Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI AKAD MUDHAROBAH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

NABILA NOVIANITA (220440088)

NISPU DAHLIA (220440083)

DOSEN PEMBIMBING

FALAHUDDIN,S.E., M.S.M.
PRODI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE 2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari
makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Lhokseumawe, 8 Mei 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................3

A. Pengertian Akad Mudharobah............................................................................3


B. Jenis Akad Mudharabah.....................................................................................4

1. Mudharabah Muthlaqah.........................................................................................4

2. Mudharabah Muqayyadah......................................................................................4

3. Mudharabah Musyarakah.......................................................................................5

C. Rukun Mudharabah............................................................................................5
D. Standar Akutansi Mudharabah Dalam PSAK No. 105.....................................6
E. Prinsip Bagi Hasil Usaha.....................................................................................7
 Prinsip bagi hasil (gross profit margin)..................................................................7
 Prinsip bagi laba (profit sharing)............................................................................7
BAB III...........................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin tumbuh pesat, baik secara


local maupun nasional. Saat ini banyak lembaga keuangan syariah yang
berkembang di hamper setiap daerah dan menawarkan produk-produknya dengan
bermacam-macam akad pada masyarakat. Namun kebanyakan masyarakat belum
mengetahui kelebihan dan kekurangan akad tersebut. Untuk itu, dalam makalah
ini kami akan membahas salah satu akad yang ada dalam lembaga keuangan
syariah. Akad yang akan diulas dalam makalah ini adalah mudharobah. Sebagai
seorang muslim, kita harus mengetahui jual beli yang di perbolehkan dalam
syariah islam agar harta yang dimiliki halal dan baik. Seperti yang kitaketahui,
jual beli adalah salah satu aspek dalam muamalah, dengan kaidah dasar semua
boleh kecuali yang di larang. Apabila belum mengetahui apa saja yang di
bolehkan dalam syariah, atau belum mengetahui suatu ilmu maka wajib untuk
mencari tahu hal tersebut.

Mudharabah adalah akad kerjasama antara 2 pihak,yaitu pihak yang


mengelola usaha/pemilik bisnis yang disebut sebagai mudharib dan pihak yang
memiliki modal yang disebut sebagai shahibul maal.Dalam akad tersebut poin
pentingnya adalah terletak di awal yaitu kesepakatan atas nisbah bagi hasil. teknis,
mudharabah merupakan akad kerja sama di bidang usaha baik antara pemilik dana
dan pengelola dana untuk dibuat sebuah usaha dan dikelola baik laba dibagi atas
nisbah bagi hasil menurut kesepakatan baik pihak pertama maupun pihak kedua.
Namun, bila terjadi kerugian maka akan ditanggung oleh si-pemilik dana kecuali
disebabkan oleh pengelola dana itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan


permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa pengertian akad Mudharabah?


2. Apa pengertian akad Mudharabah mutlaqoh,muqayyadah,musyarakoh
3. Bagaimana rukun Mudharabah?
4. Bagaimana standar akuntansi Mudharabah dalam PSAK?
5. Bagiaman prinsip bagi hasil usaha dalam setiap jenis akad Mudharabah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui pengertian akad Mudharabah?


2. Untuk Mengetahui akad Mudharabah mutlaqoh,muqayyadah,musyarakoh
3. Untuk Mengetahui prinsip bagi hasil usaha

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Mudharobah


Akad mudharabah merupakan transaksi investasi yang berlandaskan
kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah,
di mana pemilik dana percaya kepada pengelola dana. Oleh karena kepercayaan
merupakan unsur terpenting, maka mudharabah dalam istilah bahasa Inggris
dinamakan sebagai trust financing. Pemilik dana yang merupakan investor disebut
sebagai beneficialow- nership atau sleeping partner, sedangkan pengelola dana
disebut sebagai managing trustee atau labour partner.

Dalam akad mudharabah, kepercayaan merupakan sangat penting sehingga


pemilik dana tidak boleh ikut campur di dalam manajemenp erusahaan atau
proyek yang dibiayai dengan dana dari pemilik dana tersebut, kecuali sebatas
memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan terhadap pihak pengelola
dana. Agar tidak terjadi perselisihan di kemudian hari, maka akad (kon-trak atau
perjanjian) sebaiknya dituangkan secara tertulis yang dihadiri oleh para saksi.
Dalam perjanjian tersebut harus memuat tujuan mudharabah, nisbah pembagian
keuntungan, periode pembagaian keuntungan, baya-biaya yang boleh dikurangkan
dari pendapatan, ketentuan pengembalian modal, hal-hal yang dapat dianggap
sebagai kelalaian pengelola dana, dan sebagainya. Apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan atau persengketaan, maka kedua belah pihak dapat merujuk pada
kontrak yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini dapat ditempuh cara
musyawarah atau melalui badan arbitrase syariah. Usaha mudharabah dianggap
mulai berjalan sejak dana atau modal usaha diterima oleh pengelola dana.
Sedangkan pengembalian dananya dapat dilakukan secara bertahap bersamaan
dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah berakhir,
sesuai kesepakatan antara pemilik dana dan pengelola dana.

3
B. Jenis Akad Mudharabah
Dalam PSAK, mudharabah diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu:

1. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah ini di mana pemilik dana memberikan kebebasan
kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini
disebut juga investasi tidak terikat. Jenis mudharabah ini tidak ditentukan
masa berlakunya, di daerah mana usaha tersebut akan dilakukan, dan juga
tidak ditentukan line of trade, line of industry, atau line of service yang
akan dikerja- kan. Namun kebebasan ini bukanlah kebebasan yang tidak
terbatas sama sekali.
Modal yang ditanamkan tetap tidak boleh digunakan untuk
membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh Islam seperti untuk
spekulasi, perdagangan minuman keras (sekalipun memperoleh izin dari
pemerintah), peternakan babi, atau pun yang berkaitan dengan riba dan
lain sebagainya. Dalam mudharabah muthlaqah, pengelola dana memiliki
ke-wenangan untuk melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis dalam
rangka keberhasilan tujuan mudharabah itu sendiri. Namun, apabila
ternyata pengelola dana terbukti melakukan kelalaian atau kecurangan,
maka pengelola dana harus bertanggung jawab akan semua akibat yang
ditimbulkannya. Sedangkan kerugian yang bukan karena kelalaian atau
kecurangan pengelola dana maka kerugian akan ditanggung oleh pemilik
dana.

2. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah ini di mana pemilik danamemberikan batasan kepada
pengelola antara lain mengenai dana lokasi,cara, dan atau objek investasi
atau sektor usaha. Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh
pemilik dana dengan dana lainnya,tidak menginvestasikan dananya
padatransaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan
pengelola danauntuk melakukan investasisendiri tanpa melalui pihak
ketiga, (PSAK par 07).Mudhrabah jenis inidisebut juga investasi terikat.
4
Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat
yangdiberikan oleh pemilik dana,maka pemilik dana harus bertanggung
jawab ataskonsekuensi-konsekuensi yangditimbulkannya, termasuk
konsekuensi keuangan.

3. Mudharabah Musyarakah
Mudharabah, ini dimana para pemilik dana (shahibul maal) terdiri
dari banyak pihak yang memberikan dananya untuk dikembangkan oleh
pihak kedua (bank syariah sebagai mudharib) pada bidang atau sektor
yang dapat menghasilkan laba. Para pemilik dana memberikan ijin kepada
pengelola untuk menggabungkan dananya menjadi satu, termasuk dana
pengelola. Pengelola memberikan ijin kepada para pemilik dana untuk
menarik seluruh dana mereka atau sebagiannnya berdasarkan persyaratan
tertentu

C. Rukun Mudharabah
Sedangkan rukun dalam Mudharabah berdasarkan Jumhur Ulama ada 3
yaitu :
1. al-aqidani yaitu dua orang yang melakukan akad
2. ma’qud alaih yaitu modal
3. .shighat yaitu ijab dan qabul

Adapun (rukun) perjanjian Mudharabah adalah:


1. Shigat yaitu ijab dan qabul.
2. Pihak yang berakad.
3. Harta.
4. Pekerjaan.
5. Keuntungan

5
D. Standar Akutansi Mudharabah Dalam PSAK No. 105
PSK 105 : Akuntansi mudharabah merupakan penyempurnaan dari PSAK
59:

1. Akuntansi Perbankan Syariah (2002) yang mengatur mengenai


Mudharabah. Bentuk penyempurnaan dan penambahan
pengaturannya adalah sebagai berikut : PSAK 105 berlaku untuk
entitas yang melakukan transaksi Mudharabah baik sebagai
pemilik dana (shahibul maal) maupun pengelola dana (mudharib).
Namun, PSAK ini tidak berlaku untuk obligasi syariah (sukuk)
yang menggunakan akad Mudharabah.
2. Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan
memisahkan akuntansi untuk pemilik dana (shahibul maal) dan
akuntansi untuk pengelola dana (mudharib) dalam transaksi
Mudharabah.
3. Mudharabah yang dimaksud dalam PSAK ini terdiri dari
Mudharabah mutlaqah, Mudharabah muqayyadah, dan
Mudharabah musytarakah. Pada bagian pengakuan dan pengukuran
untuk entitas sebagai pemilik dana penyempurnaan dilakukan
untuk : Pengakuan investasi Mudharabah pada saat penyaluran
daana syrkah temporer; dan Pengakuan keuntungan / kerugian atas
penyerahan asset nonkas Dalam investasi Mudharabah.
4. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk akuntansi pembeli,
penyempurnaan dilakukan untuk : Pengakuan dana syirkah
temporer kelolaan; Pengakuan modal mudharib bersama-sama
dengan modal pemilik dana (shahibul maal) dalam Mudharabah
musytarakah.

6
E. Prinsip Bagi Hasil Usaha

 Prinsip bagi hasil (gross profit margin)


Yaitu-pembagian hasil usaha berdasarkan laba kotor yang di peroleh entitas
syariah dalam kegiatan operasional usahanya. Biasanya prinsip bagi hasil ini
dipakai oleh perbankan syariah di dalam menjalin kerjasama usaha syariah.

 Prinsip bagi laba (profit sharing)


Yaitu pembagian hasil usaha berdasarkan laba bersih yang di peroleh entitas
syariah dalam kegiatan operasional usahanya. Biasanya prinsip bagi laba ini
dipakai oleh masyarakat umum di dalam kerjasama usaha syariah.

Contoh Perhitungan

Berikut adalah laporan laba rugi dari usaha:

Penjualan Rp 1.000.000

HPP Rp 650.000

Laba kotor Rp 350.000

Biaya-biaya Rp 250.000

Laba bersih Rp 100.000

Jadi perhitungan sebagai berikut:

 Gross profit margin

Metode bagi hasil dengan nisbah pemilik : pengelola 10:90

- Pemilik : 10% x Rp 350.000 = Rp 35.000

- Pengelola : 90% x Rp 350.000 = Rp 315.000

7
 Profit Sharing

Metode profit sharing dengan nisbah pemilik: pengelola 30:70

- Pemilik :30% x Rp 100.000 = Rp 30.000

-Pengelola : 70% x Rp 100.000 = Rp 70.000

 Akuntansi Akad Mudharobah untuk pemilik dana

Contoh 1 :

-Penyetoran modal Mudharabah

Tanggal 2 Januari 2021, Bapak Budi memberikan pembiayaan dengan akad

mudharabah kepada Bapak Andi,untuk pendirian usaha Tahu Kecap sebesar

Rp 20.000.000 secara tunai dengan nisbah Bapak Budi 40 dan Bapak Andi

60. Maka jurnalnya:

Tgl Ket Ref Debit Kredit

2 Januari Investasi Mudharobah Rp 20.000.000

Kas Rp 20.000.000

- Keuntungan tangguhan akan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.


Jika akad mudharabah berlangsung 4 bulan, Maka jurnalnya pada 31 Januari
2021:

Tgl Ket Ref Debit Kredit

30 April Keuntungan Tangguhan Rp 500.000

Keuntungan Rp 500.000

8
Contoh 2 :

Penurunan nilai asset nos kas Jika Bapak Budi memberikan pembiayaan berupa
mesin pengolah Tahu yang nilai tercatat sebesar Rp 20.000.000, dan mengalami
penurunan nilai sebesar Rp 19.500.000. maka jurnalnya:

Jika Penurunan Sebelum usaha pabrik dimulai

Tgl Ket Ref Debit Kredit

2 Januari Kerugian Investasi Mudharobah Rp 500.000

Investasi Mudharobah Rp 500.000

Jika penurunan setelah usaha pabrik dimulai

Tgl Ket Ref Debit Kredit

10 Januari Kerugian Investasi Mudharobah Rp 500.000

Penyisihan Kerugian Rp 500.000


Investasi Mudharobah

9
Contoh 3 :

Pencatatan Keuntungan Jika pada bulan Januari 2021 mendapat keuntungan


sebesar Rp 1.000.000, maka pemilik dana mendapat (40%) sebesar Rp 400.000.
Maka jurnalnya:

Tgl Ket Ref Debit Kredit

31 Januari Piutang pendapatan bagi hasil Rp 400.000

Pendapatan bagi hasil Rp 400.000


Mudharobah

Jika sudah menerima pembayaran bagi hasil :

Tgl Ket Ref Debit Kredit

31 Januari Kas Rp 400.000

Piutang Pendapatan bagi hasil Rp 400.000


Mudharobah

Contoh 4 :

Pencatatan Kerugian Jika pada bulan Februari 2021 mengalami Rerugian sebesar
Rp 200.000, Maka jurnalnya

Tgl Ket Ref Debit Kredit

28 Februari KerugianInvestasi Mudharobah Rp 200.000

Penyisihan Kerugian Rp 200.000


Investasi Mudharobah

10
*Tujuan pencatatan sebagai penyisihan adalah agar nilai awal mudharobah jelas,
penyisihan disajikan sebagai akun kontra dari investasi mudharobah.

Contoh 5 :

Akad Mudharabah Berakhir Jika pada akhir akad, dimana pembiayaan diberikan
dalam bentuk tunai dan Terdapat penyisihan kerugian sebesar Rp 200.000, maka
jurnalnya:

Tgl Ket Ref Debit Kredit

30 April Kas Rp 19.800.000

Penyisihan Kerugian Investasi Rp 200.000


Mudharobah

Investasi Mudharobah Rp 20.000.000

Contoh 6 :

Berakhirnya akad Jika pemilik dana memiliki investasi mudharbah sebesar RP


20.000.000, dan terdapat Penyisihan kerugian sebesar Rp 200.000 pada akhir
periode, maka penyajian investasi mudharabah pada laporan keuangan pemilik
dana

(Laporan Penyajian Investasi Mudharobah)

Investasi Mudharobah Rp 20.000.000

Dikurangi, penyisihan kerugian Rp 200.000


investasi Mudharobah

Investasi Mudharobah Netto Rp 19.800.000

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akad mudharabah merupakan transaksi investasi yang berlandaskan
kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah,
di mana pemilik dana percaya kepada pengelola dana.

Dalam akad mudharabah, kepercayaan merupakan sangat penting sehingga


pemilik dana tidak boleh ikut campur di dalam manajemenp erusahaan atau
proyek yang dibiayai dengan dana dari pemilik dana tersebut, kecuali sebatas
memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan terhadap pihak pengelola
dana.

Dalam PSAK, mudharabah diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu:


Mudharabah Muthlaqah, Mudharobah Muqayyadah dan Mudharobah
Mutsyarokah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hery, 2018, Akuntansi Syariah, Jakarta, PT Grasindo

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta:


Salemba Empat.

https://youtu.be/MtXoGkxJOWE

13

Anda mungkin juga menyukai