Anda di halaman 1dari 16

AKAD MUDHARABAH

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Akumtansi
Syariah Program Studi Ekonomi Islam Semester 3 Tahun 2022

Oleh:
Muhardayanti
NIM. 90100121012
Muh. Nur Khaidir
NIM. 90100121032
Sudirman Arifin
NIM. 90100121020

Dosen Pengajar:
Muhammad Nasri Katman, S.E., M.Ak.

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Shaalawat dan salam
semoga tercuraahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.
Makalah dengan judul: “ Mudharabah” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat lulus pada mata kuliah Fiqih Muamalah Kontemporer. Penulis menyadari
bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Samata, 18 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat.....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian Akad Mudharabah......................................................................6
B. Rukun dan Jenis Akad Mudharabah............................................................7
C. Dasar Hukum Akad Mudharabah.................................................................9
D. Larangan Bagi Orang Melakukan Akad Mudharabah...............................10
E. Perhitungan Tranksaksi Mudharabah…………………………………….10
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Implikasi.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mudharabah merupakan wahana utama bagi perbankan syari‟ah untuk mobilisasi
dana masyarakat yang terserak dalam jumlah besar dan untuk menyediakan berbagai
fasilitas, antara lain fasilitas pembiayaan bagi para pengusaha. Mudharabah merupakan
salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan prinsip bagi hasil dilakukan sekurang-
kurangnya oleh dua pihak, dimana pihak pertama memiliki dan menyediakan modal
(shahibul mal), sedangkan pihak kedua memiliki keahlian (skill) dan bertanggungjawab
atas pengelolaan dana atau manajemen usaha halal tertentu disebut mudharib.
Konsep ini terdapat unsur keadilan, dimana tidak ada suatu pihak yang diuntungkan
sementara pihak yang lain dirugikan antara pemilik dana dan pengelola dana. Distribusi
pembagian hasil usaha hanya didasarkan pada akad mudharabah, dimana pembagian
hasil usaha didasarkan pada nisbah yang telah disepakati di awal akad. Apabila terjadi
kerugian dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan
atau keluar dari kesepakatan) maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian
manakala mudharib akan menanggung kerugian managerial skill dan waktu serta nisbah
keuntungan bagi hasil yang akan diperolehnya.
Pihak yang melakukan perhitungan distribusi hasil usaha adalah “selalu mudharib”,
karena salah satu aturan dalam prinsip mudharabah mutlaqah pemilik dana memberi
kuasa penuh kepada mudharib untuk mengelola dana untuk mendapatkan hasil usaha.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akad mudharabah?
2. Apa saja Rukun dan Jenis akad mudharabah?
3. Apa Dasar Hukum Akad Mudharabah?
4. Apa larangan dalam Akad Mudharabah?
5. Bagaimana Perhitungan Tranksaksi Mudharabah?

4
C. Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dituangkan, maka tujuan
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu Akad Mudharabah.
2. Untuk mengetahui Rukun dan Jenis Akad Mudharabah.
3. Untuk mengetahui Dasar Hukum Akad Mudharabah.
4. Untuk mengetahui larangan bagi orang yang menjalankan Mudharabah
5. Untuk Mengetahi Perhitungan Tranksaksi Mudharabah

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Mudharabah


Mudharabah merupakan akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak
zaman nabi, bahkan telah dipraktikkan oleh bangsa Arab sebelum turunnya Islam.
Ketika nabi Muhammad berprofesi sebagai pedagang ia melakukan akad mudharabah
dengan Khadijah. Dalam praktek mudharabah antara Khadijah dan nabi Muhammad,
saat itu Khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh nabi
Muhammad ke luar daerah.

Secara terminologi, para ulama fiqh mendefinisikan Mudharabah atau Qiradh


dengan “pemilik modal (investor) menyerahkan modalnya kepada pekerja (pedagang)
untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan
dibagi menurut kesepakatan”.1

Pembiayaan dengan akad mudharabah adalah akad kerja-sama usaha antara


bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai
pengusaha/pengelola dana (mudharib),untuk melakukan kegiatan usaha dengan
nisbah pembagian hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan di muka.2

Secara teknis, Antonio mendefinisikan mudharabah adalah akad kerja sama


usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan
usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian diakibatkan karena

1
Sri Nurhayati and Wasilah ‘Akuntansi Syariah Di Indonesia’ (Jakarta: Salemba 4), 2014
, hal.80.
2
Ali Mauludi, Akuntansi Perbankan Syariah (jakarta: Alim’s Publishing, 2015), hlm. 109

6
kecurangan atau kelalaian oleh si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab
terhadap kerugian tersebut.3

B. Rukun dan Jenis akad Mudharabah


Menurut Karim faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah
adalah:

a. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)


Dalam akad mudharabah, minimal harus ada dua pelaku. Pihak pertama
bertindak sebagai pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua
bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau amil).
b. Objek mudharabah (modal dan kerja)
Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa
nilai uangnya, sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian,
keterampilan, selling skill, management skill dan lain lain.
c. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
Merupakan konsekuensi dari prinsip an taraddin minkum (sama-sama rela)
dimana sipemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana
dan si pelaksana usaha pun setuju untuk mengkontribusikan kerja.
d. Nisbah keuntungan
Nisbah adalah rukun yang khas akad mudharabah yang tidak ada dalam akad
jual beli. Nisbah (perjanjian pembagian keuntungan) antara shahibul maal dan
mudharib akan mencegah terjadinya perselisihan kedua belah pihak.4

Dalam PSAK, mudharabah diklasifikasikan ke dalam 3 jenis yaitu


mudharabah muthalaqah, mudharabah muqayyadah dan mudharabah
musytarakah. Berikut adalah pengertian masing-masing jenis mudharabah.

3
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Tazkia
Cendikia,hal 96
4
Karim, Adiwarman. A. 2009. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Rajawali
Pers,hal 205

7
1. Mudharabah Muthalaqah
Mudharabah Muthalaqah adalah Mudharabah di mana pemilik dananya
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tidak terikat. Jenis
mudharabah ini tidak ditentukan masa berlakunya, di daerah mana usaha
tersebut akan dilakukan, tidak ditentukan line of trade, line of industry,
atau line of service yang akan dikerjakan. Namun kebebasan ini bukan
kebebasan yang tak terbatas sama sekali. Modal yang ditanamkantetap
tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang
dilarang oleh Islam seperti untuk keperluan spekulasi, perdagangan
minuman keras (sekalipun memperoleh izin dari pemerintah), perternakan
babi, atau pun berkaitan dengan riba dan lain sebagainya. Dalam
mudharabah muthalaqah, pengelola dana memilikikewenangan untuk
melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan tujuan
mudharabah itu.

2. Mudharabah Muqayyadah
adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan kepada
pengelola antara lain mengenai dana lokasi,cara, dan atau objek investasi
atau sektor usaha. Misalnya, tidakmencampurkan dana yang dimiliki oleh
pemilik dana dengan dana lainnya tidak menginvestasikan dananya pada
transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan pengelola
dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga,
(PSAK par 07). Mudhrabah jenis ini disebut juga investasi terikat. Apabila
pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang
diberikan oleh pemilik dana, maka pemilik dana harus bertanggung jawab
atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya termasuk konsekuensi
keuangan melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan
tujuan mudharabah itu.

8
3. Mudharabah Muqayyadah
adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan kepada
pengelola antara lain mengenai dana lokasi,cara, dan atau objek investasi
atau sektor usaha. Misalnya, tidakmencampurkan dana yang dimiliki oleh
pemilik dana dengan dana lainnya tidak menginvestasikan dananya pada
transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan pengelola
dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga,
(PSAK par 07). Mudhrabah jenis ini disebut juga investasi terikat. Apabila
pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang
diberikan oleh pemilik dana, maka pemilik dana harus bertanggung jawab
atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk
konsekuensi keuangan.

C. Dasar Hukum Akad Mudharabah


Para cendekiawan fiqih Islam meletakkan mudharabah pada posisi yang
khusus dan memberikan landasan hukum tersendiri sebagai berikut:
1. Al-Quran
Dalam Al-Qur’an surat Al-Muzammil (73) ayat 20, artinya: “Dan orang-orang
yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah”. Mudharib
sebagai entrepreneur adalah sebagian dari orangorang yang melakukan dharib
(perjalanan) untuk mencari karunia Allah SWT dari keuntungan investasinya.5
2. Sunnah
Dari shalih bin suaib r.a bahwa rasulullah SAW bersabda :“tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah, dan mencampur adukkan dengan tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk dijual.” (HR. ibnu majah)6
5
Harun, M. H. Fiqh muamalah. Muhammadiyah University Press, 2007.
6
Arif, Rahmy Nurhardi. 2010. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah dalam Dual Banking
System padaPT Bank Negara Indonesia Syariah Makassar. Makassar: Jurusan Akuntansi Fakultas

9
D. Larangan Bagi Orang yang Menjalankan Mudharabah tidak diperbolehkan
menggunakan modal yang diberikan kepadanya untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Tidak boleh menggunakan harta untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk
didermakan. Dalam suatu keterangan dari Hakim bin Hizam dinyatakan sebagai
berikut:

‫الِي‬MM‫ َل َم‬M‫ةٌ َأ ْن اَل تَجْ َع‬M ‫ض‬


َ ‫ار‬ َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َأنَّهُ َكانَ يَ ْشت َِرطُ َعلَى ال َّر ُج ِل ِإ َذا َأ ْعطَاهُ َمااًل ُمق‬
ِ ‫َوع َْن َح ِك ِيم ْب ِن ِح َز ٍام َر‬
َ‫ ِم ْنت‬M‫ض‬
َ ‫ ْد‬Mَ‫ك فَق‬َ Mِ‫ ْيًئا ِم ْن ذل‬M‫ِإ ْن فَ َع ْلتَ َش‬Mَ‫ ف‬،‫ ْي ٍل‬M‫ط ِن َم ِس‬ْ َ‫ ِه فِي ب‬Mِ‫ز َل ب‬M
ِ M‫ َواَل تَ ْن‬،‫ ٍر‬Mْ‫ َواَل تَحْ ِملَهُ فِي بَح‬،‫طبَ ٍة‬ْ ‫د َر‬Mِ ِ‫فِي َكب‬
)‫ ورجاله ثقات‬،‫ (رواه الدارقطني‬. ‫َمالِي‬

"Dari Hakim bin Hizam ra., bahwasanya ia mensyaratkan atas seseorang yang
diberi modal sebagai qiradh: Jangan digunakan modalku untuk barang
bernyawa, jangan membawanya ke laut dan jangan membawanya ke tengah air
yang mengalir apabila engkau perbuat sesuatu daripadanya, maka engkaulah
yang menanggung modalku." (HR. Daruquthni dan rawi-rawinya dapat
dipercaya/tsiqat)
2. Tidak boleh berdagang ke lain tempat yang jauh yang membutuhkan banyak
biaya perjalanan, kecuali dengan izin yang punya modal.7
E. Perhitungan Tranksaksi Mudharabah
Penjelasan jurnal mengenai perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah
menurut pendapat Sri Nurhayati, Wasilah ialah sbb:
1. Pengukuran Investasi Mudharabah
a. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang
dibayarkan.
Tabel 1
Rekening Debet Kredit

Ekonomi Universitas Hasanuddin.


7
Moh Rifa’i, FIQIH ISLAM (JL. Raya Mangkang KM.16 Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014).

10
Investasi Mudharabah Xxx
Kas Xxx

b. Investasi mudharabah dalam bentuk aset non-kas diukur sebesar nilai wajar
aset non-kas pada saat penyerahan :
1). Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya
diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu
akad mudharabah.

Tabel 2

Rekening Debit Kredit


Investasi Mudharabah Xxx
Keuntungan Tangguhan Xxx
Aset Non Kas Xxx

2). Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya
diakui sebagai kerugian dan akui pada saat penyerahan aset nonkas.
Tabel 3
Rekening Debit Kredit
Investasi Mudharabah xxx
Kerugian xxx
Aset Non Kas Mudharabah Xxx

2. Penurunan nilai jika investasi mudharabah dalam bentuk aset non kas
a. Penurunan nilai sebelum usaha dimulai Jika nilai investasi mudharabah turun
sebelum usaha dimulai disebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan

11
karena kelalaian ataua kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai
tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi mudharabah.
Tabel 4
Rekening Debit Kredit
Kerugian Investasi Mudharabah Xxx
Investasi Mudharabah Xxx
Aset Non Kas Xxx

b. Penurunan nilai setelah usaha dimulai Apabila setelah dimulainya usaha


sebagian investasi mudharabah hilang tanpa adanya kelalaian ataupun
kesalahan mudharib (pengelola dana), maka kerugiannya tidak langsung
mengurangi jumlah investasi mudharabah, akan tetapi akan diperhitungkan
pada saat pembagian bagi hasil.
Jurnal pada saat terjadi kerugian:
Tabel 5
Rekening Debit Kredit
Kerugian investasi Mudharabah Xxx
Penyisihan Investasi Mudharabah Xxx

Jurnal pada saat bagi hasil:


Tabel 6
Rekening Debit Kredit
Kas Xxx
Penyisihan Investasi Mudharabah Xxx

12
Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah xxx

3. Kerugian
Akan diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian
investasi, apabila pencatatan kerugian terjadi dalam suatu periode sebelum
akad mudharabah berakhir.
Tabel 7
Rekening Debit Kredit
Kerugian Investasi Mudharabah Xxx
Penyisihan Kerugian Investasi Xxx
Mudharabah

4. Hasil Usaha
Diakui sebagai piutang, apabila bagian hasil usaha belum dibayar oleh
pengelola dana.
Tabel 8
Rekening Debit Kredit
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Xxx
Pendapatan Bagi Hasil Xxx
Mudharabah

5. Akad mudharabah berakhir


Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara investasi mudharabah
setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi dan pengembalian investasi
mudharabah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.8
8
Sigit Purwoko, SKRIPSI : “Analisis Penerapan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah
Berdasarkan PSAK 105 (Studi Kasus Pada BMT Amal Muslim Wonogiri)”, (Yogyakarta : UNY,

13
Tabel 9
Rekening Debit Kredit
Kas/Piutang/Aset Non kas xxx
Penyisihan Kerugian Investasi Xxx
Mudharabah
Investasi Mudharabah Xxx
Keuntungan Investasi Mudharabah Xxx

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara terminologi, para ulama fiqh mendefinisikan Mudharabah atau Qiradh
dengan pemilik modal (investor) menyerahkan modalnya kepada pekerja
2016), hal. 17-21.

14
(pedagang) untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu menjadi
milik bersama dan dibagi menurut kesepakatan
Pembiayaan dengan akad mudharabah adalah akad kerja-sama usaha antara
bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai
pengusaha/pengelola dana (mudharib), untuk melakukan kegiatan usaha dengan
nisbah pembagian hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan di
muka. Adapun larangan bagi orang yang menjalankan Akad Mudharabah, yaitu:
1. Tidak boleh menggunakan harta untuk kepentingan dirinya sendiri atau
untuk didermakan
2. Tidak boleh berdagang ke lain tempat yang jauh yang membutuhkan
banyak biaya perjalanan, kecuali dengan izin yang punya modal.

B. Implikasi
Kami sadar bahwa penulisan makalah kami masih sangat jauh dari kata

sempurna, maka dari itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran

dan masukannya. Baik itu berupa kritikan maupun saran yang dapat membuat

kami menjadi termotivasi untuk meningkatkan kualitas penulisan-penulisan

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntasi Syariah Di Indonesia, 5th edn (Jakarta: Salemba
Empat, 2019),
AC, Ali Mauludi, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Alim’s Pulishing, 2014

Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:

15
Tazkia Cendikia

Karim, Adiwarman. A. 2009. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba


Empat

Harun, M. H. Fiqh muamalah. Muhammadiyah University Press, 2007

Rifa’i, Moh, FIQIH ISLAM (JL. Raya Mangkang KM.16 Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 2014)
Purwoko Sigit. Analisis Penerapan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan
PSAK 105 (Studi Kasus Pada BMT Amal Muslim Wonogiri), 2006

16

Anda mungkin juga menyukai