2. Ambarwati (126407212035)
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta kelancaran
dalam penyusunan makalah Ekonomi Industri. Sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Muamalah yang
dibimbing oleh Bapak Sukron Ma’mun, M.Pd.I. Kami ucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor UIN Tulungagung yang telah
memberikankesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di UIN
Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Tulungagung.
3. Bapak Sukron Ma’mun, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas dan pengarahan kepada kami.
4. Semua teman - teman Parsya 1-A
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang
akan datang.
Akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesainya tugas
makalah ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca maupun penulis, Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUA
N
Obligasi syariah atau sukuk adalah surat berharga sebagai instrumen investasi
yang diterbitkan atas dasar suatu transaksi atau kas syariah yang melandasinya
(underlying transaction), yang berupa akad musyarakah, ijarah, mudharabah, dan
lain sebagainya. Sukuk yang saat ini banyak diterbitkan adalah berdasar akad ijarah
atau sewa, dimana hasil investasi berasal dan dikaitkan dengan
arus pembayaran sewa aset tersebut. Sukuk juga dapat diterbitkan berdasar akad
syariah lain.
1
BAB II
PEMBAHASA
N
1
Dewan Syariah Nasional MUI,Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (Jakarta: PT Intermasa, 2003),
hlm. 272.
3) Municipal bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah.
2
Veithzal Rivai, dkk., Bank and Financial Institution Management (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007),
hlm. 972-979
3
6) Perpetual bonds, yaitu obligasi yang tidak memiliki waktu jatuh tempo, tidak dapat
ditebus serta mempunyai kewajiban membayar pendapatan bunga tetap (annuaty bond).
3
Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen
Portofolio Syariah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 16
d. Sukuk Salam
Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga dimuka, yang dibuat untuk
barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan menjual komoditas yang
diurus sebelum menerimanya. Untuk itu, penerima tidak boleh menjual kembali komoditas
salam sebelum menerimanya, akan tetapi ia boleh menjual kembali komoditas tersebut dengan
kontrak yang lain yang paralel dengan kontrak pertama. Dalam kasus ini, kontrak pertama dan
kedua harus independen satu sama lain. Spesifikasi dari barang dan jadwal pengiriman dari kedua
kontrak harus sesuai satu sama lain, tetapi kedua kontrak dapat dilakukan secara independen
e. Sukuk Istina’
Sukuk istisna’ yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
istisna’ di mana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek
atau barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barang atau proyek
ditentukan lebih dahulu berdasarkan kesepakatan. Adapun harga, waktu penyerahan, dan
spesifikasi barang/proyek ditentukan lebih dahulu berdasarkan kesepakatan. Istisna’
adalah perjanjian kontrak untuk barang-barang industri yang memperbolehkan
pembayaran tunai dan pengiriman di masa depan atau pembayaran di masa depan dan
pengiriman di masa depan dari barang-barang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu.
Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan fasilitas pembiayaan pembangunan pabrik,
jembatan, dan sebagainya
f. Sukuk Ijarab
Sukuk Ijarah yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah di mana
satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak
manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang
disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sukuk ijarah
adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan aset yang keberadaannya jelas dan
diketahui, yang melekat pada suatu kontrak sewa beli (lease), dimana pembayaran
return pada pemegang sukuk.4
4 Husein Syahatah, dkk., Bursa Efek: Tuntunan Islam dalam Bertransaksi di Pasar Modal (Jakarta:
Pustaka Progresif, 2004), hlm. 22.
2.6 Obigasi Dan Sukuk Dalam Prespektif Islam
5 Sapto Rahardjo,Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003, hal 142.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor
dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor/pemegang obligasi tersebut telah
meminjamkan uang kepada perusahaan sedangkan Sukuk merupakan efek syariah
berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang
tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas; aset berwujud tertentu, manfaat
atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada, jasa yang sudah
ada maupun yang akan ada, aset proyek tertentu atau kegiatan investasi yang telah
ditentukan. Terdapat beberapa karakteristik mengenai obligasi syariah (sukuk),
karakteristik tersebut adalah Aset Sukuk (Ushul al-Shukuk) yang digunakan sebagai
dasar penerbitan Sukuk harus sesuai dengan prinsip syariah. Aset Sukuk (Ushul al-
Shukuk) merupakan milik pemegang Sukuk (Sukuk holder).
B. SARAN
3. Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 16.
Dipublis http://asy-syirah.uin-suka.com.
Diakses 3 September 2021
4. Syahatah, Husein dkk., Bursa Efek: Tuntunan Islam dalam Bertransaksi di Pasar Modal
(Jakarta: Pustaka Progresif, 2004), hlm. 22. Dipublis http://asy-syirah.uin-suka.com.
Diakses 3 September 2021