Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI MUDHARABAH

(Mudharabah Accounting)

DOSEN PENGAMPU : DR. INTEN MEUTIA, SE, MACC, AK


Disusun Oleh :

Kelompok 12 :

1. Siti Fauziyah ( 01031181823042 )

2. Sur Anisah ( 01031182025016 )

3. Andini Nur Fadillah ( 01031282025089 )

4. Amelia Nursafitri ( 01031182025034 )

5. Hidayat valentio ( 01031182025041 )

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami bisa menyelsaikan makalah untuk memenuhi tugas di kelas A Mata Kuliah
Akuntansi Syariah dengan judul “Akuntansi Mudharabah” tanpa kendala yang berarti. Solawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
manusia menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dengan
kata sempurna baik secara materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
kami butuhkan dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu bagi kami. Kami
mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.

Palembang, 26 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Mudharabah ............................................................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Mudharabah ............................................................................................................ 3
2.1.1 Mudharabah Muqayyadah................................................................................................ 3
2.1.2 Mudharabah Muthlaqah ................................................................................................... 4
2.1.3 Mudharabah Musytarakah ................................................................................................ 4
2.3 Rukun Mudharabah ................................................................................................................... 4
2.4 Manfaat dan Resiko Mudharabah ............................................................................................. 6
2.5 Ketentuan Akuntansi Transaksi Mudharabah dari Segi Pengelolaan Dana(Psak 105) ............. 6
BAB III ......................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia perkembangan kajian dan praktek ilmu ekonomi Islam juga berkembang
pesat. Kajian-kajiannya sudah banyak diselenggarakan di berbagai university negeri maupun
swasta. Sementara itu dalam bentuk prakteknya, ekonomi Islam telah berkembang dalam bentuk
perbankan dan lembaga-lembaga keuangan ekonomi Islam non bank. Perkembangan Ekonomi
Islam di Indonesia mulai mendapatkan momentum yang berarti sejak didirikannya Bank
Muamalat Indonesia pada tahun 1992. Pada saat itu sistem perbankan Islam memperoleh dasar
hukum secara formal dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
perbankan, sebagaimana yang telah direvisi dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1998 dan
dilengkapi oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia ( Wiryono,
2006; dalam Yulianti, 2008).

Mudharabah merupakan suatu transaksi perdanaan atau investasi yang berdasarkan


kepercayaan. Kepercayaan merupakana unsur terpenting dalam mudharabah, yaitu kepercayaan
dari pemilik dana ( shohibul maal) kepada pengelolah dana ( mudharib ), di samping itu karana
pemilik dana tidak boleh ikut campur didalam manajemen perusahaan atau proyek yang di biayai
dengan dana pemilik tersebut, kecuali sebatas memberikan saran-saran dan melakukan
pengawasan pada pengelola dana ( Syhdeini 2007 ).

Apabila usaha tersebut mengalami kegagalan dan terjadi kerugian yang mengakibatkan
sebagaian atau bahkan seluruh modal yang di tanamkan oleh pemilik dana habis, maka yang
menanggung kerugian keuangan hanya pemilik dana.Sedangan pengelola dana sama sekali tidak
menanggung atau tidak harus manganti kerugian atas modal yang hilang, kecuali kerugian
tersebut terjadi karena kesengajaan, kelalaian atau pelanggaran akad yang di lakukan oleh
pengelola dana. Pengelolah dana hanya menanggung kehilangan atau resiko berupa waktu,
pikiran,dan jerih payah yang telah di curahkannya selama mengelola proyek atau usaha tersebut,
serta kehilangan kesempatan untuk memperoleh sebagian dari pembagian sesuai dengan yang
telah di tetapkan dalam perjanjian mudharabah.

Hal tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah bahwa pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu transaksi harus bersama -sama menanggung risiko (berbagi risiko), dalam
hal transaksi mudharabah, pemilik dana akan menanggung resiko financial sedangkan pengelola
dana akan menanggung resiko nonfinancial.

Besarnya kentungan yang di terima tergantung pada laba yang di hasilkan karena meminta
kelebihan atau imbalan tanpa ada faktor penyeimbang yang di perbolehkan syariah sama dengan
riba. Pada prinspnya dalam mudharabah tidak boleh ada jaminan atas modal, namun demikian
agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan dari
pengelola dana atau pihak ketiga. Tentu saja jaminan ini hanya dapat di cairkan apabila

1
pengelola dana dapat terbukti melakukan keselahan yang di sengaja, ialah atau melakukan
pelengaraan terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang dapat di rumuskan berdasarkan latar belakang adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi mudharabah ?


2. Apa saja jenis-jenis akuntansi mudharabah ?
3. Apa saja rukun akuntansi mudharabah?
4. Apa saja manfaat dan resiko akuntansi mudharabah ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan maka tujuan dari makalah ini antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui akuntansi mudharabah;


2. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis akuntansi mudharabah;
3. Agar dapat mengetahui rukun akuntansi mudharabah;
4. Untuk mengetahui manfaat dan resiko akuntansi mudharabah;

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mudharabah


Mudharabah berasal dari bahasa arab dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian
memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan
yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, seandainya kerugian itu diakibatkan karena
kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.105 tentang akuntansi


mudharabah, menyebutkan bahwa mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua
(pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.

Nurhayati dan Wasilah (2011) menjelaskan akad mudharabah merupakan suatu transaksi
pendanaan atau investasi yang berdasarkan kepercayaan. Keperca yaan merupakan unsur
terpenting dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana.
Oleh karena kepercayaan merupakan unsur terpenting maka mudharabah dalam istilah bahasa
Inggris disebut trust financing. Pemilik dana yang merupakan investor disebut beneficial
ownership atau sleeping partner, dan pengelola dana disebut managing trustee atau about partner.

2.2 Jenis-Jenis Mudharabah

2.1.1 Mudharabah Muqayyadah


Mudharabah Muqayyadah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan
pengelola, dengan kondisi pengelola dikenakan pembatasan oleh pemilik dana dalam hal
tempat, cara atau objek investasi. Mudharabah Muqayyadah biasa disebut dengan
mudharabah terikat (restricted mudharabah). Dalam praktk perbank Muharabah

3
Muqayyadah terdiri atas dua jenis, yaitu mudharabah muqayyadah executing dan
mudharabah muqayyadah canneling. Pada mudharabah muqayyadah executing, bank
syariah sebagai pengelola penerima dana dari pemilik dana dengan pembatasan dalam hal
tempat cara, dan/atau objek investasi. Akan tetapi, bank syariah memiliki kebebasan dalam
melakukan seleksi terhadap calon mudharib yang layak mengelola dana tersebut.
Sementara itu, pada mudharabah muqayyadah executing bank syariah tidak memiliki
kewenangan dalam menyeleksi calaon mudharib yang akan mengelola dana tersebut.

2.1.2 Mudharabah Muthlaqah


Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan
pengelola tanpa adanya pembatasan dana oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara atau
objek investasi. Kontrak mudharabah muthalaqah dalam perbankan syariah digunakan
untuk tabungan maupun pembiayaan. Pada tabungan mudharabah, penabung berperan
sebagai pemilik dana, sedangkan bank perperan sebagai pengelola yang mengontribusikan
keahliannya dalam mengelola dana penabung. Adapun pada investasi mudharabah, bank
berperan sebagai pemilik dana yang menginves tasikan dana yang ada padanya kepada
pihak lain yang memerlukan dana untuk keperluan usahanya.

2.1.3 Mudharabah Musytarakah


Mudharabah Musytarakah adalah bentuk kerja sama dimana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Akad musyatarakah ini
merupakan solusi sekiranya dalam perjalanan usaha, pengola dana memiliki modal yang
dapat didistribusikan dalam investasi, sedangkan disisi lain, adanya penambahan modal ini
akan dapat meningkatkan kemajuan investasi. Dalam mudharabah musytarakah, pengelola
dana berdasarkan akad (mudharabah) menyertakan juga dananya dalam investasi bersama
(berdasarkan akad musyarakah).

2.3 Rukun Mudharabah


a. Pelaku
Faktor pelaku dalam akad mudharabah harus ada minimal dua pihak pelaksana .Pihak
pertama bertindak sebagai pemilik modal, sedangkan pihak kedua bertindak sebagai
pelaksana usaha.Tanpa ada dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada. Sedangkan
untuk ketentuan syariahnya yaitu:

4
a) Pelaku harus cakap hukum dan baligh.

b) Dapat dilakukan sesama atau dengan non muslim.

c) Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh mengawasi

d) Objek mudharabah (modal dan kerja)

b. Objek Mudharabah

Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan


pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang diserahkan
bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang
diserahkan bisa berbentuk kehalian, keterampilan dan lain-lain. Tanpa dua objek ini, akad
mudharabah pun tidak akan ada.

c. Persetujuan(Ijab Kabul)

Di sini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk megikatkan diri dalam
akad mudharabah. Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontri busikan dana,
sementara si pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja.

d. Nisbah keuntungan

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang
bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahib al-mal
mendapatkan imbalan atas modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang mencegah terjadinya
perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan.

Syarat yang berkaitan dengan keuntungan, bahwa pembagian keuntungan harus jelas
prosentasenya seperti 60 % : 40 %, atau 50% : 50 % dan sebagainya menurut kesepakatan
bersama. Biasanya dicantumkan dalam surat perjanjian yang dibuat dihadapan notaris.
Dengan demikian apabila terjadi persengketaan, maka penyelesaiannya mudah dilakukan.

5
2.4 Manfaat dan Resiko Mudharabah
a. Manfaat Mudharabah

1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah
meningkat.

2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap,
namun disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank hingga bank tidak akan pernah
mengalami negative spread.

3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha
nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal,
aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah
yang akan dibagikan.

5) Prinsip bagi hasil mudharbah musyarakah berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana
bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun
keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

b. Resiko Mudharabah

Ciri khas pembiayaan mudharabah adalah rasa saling percaya yang tinggi antara
nasabah dan bank. Kenyataan ini menjadikan mudharabah sebagai pembiayaan yang
beresiko tinggi. Beberapa resiko yang mungkin akan terjadi diantaranya yakni side
streaming, yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak,
lalai dan kesalahan yang disengaja dan penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila
nasabahnya tidak jujur.

2.5 Ketentuan Akuntansi Transaksi Mudharabah Dari Segi Pengelolaan Dana (Psak 105)

Akun Pada Akuntansi Pengelola Dana

A. Akun Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

1. Dana Syirkah Temporer

2. Bagi Hasil Diumumkan Belum Dibagi (Kewajiban Bagi Hasil )

6
3. Aset Mudharabah / Persediaan

4. Hutang

B. Akun Laporan Laba Rugi

1. Hak pihak ketiga atas Bagi Hasil

2. Kerugian Mudharabah

Akuntansi Pengelola Dana

Ketentuan Jurnal

1. Dana yang di terima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah
temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.

2. Pengukuran Dana Syirkah Temporer Dana Syirkah Temporer diukur sebesar jumlah kas atau nilai
wajar aset nonkas yang diterima. Jurnal :

Dr. Kas/Aset Nonkas xxx

Kr. Dana Syirkah Temporer xxx

3. Penyaluran kembali dana syirkah temporer Jika pengelola dana menyalurkah kembali dana
syirkah temporer yang diterima maka pengelola dana mengakui sebagai aset (investasi
mudharabah). Sama seperti akuntansi untuk pemilik dana. Dan ia akan mengakui pendapatan
secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana. Jurnal pencatatan ketika
menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran kembali dana syirkah temporer :

Dr. Kas/Piutang xxx

Kr. Pendapatan yang Belum Dibagikan xxx

Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum
dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak
pemilik dana. Jurnal :

Dr. Beban Bagi hasil Mudharabah xxx

Kr. Utang Bagi Hasil Mudharabah xxx

7
Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil :

Dr. Utang Bagi Hasil Mudharabah xxx

Kr. Kas xxx

4. Sedangkan apabila pengelola dana mengelola sendiri dana mudharabah berarti ada pendapatan
dan beban yang diakui dan pencatatanya sama dengan akuntansi konvensional yaitu :

Saat mencatat pendapatan

Dr. Kas/Piutang xxx

Kr. Pendapatan xxx

Saat mencatat beban :

Dr. Beban xxx

Kr. Kas/Utang xxx

5. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban
pengelola dana :

Dr. Beban xxx

Kr. Utang lain-lain/Kas xxx

6. Di akhir akad Jurnal :

Dr. Dana syirkah syariah xxx

Kr. Kas/asset nonkas xxx

Jika ada penyisihan kerugian sebelumnya jurnal :

Dr. Dana syirkah temporer xxx

Kr. Kas/Aset nonkas xxx

Kr. Penyisihan kerugian xxx

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem bagi hasil (mudharabah) merupakan landasan investasi dan karakteristik umum
operasional bank syariah dalam upaya menghindari praktek ribawi. Dalam melaksanakan akad
mudharabah perlu diperhatikan rukun dan syaratnya. Rukun mudharabah meliputi pelaku, objek
mudharabah, ijab-qabul dan nisbah keuntungan. Keuntungan mudharabah akan dibagi sesuai
dengan kesepakatan dalam kontrak.

3.2 Saran

Dengan makalah yang kami buat, kami berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya pada akuntansi mudharabah (pengelola dana).

9
DAFTAR PUSTAKA

Wiroso.2010.Akuntansi Transaksi Syariah.Jakarta:Ikatan Akuntan Indonesia.

Khaddafi, Muammar.2016.Akuntansi Syariah, Meletakkan Nilai-nilai Syariah Islam dalam Ilmu


Akuntansi.Medan:Madenatera.

Rahman, Taufikur.2020.Akuntansi Mudharabah :Pengelola Dana.

Firdaweri.2014. Perikatan Syari’ah Berbasis Mudharabah.6(2),64-66.

10

Anda mungkin juga menyukai