Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta,
manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya. Karena berkat limpahan
rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Prinsip-Prinsip Dasar Keuangan Syari’ah”. Maksud dan tujuan
dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan Syariah.
Penyusun menyadari bahwasannya seorang manusia tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah Azza Wa Jalla,
sehingga dalam penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif akan senantiasa dinanti dalam upaya evaluasi diri.
Harapannya, bahwa dibalik ketidaksempurnaan dalam penyusunan makalah ini bisa
ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penyusun
dan pembaca. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
2
juga pada persepsi bahwa lembaga tersebut secara sungguh-sungguh memperhatikan
batas–batas yang digariskan oleh islam. Islam berbeda dari agama-agama lainnya,
dalam hal ini ia dilandasi oleh iman dan ibadah. atau bisa dikatakan bahwa transaksi
ekonomi yang dilakukan oleh orang islam dan dilandasi oleh syariat islam akan
bernilai ibadah di hadapan Allah swt.
2. Keadilan
Prioritas utama dalam ajaran islam mengenai perekonomian adalah
terciptanya keadilan dan kesetaraan yang nyata. Pengertian keadilan dan kesetaraan,
dari produksi hingga distribusi, tertanam dalam system ini. Keadilan social dalam
islam terdiri dari penciptaan dan oenyediaan kesempatan serta penghapusan
hambatan yang sama bagi semua anggota masyarakat. Hukum keadilan juga dapat
diartikan bahwa semua anggota masyarakat memiliki status hukum , perlindungan
hukum, dan kesempatan hukum yang sama. Pengertian keadilan ekonomi dan konsep
distribusi keadilan yang menyertainya adalah karakteristik dari system perekonomian
islam: aturan yang mengatur perlakuan ekonomi baik diizinkan maupun dilarang bagi
konsumen, produsen, dan pemerintah, serta hal-hal yang menyangkut hak milik,
produksi, dan distribusi kekayaan berdasarkan konsep keadilan social islam. Untuk
menjamin adanya keadilan, system syariat menyediakan sebuah jaringan aturan etika
dan moral untuk semuanya yang berpartisipasi dalam pasar dan mengharuskan
norma-norma saturan-aturan tersebut dipahami dan ditaati oleh semua. Prinsip
keadilan terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 42:
3
Tetapi jika engkau memutuskan (perkara mereka), maka putuskanlah dengan adil.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.
3. Maslahah
Maslahah menurut bahasa berarti manfaat, segala sesuatu yang dianggap
maslahat itu haruslah berupa maslahat yang hakiki yaitu yang benar-benar akan
mendatangkan kemanfaatan atau menolak kemudharatan, bukan berupa dugaan
belaka dengan hanya memprtimbangkan adanya kemanfaatan tanpa melihat kepada
akibat negatif yang ditimbulkannya. Dalam ekonomi maslahah biasanya menyangkut
tentang bagaimana penggunaan dari uang yang digunakan untuk transaksi yang
seharusnya memprioritaskan kebutuhan umat dari pada kepentingan umat. Tidak
hanya itu tapi juga kehalalan toyiban juga harus jadi prioritas untuk umat islam yang
melakukan transaksi yang sesuai dengan syariat islam, kehalalan toyiban ini
menyangkut dari bagaimana cara memperoleh uang itu sendiri dan memanfaatkannya.
4
Hukum islam mendorong penerimaan keuntungan tetapi melarang pengenaan
bunga karena keuntungan ditentukan setelah kegiatan yang melambangkan
kesuksesan kewirausahaan dan penciptaan tambahan kekayaan, dimana bunga
ditentukan sebelum kegiatan sebagai biaya yang diakui apapun hasil dari operasi
bisnis yang dilakukan dan mungkin saja tidak memberikan kekayaan.
5
Larangan gharar memaksas berbagai pihak untuk menghindari kontrak
dengan tingkat asimetri informasi yang tinggi dan tingkat pembayaran ekstrem; juga
membuat pihak-pihak yang terlibat untuk lebih bertanggung jawab dan accountable.
Memperlakukan gharar sebagai resiko dapat menghalangi transaksi perdagangan
instrument derivative yang dirancang untuk mengalihkan resiko dari suatu pihak ke
pihak lain. Area lain dimana larangan gharar menimbulkan perhatian adalah
transaksi keuangan kontemporer dibidang asuransi. Beberapa berpendapat bahwa
kontrak asuaransi menyangkut nyawa seseorang termsuk dalam definisi gharar dan
membatalkan kontrak. Maslah ini masih dalam tinjauan dan belum terpecahkan
sepenuhnya.
Dalam ekonomi islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai
pemberian atau titipan Tuhan kepada manusia. Manusia harus memanfaatkannya
seefisien dan seoptimal mungkin di dunia, yaitu untuk diri sendiri dan orang lain,
namun yang terpenting adalah bahwa kegiatan tersebut akan dipertanggung jawabkan di
akhirat nanti. pernyataan tentang sistim perekonomian :
1. Prioritas utama dari ajaran islam mengenai perekonomian adalah keadilan
dan kesetaraan.
2. Paradikma islam menggabungkan spiritual dan kerangka moral .
3. Sistem syariah menciptakan hubungan yang seimbangan antara individu dan
masyarakat.
4. Pengakuan dan perlindungan hak-hak milik semua anggota masyarakat
marupakan dasar dari suatu masyarakat yang berorientasi pada pengaku
kepentingan, menjaga hak-hak mereka dan meningkatkan tanggung jawab
mereka.
Kerangka dasar sisitem keuangan syariah adalah seperangkat aturan dan hukum,
yang secara bersama-sama disebut sebagai syariat, mengatur aspek ekonomi , sosial,
politik, dan budaya masyarakat islam. syariat berasal dari aturan-aturan yang ditetapkan
oleh Al-Quran dan penjelasan serta tindakan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
(lebih dikenal dengan sunah)prinsip-prinsip dasar dari sistem keuangan syariah
6
Fungsi manajemen keuangan syariah adalah berkaitan dengan keputusan
keuangan yang meliputi tiga fungsi utama, yaitu: keputusan infestasi, keputusan
pendanaan dan keputusan bagi hasil atau deviden. Masing-masing keputusan harus
berorientasi kepada pencapaian tujuan perusahaan. Dengan tercapainya tujuan
perusahaan tersebut akan mendongkrak optimalnya nilai perusahaan.
Nilai perusahaan akan terlihat pada tingginya harga saham perusahaan
sehingga kemakmuran para pemegang saham dengan semakin bertambah. Dalam
konteks syariah jika para pemegang saham mencapai kemakmurannya, maka
semakin besar zakat yang dikeluarkan/dibayarkan oleh para pemegang
saham tersebut
a. Keputusan investasi
Keputusan investasi berhubungan dengan masalah bagaimana manajer
keuangan mengalokasikan dana salam bentuk investasi yang akan mendatangkan
keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk dan komposissi investasi akan
mempengaruhi dan menjunjung tingkat keuntungan masa depan.
b. Keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berkaitang dengan bagaimana
perusahaan mendapatkan dana atau modal. Oleh karena itu keputusan pendanaan
sering disebut kebijakan struktur modal. Dalam hal ini manajer keuangan di tuntut
untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana yang
ekonomis bagi perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan mampu membiayai
kebutuhan investasi dan kegiatan usahanya.
Bagi hasil atau deviden adalah proxi besar-kecilnya kemakmuran investor dalam
menanamkan dannya dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, bagi hasil dan deviden
merupakan bagian yang sangat diharapkan oleh para investor dan pemegang saham.
Keputusan ini merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan:
1) Besarnya presentase laba yang dibagi-hasilkan kepada para investor dan
pemegang saham dalam bentuk chas
2) Stabilitas bagi hasil dan deviden yang dibagikan
7
3) Deviden saham
4) Pemecahan saham (stock split)
5) Penarikan kembali saham yang beredar
Hal ini semua dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kemakmuran para
pemegang saham.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keuangan syariah merupakan salah satu sistem manajemen keuangan yang
diterapkan dengan mengacu pada prinsip Islam dan dasar hukum Islam sebagai
pedomannya. Hal ini tidak hanya berlaku pada sistemnya saja, tetapi juga berlaku
bagi para lembaga penyelenggara keuangan serta produk-produk yang
ditawarkannya.
Secara khusus, tujuan manajemen ini tidak berbeda dengan manajemen
keuangan konvensional pada umumnya, manajemen ini berfungsi untuk
mengalihkan dana tersimpan yang bersumber dari nasabah kepada pengguna dana.
Akan tetapi, penetapan bunga yang ada dalam keuangan syariah disebut bagi hasil
baik untuk pinjaman maupun tabungan. Bagi hasil tersebut tentunya akan
berdasarkan pada hukum Islam.
3.1. Saran
Diharapkan saran-saran yang telah dijelaskan pada pointpoint diatas dapat
diterima dengan baik dan menjadi masukan positif bagi pihak terkait untuk
memperbaiki diri dimasa yang akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Saeed Abdullah. 2008. Bank Islam Dan Bunga. Yogyakarta :Pustaka Pelajar
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah,Yogyakarta, Graha Ilmu, Ruko
Jmbusari no 7A,2012.
Van Greuning Hannie,Iqbal Zamir. 2011. Analisis Resiko Perbankan Syariah.
Jakarta :Salemba Empat
10