DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
NURUL INSANI SUCIANTI
MASYITA ARTIALISYA
NURALIFKA MASKUR
RESKI AMALIA
HASNIATI
NIMRAH
2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dari hidayah-Nyah sehinggah penyusun dapat menyelesaikan
makalah tentang OBLIGASI. Tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada bapak /ibu dosen pengampu mata kuliah. Sedikit banyak penyusun
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak- pihak yang
menggunakan makalah ini untuk di gunakan sebagai panduan kerja atau aspek-
aspek lain yang berhubungan dengan makalah ini,Namun”Tiada Gading yang tak
Retak’’, penyusun menyadari bahwa penulis makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf dan
dengan rendah hati bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG.................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................2
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................2
A. KESIMPULAN ..........................................................................19
B. SARAN ......................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
iv
kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh investor. Peringkat obligasi
menyatakan skala risiko atau tingkat keamanan suatu obligasi yang diterbitkan.
Peringkat obligasi merupakan sarana pengawasan aktivitas manajemen (Foster,
1986:501). Lebih lanjut, Raharja dan Sari (2008) mengungkapkan bahwa
peringkat obligasi ini penting karena peringkat tersebut memberikan pernyataan
yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang
suatu perusahaan. Proses pemeringkatan berguna untuk menilai kinerja
perusahaan dari berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan keuangan perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definis Obligasi ?
2. Jelaskan apa itu Obligasi seri dan Termin ?
3. Jelaskan Macam macam Obligasi ?
4. Jelaskan nilai obligasi, likuiditas obligasi, dan hasil obligasi ?
5. Jelaskan Risiko obligasi, teoremma obligasi dan durasi obligasi ?
6. Jelaska Harga obligasi dari perubahan suku bunga ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Definisi Oblogasi.
2. Untuk mengetahui obligasi seri dan termin.
3. Untuk mengetahui macam macam obligasi.
4. Untuk mengetahui Pasar modal, nilai obligasi, likuiditas obligasi dan hasil
obligasi.
5. Untuk mengetahui Risiko obligasi, teoremma obligasi dan durasi obligasi.
6. Untuk mengetahui harga obligasi dari perubahan suku bunga.
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk
membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi
pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli
obligasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu investasi Efek berpendapatan
tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang
relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga, dibandingkan dengan
saham.
Obligasi merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dana bagi
perusahaan dan juga merupakan salah satu alternatif bagi pemilik modal untuk
melakukan penempatan dananya. Obligasi merupakan bentuk pengakuan hutang
dari penerbit obligasi (issuer) kepada pemegang obligasi dimana penerbit obligasi
wajib untuk membayar kupon dan nilai pokok (par) obligasi sesuai dengan waktu
yang telah disyaratkan dalam obligasi tersebut. Jangka waktu obligasi ini pada
umumnya lebih panjang dari pinjaman yang diperoleh dari perbankan sehingga
bagi issuer yang mempunyai proyek berjangka panjang, pendanaan melalui
penerbitan obligasi menjadi lebih sesuai. Bagi investor yang menanamkan
dananya pada obligasi tidak perlu harus menunggu sampai suatu obligasi jatuh
tempo, apabila di tengah periode obligasi ingin mencairkan dananya investor bisa
menjual obligasi tersebut kepada investor lain dengan tingkat harga tertentu yang
disepakati. Di sini akan timbul risiko apabila harga jual yang disepakati ternyata
lebih rendah dari harga jualnya setelah ditambah penghasilan dari kupon.
vi
masyarakat mendapatkan keuntungan dari kupon yang telah ditetapkan.
Penerbitan obligasi pemerintah saat ini sudah berkembang pesat sehingga menjadi
alternatif utama penghimpunan dana masyarakat yang ditujukan untuk mendanai
program-program pemerintah. Target investor juga mengalami peningkatan tidak
hanya masyarakat dalam satu negara tetapi telah menjangkau masyarakat
internasional.
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan di
bayar kembali pada saaat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Nilai
utang dari obligasi akan dibayarkan pada saat jatuh temponya dan dinyatakan
dalam surat utangnya. Bunga dari obligasi adalah tetap misalnya 14% setahun dan
sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya tetap, maka
obligasi dikenal juga sebagai Sekuritas Pendapatan Tetap[1].
a. Obligasi Pemerintah
vii
sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman dibandingkan dengan obligasi
perusahaan. Surat utang pemerintah ini disebut dengan SUN (Surat Utang
Negara).
b. Municipal Bond
viii
Municipal Bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah,
misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah daerah biasanya
mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan
raya, perumahan rakyat, rumah sakit umum, universitas dan lainnya.
c. Obligasi perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang di
keluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan di bayarkan kembali
pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah
ditentukan di kontrak utangnya. Obligasi perusahaan biasanya dilindungi
dengan bond indenture, yaitu janji perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi
semua ketentuan yang dituliskan kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee).
Trustee ini biasanya adalah suatu bank atau perusahaan trust yang akan bertindak
mewakili pemegang obligasi.
Nilai obligasi dapat berupa nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
Jogiyanto (2014, 189) menjelaskan bahwa nilai maturiti (maturity value) atau
disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar
pada saat obligasi jatuh tempo Nilai maturiti ini juga mewakili nilai nominal atau
nilai par (par value) atau nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh
tempo biasanya sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1,000 atau
misalnya Rp I juta.
Nilai pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar di
pasar modal pada saat tertentu. Misalnya adalah kutipan nilai-nilai, pasar beberapa
obligasi yang tercatat di New York Stock Exchange di surat kabar The Wall Street
Journal.
ix
Tabel 1.3 Kutipan Nilai-nilai Pasar Obligasi
Hasil
Nilai Perubahan
Obligasi Sekaran Volume
Tutup Bersih
g
Amoco
9.2s04
a. Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tampak di tabel di atas.
Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan American Telephone & Telegraph
(AT&T) dengan membayarkan kupon sebesar 8,80% setahunnya dan dibayar
setengah tahunan (diberi kode “s” yang berarti (semiannually) dan jatuh tempo
pada tahun 2005.
b. Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%. Hasil
sekarang (current yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi dengan harga
pasarnya, yaitu sebesar $88.00/$927.50 atau sebesar 9.5%.
x
c. Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak 260
volume obligasi.
d. Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah sebesar
$927.50.
e. Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai
penutupan hari sebelumnya.
Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value) atau
nilai sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya dari
suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin dihitung dengan tepat, hanya dapat
diperkirakan. Menurut Jogiyanto (2014, 190) nilai intrinsik suatu obligasi pada
saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut ini.
Notasi :
Untuk nilai kupon yang konstan, yaitu K1 = K2 = … =Kn =K, maka rumus diatas
dapat dituliskan sebagai berikut :
Notasi :
xi
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
K = nilai kupon tetap yaitu tingkat suku bunga kupon dilakikan dengan
nilai par obligasi.
NO* =
Notasi :
C. LIKUIDITAS OBLIGASI
Likuiditas (liquidity) atau disebut juga dengan marketability dari suatu obligasi
menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus
mengorbankan harga obligasinya. Salah satu pengukuran dari likuiditas obligasi
adalah rentang permintaan penawaran (bid-ask spread) yang menunjukkan
perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan penawaran
terendah dealer mau membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan
xii
cenderung mempunyai bid-ask spread yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang tidak aktif diperdagangkan.
D. HASIL OBLIGASI
Hasil sekarang (current yield) diukur dengan nilai kupon setahun dibagi dengan
nilai pasar obligasi saat ini.
Contoh:
Obligasi Astra Graphia I dengan kode ASGR01XXBFTW yang jatuh tempo pada
tanggal 27 Oktober 2008, membayar kupon sebesar 13,375% pada hari ini dijual
dengan harga 89,25 poin.
Penyelesaian:
Hasil sekarang =
NO =
Hasil sampai sekarang (yield to maturity) adalah tingkat return dari obligasi yang
dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpa sampai jatuh tempo. YTM dapat
dinyatakan dalam rumus:
Notasi:
xiii
NJTn : nilai jatuh tempo obligasi
Contoh:
Seorang investor membeli obligasi 5 tahun pada tahun 2001 dengan niali pasar
990npoin (Rp. 990.000,-/lbr). Obligasi ini membayar buna variabek (floating
rate) yaitu sebesar 4% (Rp. 40.000,-) pada tahun 2002, 4,5% (Rp. 45.000,-) pada
tahun 2003, 5% (Rp. 50.000,-) pada tahun 2004 dan 5,5% (Rp. 55.000,-) pada
tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada tahun 2005. Berapa nilai dari YTM?
Penyelesaian:
Nilai YTM dapat dihitung dengan cara trial and error dengan menggunakan Excel
dengan menggunakan fungsi IRR (A3:E3) di sel B5 sebagai berikut:
NO =
Notasi:
Contoh:
Suatu obligasi berumur 5 tahun (10 periode pembayaran) dengan kupon sebesar
7% per tahun, di bayar setengah tahunan (Rp. 35.000 per setengah tahunnya).
Nilai jatuh tempo obligasi adalah Rp. 1.000.000,-. Misalnya obligasi ini sekarang
xiv
dijual dengan premium sebesar Rp. 1.055.000,-. Nilai yioeld to maturity dapat
dihitung dengan rumus diatas:
NO =
Rp. 1.055.000,- =
= Rp. 1.134.405,-
Rp. 1.134.405
Rp. 1.055.000
Rp. 1.000.000
2% 2,886% 3,5%
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari sekarang
sampai dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Perbedaaan antara YTC dengan
YTM adalah jika YTM waktu obligasinya mulai dari sekarang sampai jatuh
tempo tetapi jika YTC waktu obligasinya adalah dari sekarang sampai
kemungkinan ditarik.
xv
E. RISIKO OBLIGASI, TEOREMMA OBLIGASI DAN DURASI
OBLIGASI
1. RISIKO OBLIGASI
1. Risiko Likuiditas Risiko pertama dan yang paling sering ditemui dalam obligasi
adalah risiko likuiditas. Risiko ini sendiri bisa terjadi dikarenakan obligasi
biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk dijual kembali di pasar sekunder
dalam waktu singkat. Selain itu, pada saat berinvestasi di instrumen obligasi dana
investasi investor akan ditahan dalam tempo waktu tertentu yang cukup lama (2-5
tahun). Jika investor ingin menjual kembali obligasi tersebut sebelum jatuh tempo,
maka investor berpotensi mengalami kerugian.
2. Risiko Gagal Bayar Risiko obligasi selanjutnya adalah risiko gagal bayar yang
terjadi pada obligasi korporasi. Hal ini bisa terjadi dikarenakan terdapat
kemungkinan terjadinya gagal bayar dari perusahaan penerbit obligasi. Risiko ini
terjadi saat perusahaan gagal dalam membayarkan kupon dan pokok utang pada
jangka waktu yang telah disepakati, risiko ini juga umum disebut dengan risiko
xvi
default. Namun risiko obligasi ini tidak akan terjadi dengan obligasi pemerintah.
Hal ini dikarenakan obligasi ini dijamin telah oleh pemerintah melalui peraturan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2022. Peraturan tersebut menyatakan bahwa
negara akan menjamin pembayaran pokok dan kupon obligasi sampai dengan
jatuh tempo melalui dana yang berasal dari APBN.
3. Risiko Suku Bunga Risiko obligasi berikutnya yaitu risiko suku bunga yang
biasanya ditentukan oleh kondisi ekonomi negara yang sedang dihadapi. Sebagai
contoh, jika BI Rate turun maka tingkat kupon akan bertambah, begitupun
sebaliknya. BI Rate sendiri adalah kebijakan suku bunga yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia setiap bulannya, sebagai representasi kondisi perekonomian
negara.
4. Risiko Pasar Risiko berikutnya yaitu risiko pasar yang berkaitan erat dengan
capital loss. Ini merupakan kerugian akibat faktor tertentu yang mempengaruhi
pasar keuangan, seperti perubahan suku bunga, serta perubahan kondisi ekonomi
dan politik yang tidak stabil. Capital loss juga dapat terjadi saat investor menjual
kembali obligasi kepada investor lainnya di pasar sekunder sebelum jatuh tempo
dengan harga jual lebih rendah daripada harga beli sebelum. Hal ini justru
merugikan karena nilai obligasi yang dimiliki investor jadi lebih rendah. Oleh
karena itu, investor harus lebih berhati-hati jika ingin berinvestasi dengan
obligasi. Selain itu, investor juga perlu memastikan bahwa ia benar-benar
mengetahui bagaimana kondisi pasar saat melakukan transaksi.
6. Risiko Maturitas Risiko maturitas merupakan risiko obligasi yang bisa terjadi
baik pada obligasi korporasi maupun obligasi yang diterbitkan negara meskipun
kecil kemungkinannya. Risiko obligasi ini sendiri berkaitan dengan masa jatuh
xvii
tempo. Umumnya, semakin lama masa jatuh tempo sebuah obligasi, maka akan
semakin besar tingkat ketidakpastiannya, sehingga tinggi risiko maturitasnya.
7. Risiko Reinvestasi Risiko obligasi berikutnya yaitu risiko reinvestas yang dapat
terjadi jika seorang investor tidak akan menanamkan modalnya kembali pada
tingkat pengembalian dana yang sebanding. Umumnya, risiko reinvestasi akan
terjadi saat tingkat permintaan di pasar lebih rendah daripada nilai kupon obligasi.
Berikut contoh perumpamaannya. Misalnya, tingkat kupon obligasi senilai
Rp1.000.000 adalah 8%, sedangkan permintaan di pasar mencapai 4%. Kemudian,
investor memperoleh kupon sebanyak Rp80.000 yang diperoleh dari tingkat pasar,
apabila ingin menginvestasikan kembali hanya berlaku sebesar 4%, bukan pada
nilai di awal yaitu 8%. Itulah yang disebut risiko reinvestasi.
8. Risiko Inflasi atau Daya Beli Terakhir, ada risiko obligasi daya beli yang
berpengaruh terhadap tingkat inflasi suatu negara. Oleh karena itu, apabila proses
inflasi naik, maka daya beli obligasi (interest rate) akan menurun, begitu pula
sebaliknya. Selain itu, apabila jumlah pendapatan yang sama justru akan
menurunkan permintaan di pasar keuangan. Contoh risiko obligasi inflasi yaitu,
saat tingkat inflasi pada suatu negara mencapai 4%, sehingga apabila
pengembalian dana sebesar Rp 10.000.000, jumlah investasi obligasi yang didapat
senilai Rp 9.600.000.
2. TEOREMMA OBLIGASI
Teorema 1:
Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar (market yield).
Dengan meningkatnya suku bunga, maka tabungan aan semakin menarik karena
memberikan bunga tabungan yang meningkat. Di sisi investor yang akan menjual
obligasinya dan akan mengalihkan hasilnya ke tabungan dengan bunga yang
tinggi, sehingga harga obligasi akan menurun.
Teorema 2:
xviii
Dengan maturity konstan, penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi
dengan basis presentasi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga
yang sama besarnya yang akan menurunkan harga obligasi.
Teorema 3:
xix
Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, besarnya perubahan harga
obligasi akan berhubungan positif dengan waktu maturity, yaitu semakin lama
maturitinya, semakin besar perubahan harga obligasinya.
Teorema 4:
Perubahan harga yang terjadi akibat hubungan antara maturity obligasi dan
volatilitas harganya akan semakin besar dengan tingkat menurun (increase at a
dimising rate) sejalan dengan meningkatnya maturity.
Teorema 5:
Presentasi perubahan harga obligasi akibat dari perubahan suku bungan akan lebih
kecil jika tingkat kupon lebih tinggi. Jogiyanto (2014,212)
2. DURASI OBLIGASI
Durasi (duration) didefinisikan sebagai pengukur dari umur hidup ekonomis dari
suatu obligasi dengan mempertimbangkan semua bentuk dan besarnya aliran kas
keseluruhan dari obligasi sampai jatuh temponya.
Konsep dari durasi pertama kali diperkenalkam oeh Macaulay pada tahun 1983.
Rumus untuk menghitung durasi menurut Macaulay adalah sebagai berikut:
D=
Notasi:
D = durasi Macaulay
n = lama maturity
xx
Tabel 1.5 Perhitungan Durasi Obligasi
xxi
= 7,52
Harga obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan suku bunga. Ketika
suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, dan sebaliknya. Ini karena
obligasi yang ada akan kurang menarik dibandingkan obligasi baru yang
menawarkan suku bunga yang lebih tinggi.
Perubahan suku bunga juga mempengaruhi nilai kupon obligasi. Jika suku bunga
naik, nilai kupon tetap obligasi yang ada menjadi kurang menarik, sehingga harga
obligasi turun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, nilai kupon tetap obligasi yang
ada menjadi lebih menarik, sehingga harga obligasi naik.
Nilai obligasi setiap saat ini dapat dihitung dengan mengestimasi perubahan harga
obligasi dari harga sebelumnya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Notasi:
xxii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
xxiii
Diwajibkan penerbit obligasi untuk membayar kupon dan nilai pokok (par)
obligasi sesuai waktu yang telah diisyaratkan dalam obligasi tersebut.
xxiv
DAFTAR PUSTAKA
https://dedisuselopress.blogspot.com/2015/11/obligasi-dan-penilaian-
obligasi.html Diakses pada 21 April 2024
https://katadata.co.id/ekonopedia/istilah-ekonomi/651fb043b0af8/8-risiko-
obligasi-yang-perlu-dipertimbangkan-sebelum-berinvestasi?page=2 Diakses pada
21 April 2024
xxv