“AKAD MUSYARAKAH”
Diajukan Untuk Pemenuhan Tugas Dalam Mata Kuliah Akuntansi Syariah dan
Praktikum
Dosen : Tenny Badina, S.E., Ak., M.E., CA.
Disusun Oleh:
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Pengertian Akad Musyarakah...................................................................3
2.2 Jenis Akad Musyarakah.............................................................................5
2.2.1 Syirkah Al-Milk.................................................................................5
2.2.2 Syirkah Al-Uqud................................................................................5
2.3 Dasar Syariah Akad Mudhrabah...............................................................7
2.3.1 Al-Qur’an...........................................................................................7
2.3.2 Hadist.................................................................................................7
2.3.3 Ijma....................................................................................................7
2.4 Penetapan Akad Nisbah Dalam Musyarakah............................................7
2.5 Perlakuan Akuntansi (PSAK 106).............................................................8
2.5.1 Akuntansi Untuk Mitra Aktif.............................................................9
2.5.2 Akuntansi Untuk Mitra Pasif...........................................................11
2.6 Ilustrasi Kasus Musyarakah.....................................................................12
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB 1 PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan atas penyusunan makalah adalah sebagai berikut.
1. Dapat menjelaskan mengenai akad musyarakah dengan jelas sehingga
dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui mengenai akad
musyarakah.
2. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menjalankan penelitian
mahasiswa.
BAB 2
BAB 3 PEMBAHASAN
Musyarakah adalah akad kerja sama dan bagi hasil antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dengan cara masing-masing
pihak memberikan kontribusi atau menggabungkan modal, dana atau mal
dengan kesepakatan bahwa hak-hak, kewajiban, risiko dan keuntungan
ditanggung secara bersama dengan nisbah (bagi hasil) ditentukan sesuai
jumlah modal dan peran masing-masing.
Musyarakah disebut juga dengan istilah sharikah atau syirkah.
Secara bahasa Musyarakah berasal dari kata al-syirkah yang berarti al-
ikhtilath (percampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih, sehingga
antara masing-masing sulit dibedakan. Seperti persekutuan hak milik atau
perserikatan usaha. Menurut fatwa DSN-MUI Nomor 8 Tahun 2000,
pengertian al-syirkah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerja sama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dana bahwa
keuntungan dan risiko akan di tanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
Pembiayaan bagi hasil dalam bentuk musyarakah diatur dalam
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dalam pasal
1 angka 13 disebutkan bahwa musyarakah merupakan salah satu produk
pembiayaan pada perbankan syariah. Musyarakah adalah suatu transaksi
dua orang atau lebih, transaksi ini meliputi pengumpulan dana dan
penggunaan modal. Keuntungan dan kerugian di tanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan. Namun demikian modal tidak selalu
berbentuk uang tetapi dapat berbentuk lain.
Berikut definisi dan pengertian musyarakah dari beberapa para ahli:
Menurut Antonio (2001), musyarakah adalah akad kerja sama
3
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau
amal/expertise)
4
memberikan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
5
3.2 Jenis Akad Musyarakah
Syirkah Al-Milk dibagi menjadi dua bagian yaitu syirkah ikthtiar dan
syirkah jabar. Syirkah ikhtiar adalah syirkah yang lahir atas kehendak dua
pihak yang bersekutu, contohnya dua orang yang membeli suatu barang.
Sedangkan syirkah jabar adalah persekutuan yang terjadi di antara dua
orang atau lebih tanpa sekehendak mereka. Seperti dua orang yang
mendapatkan sebuah warisan, sehingga barang yang menjadi warisan
tersebut menjadi hak milik kedua orang yang bersangkutan.
3.2.2 Syirkah Al-Uqud
Syirkah Al-Uqud adalah akad kerja sama antar dua orang atau
lebih dalam mengelola harta dan resiko, baik keuntungan maupun
kerugian ditanggung bersama. Syirkah al-Uqud merupakan contractual
partnership yang dapat dianggap sebagai kemitraan yang sesungguhnya
karena pada pihak yang bersangkutan secara sukarela yang berkeinginan
untuk membuat suatu perjanjian investasi bersama dan berbagai untung
dan risiko. Syirkah Al-Uqud dibagi menjadi lima jenis, yaitu sebagai
berikut:
6
1. Syirkah Mufawwadah adalah kontrak kerja sama antara dua orang
atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan
dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi
keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat
utama dari jenis al-Musyarakah ini adalah kesamaan dana yang
diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban utang dibagi masing-
masing pihak.
2. Syirkah Inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak
memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi
dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian
sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Akan tetapi, porsi
masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil,
tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka.
3. Syirkah Wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang
memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka
membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual
barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan
kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan
oleh tiap mitra.
4. Syirkah A’mal adalah adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi
untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan
dari pekerjaan itu. Misalnya kerja sama dua orang arsitek untuk
menggarap sebuah proyek atau kerja sama, dua orang penjahit untuk
menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Musyarakah ini
kadang disebut dengan syirkah abdan atau sanaa'i.
7
tidak menyerahkan modal dan hanya sebagai pengelola atas usaha
yang dijalankan, disebut mudharib.
3.3 Dasar Syariah Akad Mudhrabah
3.3.1 Al-Qur’an
“Jikalau saudara-saudara itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu
dalam yang sepertiga itu.” (Q.S An-Nisa (4) : 12).
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang- orang yang berserikat itu
sebagian dari mereka berbuat dzalim kepada sebagian yang lain,
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan amat
sedikitlah mereka ini’’(QS. Shad (38) : 24).
3.3.2 Hadist
8
3.4 Penetapan Akad Nisbah Dalam Musyarakah
9
3.5 Perlakuan Akuntansi (PSAK 106)
10
ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
f. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif (misalnya, bank
syariah) diakui sebagai investasi musyarakah dan di sisi lain
sebagai dana syirkah temporer sebesar:
- Dana dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diterima; dan
- Dana dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar nilai wajar dan
disusutkan selama masa akad atau selama umur ekonomis jika aset
tersebut tidak akan dikembalikan kepada mitra pasif.
B. Selama akad
1. Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah dengan pengembalian
dana mitra pasif di akhir akad dinilai sebesar:
a. Jumlah kas yang diserahkan untuk usaha musyarakah pada awal
akad dikurangi dengan kerugian (jika ada); atau
b. Nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat penyerahan untuk
usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (jika
ada).
2. Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah menurun dinilai sebesar
jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad ditambah dengan jumlah dana syirkah
temporer yang telah dikembalikan kepada mitra pasif, dan dikurangi
kerugian (jika ada).
C. Akhir akad
Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum
dikembalikan kepada mitra pasif diakui sebagai kewajiban.
11
masing-masing mitra dan mengurangi nilai aset musyarakah.
3. Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif, maka
kerugian tersebut ditanggung oleh mitra aktif.
4. Pengakuan pendapatan usaha musyarakah dapat diketahui berdasarkan
laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan usaha dari catatan
akuntansi mitra aktif yang dilakukan secara terpisah.
B. Selama akad
1. Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah dengan pengembalian
dana mitra pasif di akhir akad dinilai sebesar:
a. Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal
akad dikurangi dengan kerugian (jika ada)
b. Nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat penyerahan untuk
12
usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (jika
ada).
c. Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah menurun dinilai
sebesar jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada
awal akad dikurangi jumlah pengembalian dari mitra aktif dan
kerugian (jika ada).
C. Akhir akad
Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum
dikembalikan oleh mitra aktif diakui sebagai piutang.
13
Terjadi kesepakatan musyarakah dan penyaluran dana dari Bank Muslim
Syariah kepada PT Prayoga. Pada saat ada pembayaran pembiayaan
musyarakah maka bank mencatat dalam pembiayaan musyarakah.
Tgl Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp)
01/04/2010 Pembiayaan musyarakah 100.000.000
Kas 100.000.000
(Pembayaran kepada PT Prayoga untuk musyarakah)
tersebut, biaya akad dan notaris sebesar Rp. 200.000,00. Belum disepakati
apakah biaya notaris ini akan menambah pembiayaan atau tidak.
Analisis:
Kas 200.000
(Biaya akad pembiayaan mudharabah ditangguh Bank Muslim Syariah)
(Rp) (Rp)
01/04/2010 Pembiayaan musyarakah 200.000
14
(Biaya akad musyarakah diakui menambah pembiayaan)
(Rp)
01/04/2010 Biaya akad musyarakah 200.000
2. Kerugian musyarakah
Analisis:
Terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh kelalaian partner, maka akan
mengurangi pembiayaan musyarakah, yang berarti menambah
kerugian Bank Muslim Syariah sesuai porsinya. Porsi Bank Muslim
Syariah adalah 40%, maka kerugian yang ditanggung Bank Muslim
Syariah adalah Rp. 20.000.000,00 (40% x Rp. 50.000.000,00).
Tgl Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp)
15
01/07/2010 Kerugian musyarakah 20.000.000
Contoh:
16
05/04/2011 Pembiayaan musyarakah 10.000.000
17
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19