Anda di halaman 1dari 20

Makalah Kelompok 5

AKUNTANSI SYARI’AH

(PSAK 105 AKUNTANSI MUDHAROBAH)

Dosen Pengampu : Tikawati, SE.,MSi

Disusun Oleh :

1. Luthfiyah Nur Ariani (2031710128)


2. Lutfia Hidayah Marsya (2031710124)
3. Ahmad Tesar (2031710023)
4. Muhammad Fathurrahman (2031710080)
5. Muhammad Nur Hidayat (2031710140)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
AKUNTANSI SYARI’AH.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
banyak bantuan pihak yang memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu,
teman-teman, dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan atau
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua teruntuk bagi dunia
Pendidikan.

Samarinda, November 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan ...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. Pengertian Mudharabah ............................................................................3


B. Jenis-jenis Akuntansi Mudharabah ...........................................................4
C. Manfaat dan Risiko Akuntansi Al-Mudhorobah .......................................5
D. Rukun Mudharabah ...................................................................................8
E. Standar Akuntansi Murabahah Dalam PSAK No.105 ............................10
F. Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Mudharabah ............................11
G. Pencatatan Akuntansi Mudharabah .........................................................12

BAB III PENUTUP ...............................................................................................16

A. Kesimpulan .............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin tumbuh pesat, baik
secara lokal maupun nasional. Saat ini banyak lembaga keuangan
syariah yang berkembang di hamper macam pada masyarakat Namun
kebanyakan masyarakat belum mengetahui produk-produk yang di
tawarkan oleh bank yang berbasis syariah ini . Untuk itu, dalam makalah
ini penulis akan membahas satu produk yang ada dalam lembaga
keuangan syariah. Produk akan diulas dalam makalah ini adalah
murabahah. Sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui jual beli
yang perbolehkan dalam syariah islam agar harta yang dimiliki halal dan
baik. Seperti yang kita jual beli adalah salah satu aspek dalam dasar
semua boleh kecuali yang di larang .
Apabila belum mengetahui apa saja yang di bolehkan dalam
syariah atau belum mengetahui suatu ilmu maka wajib untuk mencari
tahu hal tersebut. Mudharabah antara 2 pihak.yaitu pihak yang
mengelola usaha / pemilik bisnis yang disebut sebagai mudharib dan
pihak yang memiliki modal yang sebagai shahibul maal.Dalam akad
tersebut poin pentingnya adalah terletak di awal yaitu kesepakatan atas
nisbah bagi hasil .
Secara teknis , mudharabah merupakan akad kerja sama di bidang
baik antara pemilik dana dan pengelola dana untuk dibuat sebuah usaha
dan dikelola baik laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan baik pihak pertama maupun pihak kedua . Namun , bila
terjadi kerugian maka akan ditanggung oleh si - pemilik dana kecuali
disebabkan oleh pengelola dana itu sendiri .

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Mudhorobah?

2. Bagaimana Jenis-jenis Akuntansi Mudhorobah ?

3. Bagaimana Manfaat dan Risiko Akuntansi Mudhorobah ?

4. Bagaimana Rukun Transaksi Mudharabah ?

5. Bagaimana Standar Akuntansi Mudharabah Dalam PSAK No 105?

6. Bagaimana Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Mudharabah ?

7. Bagaiman Pencatatan Akuntansi Mudharabah ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Agar Dapat Menegtahui Pengertian Mudharabah.
2. Agar Dapat Mengetahui Jenis;jenis Akuntansi Mudharabah.
3. Agar Dapat Mengetahui Manfaat dan Resiko Akuntansi
Mudharabah.
4. Agar Dapat Mengetahui Rukun Transaksi Mudharabah.
5. Agar Dapat Mengetahui Standar Akuntansi Mudharabah Dalam
PSAK No 105.
6. Agar Dapat Mengetahui Penyajian dan Pengungkapan Transaksi
Mudharabah.
7. Agar Dapat Mengetahui Pencatatan Akuntansi Mudharabah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata adh - dharbu fil ardhi , yaitu berjalan
di muka bumi . Dan berjalan di muka bumi ini pada umumnya dilakukan
dalam rangka menjalankan suatu usaha, atau berdagang. Disebut juga qiradh
yang berasal dari kata al qardhu yang berarti potongan, karena pemilik
memotong sebagain hartanya untuk diperdagangkan dan memperolah
sebagian keuntungan. Kadang - kadang juga dinamakan dengan
muqaradhah yang berarti sama-sama memiliki hak untuk mendapatkan laba
karena si pemilik modal memberikan modalnya sementara pengusaha
meniagakannya dan keduanya sama - sama berbagi keuntungan .
Sedangkan secara istilah, mudharabah adalah akad penyerahan
modal oleh pemilik modal kepada pengelola untuk diperdagangkan dan
keuntungan dimiliki bersama antara keduanya sesuai dengan persyaratan
yang mereka buat. Adapun sacara teknis , Antonio ( 2001 ) mendefinisikan
mudharabah sebagai akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana salah
satu pihak menyediakan seluruh ( 100 % ) modal , sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola .
Kemudian berdasarkan PSAK 105 mudharabah adalah akad
kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana)
menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana)
bertindak selaku pengelola , dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik
dana .
Dalam mudharabah unsur terpenting adalah kepercayaan , yaitu
kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana . Kepercayaan itu
penting karena dalam akad mudharabah , pemilik dana tidak boleh ikut
campur di dalam manajemen perusahaan atau proyek yang dibiayai dengan
dana pemilik dana tersebut . Kecuali sebatas memberikan saran dan

3
4

melakukan pengawasan pada pengelola dana. Sedangkan apabila usaha


tersebut mengalami kerugian yang mengakibatkan sebagian atau mungkin
seluruh modal yang ditanam oleh pemilik dana itu habis maka yang
menanggung kerugian adalah pemilik dana. Namun jika kerugian terjadi
karena kelalaian pengelola , maka pengelola harus menanggung sendiri .1
Jadi, mudharabah merupakan perjanjian kerjasama yang terjalin
antara dua atau lebih pemilik modal (shahibul mal) , yang memutuskan
untuk menyerahkan sebagian modal dengan kontribusi seratus persen modal
dari pemilik modal kepada (mudharib) pengelola usaha . Sementara itu
pembagian keuntungan dan kerugian dilakukan sesuai kesepakatan oleh
pihak yang ikut terlibat dalam akad tersebut .
Transaksi yang saat ini banyak dilakukan oleh lembaga keuangan
syariah adalah transaksi mudharabah. Transaksi mudharabah merupakan
salah satu produk keuangan syariah dengan akad mudharabah yang
digunakan untuk skim pembiayaan (financing) dengan menggunakan sistem
profit or loss sharing ( bagi hasil atau bagi rugi ).2

B. Jenis-jenis Akuntansi Mudharabah


Jenis Mudharabah Mudharabah jika dilihat dari segi transaksi yang
dilakukan pemilik modal dengan pekerja oleh ulama fiqih dibagi menjadi
dua, diantaranya:

1) Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerjasama antara pemodal
(shahib al - mal) dan pengusaha (mudharib) yang cakupannya sangat
luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah
bisnis . Dalam mudharabah muthlaqah ini shahib al - mal

1
Gerald,Wijaya dkk. Akuntansi Syari'ah "Akad Mudharabah" Kendari. 2019
2
M.Abdullah,Alfin "Akuntansi Mudhorobah", 2021
5

memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada mudharib dalam


mengelola modal dan usaha .3
Teknik mudharabah mutlaqah dalam bank adalah kerjasama
antara bank dengan mudharib atau dalam hal ini nasabah yang dapat
mengelola suatu usaha yang produktif dan halal atau yang memiliki
keahlian atau keterampilan lainnya . Hasil atau keuntungan yang
diperoleh dari penggunaan dana dibagi berdasarkan nisbah yang
telah disepakati. Contoh produk mudharabah mutlaqah adalah
Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah .

2) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah adalah penyertaan modal dengan syarat-
syarat tertentu. Artinya tidak semua usaha bisa dijalankan dengan
modal tersebut , jadi hanya usaha yang telah ditentukan (perjanjian)
yang boleh dikelola . Teknis mudharabah muqayyadah dalam bank
adalah akad kerjasama antara shahibul maal dengan bank. Modal
yang diterima dari shahibul maal dikelola bank untuk diinvestasikan
ke dalam proyek yang ditentukan oleh pemilik modal terkait . Hasil
keuntungan yang diperoleh berdasarkan nisbah yang telah
disepakati Bersama.4

C. Manfaat dan Resiko Akuntansi Mudharabah5


• Manfaat Al - Mudharabah :
1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat
keuntungan usaha nasabah meningkat .

3
Muhammad Syafi'I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 97 .)
4
M.Abdullah,Alfin "Akuntansi Mudhorobah", 2021
5
Dewi Anggadini,Sri & Ratna Komala,Adeh. Akuntansi Syari’ah. “Peluang dan
Tantangan. 2020. Bandung
6

2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah


pendanaan secara tetap , tetapi disesuaikan dengan pendapatan /
hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami
negative spreed .
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow
/ arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah .
4) Bank akan lebih selektif dan hati - hati (prudent) mencari usaha
yang benar - benar halal, aman, dan menguntungkan karena
keuntungan yang konkret dan benar - benar terjadi itulah yang
akan dibagikan .
5) Prinsip bagi hasil dalam al - mudharabah / al El musyarakah ini
berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih
penerima pembiayaan ( nasabah ) satu jumlah bunga tetap berapa
pun keuntungan yang dihasilkan nasabah , sekalipun merugi dan
terjadi krisis ekonomi .

• Risiko Al – Mudharabah
Risiko yang terdapat dalam al - mudharabah, terutama pada
penerapannya dalam pembiayaan , relatif tinggi . Di antaranya :
1) Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti
yang disebut dalam kontrak.
2) Lalai dan kesalahan yang dihapuskan.
3) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak
jujur .
7

Alur Transaksi Akad Mudharabah Secara Umum3 /SKEMA


MUDHOROBAH :

Alur ini bisa dipahami bahwa yang menjadi shahibul maal adalah
Lembaga Keuangan Syariah, yang mana akan menyediakan dana yang
berfungsi sebagai modal kerja , sedangkan mudharibnya adalah nasabah
yang akan menjadi pengelola dana dalam kegiatan proyek / usahanya .
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam nisbah yang telah disepakati di
awal akad , dan tidak boleh dilanggar oleh pihak manapun . Alur lebih
jelasnya yaitu sebagai berikut :
a) Di awali dari permohonan pembiayaan , nasabah mengisi formulir
permohonan pembiayaan yang telah disediakan .
b) Modal dari bank yang telah diberikan kepada nasabah harus
dipergunakan untuk memulai usaha yang sudah disepakati di awal
perjanjian .
c) Hasil dari usaha harus dievaluasi pada waktu yang telah disepakati di
awal perjanjian .
d) Bank dan nasabah akan menerima bagi hasil sesuai perhitungan yang
telah disepakati di awal perjanjian .
8

e) Untuk penentuan nisbah bagi hasil tidak pasti , disesuaikan dengan hasil
usaha. Bank menerima pengembalian modal dari nasabah. Bank
menerima pengembalian modal dari nasabah 6.

D. Rukun Mudharabah
Faktor - faktor yang harus ada ( rukun ) dalam akad mudharabah adalah :
1. Transaktor ( pemilik modal dan pelaksana usaha ).
2. Objek mudharabah (Modal dah kerja).
3. Persetujuan kedua belah pihak ( ijab - qabul )

Ketentuan dari rukun mudharabah yaitu sebagai berikut :

• Transaktor
Dalam akad mudharabah , harus ada minimal dua pelaku . Pihak
pertama bertindak sebagai pemilik modal, dan pihak kedua
bertindak sebagai pelaksana usaha . sedangkan untuk ketentuan
syariahnya yaitu : 1. Pelaku harus cakap hukum dan baligh . 2. Dapat
dilakukan sesama atau dengan non muslim. 3. Pemilik dana tidak
boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh
mengawasi..
• Objek mudharabah (modal dan kerja)
Objek mudharabah merupakan konsekuensi logistik dari tindakan
yang dilakukan oleh pelaku Pemilik modal menguasai modalnya
sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha kerja
sebagai objek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk
uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan
pekerjaan yang diserahkan dapat mengembangkan keahlian,
keterampilan , keterampilan manajemen , dan lain - lain . Menurut

6
Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, (Jakarta : Gema
Insani, 2001), hal. 97
9

Fatawan DSN No. 7 Tahun 2000, bahwa kegiatan usaha harus


diperhatikan : a) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib ,
tanpa campur tangan penyedia dana , tetapi ia memiliki hak untuk
melakukan pengawasan. b) Penyedia dana tidak boleh
mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat
menahan tercapainya tujuan mudharabah , yaitu keuntungan . c)
Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu .
• Ijab kabul
Ijab kabul atau persetujuan kedua pihak dalam mudharabah yang
merupakan wujud dari prinsip sama - sama rela (an - taraddim
minkum) . Di sini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat
untuk megikatkan diri dalam akad mudharabah . Si pemilik dana
setuju dengan menerima untuk mengkontribusikan dana, sementara
si pelaksana usaha pun setuju dengan menyetujui untuk
mengkontribusikan kerja. Adapun hal spesifik dalam akad
mudharabah antara lain kesepakatan dasar bagi hasil ( bagi hasil atau
bagi hasil ), besar nisbah bagi hasil , pernyataan bank sebagai
shahibul mal untuk kerugian kecuali yang disebabkan oleh kelalaian
mudharib , pernyataan hak bank untuk memasuki tempat usaha dan
tempat lainnya untuk melakukan pengawasan terhadap pembukuan
, catatan - catatan , transaksi mudharib yang berhubungan dengan
pembiayaan mudharabah , baik secara langsung maupun tidak
langsung . Nisbah ini mencerminkan ketidakseimbangan yang
berhak diterima oleh kedua belah pihak yang berakad.7

7
Gerald,Wijaya dkk. Akuntansi Syari'ah "Akad Mudharabah" Kendari.2019
10

E. Standar Auntansi Mudharabah Dalam PSAK No 105


Akuntansi Mudharabah dan macam-macam penghimpunan dana
lainnya yang menggunakan akad mudharabah tercantum pada PSAK 105
tentang akuntansi mudharabah, terkhusus yang terkait dengan akuntansi
guna pengelolaan dana. Berdasarkan PSAK 105 paragraf 25, bahwa dana
yang diterima dari nasabah dalam akad mudharabah diakui sebagai dana
syirkah senilai jumlah kas atau nilai wajar non kas yang diterima.
Sedangkan ketentuan mengenai akuntansi mudharabah diatur dalam
PSAK 105 tahun 2007 tentang akuntansi Mudharabah. Standar ini
membahas atau mengatur mengenai pengukuran dan pengakuan transaksi,
baik dari segi pemilik dana maupun pengelola dana. Terdapat hal-hal yang
perlu diperhatikan yaitu mengenal/mengetahui dana mudharabah yang
disalurkan, macam investasi yang berupa kas maupun bukan kas, dana
penghasilan usaha, penurunan nilai investasi sebelum usaha dimulai,
kerugian dalam usaha, keuntungan bagi pihak ketiga atas syirkah, dan
pembagian hasil mudharabah.8
1. PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah (2002) telah
menyempurkan PSAK 105 yang mengatur tentang Mudharabah. Wujud
penyempurnaan dan penambahan pengaturannya ialah sebagai berikut
: PSAK 105 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi
Mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun
pengelola dana (mudharib). Akan tetapi PSAK ini tidak berlaku bagi
obligasi syariah yang menggunakan akad Mudharabah.
2. Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan
akuntansi untuk pemilik dana (shahibul maal) dan akuntansi untuk
pengelola dana (mudharib) dalam transaksi Mudharabah.
3. Mudharabah yang dimaksud dalam PSAK ini terdiri dari Mudharabah
mutlaqah, Mudharabah muqayyadah, dan Mudharabah musytarakah.

8
Yaya, Martawireja, Abdurahim, “Akuntansi Perbankan Syariah”, (Jakarta : Salemba
Empat, 2004), hal. 92-93)
11

4. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai pemilik


dana penyempurnaan dilakukan untuk :
a. Pengakuan investasi Mudharabah pada saat penyaluran dana syrkah
temporer.
b. Pengakuan keuntungan atau kerugian atas penyerahan asset non kas
dalam investasi Mudharabah.
5. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk akuntansi pembeli,
penyempurnaan dilakukan untuk :
a. Pengakuan dana syirkah temporer kelolaan.
b. Pengakuan modal mudharib bersama-sama dengan modal pemilik
dana (shahibul maal) dalam Mudharabah musytarakah.

F. Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Mudharabah


Ada beberapa hal yang harus diungkapkan di dalam transaksi
mudharabah, berdasarkan PSAK No.105 paragraf 38 dan PAPSI 2003.
Berikut beberapa pengungkapan transaksi mudharabah:
1. Isi kesepakatan usaha mudharabah, meliputi pembagian hasil, aktivitas
usaha, porsi dana, dan lainnya. (PSAK No. 105 paragraf 38 a).
2. Besarnya pembiayaan mudharabah yang bermasalah serta penyisihan
tiap sector ekonomi. (PAPSI 2003).
3. Perincian total pembiayaan mudharabah berdasarkan jenisnya (PSAK
No. 105 paragraf 38 b), diantaranya berdasarkan kas atau non kas, jenis
pemakainnya, serta sector ekonomi. (PAPSI, 2003).
4. Metode dan kebijakan guna penanganan mudharabah bermasalah.
(PAPSI 2003).
5. Total pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada pihak yang
memiliki hubungan penting. (PAPSI 2003).
6. Total pembiayaan mudharabah yang sudah direstrukturisasi dan
informasi lain selama periode berjalan (PAPSI, 2003).
7. Ikhtisar mudharabah yang telah hapus buku. (PAPSI 2003).
12

8. Metode yang digunakan untuk menentukan penyisihan yang umum


maupun khusus. (PAPSI 2003)
9. Kerugian atas penurunan nilai pembiayaan. (PAPSI 2003).
10. Kebijakan managemen serta pelaksanaan pengendalian resiko
portofolio pada pembiayaan mudharabah (PAPSI 2003)

Sedangkan berdasarkan PSAK No. 105 paragraf 38 dan 37, tentang


penyajian untuk pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut :
1. Pemodal menyajikan pembiayaan mudharabah di dalam laporan
keuangan senilai yang tercatat.
2. Pengelola menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan.9

G. Pencatatan Akuntansi Mudharabah


➢ Penyerahan Modal Mudharabah
Dana mudharabah yang disalurkan oleh bank syariah kepada
nasabah diakui sebagai pembiayaan mudharabah sebesar jumlah kas
yang dibayarkan. Pembiayaan mudharabah yang diberikan secara
bertahap diakui pada setiap pembayaran .
Contoh :
Tanggal 14 Agustus 2015, atas kesepakatan pembiayaan
mudharabah , Bank Syariah Mandiri menyerahkan modal mudharabah
kepada tuan Alex sebesar Rp 250.000.000 untuk usaha konveksi
dengan nisbah keuntungan 30 % untuk Bank Syariah Mandiri dan 70 %
untuk tuan Alex menggunakan metode Profit Sharing . Jangka waktu
pengembalian modal selama 24 bulan dibayar diakhir akad , sedang
pembayaran bagi hasil dilakukan setiap bulan .

Khairani Putri Ginting, Skripsi : “Perlakuan PSAK 105 Atas Pembiayaan Mudharabah
9

Pada BMT Maslahah Sidogiri Cabang Wonerejo”, (Malang : UIN Malang, 2017), hal. 48)
13

Jurnal :
14 Agust 2015 Dr Pembiayaan Mudharabah Rp 250.000.000
Cr Kas Rp 250.000.000

➢ Bagi Hasil Mudharabah Bagi hasil pembiayaan mudharabah diakui


berdasarkan laporan hasil usaha yang disampaikan nasabah sesuai
dengan nisbah yang disepakati . Keuntungan pembiayaan Mudharabah
yang telah menjadi hak Bank dan belum dibayarkan oleh nasabah
diakui sebagai piutang bagi hasil .
Contoh :
Tanggal 14 September 2015, Bank Syariah Mandiri
menerima laporan hasil usaha tuan Alex sebagai berikut :
Jurnal :
Pendapatan Rp 75.000.000
HPP Rp 50.000.000
Laba Bruto Rp 25.000.000
Beban Rp 10.000.000
Laba Neto Rp 15.000.000

Berdasarkan laporan hasil usaha Bank Syariah Mandiri menerima


pendapatan bagi hasil sebesar Rp 4.500.000 (30 % x Rp 15.000.000).

Jurnal jika bagi hasil langsung dibayar oleh nasabah :


14 Sept 2015 Dr Kas Rp 4.500.000
Cr Pendapatan Bagi Hasil Rp 4.500.000
Mudharabah
14

Jurnal jika bagi hasil tidak langsung dibayarkan nasabah :

14 Sept 2015 Dr Piutang Bagi Hasil Rp 4.500.000


Mudharabah
Cr Pendapatan Bagi Hasil Rp 4.500.000
Mudharabah

Jurnal saat menerima pembayaran bagi hasil dari nasabah:


14 sept 2015 Dr Kas Rp 4.500.000
Cr Piutang Bagi Hasil Rp 4.500.000
Mudharabah

➢ Kerugian Mudharabah
Kerugian pembiayaan Mudharabah yang terjadi selama masa
akad diakui sebagai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
pembiayaan Mudharabah dan disajikan sebagai contra account
pembiayaan mudharabah.
Contoh :
Tanggal 14 Oktober 2015 tuan Alex menyampaikan laporan
kepada Bank Syariah Mandiri bahwa usahanya mengalami kerugian
sebesar Rp 5.000.000. Dan setelah dilakukan investigasi dinyatakan
kerugian terjadi karena kondisi normal.

Jurnal :

14 Sept 2015 Dr Beban CKPN Pembiayaan Rp 5.000.000


Mudharabah
Cr CKPN Pembiayaan Rp 5.000.000
Mudharabah
15

➢ Pengembalian Modal Mudharabah


Pengembalian modal mudharabah dapat dilakukan sekaligus
diakhir akad atau secara bertahap. Pembayaran kembali pembiayaan
Mudharabah oleh nasabah akan mengurangi pembiayaan Mudharabah.
Pembiayaan Mudharabah yang diakhiri sebelum jatuh tempo atau sudah
berakhir dan belum diselesaikan oleh nasabah maka saldo pembiayaan
Mudharabah tetap diakui sebagai pembiayaan Mudharabah yang wajib
diselesaikan oleh nasabah .
Contoh :
Tanggal 14 Agustus 2017 Bank Syariah Mandiri menerima
pengembalian modal murabahah dari tuan Alex sebesar Rp
250.000.000.
Jurnal :
14 Agust 2017 Dr Kas Rp 250.000.000
Cr Pembiayaan Mudharabah Rp 250.000.000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mudharabah merupakan perjanjian kerjasama yang terjalin antara dua
atau lebih pemilik modal (shahibul mal), yang memutuskan untuk
menyerahkan sebagian modal dengan kontribusi seratus persen modal dari
pemilik modal kepada (mudharib) pengelola usaha . Sementara itu pembagian
keuntungan dan kerugian dilakukan sesuai kesepakatan oleh pihak yang ikut
terlibat dalam akad tersebut.

Jenis Mudharabah Mudharabah ada dua yaitu Mudharabah Mutlaqah


dan Mudharabah Muqayyadah. Kemudian Rukun Mudharabah yaitu,1.
Transaktor (pemilik modal dan pelaksana usaha). 2. Objek mudharabah
(Modal dah kerja)3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab - qabul)

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenal/mengetahui


dana mudharabah yang disalurkan, macam investasi yang berupa kas maupun
bukan kas, dana penghasilan usaha, penurunan nilai investasi sebelum usaha
dimulai, kerugian dalam usaha, keuntungan bagi pihak ketiga atas syirkah, dan
pembagian hasil mudharabah.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis
mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu
menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar
dengan hadirnya makalah ini dapat menambah pengetahuan khususnya dunia
Pendidikan

16
DAFTAR PUSTAKA

Gerald,Wijaya dkk. Akuntansi Syari'ah "Akad Mudharabah" Kendari. 2019)

Muhammad Syafi'I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001)

M.Abdullah,Alfin "Akuntansi Mudhorobah", 2021

Yaya, Martawireja, Abdurahim, “Akuntansi Perbankan Syariah”, (Jakarta: Salemba


Empat, 2004.

Khairani Putri Ginting, Skripsi: “Perlakuan PSAK 105 Atas Pembiayaan


Mudharabah Pada BMT Maslahah Sidogiri Cabang Wonerejo”, (Malang:
UIN Malang, 2017

Dewi Anggadini,Sri & Ratna Komala,Adeh. Akuntansi Syari’ah. “Peluang dan


Tantangan. 2020. Rekayasa Sains. Bandung

17

Anda mungkin juga menyukai