AKAD MUDHARABAH
Dosen Pengampu : Yulia Eka Rini, M.Pd
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya. Makalah dengan judul: “Akad Mudharabah”
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Transaksi Islam. Penulis
menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan …………………………………………………………………… 6
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mudharabah adalah akad kerja sama pemilik modal dan pengelola modal dimana
keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan oleh beberapa pihak yang terlibat.
Musyarakah adalah akad kerjasama dua pihak atau lebih untuk berserikat dalam modal serta
keuntungan dan kerugian yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan secara proporsional.
Rukun dan Syarat Akad Mudharabah adalah hal yang penting dan harus kita pahami apa apa saja
itu Rukun dan Syaratnya ((Latif & Akuntansi, n.d.)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka pokok masalah yang diangkat dalam
makalah ini adalah akad mudharabah. Adapun sub bab masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa yang dimaksud Akad Mudharabah ?
2. Rukun dan Syarat Akad Mudharabah ?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dituangkan maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Akad Mudharabah
2. Untuk mengetahui apa hukum Akad Mudharabah
3
BAB II PEMBAHASAN
4
3) Perjanjian antara kedua pihak, pencapaian mufakat adalah hasil terlaksananya prinsip
antaraddin minkum (keduanya bersedia). Kedua pihak harus ikhlas menyetujui untuk
mengikat kontrak
4) Margin keuntungan mencerminkan manfaat yang bisa diperoleh kedua belah pihak
dengan menggunakan kontrak sidik jari. Manajer (mudharib) diberi penghargaan atas
pekerjaannya, dan pemilik modal (shahibul maal) diberi penghargaan karena memberi
atau menginvestasikan modalnya. Adapun persyaratan yang wajib dipenuhi seperti yang
dikatakan yaitu: kedua pelaksana yang membuat akad wajib mempunyai kapasitan serta
keinginan untuk bekerja sama, pelaksana yang membuat kontrak diwajibkan nyata, objek
konsesi wajib diumumkan dengan banyaknya nominal yang nyata, penghitungan laba akan
dibagi sesuai perjanjian yang sudah ditetapkan, yang memiliki modal boleh memasukkan
kebijakan untuk meminimalkan risiko kerugian. (Pitaloka & Wirman, 2021).
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu bentuk kerja sama dalam menggerakkan antara pemilik modal dan seseorang
adalah bagi hasil, yang dilandasi oleh rasa tolong menolong. Sebab ada orang yang
mempunyai modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam menjalankan roda perusahaan.
Ada juga orang yang mempunyai modal dan keahlian, tetapi tidak mempunyai waktu.
Sebaliknya ada orang yang mempunyai keahlian dan waktu, tetapi tidak mempunyai modal.
Dengan demikian, apabila ada kerja sama dalam menggerakkan roda perekonomian, maka
kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan modal dan skill (keahlian) dipadukan
menjadi satu. Secara istilahi mudharabah adalah menyerahkan modal kepada orang yang
berniaga sehingga ia mendapatkan presentasi keuntungan.
Menurut dalam pembiayaan mudarabah terdapat rukun, yaitu :
1) Pelaksana yang terdiri dari pelaksana pertama dan pelaksana kedua. Pelaksana pertama
ialah empunya modal (shahibul maal) dan pelaksana kedua ialah pelaksana usaha (mudharib).
2) Objek mudharabah ialah empunya dana mengalokasikan modalnya sebagai obyek
mudaraba, dan pelaku usaha memperlakukan pekerjaannya sebagai obyek mudaraba. Modal
yang diberikan bisa dalam bentuk uang atau barang, dan pekerjaan yang diberikan dalam
bentuk keahlian atau keterampilan.
3) Perjanjian antara kedua pihak, pencapaian mufakat adalah hasil terlaksananya prinsip
antaraddin minkum (keduanya bersedia). Kedua pihak harus ikhlas menyetujui untuk
mengikat kontrak.
4) Margin keuntungan mencerminkan manfaat yang bisa diperoleh kedua belah pihak dengan
menggunakan kontrak sidik jari. Manajer (mudharib) diberi penghargaan atas pekerjaannya,
dan pemilik modal (shahibul maal) diberi penghargaan karena memberi atau
menginvestasikan modalnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. A. (2016). Konsep Dasar Mudharabah. 22–45.
http://eprints.walisongo.ac.id/6823/3/BAB II.pdf
Latif, C. A., & Akuntansi. (n.d.). PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
DI PERBANKAN SYARIAH.
Pitaloka, C. N., & Wirman, S. (2021). Akad Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Return On
Asset Pada BNI Syariah. Laa Maisyir : Jurnal Ekonomi Islam, 8(1), 28.
https://doi.org/10.24252/lamaisyir.v8i1.18907
Sa’diyah, M., & Arifin, M. A. (2013). Mudharabah DalamFiqih Dan Perbankan Syari’Ah.
Equilibrium : Jurnal Ekonomi Syariah, 1(Desember), 302–323.