Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

OBLIGASI SYARIAH (SUKUK)


Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pasar Modal

Dosen Pengampu: Lutvi Alamsyah S.E, M.M


Disusun oleh:
Andi Azhari 20201700231004
Lineke Regita Cahyani 20201700231021
Shalsadila 20201700231034
Sumira Husein 20201700231037
Yunita Kusmanningruma 20201700231040

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT KH. ABDUL CHALIM
PACET MOJOKERTO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca
dalam proses pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih begitu banyak kekurangan
baik dalam segi isi maupun bentuknnya. Maka dari itu, kami segenap penulis akan
merasa senang jika ada diantara pembaca yang berkenan memberikan kritik maupun
saran sehinggs kedepannya kami dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi.
Dalam menyelesaikan tulisan ini, kami juga dengan sepenuh hati mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada anggota kelompok yang telah meluangkan
waktu, pikiran, dan usaha hingga tulisan ini selesai.
Akhir kata, kami berharap semoga Allah memberikan balasan yang setimpal
kepada semua orang yang telah berkontribusi dalam pembuatan Pasar Modal ini, dan
juga kepada para pencari ilmu yang sempat membaca tulisan ini. Aamiin Ya Rabbal
‘Alamin.

Mojokerto, 22 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Obligasi Syariah (SUKUK) ............................................... 3
B. Alasan Obligasi Di Terbitkan............................................................... 4
C. Jenis-Jenis Obligasi .............................................................................. 6
D. Prosedur Penerbitan Obligasi ............................................................... 7
E. Prosedur Perdagangan Obligasi dan Penentukan Nilai Pasar ............. 9

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan .......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obligasi syariah atau sukuk adalah surat berharga sebagai instrumen
investasi yang diterbitkan atas dasar suatu transaksi atakah syariah yang
melandasinya (underlying transaction), yang berupa akad musyarakah, ijarah,
mudharabah, dan lain sebagainya. sukuk yang saat ini banyak diterbitkan adalah
berdasarkan akad ijarah atau sewa, dimana hasil investasi berasal dan dikaitkan
dengan arus pembayaran sewa asset tersebut. sukuk juga dapat diterbitkan berdasar
akad syariah lain.
Penerbitan sukuk dilaukan oleh perusahaan yang membutuhkaan dana.
perusahaan menerbitkan sukuk untuk memenuhi kebutuhan keungan dalam jangka
pendek maupun jangka panjang serta untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Akad
yang biasa digunakan oleh perusahaan dalam menerbitkan sukuk korporasi antara
lain akad ijarah, mudharabah, murabahah, musyarkah, istishna, dan salam.
Dalam perkembangannya, sukuk yang pertama terbit di Indonesia adalah
sukuk korporasi yang diterbitkan oleh PT. Indosat Tbk dengan menggunakan akad
mudharabah pada tahun 2002 dengan nilai Rp 175 miliar. Selanjutnya terbit sukuk
korporasi-korporasi yang lain. penerbitan sukuk korporasi di Indonesia setiap
tahunnya semakin berkembang pesat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obligasi syariah ?
2. Apa alasan obligasi diterbitkan?
3. Apa saja jenis-jenis obligasi syariah?
4. Bagaimana proses penerbitan obligasi?
5. Seperti apa prosedur perdagangan obligasi dan penukaran nilai pasar?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian obligasi syariah.
2. Memahami alasan obligasi diterbitkan.
3. Mengetahui jenis-jenis obligasi syariah.
4. Memahami proses penerbitan obligasi.
5. Memahami prosedur perdagangan obligasi dan penukaran nilai pasar.

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pengertian Obligasi
Kata obligasi berasal dari Bahasa belanda, yaitu “obligate” yang dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan obligasi yang artinya kontrak jangka panjang.
Menurut keputusan RI Nomor 775/KMK 001/1982 obligasi merupakan Jenis Efek
berupa surat pengakuan hutang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk
tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan
imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih
dahulu oleh Emiten atau badan pelaksana pasar modal.1
Obligasi saat ini popular sebagai salah satu pilihan investasi yang banyak
diminati oleh para investor, karena disebutkan bahwa obligasi memiliki
pendapatan yang bersifat tetap. Obligasi dianggap sabagai salah satu modal hutang
yang diperdagangkan sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan yakni dengan
melakukan pembelian untuk mendapatkan tingkat suku bunga (kupon).
Sama halnya dengan catatan hutang, obligasi merupakan catatan hutang
yang termasuk dalam efek. Sehingga catatan utang ini dapat diperjual belikan di
bursa. Namun pada awalnya surat hutang ini (obligasi) telah mendapatkan
pertambahan nilai dalam kontrak awalnya. Sehingga walaupun tidak
diperdagangkan dalam bursa efek, sebenarnya obligasi telah mendapat untung
diakhir tanggal jatuh tempo maupun setiap tahunnya sesuai dengan
perjanjiandiawal.2
Dalam investasi obligasi tidak sepenuhnya akan selalu memperoleh
keuntungan, namun juga masih ada peluang untuk mendapat kerugian. Resiko

1
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah (dalam persfektik kewenangan peradilan agama, (Jakarta:
Kencana prenada media grup, 2012), hal. 325
2
Prututor pendidikan investasi dua bulanan.2010 diunduh dari prudential.co.id diakses pada 23 Oktober
2022

3
kerugian yang terdapat pada obligasi yaitu gagal bayar (default risk). Menurut
Kartika dan Bandi Obligasi memiliki resiko gagal bayar (default risk) ketika
emiten gagal memenuhi kewajiban pembayaran kupon atau bunga obligasi yang
sudah jatuh tempo.
Pada era bisnis saat ini juga dikenal istilah obligasi syariah. Berdasarkan
Fatwa Dewan Syariah (DSN) Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 menjelaskan
yangdimaksud dengan obligasi syariah adalah sebuah surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.3 Menurut Heru Sudarsono, obligasi
syariah bukan merupakan utang berbunga tetapi lebih kepada penyertaan dana
yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.

B. Alasan Obligasi di Terbitkan


Penerbitan obligasi disebabkan karena perusahaan memerlukan tambahan
dana dalam memngembangkan usahanya. Perusahaan mempunyai kewajiban
membayar imbal hasil dari obligasi yaitu kupon bunga yang dibayar secara berkala
kepada investor. Jumlah kupon bunga telah ditentukan berpa persen dari pokok
investasi. Tingkat suku bunga obligasi relatif aman karena mempunyai nominal
yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan bunga deposito tetapi lebih rendah
dibandingkan suku bunga pinjaman bank. Pembayaran kupon bunga dilakukan
antara per triwulan, per semester atau per tahun, sedangkan pembayaran pokok
investasi dilakukan saat obligasi jatuh tempo.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai hak
dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya, namun
menemui keterbatasan dalam sumber pendanaan. Sebagian besar daerah kabupaten

3
Ibid, Abdul Manan, hal. 332

4
dan kota sangat bergantung pada dana perimbangan yang diberikan pemerintah
pusat, baik itu Dana Bagi Hasil, DAU dan DAK. Sumber pemasukan lainnya yakni
berasal dari Pendapatan Asli Daerah yang juga terbatas.
Hal ini dikarenakan ketiga sumber pendanaan tersebutbanyak tersedap
pada belanja rutin, dengan kondisi keuangan tersebut tentunya sulit bagi
pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai proyek pembangunan karena
keterbatassan anggaran. Oleh sebab itu berbagai terobosan harus dilakukan oleh
pemerintah daerah dalam upaya mencari sumber-sumber pembiayaan
pembangunan demi tercapainya kesuksesan pelaksanaan otonomi daerah.
Adanya Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 yang menggantikan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan sebuah peluang kepada
pemerintah daerah untuk menggali dana (Fund Raising) dalam rangka
pembangunan pembangunan dan pengembangan daerah melalui penerbitan
obligasi daerah seperti yang dituangkan dalam pasal 57 Undang-Undang tersebut
yang lebih rinci mengatur obligasi daerah sebagai salah satu sumber pembiayaan
daerah.
Obligasi daerah sebagai sumber dana, sudah lama dijadikan wacana dan
bahan pembicaraan, naik di forum-forum formal baik di daerah maupun di pusat.
Jika penerbitan obligasi dapat direalisasikan, maka dalam struktur APBD obligasi
daerah merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan dan tentunya dapat
pula menjadi dukungan keuangan bagi pemerintah daerah. Secara resmi
pemerintah daerah sudah dapat mempersiapkan penerbitan dan penjualan obligasi
daerah ke masyarakat sejak ditetapkannya ketentuan itu dalam rapat paripurna
DPR yang mengesahkan amandemen pasal 51 UU Nomor 25 tahun 1999.

5
Walaupun peraturan pemerintah yang mengatur tentang mekanisme penerbitan
dan penjualanobligasi daerah baru diterbitkan pada tahun 20064.

C. Jenis-Jenis Obligasi Syariah


Ada berbagai jenis obligasi berdasarkan asal usul penerbitnya. Seperti,
obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi ritel.5
1. Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang
diterbitkan oleh Pemerintah RI. Pemerintah menerbitkan obligasi dengan
kupon tetap (seri FR- Fixed Rate), obligasi dengan kupon variable (seri VR –
Variable Rate) dan obligasi dengan prinsip syariah/ Sukuk Negara.
2. Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh
Korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Sama seperti
obligasi pemerintah, obligasi korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon
tetap, obligasi dengan kupon variabel dan obligasi dengan prinsip syariah. Ada
Obligasi Korporasi yang telah diperingkat atau ada yang tidak diperingkat.
3. Obligasi Ritel, yang diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu
atau perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Sedangkan obligasi syariah berdaasarkan jenis akadnya terdiri dari empat
jenis, yaitu:6
1. Sukuk Ijarah, yaitu obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
atau akad ijarah. Dimana satu pihak menyewakan hak manfaat suatu aset
kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati.
2. Sukuk Mudharabah, yaitu sukuk yang dilaksanakan berdasarkan akad
mudharabah. Dimana satu pihak menyediakan modal dan pihak lain

4
Dewi Okta dan David Kaluge. Analisis peluang penerbitan Obligasi Daerah sebagai alternatif
pembiayaan Daerah,journal of indonesian applied, vol 5 No. 2 Oktober 2011. Hal 157
5
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/364, diakses pada 22 oktober 2022
6
Wiwin kurniasari, Perkembangan dan Prospek Sukuk Tinjauan Teoritis, Jurnal Muqtasid, vol. 5, No.
1, juni 2014

6
menyediakan tenaga. Keuntungan dari kerjasama itu akan dibagi sesuai nisbah
yang disepakati.
3. Sukuk Musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad
musyarakah. Dimana dua orang atau lebih bekerjasama menggabungkan
modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan usaha yang
sudahada, atau membiayai sebuah usaha.
4. Sukuk Ishtisna, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
istishna. Dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan
suatu proyek atau barang.

D. Prosedur Penerbitan Obligasi


Penerbitan Obligasi Syariah mengacu pada peraturan perundangan, yaitu
Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Ketentuan yang terdapat
pada Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal sebagaimana
dinyatakan dalam peraturan Bapepam No.IX.A.13 adalah sebagai berikut7:
1. Selama tidak diatur dalam peraturan ini, emiten yang melakukan penawaran
umum sukuk wajib :
a. Mengikuti ketentuan peraturan No.IX.A.1 tentang ketentuan umum
pengajuan pernyataan pendaftaran serta ketentuan tentang penawaran umum
yang terkait lainnya.
b. Menyampaikan kepada bapepam dan LK hasil pemeringkatan dan perjanjian
perwaliamanatan sukuk serta akad syariah yang terkait dengan penerbitan
sukuk yang dimaksud.
c. Menyampaikan kepada Bapepam dan Lk pernyataan bahwa kegiatan usaha
yang mendasari penerbitan sukuk tidak bertentangan dengan ketentuan
angka 2 huruf a peraturan ini dan menjamin bahwa selama priode sukuk

7
Rukhul Amin, Obligasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah, Vol.5 No.2, 2020, Hal.238

7
kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak akan bertentangan
dengan ketentuan angka 2 huruf a peraturan ini
d. Penyampaikan pernyataan dari wali amanat sukuk bahwa wali amanat sukuk
mempunyai penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan perwaliamanatan
yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah di pasar modal, dan
e. Mengungkapkan informasi dalam prospectus yang sekurang-kurangnya
meliputi:
1) Kegiatan usaha yang mendasari penerbiitan sukuk tidak bertentangan
dengan ketentuan angka 2 huruf a peraturan ini, dan emiten menjamin
bahwa selama periode sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan
sukuk tidak akan bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a
peraturan ini
2) Wali amanat sukuk mempunyai penanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal
3) Jenis akad syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam
penerbitan sukuk
4) Ringkasan akad syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang
dilakukan oleh para pihak
5) Sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran bagi
hasil, margin atau fee
6) Besar nisbah pembayaran bagi hasil,margin dan fee.
7) Rencana jadwal dan tata cara pembagian atau pembayaran, bagi hasil,
margin dan fee, dan
8) Kesanggupan emiten untuk mengungkapkan kepada masyarakat hasil
pemeringkatan sukuk setiap tahun samapi dengan berakhirnya sukuk
2. Sukuk selanjutnya dapat diperdagangkan di pasar skunder apabila telah
terpenuhi hal-hal sebagai berikut:

8
a Seluruh dana hasil penwaran umum sukuk telah diterima oleh emiten
b Fan yang diterima bisa langsung digunakan sesuai dengan tujuan
penerbitan sukuk.

E. Prosedur Perdagangan Obligasi dan Penentuan Nilai Pasar


Undang-undang menjamin kekuasaan perusahaan untuk menerbitkan
obligasi. Dalam perusahaan, diperlukan persetujuan baik dari pemegang saham
maupun dewan direksi. Dalam otorisasi penerbitan obligasi, dewan direksi harus
menetapkan jumlah obligasi yang akan diotorisasi, total nilai nominal, dan suku
bunga kontrak. Total obligasi yang diotorisasi sering kali melebihi jumlah obligasi
pada saat pertama kali diterbitkan. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas di masa depan.8
Nilai nominal (face value) merupakan jumlah pokok yang harus dibayar
oleh pihak yang menerbitkan obligasi pada tanggal jatuh tempo. Suku bunga
kontrak(contractual interest rate), sering kali disebut sebagai suku bunga yang
dinyatakan(stated rate), merupakan suku bunga yang digunakan untuk
menentukan jumlah bunga tunai yang harus peminjam bayar dan investor terima.
Biasanya suku bunga kontrak ditetapkan sebagai suku bunga tahunan. Bunga
umumnya dibayar setiap enam bulan sekali.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi harus menandatangani kontrak,
yang dikenal sebagai bond indenture. Dalam kontrak tersebut dijelaskan hak
pemegang obligasi dan wali amanatnya, serta disebutkan pula kewajiban dari
perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut. Wali amanat (umumnya lembaga
keuangan) menyimpan catatan dari masing-masing pemegang obligasi,
menyimpan obligasi yang belum diterbitkan, dan memegang hak tertentu dari
property yang dijaminkan.

8
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Infestasi pada Pasar Modal Syariah, 2008,
(Jakarta:Kencana), hal 248

9
Setelah bond indenture selesai dibuat, sertifikat obligasi (bond certificates)
dicetak. Bond indenture dan sertifikat merupakan dokumen yang terpisah.
Sertifikat obligasi memberikan informasi sepert: nama penerbit, nilai nominal,
suku bunga kontrak, dan tanggal jatuh tempo. Obligasi pada umumnya dijual
melalui perusahaan investasi yang memang khusus menjual sekuritas.9
1. Perdagangan Obligasi
Obligasi perusahaan, seperti modal saham, diperdagangkan di bursa
efek. Oleh karena itu, pemegang obligasi memiliki peluang untuk mengonversi
(mengubah) kepemilikan mereka menjadi kas kapan pun dengan menjual
obligasinya pada harga pasar saat ini.
Harga jual atau harga beli obligasi tidak selalu sebesar
nominalnya. Besarnya harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi,
semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya.
Misalnya obligasi $ 1.000 dengan harga yang dinyatakan pada 97 berarti
bahwa harga penjualan obligasi adalah 97% dari nilai nominal atau seharga
$970Transaksi yang terjadi antara pemegang saham obligasi dan investor
lainnya tidak dijurnal dalam pembukuan perusahaan yang menerbitkan
obligasi.Pencatatan hanya dilakukan pada saat obligasi diterbitkan atau ditarik
kembali dan pada saat pemegang obligasi mengonversikan obligasi menjadi
saham biasa.
2. Menentukan Nilai Pasar Obligasi
Jika Anda seorang investor yang ingin membeli obligasi, bagaimana
menentukan berapa harga yang harus dibayar? Untuk lebih jelasnya, asumsikan
bahwa PT Merdeka menerbitkan obligasi berbunga nol (tidak ada bunga)
dengan nilai nominal Rp 12.000.000 dan jatung tempo 20 tahun. Untuk obligasi
ini, jumlah yang akan Anda terima adalah dua belas juta rupiah pada 20 tahun
kemudian. Maukah Anda membayar dua belas juta rupiah untuk obligasi ini?

9
Ibid

10
Tentu saja tidak. Dua belas juta rupiah yang diterima 20 tahun dari sekarang
tidak akan sama dengan dua belas juta rupiah yang diterima hari ini. Hal ini
berkaitan dengan konsep nilai waktu dari uang. Jika Anda memiliki
uang sebesar dua belas juta rupiah hari ini kemudian Anda
menginvestasikannya maka Anda akan memperoleh bunga sehingga pada akhir
20 tahun mendatang , Anda akan memiliki lebih dari dua belas juta rupiah.
Dengan kata lain, Anda sebaiknya menentukan berapa banyak yang harus
diinvestasikan hari ini dengan suku bunga yang berlaku untuk mendapatkan dua
belas juta rupiah dalam 20 tahun ke depan. Jumlah tersebut yang harus
diinvestasikan hari ini dengan suku bunga yang berlaku pada periode tertentu
disebut nilai sekarang.Adapun suku bunga pasar adalah suku bunga yang
dikehendaki investor dalam meminjamkan dana.10
3. Akuntansi Untuk Penerbitan Obligasi
Obligasi dapat diterbitkan pada nilai nominal, di bawah nilai nominal
(dengan diskonto atau disagio), atau di atas nilai nominal (dengan premi atau
agio).
a. Penerbitan Obligasi Pada Nilai Nominal
Apabila obligasi diterbitkan pada tanggal pembayaran bunga nilai
nominal maka tidak ada bunga akrual dan premi yang diakui.Ayat
jurnalpun dibuat untuk mencatat hasil kas dan nilai nominal obligasi
tersebut. Contoh:
Jika obligasi berjangka 10 tahun nilai nominal $8.000 sebanyak 100
lembar, Tertanggal 1 januari 2011, dan membayar suku bunga tahunan
sebesar 10% secara setengah tahunan, tanggal 1 januari dan 1 juli.
Diterbitkan pada tanggal 1 Januari pada tanggal nilai nominal.
Ayat jurnalnya adalah:
1 Jan Kas 800.000

10
Ibid

11
Utang Obligasi 800.000
(Mencatat penjualan obligasi pada nilai nominal)
Dalam kasus di atas, bunga yang harus dibayar pada tanggal 1 Juli
yaitu sebesar $40.000 ($800.000 × 10% ×6/12). Maka jurnal yang harus
dibuat yaitu.
1 Juli Beban bunga Obligasi 40.000
Kas 40.000
(Mencatat pembayaran bunga obligasi)
Ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban bunga pada
tanggal 31 Desember adalah:
31 Des Beban bunga Obligasi 40.000
Utang Bunga Obligasi 40.000
(Mengakru bunga obligasi)
Utang bunga obligasi akan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek karena dijadwalkan untuk pembayaran dalam tahun berikutnya.
Dengan jurnal sebagai berikut.
1 jan Utang Bunga Obligasi 40.000
Kas 40.000
b. Diskonto atau Premi pada Obligasi
Dalam contoh sebelumnya, diasumsikan bahwa suku bunga kontrak
(dinyatakan) yang dibayarkan pada obligasi dan suku bungga pasar
(efektif) adalah sama. Suku bunga kontrak (contractual interest
rate) merupakan tingkat yang di aplikasikan kenilai nominal (pari) untuk
menghitung berapa jumlah bunga yang dibayarkan dalam satu tahun.Suku
bunga pasar (market interest rate) merupakan tingkat permintaan.11

11
Ibid

12
Investor untuk meminjamkan dananya pada perusahaan. Pada saat
suku bunga kontrak dan suku bunga pasar sama, obligasi dijual pada nilai
nominal, seperti yang ditunjukkan diatas.
Bagaimanapun, setiap hari suku bunga pasar berubah. Suku bunga
tersebut dipengaruhi oleh jenis obligasi yang diterbitkan, keadaan
ekonomi, kondisi industry saat ini, dan kinerja perusahaan. Suku bunga
pasar dan suku bunga kontrak sering berbeda, sehingga obligasi dapat
dijual di atas atau di bawah nilai nominal.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa investor memiliki satu dari dua
pilihan : (1) membeli obligasi yang memiliki suku bunga kontrak 10%, atau
(2) membeli obligasi yang memiliki suku bunga kontrak 8%. Jika obligasi
memiliki risiko yang sama, investor akan memilih tingkat investasi 10%.
Untuk membuat investasi sama, investor akan meminta suku bunga yang
lebih tinggi dari 8%. Namun investor tidak bisa mengubah suku bunga
kontrak. Apa yang mereka lakukan adalah membayar lebih kecil dari
nilainominal untuk obligasi tersebut. Dengan membayar lebih kecil,
investor dapat memperoleh suku bunga pasar. Dalam kasus ini, obligasi
dijual dengan diskonto.
Dilain pihak, suku bunga pasar mungkin bisa lebih rendah dari suku
bunga kontrak. Dalam hal ini investor akan membayar lebih dibandingkan
nilai nominal untuk obligasi tersebut. Misalkan suku bunga pasar adalah
8% dan suku bunga kontrak adalah 9%, penerbit obligasi
akanmembutuhkan lebih banyak dana dari investor. Dalam kasus
tersebut, obligasi dijual dengan premi. Hubungan antara suku bunga
pasar, suku bunga kontrak, dan harga obligasi ditunjukkan pada gambar di
samping.
c. Penerbitan Obligasi dengan Diskonto
Asumsikan bahwa tanggal 1 januari 2005, candlestick,Inc. menjual
obligasi dengan nilai nominal $100.000, berjangka waktu 5 tahun,

13
berbunga 10%, seharga $92.639 (92,639% dari nilai nominal). Utang
bunga dibayar pada tanggal 1 Juli dan 1 Januari . Jurnal untuk mencatat
penerbitan obligasi tersebut adalah :12

1 Januari Kas 92.639


2005 Diskon Utang Obligasi 7.361
Utang Obligasi 100.000
Meskipun Diskon Utang Obligasi memiliki saldo di debit, akun ini
bukanlah melainkan akun kontra, yaitu pengurang dari utang obligasi di
neraca.
CANDLESTICK, INC.
Neraca (sebagian)
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Obligasi $100.000
Dikurangi : Diskon utang
obligasi 7.361 $92.639

Angka sebesar $92.639 menunjukkan nilai tercatat (atau nilai


baku) dari obligasi. Pada penerbitan jumlahini sama dengan harga pasar.
Penerbitan obligasi di bawah nilai nomina, dengan diskonto,
menyebabkan total biaya peminjaman berbeda dengan bunga obligasiyang
dibayarkan. Hal ini perusahaan penerbittidak harus membayar suku bunga
kontrak selama jangka waktu obligasi, tetapi juga nilainominal(bukan
harga pada saat diterbitkan) pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, selisih
antara harga pada saat obligasi diterbitkan dan nilai nominal obligasi-
diskonto- merupakan tambahan biaya pinjaman. Biaya tambahan tersebut

12
Ibid

14
seharusnya dicatat sebagai beban bunga obligasi sepanjang umur
obligasi.
Total biaya peminjaman $92.639 untuk Candlestick,Inc. adalah:
Penerbitan Obligasi dengan Diskonto
Nilai Pokok pada saat jatuh tempo $100.000
Pembayaran bunga setengah tahunan
($100.000Ð10%Ð1/2)= $5.000; $5.000Ð10) $50.000
Kas yang dibayarkan ke pemegang obligasi $150.000
Kas yang diterima dari pemegang obligasi $ 92.639
Total biaya
peminjaman $57.361

Selama jangka waktu obligasi, tetapi juga nilainominal(bukan harga


pada saat diterbitkan) pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, selisih antara
harga pada saat obligasi diterbitkan dan nilai nominal obligasi-diskonto-
merupakan tambahan biaya pinjaman. Biaya tambahan tersebut seharusnya
dicatat sebagai beban bunga obligasi sepanjang umur obligasi.
Total biaya peminjaman $92.639 untuk Candlestick,Inc. adalah:
Penerbitan Obligasi dengan Diskonto
Nilai Pokok pada saat jatuh tempo $100.000
Pembayaran bunga setengah tahunan
($100.000Ð10%Ð1/2)= $5.000; $5.000Ð10) $50.000
Kas yang dibayarkan ke pemegang obligasi $150.000
Kas yang diterima dari pemegang obligasi $ 92.639
Total biaya
peminjaman $57.361

15
Penerbitan Obligasi dengan Premi
Sebagai contoh,penerbitan obligasi dengan premi, asumsikan bahwa
obligasi yang dicontohkan diatas sebesar $108.111 (108,111% dari nilai
nominal) bukan sebesar $92.639. Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut
adalah :
1 Kas 108.111
Januari Utang Obligasi 100.000
2015 Premi Utang Obligasi 8.111
(mencatat penjualan obligasi dengan premi)

Premi utang obligasi ditambahkan dengan utang obligasi di neraca .


CANDLESTICK, INC.
Neraca (sebagian)
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Obligasi $100.000
Ditambah : Premi Utang
Obligasi 8.111 $108.111

Penjualan obligasi di atas nilai nominal menyebabkan total biaya


peminjamanlebih kecil dari bunga yang dibayarkan pada oligasi
tersebut. Premi obligasi dianggap sebagai pengurang pada total biaya
peminjaman. Ini seharusnya di kredit ke Beban Bunga Obligasisepajang
umur obligasi. Prosedur pencatatannya sebagai berikut.13

13
ibid

16
Penerbitan Obligasi dengan Premi
Nilai Pokok pada saat jatuh tempo $100.000
Pembayaran bunga setengah tahunan
($100.000Ð10%Ð1/2)= $5.000; $5.000Ð10) $50.000
Kas yang dibayarkan ke pemegang obligasi $150.000
Kas yang diterima dari pemegang obligasi $ 108.111
Total biaya peminjaman $41.889

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraiyan diatas dapat kita simpulkan bahwa, obligasi syariah atau
sukuk bunga adalah surat berharga sebagai instrumen investasi yang di terbitkan
atas dasar suatu transaksi ataukah syariah yag melandasinya (underliying
transaction), yang berupa akad musyarokah, ijarah, mudhorobah, dan lain
sebagainya. Kata obligasi berasal dari Bahasa belanda, yaitu “obligate” yang dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan obligasi yang artinya kontrak jangka panjang.
Obligasi saat ini popular sebagai salah satu pilihan investasi yang
banyak diminati oleh banyak investor, karena disebutkan bahwa obligasi memiliki
pendapatan yang bersifat tetap. Dalam investasi obligasi tidak sepenuhnya akan
selalu memperoleh keuntungan, namun juga masih ada peluang untuk mendapat
kerugian. Resiko kerugian yang yang terdapat pada obligasi yaitu gagal bayar
(default risk).
Penerbitan obligasi disebabkan karena perusahaan memerlukan
tambahan biaya dalam mengembangkan usahanya. Perusahaan mempunyai
kewajiban membayar imbal hasil dari obligasi yaitu kupon bunga yang dibayar
secara berkala kepada investor. Jumlah kupon bunga telah ditentukan beberapa
persen dari pokok investasi. Tingkat suku bunga obligasi relatif aman karena
mempunyai nominal yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan bunga deposito
tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan suku bunga pinjaman bank.
Adanya Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 yang menggantikan UU
Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah memberikan sebuah peluang kepada pemerintah daerah untuk
menggali dana (fund Raising) dalam rangka pembangunan pembangunan dan
pengembangan daerah melalui penerbitan obligasi daerah seperti dituangkan dalam
pasal 57 Undang-Undang tersebut yang lebih rinci mengatur obligasi daerah sebagai
salah satu sumber pembiayaan daerah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Rukhul. 2020. Obligasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah, Vol.5 No.2. Hal.238
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/364, diakses pada 22 oktober 2022
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution.2008. Infestasi pada Pasar Modal Syariah.
(Jakarta:Kencana)
Kurniasari, Wiwin .2014. Perkembangan dan Prospek Sukuk Tinjauan Teoritis, Jurnal
Muqtasid, vol. 5, No. 1, juni.
Manan, Abdul. 2012. Hukum Ekonomi Syariah (dalam persfektik kewenangan peradilan
agama, (Jakarta: Kencana prenada media grup), hal. 325
Okta, Dewi dan David Kaluge. 2011. Analisis peluang penerbitan Obligasi Daerah sebagai alternatif
pembiayaan Daerah, journal of indonesian applied, vol 5 No. 2 Oktober Hal 157
Prututor pendidikan investasi dua bulanan. 2010. diunduh dari prudential.co.id diakses pada 23
Oktober 2022

19

Anda mungkin juga menyukai