HTN 2B
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
hidayah serta nikmat sehat sehingga dapat menyusun makalah Fiqh Muamalah untuk
memenuhi tugas yang telah di beri. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Semoga makalah ini dapat membantu, memberikan manfaat serta berguna bagi
khayalak umum dan tidak lupa kami memohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata maupun isi dari keseluruhan
makalah ini. Kami sebagai penulis makalah sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna.
Penyusun..
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………...
B. Saran ……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masyarakat sejak dahulu tidak terlepas dari proses jual-beli dan kerjasamadalam bidang
perekonomian. Dalam ilmu fiqih tersapat macam-macam kerja samadalam perekonomian yang
memang penting untuk di pelajari untuk kemaslahatanmasyarakat atau umat. Dan apa bila akan ada
beberapa orang yang akan berserikatdalam kerjasama ini,maka tergantung ingin berkerja sama
dengan cara yang di inginkan dan sesua dengan kemampuan individu masing-masing dan ketentuan
ketentuanya.
Syirkah merupakan salah satu kerjasama antara pemilik modal dan seorangpekerja dannanti
keuntugannya di bagi menurut akadnya yang dilandasi oleh rasatolong menolong. sebab ada orang
yang mempunyai modal, tetapi tidak mempunyaikeahlian dalam menjalankan roda perusahaan.
Sistem ini telah ada sejak jamansebelum islam karena megandung nilai-nilai positif dan telah
dikerjakan oleh NabiSAW.( Sebelum diangkat menjadi Rosull) dengan megambil modal dari
khodijahsewaktu berniaga kesam (Syiria). Terdapat beberapa bentuk kerja sama dalampandagan
islam, yaitu Syirkah, mudarabah atau qiradh, musaqah, mujaraah, danmuhabarah.Untuk mengetahui
kejelasan dari bentuk-bentuk atau macam-macamkerjasama di atas maka diperlukan kajian yang
seksama. Untuk itu, akan dibahas lebih jelas khususnya syirkah dan mudarabah.
B.Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A.Pengertian Syirkah
1. Menurut malikiyah:
“perkongsian adalah izin untuk mendayagunakan (tasharruf) harta
yang di miliki dua orang secara bersama-sama oleh keduanya, yakni keduanya
saling mengizinkan kepada salah satunya untuk mendayagunakan harta milik
keduanya, namun masing-masing memiliki hak untuk tasharruf”
2. Menurut hanabilah:
“perhimpunan adalah hak (kewenangan) atau pengolahan harta
(tasarruf)”.
3. Menurut syafi’iyah:
“ketetapan hak pada sesuatu yang dimiliki dua orang atau lebih dengan
cara yang masyhur (diketahui)”
a. Al-qur’an
“ mereka bersekutu dalam yang sepertiga”. (QS. An-Nisa’ ayat 12).
b. Al-hadist
“ Dari abu huraira yang di rafa’kan kepada Nabi SAW , bahwa Nabi SAW
bersabda, “ sesungguhnya allah SWT . berfirman, “aku adalah yang ketiga
1
Sayid Sabid, Fikih Sunnah, (Bandung: PT. Al Ma‟arif, 1998), h. 111
pada dua orang yang bersekutu, selama salah seorang dari keduanya tidak
menghianati temanya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila
salah seorang menghianatinya”.(HR. Abu Dawud dan Hakim dan
menyahitkan sanadnya).
1. Syirkah Amlak
Syirkah amlak ini adalah beberapa orang memiliki secara bersama-
sama sesuatu barang, pemilikan secara bersama-sama atas sesuatu barang
tersebut bukan disebabkan adanya perjanjian di antara para pihak (tanpa ada
akad atau perjanjian terlebih dahulu), misalnya pemilikan harta secara
bersama-sama yang disebabkan/ diperoleh karena pewarisan.
2. Syirkah Uqud
Syirkah uqud ini ada atau terbentuk disebabkan para pihak memang
sengaja melakukan perjanjian untuk bekerja sama atau bergabung dalam suatu
kepentingan harta (dalam bentuk penyertaan modal) dan didirikannya serikat
tersebut bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk harta benda.
Menurut ulama‟ Hanabilah, yang sah hanya empat macam, yaitu: syirkah
inan, syirkah abdan, syirkah mudharabah, dan syirkah wujuh. Mazhab Hanafi
memboehkan semua jenis syirkah di atas, apabila syaratsyarat terpenuhi.
Mazhab Maliki memboloehkan semua jenis syirkah, kecuali syirkah wujuh.
Asy Syafi‟i membatalkan semua, kecuali syirkah inan dan syirkah
mudharabah.
2
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Sinar Grafika Offset; 2010).
1. Terciptanya kekuatan dan kemajuan khususnya di bidang ekonomi
2. Pemikiran untuk kemajuan perusahaan bias lebih mantap karena hasil
pemikiran dari banyak orang
3. Semakin terjalinnya rasa persaudaraan dan brasa solidaritas untuk kemajuan
bersama
4. Jika usahanya berkembang dengan baik berarti jangkauan operasionalnya
semakin meluas maka membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
BAB III
PENUTUP
6
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan
Syariah, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm 167
A.Kesimpulan
Berdasarkan seluruh uraian yang sudah di bahas di atas, maka kami dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
Helmi Karim. 1997. Fiqih Muamalah, (cet 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta).