Disusun Oleh
Kelompok: 2
1.Baiq Nurazizah
2.Elya Handayani
3.Riska Febrianti
4.Apriani
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt atas rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Mudharabah,
Musyaqah dan Khiyar tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Aspek Hukum
Ekonomi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
pengetahuan atau menambah wawasan yang luas terkait judul makalah bagi para
pembaca maupun bagi penyusun.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A.Latar Belakang........................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................1
C.Tujuan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2
A.Mudharabah............................................................................2
B.Musyaqah.... ...........................................................................2
C.Khiyar......................................................................................3
A.Kesimpulan.............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata ‘dhard’ yang memiliki arti memukul atau
berjalan. Dalam ekonomi Islam, memukul adalah proses memukulkan kakinya
dalam menjalankan usaha. Mudharabah dapat diartikan sebagai akad kerjasama
usaha antara dua pihak.
Kedua pihak tersebut yaitu pihak pemilik dana sebagai pihak pertama
(shahibul maal) yang menyediakan seluruh dana (100%), dan pihak pengelola
dana sebagai pihak kedua yang bertindak sebagai pengelola. Dalam Mudharabah,
keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan semua pihak yang ditulis di dalam
kontrak perjanjian. Lalu, jika mengalami kerugian finansial maka pihak pertama
akan menanggungnya, tetapi jika karena kelalaian pengelola maka akan
ditanggung oleh pengelola dana. umum, ada dua jenis akad mudharabah yang
biasa digunakan:
1. Mudharabah muthlaqah
2. Mudharabah muqayyadah
Jenis lainnya adalah akad mudharabah muqayyadah. Jenis ini merupakan
kebalikan dari muthlaqah, pada akad ini pemilik modal bisa menentukan jenis
usaha yang dijalankan. OJK menyatakan bahwa akad mudharabah muqayyadah ini
dibagi menjadi dua, yaitu akad mudharabah muqayyadah on balance sheet dan
akad mudharabah muqayyadah off balance sheet.
Sementara itu pada mudharabah muqayyadah off balance sheet, bank akan
bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan si pemilik modal
dengan pengelola modal. Pihak bank akan memperoleh fee atas perannya sebagai
arranger. Penentuan jenis usaha dan besar bagi hasil dilakukan oleh k muthlaqah
nasabah investor (pemilik modal) dan nasabah debitur (pengelola modal).
Pencatatan transaksi di bank akan dijalankan secara off balance sheet.
1. Modal
2. Jenis usaha.
3. Keuntungan.
2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan
hal-hal berikut:
kontrak (akad).
2. PengertianMusyaqah
3. Pengertian Khiyar
Kata khiyar menurut bahasa artinya memilih antara dua pilihan. Sedangkan
menurut istilah khiyar ialah hak memilih bagi penjual atau pembeli untuk
meneruskan akad (transaksi) jual beli atau membatalkannya. Khiyar hukumnya
mubah bagi penjual dan pembeli dengan cara membuat kesepakatan dalam akad
jual beli. Khiyar sangat bermanfaat bagi penjual dan pembeli, sehingga dapat
memikirkan sejauh mana kebaikan dan keburukannya agar tidak terjadi
penyesalan di kemudian hari. Biasanya penyesalan terjadi dalam akibat kurang
berhati-hati, tergesa-gesa, dan kurang teliti dalam melakukan transaksi jual beli.
Hukum khiyar dalam jual beli menurut Islam adalah mubah. Tetapi jika khiyar
dipergunakan untuk tujuan menipu atau berdusta maka hukumnya haram.
Berkaitan dengan diperbolehkannya khiyar, Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya:”Engkau berhak khiyar dalam tiap-tiap barang yang engkau beli selama
tiga malam, jika engkau suka maka ambillah dan jika tidak suka maka
kembalikanlah kepada pemilinya.” (HR. Ibnu Majah).
2. Macam-macam Khiyar
a. Khiyar Majlis
Khiyar majlis adalah khiyar yang berlangsung selama penjual dan pembeli
masih berada di tempat jual beli. Jika penjual dan pembeli sudah berpisah maka
hak khiyar sudah tidak berlaku lagi. Penjual sudah tidak bisa membatalkan
transaksi jual beli sebagaimana pembeli tidak dapat meminta kembali uangnya
walaupun sudah mengembalikan barang.
b. Khiyar Syarat
Khiyar syarat adalah hak penjual atau pembeli atau keduanya untuk
melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli selama masih dalam masa
tenggang yang disepakati oleh kedua belah pihak. Adapun ketentuan khiyar syarat
sebagai berikut:
Khiyar syarat secara umum berlaku selama tiga hari tiga malam yang dimulai
sejak terjadinya akad. Namun hal tersebut tergantung kesepakatan antara kedua
belah pihak. Jika masa khiyar telah lewat, maka transaksi jual beli tidak bisa. Hak
khiyar tidak dapat diwariskan, artinya jika si pembeli meninggal dalam masa
khiyar maka barang menjadi milik ahli warisnya atau jika penjual yang meninggal
dalam masa khiyar, maka kepemilikan barang secara otomatis menjadi hak
pembeli.
c. Khiyar Aibi
Maksud dari khiyar ini adalah pembeli mempunyai hak pilih untuk
membatalkan akad jual beli atau meneruskannya karena terdapat cacat pada
barang yang dibelinya. Cacat barang tersebut dapat mengurangi manfaat barang
yang dibeli.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mudharabah adalah bentuk perjanjian kerja sama antara pemilik harta dengan
pengelola harta. Pemilik harta menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk
dibisniskan. Jika untung, keuntungannya dibagi kepada pemilik harta dan pihak
pengelola harta, sesuai dengan kesepakatan di awal.
2. Musyaqah adalah salah satu bentuk kerja sama antara pemilik lahan dan
penggarap di mana penggarap bertugas untuk merawat tanaman saja. Adapun
keduanya tetap melakukan bagi hasil sesuai kesepakatan dalam akad.
3. khiyar adalah; hak yang dimiliki seseorang yang melakukan perjanjian usaha
(jual-beli) untuk menentukan pilihan antara meneruskan perjanjian jual-beli atau
membatalkannya.
DAFTAR FUSTAKA
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja