Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PROFIT MARGIN PADA


BANK SYARIAH

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bank Syariah

Disusun Oleh:

Kelompok 12

Bela Maristi (20681010)

Desy Yulanda Putri (20681015)

Dosen Pengampu: Mesi Herawati,M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI`AH & EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan kuasa-Nyalah,
Kami selaku penyusun makalah ini dapat menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada Junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW beserta Ahli Warisnya sekalian.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan yang mungkin di luar dari pengetahuan kami.
Untuk itu, Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari ibu Dosen, untuk
kesempurnaan makalah ini, dan juga sebagai pelajaran bagi kami dan yang
lainnya untuk kedepannya bisa lebih baik. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, khususnya Mahasiswa Program Ekonomi Syariah.

Curup, 13 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Bagi Hasil..............................................................................................2
B. Faktor yang mempengaaruhi bagi hasil..................................................................5
C. Perhitungan bagi hasil............................................................................................6
D. Pengertian Margin Keuntungan.............................................................................7
D. Penetapan Nilai Margin..........................................................................................8
E. Perhitungan nilai margin......................................................................................11
F. Konsep Margin Dalam Murabahah.......................................................................13
BAB III 14
PENUTUP 14
DAFTAR PUSTAKA 1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan


nama profit sharing. Muhammad mengemukakan tentang pengertian profit
sharing adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan
pembagian laba. Menurut Ferdiansyah dikutip dari jurnal Ferdiansyah ,
bagi hasil dalam sistem perbankan syariah merupakan pengganti suku
bunga dalam perbankan konvensional. Yang dimana keuntungan atau
kerugian akan dibagi bersama. Menurut Muhtasib yang dikutip dari jurnal
Vidya Fatimah, pembiayaan bagi hasil merupakan suatu jenis pembiayaan
(produk penyaluran dana) yang diberikan bank syariah kepada
nasabahnya, dimana pendapatan bank atas penyaluran dana diperoleh dan
dihitung dari hasil usaha nasabah.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bagi hasil?


2. Faktor yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil?
3. Bagaimana perhitungan bagi hasil?
4. Apa pengertian margin keuntungan?
5. Bagaimana penetapan nilai margin?
6. Bagaimana perhitungan nilai margin?
7. Bagaimana konsep margin dalam murabahah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian bagi hasil.


2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi bagi hasil
3. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan bagi hasil.
4. Untuk mengetahui perhitungan margin keuntungan,penetapan nilai dan
perhitungan nilai margin.
5. Untuk mengetahui konsep margin dalam murabahah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (bahasa Inggris) dikenal


dengan profit sharing. Profit dalam kamus ekonomi diartikan pembagian
laba. Secara definisi profit sharing diartikan "distribusi beberapa bagian
dari laba pada pegawai dari suatu Perusahaan". Menurut Antonio, bagi
hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam
yakni pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maa/) dan
pengelola (Mudharib).

Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya


perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di
dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas
keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi
hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang
ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang
berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu
pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil
antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan
harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing
pihak tanpa adanya unsur paksaan.

a) Landasan Bagi Hasil

Landasan Syariah Bagi Hasil

Secara syar’i, keabsahan transaksi bagi hasil didasarkan pada


beberapa nash Al-Qur’an dan sunnah. Secara umum, landasan dari syariah
bagi hasil lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini
tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini :

2
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. Sumber: (Q.S An Nisa: 29)

Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan


dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah
prinsip berdasarkan pada kaidah al mudharabah. Berdasarkan prinsip ini
bank syariah akan berfungsi sebagai mitra dengan penabung demikian
juga dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank
akan bertindak sebagai mudharib sementara penabung sebagai shahibul
mal. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan
pembagian keuntungan masing-masing.

a) Produk Bagi Hasil

Mudharabah Al-Mudharabah adalah akad dua pihak atau lebih untuk


melakukan kerjasama usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar
100% yang disebut dengan shahibul maal, dan pihak lainnya sebagai
pengelola usaha disebut mudharib. Bagi hasil dari usaha yang
dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah yang disepakati antara
pihak-pihak yang bekerjasama.

b) jenis – jenis Al-Mudharabah

1. Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah Muthlaqah merupakan akad perjanjian antara dua pihak


yaitu shahibul maal dan mudharib, yang mana shahibul maal menyerahkan
sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada mudharib untuk
mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah. Jenis investasi
mudharabah muthlaqah dalam aplikasi perbankan syariah dapat
ditawarkan dalam produk tabungan dan deposito.

3
2. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah merupakan akad kerja sama usaha antara


dua pihak yang mana pihak pertama sebagai pemilik dana (shahibul maal)
dan pihak kedua sebagai pengelola dana (mudharib). Shahibul maal
menginvestasikan dananya kepada mudharib, dan memberi batasan atas
penggunaan dan yang diinvestasikan.5 b. Musyarakah Musyarakah asal
kata dari syirkah yang berarti percampuran. Menurut fikih, musyarakah
berarti akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan
keuntungan.

c) Al Musyarakah

Merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih dalam
menjalan kan usaha, dimana masing–masing pihak menyertakan modalnya
sesuai dengan kesepakatan, dan bagi hasil atas usaha bersama diberikan
sesuai dengan kontribusi dana atau sesuai kesepakatan bersama.

d) Jenis – jenis musyarakah

1. Syirkah Al-Malik

Syirkah al-malik dapat diartikan sebagai kepemilikan bersama antara


pihak yang berserikat dan keberadaannya muncul pada saat dua orang atau
lebih secara kebetulan memperoleh kepemilikan bersama atas suatu
kekayaan tanpa adanya perjanjian kemitraan yang resmi.

2. Syirkah Al-Uqud

Syirkah al-uqud (contractual partnership), dapat dianggap sebagai


kemitraan yang sesungguhnya, karena para pihak yang bersangkutan
secara sukarela berkeinginan untuk membuat suatu perjanjian investasi
bersama dan berbagi untung dan resiko.

4
B. Faktor yang mempengaaruhi bagi hasil

Menurut Antonio (2001) ada beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi bagi hasil pada bank syariah adalah sebagai berikut:

a. Faktor Langsung

Diantara faktor langsung yang mempengaruhi perhitungan bagi


hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah
bagi hasil.

1) Investment rate merupakan persentase actual dana yang diinvestasikan dari


total dana. Jika bank menentukan investment rate 80 persen, hal ini berarti
20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
2) Jumlah dana yang tersdia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana
dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode: rata-rata
saldo minimum bulanan dan rata-rata saldo harian. Investment rate
dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diivestasikan akan
menghasilkan julah dana aktual yang digunakan.
3) Nibah (profit sharing ratio) Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang
harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
- Nibah antara satu bank dengan bank lainnya dapat berbeda.
- Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank misalnya
deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
- Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan account lainnya
sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.

b. Faktor Tidak Langsung

Faktor tidak langsung yang mempengaruhi bagi hasil


adalah:

5
1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
- Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya.
Pendapatan yang dibagihasilkan merupakan pendapaan yang diterima
dikurangi biaya-biaya
- Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing.

2) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi)

Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya


aktivitas yang diharapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan
pendapatan dan biaya.

C. Perhitungan bagi hasil

Dalam skema indirect financing di atas, bank menerima dari salah


satu shahib al-mal dalam bentu dana pihak ketiga (DPK) sebagai sumber
dananya. Dana-dana ini dapat berbentuk tabungan atau simpanan deposito
mudharabah dengan jangka waktu yang bervariasi. Selanjutnya, dana-dana
yang sudah terkumpul ini disalurkan kembali oleh bank kedalam bentuk
pembiayaan-pembiayaan yang menghasilkan (earning assets). Keuntungan

6
dari penyaluran pembiayaan inilah yang akan dibagi hasilkan antara bank
dengan pemilik dana pihak ketiga.

Metode Perhitungan Bagi Hasil

a) Bagi Hasil dengan Menggunakan Revenue Sharing

Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue sharing


adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan dan/atau
pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil
dalam revenue sharing dihitung dengan mengalikan nisbah yang telah
disetujui dengan pendapatan bruto.

b) Bagi Hasil dengan Menggunakan Profit/Loss Sharing

Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss


sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha. Kedua
pihak, bank syariah maupun nasabah akan memperoleh keuntungan atas
hasil usaha mudharib dan ikut menanggung kerugian bila usahanya
mengalami kerugian.

D. Pengertian Margin Keuntungan

Margin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah laba


berdasarkan tingkat selisih antara biaya produksi dan harga jual di pasar.
Secara tersirat, mendefinisikan margin sebagai keuntungan yang

7
disepakati dari akad murabahah, berikut kutipannya “ murabahah akad jual
beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli”. Penetapan keuntungan dari
harga jual sejumlah tertentu dangan mempertimbangkan keuntungan yang
akan diambil, biaya-biaya yang ditanggung termasuk antisipasi timbulnya
kemacetan dan jangka waktu pengembalian.

Menurut Karim, secara teknis yang dimaksud dengan marjin


keuntungan adalah presentase tertentu yang ditetapkan pertahun
perhitungan marjin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam
setahun ditetapkan 30 hari, perhitungan marjin keuntungan secara bulanan,
maka setahun ditetapkan 12 bulanan.

Menurut S. Munawir, profit margin yaitu besarnya keuntungan


operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih.
Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh
perusahaan dihubungkan dengan penjualannya

Margin dalam bank syariah adalah tingkatan keuntungan yang


diinginkan oleh pihak bank syariah itu sendiri, atas pembiayaan dengan
akad  jual beli. Tingkatan atau besaran keuntungan tersebut, dalam hal ini
sebelumnya telah dirundingkan dan kemudian disepakati bersama oleh
kedua belah pihak. 

D. Penetapan Nilai Margin

Bank syariah menerapkan margin keuntungan terhadap produk produk


pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad
bisnis yang memberikan kepastiaan pembayaran, baik dari segi jumlah
(amount) maupun waktu (timing), seperti pembiayaan murabahah, ijarah,
ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna‟.

Secara teknis, yang dimaksud dengan margin keuntungan adalah


persentase tertentu yang ditetapkan per tahun perhitungan margin
keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360

8
hari, perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun
ditetapkan 12 bulan.

a. Referensi Margin Keuntungan Yang dimaksud dengan Referensi


Margin Keuntungan adalah margin keutungan yang ditetapkan
dalam rapat ALCO (Asset and Liability Management Committe)
bank syariah. Penetapan margin keuntungan pembiayaan
berdasarkan rekomendasi, usul dan saran dari Tim ALCO Bank
Syariah.

b. Penetapan Harga Jual Setelah memperoleh referensi margin


keuntungan, bank melakukan penetapan harga jual. Harga jual
adalah penjumlahan harga beli/harga pokok/harga perolehan bank
dan margin keuntungan.

c. Pengakuan Angsuran Harga Jual

Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli/harga


pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuan angsuran
dapat dihitung dengan menggunakan empat metode, yaitu

1) Metode margin keuntungan menurun

Margin keuntungan menurun adalah perhitungan margin keuntungan


yang semakin menurun sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai
akibat adanya cicilan atau angsuran harga pokok, jumlah angsuran (harga
pokok dan magin keuntunngan) yang dibayar nasabah setiap bulan
semakin menurun.

9
2) Margin keuntungan rata-rata

Margin keuntungan rata-rata adalah margin keuntungan menurun yang


perhitungannya secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dan
margin keuntungan) dibayar nasabah tetap setiap bulan.

3) Margin keuntungan flat

Margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan


terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke
periode lainnya, walaupun baki debetnya menurun sebagai akibat dari
adanya angsuran harga pokok.

4) Margin keuntungan annuitas

Margin keuntungan annuitas adalah keuntungan yang diperoleh dari


perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara
pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan
margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola
angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan
yang semakin menurun.

10
E. Perhitungan nilai margin

Menghitung margin merupakan hal yang wajib dikuasai agar bisa


mengembangkan perusahaan. Berikut ini adalah formula untuk menghitung
margin berdasarkan jenisnya beserta contoh perhitungannya.

1. Margin Laba Aman/Bersih

Margin bersih berfungsi untuk mengetahui keuntungan yang diraih


perusahaan dalam satu periode tertentu. Berikut ini adalah formulanya:

Margin laba bersih = (Total pendapatan - HPP - Biaya Operasional - Biaya Pajak -
Biaya lain-lain) / Total pendapatan) x 100%

Contoh kasus

Kamu sedang menjalankan perusahaan yang memiliki pendapatan sebesar Rp 40


juta. Di luar pendapatan tersebut, kamu juga memiliki HPP sebesar Rp 8 juta
ketika membuat sebuah produk. Kemudian, kamu juga mengeluarkan biaya
operasional sebanyak Rp 6 juta, pajak sebanyak Rp 3 juta, dan biaya lain-lain
sebanyak Rp 3 juta. Berapakah margin bersihnya?

Margin bersih = (Total pendapatan - HPP - Biaya Operasional - Biaya Pajak -


Biaya lain-lain) / Total pendapatan) x 100%

Margin bersih = (40.000.000 - 8.000.000 - 6.000.000 - 3.000.000 - 3.000.000) /


40.000.000 x 100%

= (20.000.000 / 40.000.000) x 100%

= 0,5 x 100%

= 50 %

Jadi, margin laba bersihnya adalah 50%.

11
2. Margin Laba Kotor

Perhitungan dalam margin kotor diperoleh dengan cara total pendapatan dikurangi
dengan HPP, lalu dibagi dengan total pendapatan dan dikali 100 persen. Berikut
adalah formulanya:

Margin laba kotor = (Total Pendapatan - HPP) / Total Pendapatan x 100%

Contoh kasus:

Kamu ingin menjual topi dengan harga Rp 50 ribu. Saat memproduksi topi, HPP-
nya sebesar Rp 30 ribu. Berapakah margin kotornya:

Margin Kotor = (Total Pendapatan - HPP) / Total Pendapatan x 100%

= (50.000 - 30.000) / 50.000 x 100%

= 20.000 / 50.000 x 100%

= 0,4 x 100%

Jadi, topi yang kamu jual menghasilkan margin laba kotor sebesar 40%.

3. Margin Laba Operasional

Cara menghitung margin laba operasional adalah dengan membagi laba operasi
dengan pendapatan lalu dinyatakan sebagai persentase. Berikut adalah
formulanya:

Margin laba operasional = (Pendapatan - HPP - Biaya administrasi) /


Pendapatan x 100%

Contoh kasus:

Pada tahun 2022, Perusahaan yang kamu jalankan memiliki pendapatan Rp 250
juta dengan Harga Pokok Penjualan Rp 100 juta dan biaya administrasi Rp
37.500.000,00. Berapa margin operasionalnya?

Margin laba operasional = (Pendapatan - HPP - Biaya administrasi) / Pendapatan


x 100%

12
= (250.000.000 - 100.000.000 - 37.500.000) / 250.000.000 x 100%

= 112.500.000 / 250.000.000 x 100%

= 0,45 x 100%

= 45%

Jadi, margin laba operasionalnya adalah 45%

F. Konsep Margin Dalam Murabahah

Margin Murabahah menurut Perwataatmadja (dalam Nugroho, 2005)


“Margin Murabahah merupakan selisih dari harga jual dikurangi dengan
harga beli”. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa praktik dagang
Rasulullah bisa diterapkan di bank syariah pada pembiayaan Murabahah.
Bahwa perhitungan margin murabahah dengan mencontohkan
perdagangan yang dilakukan Rasulullah yaitu Cost Recovery ditambah
dengan keuntungan yang diinginkan bank. Cost Recovery merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan yang dapat didekati dengan membagi jumlah
proyeksi biaya operasional bank dengan target volume pembiayaan
Murabahah bank.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh
pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank
syariah. Dalam hal ini terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka
hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan
dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian.
Pembagian hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan
nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam
menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan.

Saran

Dalam pembuatan makalah ini tentunya saya sangat membutuhkan saran


dan kritik yang bersifat membangun dan saya menyadari bahwa dalam makalah
ini banyak terdapat kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saya senantiasa menerima saran dan kritikan yang membangun dari teman-teman
dan pembaca.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Anggaran, http://e-journal.uajy.ac.id/3428/3/2EA14301.pdf diakses


tanggal 13 November 2022

Punto wicaksono, “Pengertian dan fungsi budgenting”, diakses dari


https:/www.qubisa.com/article/pengertian-dan-fungsi-budgenting, pada tanggal 13
November 2022

Asiyah Sasa, Makalah Penganggaran Bank Syariah


“Penganggaran Bank Syari’ah”, (Makalah Manajemen Perbankan Syari’ah: STAI
MA’ARIF Sarolangun, 20 April 2013), hal.5

Wa Ariadi, “Manajemen Belanja Daerah dalam konsep dan analisis”,


(Yogyakarta:Deepublish,2021), hal.21-22

Nurul Susanti dan Nur Awwalunnisa, “Penganggaran Bank syari’ah”,


(Mataram:Sanabil, 2020), hal. 10

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
Press.

Arifin, & Veithzal. R. (2010). Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, Dan
Aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai