewajibkan semua pekerja menjadi peserta dana pensiun karena
dana pensiun mendukung kesejahteraan manusia di masa tua yang berkontribusi
kepada pengurangan tingkat kemiskinan dan tingkat kejahatan atas kemiskinan.
Berdasarkan Undang-undang No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(“SJSN”) bahwa kepesertaan jaminan sosial bersifat wajib, dengan demikian

16
seluruh rakyat diharapkan menjadi peserta program pensiun sehingga dapat
terlindungi.23
Sistem kesejahteraan yakni program pensiun bagi pekerja di Indonesia dapat
dibagi menjadi dua kategori :24
1. Penyelenggara program pensiun wajib
Program pensiun wajib dicanangkan oleh negara dan lembaganya
didirikan oleh negara. Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil
Negara (ASN), Anggota TNI/ POLRI dan pegawai sipil Kementerian
Pertahanan dan Keamanan diberikan program pensiun yang dijamin oleh
negara yang diselenggarakan melalui PT Taspen dan PT ASABRI.
Sedangkan bagi seluruh pekerja pemerintah juga wajib memberikan jaminan
program pensiun melalui BPJS Ketenagakerjaan. Jenis program pensiunnya
adalah Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan kecukupan dananya
dijamin oleh negara.
a. PT Taspen
Penyelenggara program pensiun yang pertama adalah PT Taspen
yang mengkhususkan bagi pegawai negeri sipil dan seluruh pegawai
negeri sipil wajib menjadi pesertanya. PT Taspen erat kaitannya dengan
Badan Kepegawaian Negara yang mengurusi administrasi dan gaji
pegawai negeri sipil serta Kementerian Keuangan untuk masalah
pembayaran iuran (pendanaan) dan manfaat pensiun pegawai negeri sipil.
Program Kesejahteraan PNS yang dikelola PT Taspen terdiri dari
Program Tabungan Hari Tua dan Program Pensiun. Tabungan Hari Tua
adalah suatu program asuransi, terdiri dari asuransi dwiguna yang
dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan asuransi kematian.
Sedangkan program pensiun atau manfaat pensiun adalah penghasilan
yang diterima oleh penerima pensiun setiap bulan berdasarkan peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Pada PT Taspen dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan
besarnya iuran dan manfaat pensiun ialah gaji pokok termasuk gaji pokok

23
Ibid., hlm. 37.
24
Ibid., hlm. 45-77.

17
tambahan dan/ atau gaji pokok tambahan peralihan terakhir sebulan yang
berhak diterima oleh pegawai yang berkepentingan berdasarkan
peraturan gaji yang berlaku baginya.
Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri
berhak menerima pensiun pegawai apabila dia pada saat
pemberhentiannya sebagai pegawai negeri dengan memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
- Telah mencapai usia minimal 50 tahun dan mempunyai masa kerja
minimal 20 tahun, kecuali bila ada penghapusan posisi atau tidak
bisa ditampung lagi maka masa kerja minimal adalah 10 tahun.
- Dinyatakan sakit berkepanjangan sehingga tidak bisa bekerja lagi
sewaktu dalam menjalankan kewajiban tugasnya.
- Jika tidak sedang menjalankan kewajibannya kemudian sakit
berkepanjangan maka harus mempunyai masa kerja sekurang-
kurangnya 4 tahun.
Pengaturan operasional PT Taspen tertuang di dalam Undang-
Undang Nomor 11 tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai Negeri Sipil,
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial
Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2013
tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil dan Anggaran Dasar PT
TASPEN (PERSERO) Akta Nomor 08 tanggal 9 Juli 2012, yang
perubahannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum.
PT Taspen harus berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian
Nasional, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan OJK karena
berbadan hukum sebagai BUMN berbentuk perseroan terbatas. PT
Taspen pun diwajibkan mempunyai unit Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Pengawasan PT Taspen dilakukan oleh Dewan Komisaris PT Taspen
yang ditunjuk oleh Pemerintah melalui Kementerian BUMN. Komisaris
dibantu oleh Komite Audit dan Komite Risiko yang anggotanya diluar
jajaran internal PT Taspen. Komite audit berfungsi membantu komisaris

18
dalam bidang pengawasan dan pengendalian agar perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
(GCG). Komite risiko berfungsi membantu komisaris dalam melakukan
penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko
usaha dan investasi sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
b. PT ASABRI
Selain sebagai penyelenggara program pensiun seperti halnya PT
Taspen, PT Asabri memberikan produk layanan bagi anggota TNI, Polri
dan pegawai sipil Kementerian Pertahanan dan Keamanan yang berupa :
- Santunan Asuransi (SA): Santunan yang diberikan kepada para
peserta yang diberhentikan dengan hak pensiun/tunjangan bersifat
pensiun;
- Santunan Nilai Tunai Asuransi (SNTA): Santunan yang diberikan
kepada para peserta yang diberhentikan tanpa hak pensiun/tunjangan
bersifat pensiun; Santunan Risiko Kematian (SRK): Santunan yang
diberikan kepada para peserta yang meninggal dalam dinas aktif;
- Santunan Risiko Kematian (SRK): Santunan yang diberikan kepada
para peserta yang meninggal dalam dinas aktif;
- Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK): Santunan yang
diberikan kepada peserta yang gugur/ tewas dalam menjalankan
tugas negara;
- Santunan Biaya Pemakaman (SBP): Santunan yang diberikan
kepada para peserta pensiunan yang meninggal dunia;
- Santunan Cacat Karena Dinas (SCKD): Santunan yang diberikan
kepada peserta akibat tindakan langsung lawan maupun bukan
tindakan langsung lawan dan atau dalam tugas kedinasan bagi
prajurit TNI;
- Santunan Cacat Bukan Karena Dinas (SCKBD): Santunan yang
diberikan kepada peserta yang terjadi dalam masa kedinasan bagi
prajurit TNI, anggota POLRI, dan pegawai negeri sipil
KemenHanKam/ POLRI;

19
- Santunan Biaya Pemakaman Istri/Suami (SBPI/I): Santunan yang
diberikan kepada peserta ASABRI aktif/pensiunan peserta/ahli
waris, dalam hal istri/suami peserta/pensiunan peserta meninggal
dunia;
- Santunan Biaya Pemakaman Istri/Suami (SBPI/I): Santunan yang
diberikan kepada peserta ASABRI aktif/pensiunan peserta/ahli
waris, dalam hal istri/suami peserta/pensiunan peserta meninggal
dunia;
- Santunan Biaya Pemakaman Anak (SBPA): Santunan yang
diberikan kepada peserta dalam hal Anak Peserta/Pensiunan Peserta
meninggal dunia.
Ketentuan mengenai pemberian pensiun, tunjangan bersifat pensiun,
dan tunjangan bagi mantan prajurit TNI dan anggota Polri tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 6 tahun 1966. PT ASABRI juga mengacu
kepada Undang-Undang 11 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah Nomor
45 tahun 1971 pada tanggal 1 Agustus 1971 tentang Pendirian PT
ASABRI.
Sebagai badan usaha milik pemerintah berbentuk perseroan terbatas,
PT ASABRI juga harus koordinasi dengan Kementerian Pertahanan
Keamanan, Kementrian BUMN, dan Kementerian Keuangan dan OJK.
PT ASABRI diwajibkan mempunyai unit Satuan Pengawasan Internal
(SPI). Pengawasan PT ASABRI dilakukan oleh dewan komisaris PT
ASABRI yang ditunjuk oleh pemerintah melalui Kementerian
BUMN/Pertahanan Keamanan. Selanjutnya, komisaris dibantu oleh
komite audit dan komite risiko yang anggotanya diluar jajaran internal
PT Taspen.
c. Program Jaminan Pensiun Oleh BPJS Ketenagakerjaan
Program jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan yang mulai
beroperasi tanggal 1 Juli tahun 2015, pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2015
tertanggal 30 Juni 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Pensiun dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 29 tahun 2015

20
tentang Tata cara Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran, dan
Penghentian Manfaat Jaminan Pensiun.
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan jaminan
pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan
derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan
memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,
mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
Di dalam peraturan ini diatur bahwa dalam hal pemberi kerja selain
penyelenggara negara nyata lalai tidak mendaftarkan pekerjanya, pekerja
berhak mendaftarkan dirinya sendiri dalam jaminan pensiun kepada
BPJS Ketenagakerjaan. Dalam hal pekerja belum terdaftar pada BPJS
Ketenagakerjaan, pemberi kerja selain penyelenggara negara wajib
bertanggung jawab kepada Pekerjanya dengan memberikan manfaat
pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan pemerintah ini.
Adapn unsur-unsur dalam BPJS Ketenagakerjaan yaitu :
- Peserta, setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Pemberi
Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau
penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan
membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya. Manfaat
adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta dan/ atau
anggota keluarganya.
- Iuran, wajib dibayarkan setiap bulan sebesar 3% dari upah per bulan
wajib ditanggung bersama oleh pemberi kerja selain penyelenggara
negara dan peserta dengan ketentuan 2% dari upah ditanggung oleh
pemberi kerja selain penyelenggara negara dan 1% dari upah
ditanggung oleh peserta.
- Manfaat yang diterima, meliputi pensiun hari tua, pensiun cacat,
pensiun janda atau duda, pensiun anak, dan pensiun orang tua.
Peraturan tentang BPJS Ketenagakerjaan dengan program Jaminan
Pensiun mengikuti Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem

21
Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 tahun 2012 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun serta
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 29 tahun 2015 tentang Tata Cara
Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran dan Penghentian Manfaat Jaminan
Pensiun.
Koordinasi pengaturan dan pengawasan operasionalnya mencakup BPJS
Ketenagakerjaan, Kementerian Tenaga Kerja, Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) dan Kementerian Keuangan. BPJS Ketenagakerjaan
merupakan Badan Hukum Publik yang didirikan dan dijamin oleh negara.
Oleh karena itu, sebagai pengawas telah ditunjuk pengawas ketenagakerjaan
dalam instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pada
pemerintah yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pemerintah
daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-Undangan.
2. Penyelenggara program pensiun sukarela
a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
PPMP adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan
program pensiun iuran pasti. Besar manfaat pensiunnya sudah dipastikan
sesuai yang dijanjikan dalam rumus manfaat pensiun yang tercantum
dalam peraturan dana pensiun masing-masing dana pensiun.
Upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang layak pada saat pekerja telah
mencapai usia pensiun, didukung sepenuhnya oleh Pemerintah dengan
menerbitkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
penyelenggaraan program pensiun sukarela, yaitu Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun yang disahkan pada tanggal
20 April 1992.
Lembaga penyelenggara program pensiun tersebut bernama Dana
Pensiun yang adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan Manfaat Pensiun. Dalam mengelola program

22
pensiun, terdapat 2 (dua) jenis program pensiun yang dapat dipilih oleh
Dana Pensiun, yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti dan Program
Pensiun Iuran Pasti. Sedangkan jika dilihat dari badan hukum
pendiriannya, maka terdapat 2 (dua) jenis Dana Pensiun, yaitu Dana
Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Contoh Perhitungan Program Pensiun Manfaaat Pasti
Pak Tori merupakan pegawai PT XYZ dan sudah menjadi peserta
dana Pensiun XYZ selama 29 tahun. Satu tahun lagi pak Tori akan
memasuki masa pensiun dengan masa kerja 30 tahun serta gaji pokok
terakhir sekitar Rp. 3.000.000,00 Dana Pensiun XYZ menjalankan
Program Pensiun Manfaat Pasti dengan Iuran Peserta Sebesar 5% dari
PhDP.
Penghitungan :
Apabila rumus manfaat pensiun di Dana Pensiun XYZ adalah :
MP = MK x F x PhDP
dengan Faktor Penghargaan tahunan
F = 2.5% dan PhDP = Gaji Pokok terakhir
maka manfaat pensiun per bulan yang diterima pak Tori adalah :
MP = 30 x 2,5% x 3.000.000,00 = Rp 2.250.000,00
Keterangan :
MP = Manfaat Pensin
MK = Masa Kerja
F = Faktor Penghargaan
PhDP = Gaji Pokok Terakhir
b. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah program pensiun yang
iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta
hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing
peserta sebagai manfaat pensiun. Pemberi Kerja dan pekerja hanya
menetapkan besar iuran. Tanggung jawab pendiri hanya sampai
membayar iuran. Pemberi Kerjanya tidak memberikan jaminan

23
kecukupan dana. Beban Pemberi Kerja sudah jelas. Risiko investasi
ditanggung oleh masing-masing Peserta.
Besar manfaat pensiun tergantung dari hasil investasi yang dilakukan
oleh dana pensiun. Selanjutnya, dana pensiun melakukan investasi untuk
pengembangan dana pesertanya dan masing-masing peserta diberi
rekening pribadi yang akumulasi iuran dan hasil investasinya bisa dicek
secara berkala. Risiko investasi ditanggung oleh pesertanya.
Pada dana pensiun yang menyelenggarakan PPIP, besarnya hak atas
manfaat pensiun janda/duda harus memenuhi ketentuan bahwa dalam hal
pensiunan meninggal dunia, manfaat pensiun yang dibayarkan kepada
janda/duda yang sah tidak boleh kurang dari haknya. Dalam hal peserta
meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran pensiun, maka
manfaat pensiun yang dibayarkan kepada janda/duda yang sah adalah
sebesar 100% dari jumlah yang seharusnya menjadi hak peserta apabila
dia berhenti bekerja.
Apabila tidak ada janda/ duda yang sah atau janda/duda meninggal
dunia, manfaat pensiun dibayarkan kepada anak yang belum dewasa dari
peserta. Pembayaran manfaat pensiun dapat dilakukan secara sekaligus
apabila peserta meninggal dunia lebih dari 10 tahun sebelum dicapainya
usia pensiun normal.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa program pensiun bersifat
sosial. Artinya terdapat subsidi silang antara generasi (peserta) di mana yang kuat
membayar iuran lebih besar dari pada yang lemah, atau yang muda membayar lebih
besar dari pada iuran yang tua, serta ditambah dengan subsidi pemerintah dari hasil
pajak penghasilan. Melalui sistem ini, setiap peserta akan menerima manfaat
pensiun yang sama jumlahnya. Dengan demikian, kebutuhab individu akan dijamin
di hari tuanya melalui penerimaan manfaat pensiun yang memadai sehingga
manfaat pensiun dapat berperan sangat oentung bagi individu karena menyangkut
ketenangan hari tua dan kesinambungan pendapatan.25

25
Singgih Ripath dan Evi Subardi, “Peluang dan Kendala Investasi Dana Pensiun di Pasar Mmodal :
Suatu Analisis Makro terhadap Investasi Reksa Dana”, Jurnal Keuangan dan Moneter, Volume 5,
Nomor 1, hlm. 48.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai investasi jangka pendek
dan pensiun adalah sebagai berikut :
1. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
atau didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki
oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas
bulan atau kurang. Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak
akan menimbulkan pendapatan karena itu kelebihan kas sebaiknya
diinvestasikan selama masa tidak terpakainya kas tersebut.
2. Jenis investasi jangka pendek ada dua yaitu investasi jangka pendek
dalam saham dan investasi jangka pendek dalam obligasi. Investasi
jangka pendek dalam saham berarti bahwa surat bukti yang menyatakan
bahwa pemegang saham ikut serta memodali suatu Perseroan Terbatas
(PT). Sedangkan investasi jangka pendek dalam oligasi berarti bahwa
surat bukti yang menyatakan pemegangnya memberikan pinjaman
sejumlah uang pada badan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Orang
yang menanamkan modalnya akan mendapat manfaat berupa bunga
yang tetap. Besarnya bunga yang diterima tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya laba yang diperoleh.
3. Perencananan finansial yang baik tentu berpengaruh pada penyusunan
portofolio investasi yang seimbang antara investasi janka pendek dan
jangka panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan pertimbangan dalam
memilih investasi jangka pendek dengan tujuan agar pihak investor bisa
memaksimalkan keuntungan yang didapat dan meminimalisir kerugian
maupun resiko yang menyertainya. Pertimbangan tersebut meliputi
pengembalian imbal hasil/return lebih cepat sehingga lebih memilih
investasi jangka pendek agar return berupa pokok investasi dan
bunganya bisa lebih cepat didapatkan; dan memenuhi kebutuhan jangka
pendek yang sifatnya mendadak.

25
4. Wahana untuk investasi jangka pendek di Indonesia dikenal dengan
nama : tabungan, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Di mana
masing-masing wahana investasi jangka pendek tersebut memiliki sifat-
sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
5. Program pensiun merupakan program yang menjanjikan pembayaran
sejumlah uang secara berkala setelah peserta berhenti bekerja karena
telah mencapai usia pensiun. Dalam hal ini tidak ada ketentuan umur
berapa seseorang harus pensiun dan mereka memiliki berbagai alasan
misalnya mereka sudah bosan, sudah lelah, tidak kuat ataupun ingin
fokus dengan hobi atau keluarga. Namun bagi karyawan, istilah pensiun
umumnya diartikan sebagai berhenti bekerja karena sesuai telah
mencapai usia tertentu tergantung dengan aturan di institusi atau tempat
kerjanya masing-masing dan jenis keahliannya. Program pensiun ada
dua yaitu yang bersifat wajib dan yang bersifat sukarela.
B. Saran
Dari latar belakang masalah di atas, makalah dengan judul “Investasi
Jangka Pendek dan Pensiun“ diharapkan bisa menjadi bahan literatur
sehingga pembaca makalah ini dapat dengan mudah memahami konsep
tentang “Investasi angka Pendek dan Pensiun.” Juga sekiranya berkenan
memberikan kritik serta saran yang sehat dan bersifat membangun demi
kemajuan penulisan makalah ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

Satria, Ilham. 2016. Modul Akuntansi Keuangan 2.


Hutajulu, Dessy. 2015. Manajemen Investasi. Manajemen Investasi, No. 1.
Segara, Tirta dan Mohammad Nasir. Buku 6 – Program Pensiun Seri Literasi
Keuangan. Jakarta.
Ripath, Singgih dan Evi Subardi. “Peluang dan Kendala Investasi Dana Pensiun di
Pasar Mmodal : Suatu Analisis Makro terhadap Investasi Reksa Dana.”
Jurnal Keuangan dan Moneter. Volume 5, Nomor 1.
Novita, Yeni. 2018. “Analisis Investasi Jangka Pendek Untuk Meningkatkan Laba
Bersih Pada Bank Rakyat Indonesia Tbk.” Simki-Economic. Vol. 02, No.
01.

27

Anda mungkin juga menyukai