Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI MUSYARAKAH

Dosen Pengampu: Bapak Awaluddin Zakky, M.Ak.

Disusun oleh:

1. Putri Safira 63030200142

2. Maulana Zdawan Kholid Saputra 63030200153

3. Irene Fatona Budyaningtyas 63030200154

4E Akuntansi Syariah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
berupa makalah yang berjudul “Akuntansi Musyarakah” tanpa halangan suatu apapun. Tidak
lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Baginda Agung Muhammad SAW, semoga
kita diberi syafa’at oleh beliau di hari akhir kelak, aamiin.

Tidak lupa kamu ucapkan terimakasih kepada Bapak Awaluddin Zakky, M.Ak. selaku
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah. Karena dengan adanya
penugasan ini telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman serta wawasan yang lebih
kepada kami. Kami juga berharap agar pembaca dapat menambah ilmu maupun wawasan
setelah membaca makalh ini.

Kami selaku penyusun menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan.


Kami denga senang hati akan menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah Akuntansi
Musyarakah ini dapat bermanfaat.

Sekian, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salatiga, 7 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Musyarakah.................................................................................................................5
B. Dasar Hukum Akad Musyarakah....................................................................................................5
C. Rukun Dan Syarat Musyarakah......................................................................................................5
D. Karakteristik Musyarakah..............................................................................................................6
E. Jenis Musyarakah...........................................................................................................................6
F. Alur Pembiayaan Musyarakah.......................................................................................................7
G. Jurnal Musyarakah........................................................................................................................8
H. Contoh Kasus.................................................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang Masalah
Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk melakukan aktifitas bisnis,
untuk memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan sehari hari baik itu untuk dirinya
sendiri atau untuk keluarganya , serta sebagai bekal dalam melaksanakan ibadah kepada
Allah SWT.

Berbagai macam jenis usaha dapat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan, seperti
bekerja sebagai buruh,sebagai pengusaha atau sebagai investor yang kesemuanya tergantung
pada bidang keahlian yang dimiliki. Kesemuanya itu boleh dilakukan selama tidak melanggar
ketentuan agama yang dijelaskan dalam al-quran dan hadis.

Salah satu bentuk aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan sebagai pengusaha yaitu
musyarakah. Yakni perserikatan antara dua orang atau lebih dalam usaha untuk memperoleh
keuntungan dengan hasil ditanggung bersama. Yang dalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut mengenai musyarakah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Musyarakah?
2. Apa dasar hukum akad Musyarakah?
3. Apa saja Rukun dan Syarat Musyarakah?
4. Apa saja karakteristik musyarakah?
5. Apa saja jenis-jenis Musyarakah?
6. Bagaimana siklus Musyarakah?
7. Bagaimana penjurnalan mengenai Musyarakah?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui definisi Musyarakah
2. Mengetahui dasar hukum Akad Musyarakah
3. Mengetahui rukun dan syarat Musyarakah
4. Mengetahui beberapa karakteristik Musyarakah
5. Mengetahui jenis-jenis Musyarakah
6. Mengetahui mengenai siklus musyarakah
7. Mengetahui jurnal Akuntansi Musyarakah

BAB II

4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Musyarakah
Sesuai dengan PSAK 106, Musyarakah adalah akad Kerjasama antara dau pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko
berdasarkan kontribusi dana

B. Dasar Hukum Akad Musyarakah


 “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian
mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh dan amat sedikitlah mereka ini. “ (Shaad, 28).
 Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla
berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah
satunya tidak berkhianat kepada yang lainnya. Jika terjadi pengkhianatan, maka aku
akan keluar dari mereka. “ (HR Abu Daud).

C. Rukun Dan Syarat Musyarakah


1. Sighat Ijab dan Qabul
Pada akad Musyarakah, ijab qabul harus dinyatakan. Dalam melakukan akad harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:
 Penawaran dan permintaan harus secara eksplisit.
 Menunjukkan tujuan akad.
 Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak.
 Akad dituangkan secara tertulis.
2. Orang yang berakad (al-‘Aqidani):
Syaratnya adalah sebagai berikut:
 Pihak yang terlibat akad harus cakap akan hukum.
 Kompeten.
 Menyediakan dana dan pekerjaan.
 Memiliki hak mengatur asset musyarakah dalam proses transaksi normal.
 Memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola asset dengan
memperhatikan kepentingan mitranya. Tidak diizinkan mencairkan atau
menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.

3. Objek Akad (Ma’qud Alaihi): Modal dan Kerja


Syarat modal adalah sebagai berikut:

5
 Berupa uang tunai atau asset bisnis.
 Jika modal berbentuk asset, terlebih dahulu harus dinilai dengan tunai dan
disepakati oleh semua pihak.
 Modal tidak boleh dipinjamkan atau dihadiahkan kepada orang lain.
 Modal tidak boleh dijamin.
Syarat kerja adalah sebagai berikut:
 Partisipasi dalam pekerjaan.
 Kesamaan porsi kerja bukan merupakan syarat.
4. Nisbah Bagi Hasil:
Syaratnya adalah sebagai berikut:
 Presentase bagi hasil hendaklah diketahui oleh pihak berserikat.
 Presentase bagi hasil berdasarkan porsi modal.
 Ketika terjadikeuntungan maka keuntungan tersebut harus dikuantifikasi
kemudian dibagi secara proporsional atas dasar keuntungan.
 Kerugian juga ditanggung berdasarkan porsi modal yang diberikan.

D. Karakteristik Musyarakah
1. Pernyataan ijab Qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam melakukan kotrak/akad berupa; penawaran dan penerimaan
harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak, penerimaan dan penawaran
dilakukan pada saat kontrak, akad dituangkan secara tertulis.
2. Pihak – pihak yang berkontrak harus cakap dalam hukum dan kompeten.
3. Objek akad: modal, kerja, keuntungan dan kerugian.
4. Biaya operasional dan persengketaan (biaya operasional dibebankan pada modal
bersama, perselisihan melalui BAS)
5. Para mitra Bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai usaha tertentu baik
usaha baru atau yang belum berjalan.
6. Investasi berupa kas, setara kas, dan non kas.

E. Jenis Musyarakah
1. Musyarakah Kepemilikan (Syirkah al-Milk)

6
Kepemilikan Bersama sebuah asset dimana keadaan ini berlaku jika ada dua pihak
atau lebih berbagi warisan yang sama, wasiat, atau membeli asset Bersama, yang
menyebabkan terjadinya kepemilikan Bersama oleh pihak-pihak tersebut.
2. Musyarakah Akad (Syirkah al-‘Aqd).
Kesepakatan yang dibuat oleh pihak-pihak pemilik modal terkait dalam suatu usaha.
3. Syirkah A’mal (Perserikatan Usaha Tenaga)
Kerjasama antara dau orang dengan profesi yang sama untuk menerima tawaran
proyek pekerjaan tertentu, dan keuntungan dibagi rata sesuai laba dari pekerjaan yang
dilakukan. Berbeda dengan dua syirkah sebelumnya yang menyertakan kontribusi
berupa uang. Pada syirkah abdan, kedua belah pihak tidak menyetorkan uang
melainkan skill/pekerjaan.
4. Syirkah Wujuh (Perserikatan Modal Sama)
Kerja sama atau percampuran antara pihak pemilik dana dengan pihak lain yang
memiliki kredibilitas ataupun kepercayaan. Syirkah wujuh dinamakan demikian
karena syirkah ini hanya mengandalkan wujuh (wibawa dan nama baik) para anggota,
pembagian untung rugi dilakukan secara negoisasi diantara para anggota.

F. Alur Pembiayaan Musyarakah

Keterangan:

7
1. Transaksi Musyarakah dimulai dari pengajuan permohonan pembiayaan musyarakah
oleh nasabah dengan mengisi formulir permohonan pembiayaan. Formulir tersebut
diserahkan kepada bank syariah beserta dokumen pendukung. Selanjutnya pihak bank
melakukan evaluasi kelayakan pembiayaan musyarakah yang diajukan nasabah
dengan menggunakan analisis 5C (Character, Capacity, Capital, Commitment,
Collateral). Kemudian analisis diikuti dengan verifikasi. Bila nasabah dan usaha
dianggap layak, selanjutnya diadakan perikatan dalam bentuk penandatanganan
kontrak musyarakah dengan nasabah sebagai mitra di hadapan notaris, kontrak yang
dibuat setidaknya memuat berbagai hal untuk memastikan terpenuhinya rukun
musyarakah.
2. Bank dan nasabah mengkontribusikan modalnya masing-masing dan nasabah sebagai
mitra aktif mulai mengelola usaha yang disepakati berdasarkan kesepakatan dan
kemampuan terbaiknya.
3. Hasil usaha dievaluasi pada waktu yang ditentukan berdasarkan kesepakatan.
Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara bank dengan nasabah sesuai dengan
porsi yang telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian ditanggung proporsional
terhadap modal masing-masing mitra. Adapun kerugian yang disebabkan oleh
kelalaian nasabah sebagai mitra aktif sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
4. Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan metode
perhitungan yang telah disepakati.
5. Bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah telah
mengembalikan semua modal milik bank usaha selanjutnya menjadi milik nasabah
sepenuhnya.

G. Jurnal Musyarakah

No. Transaksi Jurnal


1. Penyerahan Modal Musyarakah Investasi Musyarakah XX
Kas Kas XX

2. Penyerahan Modal Musyarakah Investasi Musyarakah XX


Non - Kas Persediaan XX

3. Pengakuan Hasil Usaha Kas XX

8
Musyarakah Pendapatan Bagi Hasil XX

4. Saat Jatuh Tempo Pengembalian Piutang Mitra XX


Modal Musyarakah (belum Investasi Musyarakah XX
dibayar)

5. Pelunasan Modal Musyarakah Kas XX


Jatuh Tempo Piutang Mitra XX

H. Contoh Kasus

A. BIAYA MUSYARAKAH
5/8/2008 dibayar biaya pra akad (prmbuatan studi kelayakan dan lain lain) sebesar Rp
1.000.000,-
Jurnal:
Saat dilakukan pembayaran beban pra akad
UM pra akad Musyarakah Rp 1.000.000,-
Kas Rp 1.000.000,-

B. PENYERAHAN MODAL MUSYARAKAH


Penyerahan Modal dalam Bentuk Kas
15/8/2018 LKS Anugrah menyerahkan modal kepada mitranya Tuan Amin sejumlah
Rp 36.000.000,-
Jurnal:
Investasi Musyarakah Rp 36.000.000,-
Kas Rp 36.000.000,-

Penyerahan Modal dalm Bentuk Non – Kas


20/8/2018 LKS Anugrah menyerahkan modal non kas berupa mesin senilai Rp
30.000.000,- kepada Tuan Amin
Jurnal:
Investasi Musyarakah Rp 30.000.000,-
Persediaan / Aset Musyarakah Rp 30.000.000,-

9
C. PENGAKUAN HASIL USAHA MUSYARAKAH
Sesuia Laporan, diperoleh bagi hasil sebesar Rp 5.000.000,- dengan nisbah 30:70
(Amin:LKS Anugrah) = (Rp 1.5000.000,- : Rp 3.500.000,-)
Jurnal:
Kas Rp 3.500.000,-
Pendapatan bagi hasil Rp 3.5000.000,-

Jika terjadi kerugian (bukan factor kesengajaan) sesuai porsi modal LKS Anugrah
dengan nilai sebesar Rp 600.000,-
Jurnal:
Kerugian Musyarakah Rp 600.000,-
Investasi Musyarakah Rp 600.000,-

D. SAAT JATUH TEMPO PENGEMBALIAN MODAL MUSYARAKAH (BELUM


DIBAYAR)
Sesuai kesepakatam, jatuh yempo berakhir pada tanggal 20/8/2020, dengan sisa modal
musyarakah sebesar Rp 11.000.000,- harus dikembalikan Amin namun pada tanggal
tersebut Amin belum dapat melunasinya
Jurnal:
Piutang Mitra Rp 11.000.000,-
Investasi Musyarakah Rp 11.000.000,-

E. PELUNASAN MODAL MUSYARAKAH JATUH TEMPO


Pada tanggal 30 Agustus 2020 Amin melunasi sisa kewajibannya atas pengembalian
modal musyarakah sebesar Rp 11.000.000,-
Jurnal:
Kas Rp 11.000.000,-
Piutang Mitra Rp 11.000.000,-

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Investasi musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
menjalankan suatu usaha tertentu dengan tujuan mencari keuntungan dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi modal dan kerja. Hal ini yang membedakan antara musyarakah
dengan mudharabah. Dimana dalam mudharabah hanya satu pihak saja sebagai penyandang
dana.

Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam perkerjaan dan ia menjadi wakil mitra
lain yaitu sebagai agen bagi usaha kemitraan. Oleh karena itu ,seorang mitra tidak dapat lepas
tangan dari aktifitas yang dilakukan mitra lainyya dalam menjalankan aktifitas bisnis yang
normal. Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra
sesuai dengan nisbah yang disepakati (baik berdasarkan modal maupun cara lain yang
disepakati), sedangkan bila rugi akan didistribusikan pada para mitra sesuai dengan porsi
modal dari setiap mitra.

Musayarakah adalah transaksi halal , karena atas sumber hukum yang kuat baik Al-
Qur’an maupun As-sunah, sepanjang seluruh rukun dan ketentuan syariahnya terpenuhi.
Untuk pencatatan akuntansi musyarakah telah diatur pada PSAK no.106 . Tanggung jawab
pencatatan berada dipihak mitra aktif sebagai pengelola, namun mitra aktif dapat
melakukannya sendiri atau menunjuk pihak lain untuk melakukannya. Jika mitra aktif
memilih melakukannya sendiri maka mitra aktif harus melakukannya secara terpisah dengan
catatan lainnya , minimal ada buku besar pembantu yang berfungsi untuk melakukan
pencatatan terpisah untuk transaksi musyarakah tersebut.

B. Saran
Bagi pengusaha yang usahanya berbentuk akad musyarakah supaya dapat memahami
dengan benar mengenai aturan dan pencatatan yang diatur dalam akuntansi dan menghindari
transaksi yang mengandung unsur riba. Kritik dan saran dari pembaca semua sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penulisan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, S. W. (2013). Akutansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Selemba Empat.


Wiroso. (2011). Akutansi Keuangan Lembaga syariah. Jakarta : IAI.
https://id.scribd.com/document/349970191/MAKALAH-AKAD-MUSYARAKAH

12

Anda mungkin juga menyukai