(Mudharabah Accounting)
Kelompok 12 :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami bisa menyelsaikan makalah untuk memenuhi tugas di kelas A Mata Kuliah
Akuntansi Syariah dengan judul “Akuntansi Mudharabah” tanpa kendala yang berarti. Solawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
manusia menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dengan
kata sempurna baik secara materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
kami butuhkan dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu bagi kami. Kami
mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila usaha tersebut mengalami kegagalan dan terjadi kerugian yang mengakibatkan
sebagaian atau bahkan seluruh modal yang di tanamkan oleh pemilik dana habis, maka yang
menanggung kerugian keuangan hanya pemilik dana.Sedangan pengelola dana sama sekali tidak
menanggung atau tidak harus manganti kerugian atas modal yang hilang, kecuali kerugian
tersebut terjadi karena kesengajaan, kelalaian atau pelanggaran akad yang di lakukan oleh
pengelola dana. Pengelolah dana hanya menanggung kehilangan atau resiko berupa waktu,
pikiran,dan jerih payah yang telah di curahkannya selama mengelola proyek atau usaha tersebut,
serta kehilangan kesempatan untuk memperoleh sebagian dari pembagian sesuai dengan yang
telah di tetapkan dalam perjanjian mudharabah.
Hal tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah bahwa pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu transaksi harus bersama -sama menanggung risiko (berbagi risiko), dalam
hal transaksi mudharabah, pemilik dana akan menanggung resiko financial sedangkan pengelola
dana akan menanggung resiko nonfinancial.
Besarnya kentungan yang di terima tergantung pada laba yang di hasilkan karena meminta
kelebihan atau imbalan tanpa ada faktor penyeimbang yang di perbolehkan syariah sama dengan
riba. Pada prinspnya dalam mudharabah tidak boleh ada jaminan atas modal, namun demikian
agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan dari
pengelola dana atau pihak ketiga. Tentu saja jaminan ini hanya dapat di cairkan apabila
1
pengelola dana dapat terbukti melakukan keselahan yang di sengaja, ialah atau melakukan
pelengaraan terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan maka tujuan dari makalah ini antara lain adalah
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nurhayati dan Wasilah (2011) menjelaskan akad mudharabah merupakan suatu transaksi
pendanaan atau investasi yang berdasarkan kepercayaan. Keperca yaan merupakan unsur
terpenting dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana.
Oleh karena kepercayaan merupakan unsur terpenting maka mudharabah dalam istilah bahasa
Inggris disebut trust financing. Pemilik dana yang merupakan investor disebut beneficial
ownership atau sleeping partner, dan pengelola dana disebut managing trustee atau about partner.
3
Muqayyadah terdiri atas dua jenis, yaitu mudharabah muqayyadah executing dan
mudharabah muqayyadah canneling. Pada mudharabah muqayyadah executing, bank
syariah sebagai pengelola penerima dana dari pemilik dana dengan pembatasan dalam hal
tempat cara, dan/atau objek investasi. Akan tetapi, bank syariah memiliki kebebasan dalam
melakukan seleksi terhadap calon mudharib yang layak mengelola dana tersebut.
Sementara itu, pada mudharabah muqayyadah executing bank syariah tidak memiliki
kewenangan dalam menyeleksi calaon mudharib yang akan mengelola dana tersebut.
4
a) Pelaku harus cakap hukum dan baligh.
c) Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh mengawasi
b. Objek Mudharabah
c. Persetujuan(Ijab Kabul)
Di sini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk megikatkan diri dalam
akad mudharabah. Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontri busikan dana,
sementara si pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja.
d. Nisbah keuntungan
Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang
bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahib al-mal
mendapatkan imbalan atas modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang mencegah terjadinya
perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan.
Syarat yang berkaitan dengan keuntungan, bahwa pembagian keuntungan harus jelas
prosentasenya seperti 60 % : 40 %, atau 50% : 50 % dan sebagainya menurut kesepakatan
bersama. Biasanya dicantumkan dalam surat perjanjian yang dibuat dihadapan notaris.
Dengan demikian apabila terjadi persengketaan, maka penyelesaiannya mudah dilakukan.
5
2.4 Manfaat dan Resiko Mudharabah
a. Manfaat Mudharabah
1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah
meningkat.
2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap,
namun disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank hingga bank tidak akan pernah
mengalami negative spread.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha
nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal,
aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah
yang akan dibagikan.
5) Prinsip bagi hasil mudharbah musyarakah berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana
bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun
keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
b. Resiko Mudharabah
Ciri khas pembiayaan mudharabah adalah rasa saling percaya yang tinggi antara
nasabah dan bank. Kenyataan ini menjadikan mudharabah sebagai pembiayaan yang
beresiko tinggi. Beberapa resiko yang mungkin akan terjadi diantaranya yakni side
streaming, yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak,
lalai dan kesalahan yang disengaja dan penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila
nasabahnya tidak jujur.
2.5 Ketentuan Akuntansi Transaksi Mudharabah Dari Segi Pengelolaan Dana (Psak 105)
6
3. Aset Mudharabah / Persediaan
4. Hutang
2. Kerugian Mudharabah
Ketentuan Jurnal
1. Dana yang di terima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah
temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.
2. Pengukuran Dana Syirkah Temporer Dana Syirkah Temporer diukur sebesar jumlah kas atau nilai
wajar aset nonkas yang diterima. Jurnal :
3. Penyaluran kembali dana syirkah temporer Jika pengelola dana menyalurkah kembali dana
syirkah temporer yang diterima maka pengelola dana mengakui sebagai aset (investasi
mudharabah). Sama seperti akuntansi untuk pemilik dana. Dan ia akan mengakui pendapatan
secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana. Jurnal pencatatan ketika
menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran kembali dana syirkah temporer :
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum
dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak
pemilik dana. Jurnal :
7
Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil :
4. Sedangkan apabila pengelola dana mengelola sendiri dana mudharabah berarti ada pendapatan
dan beban yang diakui dan pencatatanya sama dengan akuntansi konvensional yaitu :
5. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban
pengelola dana :
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem bagi hasil (mudharabah) merupakan landasan investasi dan karakteristik umum
operasional bank syariah dalam upaya menghindari praktek ribawi. Dalam melaksanakan akad
mudharabah perlu diperhatikan rukun dan syaratnya. Rukun mudharabah meliputi pelaku, objek
mudharabah, ijab-qabul dan nisbah keuntungan. Keuntungan mudharabah akan dibagi sesuai
dengan kesepakatan dalam kontrak.
3.2 Saran
Dengan makalah yang kami buat, kami berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya pada akuntansi mudharabah (pengelola dana).
9
DAFTAR PUSTAKA
10