Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN SYARIAH (KDOOLKS)
Dibuat untuk memenuhi salah tugas UTS dari mata kuliah Praktikum Akuntansi
Perbankan Syariah
Dosen Pengampu : Rd. Amar Muslim, S.E., M.Ak

Disusun oleh:
Sayyidah Salma Hanifah 1189220084
Syalsa Aprilia 1189220090
Yuli Puspitasari Lubis 1189220096

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini riset yang
berjudul “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah”.
Penulis menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dari dosen mata kuliah Praktikum Akuntansi Perbankan Syariah. Penulis
menyampaikan banyak terima kasih karena berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, akhirnya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis sadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, terutama bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukan
makalah ini.

Bandung, November 2021


Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(KDPPLKS) .................................................................................................................... 3
B. Asas Transaksi Syariah ........................................................................................... 3
C. Karakteristik Transaksi Syariah .............................................................................. 5
D. Laporan Keuangan Syariah ..................................................................................... 5
E. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Syariah ............................. 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11
A. Simpulan ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

II
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga penyajian
dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangn. Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah suatu sistem
yang melekat dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang
konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi dan laporan keuangan.
Dalam makalah ini kami akan membahas kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan syariah. Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun
nonmuslim yang menelaah teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar atas
laporan keuangan syariah. Misalnya, AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions), Dewan Standar Akintansi Indonesia (DSAK) menusun PSAK
Syariah tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kenapa kita mempelajari tentang kerangka dasar laporan keuangan syariah, yaitu agar
kita mampu mengetahui seperti apa kerangka dasar laporan keuangan syariah setelah
mengetahui dasar kerangka laporan keuangan syariah kita akan lebih mudah untuk membuat
laporan keuangan syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(KDPPLKS)?
2. Apa sajakah yang menjadi Asas transaksi syariah?
3. Bagaimana karakteristik transaksi syariah?
4. Bagaimana pengertian laporan keuangan syariah
5. Bagaimana pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan syariah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa sajakah kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS).
2. Untuk mengetahui Apa sajakah yang menjadi Asas transaksi syariah.

1
3. Untuk memahami Bagaimana karakteristik transaksi syariah.
4. Untuk memahami Bagaimana pengertian laporan keuangan syariah.
5. Untuk memahami Bagaimana pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan syariah.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)


Kerangka dasar merupakan tujuan-tujuan filosofis, teori-teori normatif, konsep konsep yang
saling terkait, definisi-definisi yang tepat, dan aturan-aturan rasional membentuk suatu
‘Kerangka Konseptual’1. KDPPLKS merupakan kerangka konseptual yang mirip dengan
konstitusi, yaitu suatu sistem koheren dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait
yang dapat mengarahkan pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi,
dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan syariah.
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai
acuan bagi2:
a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya;
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah;
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.
B. Asas Transaksi Syariah
Dalam Islam, segala aktivias ekonomi tidak bisa dilepaskan dari keimanan kepada Allah
swt, sehingga dalam landasan operasionalnya berdasar pada prinsip-prinsip syariah.
Secara terminologi asas merupakan dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau
berpendapat. Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip, yang
merupakan suatu dasar atay kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan
sebagainya3.
Oleh karenanya, dalam menjalankan kegiatan transaksi ekonomi, maka haruslah disertai
dengan asas atau prinsip sebagai berikut:

1
H. 1
2
Ibid,. H. 2
3
Aswad, Muhammad. (2013, September). Asas-Asas Transaksi Keuangan Syariah. Iqtishadia , Volume 6, Nomor 2.
Hl. 346-347

3
1. Asas Persaudaraan (Ukhuwah)
Pada asas ini adanya interaksi sosisal serta learmonisan setiap pihak untuk mendapatkan
manfaat (sharing economics) dengan sa`ling tolong menolong, sehingga seseorang tidak
boleh mendapatkan keuntungan diatas kerugian yang orang lain alami. Asas ini
menjunjung tinggi nilai kebersamaan, saling memahami, tolong menolong, saling
menjamin, dan saling bersinergi serta beraliansi.
2. Asas Keadilan (‘Adalah)
Pada asas ini dalam pelaksanaannya haruslah berlaku benar dalam pengungkapan
kehendak dan keadaan, serta memenuhi penjanjian yang telah dibuat dan memenuhi semua
kewajibannya. Keadilan ini menempatkan hak dan kewajiban berdasar pada hukum islam
agar berbuat adil sehingga tidak akan berlaku zalim pada orang lain. Implementasi dalam
prinsip muamalah adalah dengan melarang sesuatu yang mengandung unsur: riba,
kezaliman, maysir, gharar, dan haram.
3. Asas Kemashlahatan (Mashlahah)
Asas ini merupakan bentuk dari kebaikan dan manfaat yang dimana berdimensi duniawi
dan ukrawi, materiil dan spiritual, serta individual dan kolektif. Dimana kemashlahatan ini
mencakup dua unsur yaitu halal dan thayyib. Halal merupakan kepatuhan terhadap syariah.
Dan thayyib merupakan sesuatu yang membawa kebaikan.
4. Asas Keseimbangan (Tawazun)
Pada asas ini terdiri dari aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, aspek sektor
keuangan dan sektor riil, aspek bisnis dan sosial, serta. keseimbangan aspek pemanfaatan
dan pelestarian. Pada asas ini, selain untuk memaksimalkan keuntungan, namun juga agar
semua pihak dapat merasakan manfaat yang sama dalam kegiatan ekonominya.
5. Asas Universalisme (Syumuliyah)
Pada asas ini dalam pelaksanaannya dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan atau
stakeholder tanpa membedakan agama, golongan, suku, dan ras sesuai dengan semangat
kerahmatan semesta (rahmatan lil ‘alamin).

4
C. Karakteristik Transaksi Syariah
Implementasi dalam bertransaksi syariah yang sesuai dengan asas transaksi syariah harus
memiliki karakteristik dan persyaratan sebagai berikut4:
1. Transaksi dilakukan hanya berdasarkan pada prinsip saling ridha dan saling paham.
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik.
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas.
4. Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar, dan haram.
5. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang
6. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain.
7. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan ataupun melalui rekayasa penawaran.
8. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.

D. Laporan Keuangan Syariah


Dalam akuntansi konvensional, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal koreksi
dilandasi oleh pemikiran-pemikiran ekonomi kapitalis,sedangkan dalam akuntansi syariah
dilandasi sistem ekonomi Isla sehinggaperlu kesamaan persepsi tentang akun-akun dan
akuntansi syariah dan laporan keuangan syariah.5
1. Siklus Dan Persamaan Akuntansi Syariah
Dalam Laporan Keuangan Syariah, persamaan dasar untuk menyusun neraca adalah
sebagai berikut:
Aset = Liabilitas + Dana Syirkah Temporer + Ekuitas
Dimana :
a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan merupakan sumber manfaat ekonomi di masa depan yang
diharapkan akan diperoleh entitas syariah.

4
Ratno Agriyanto. (2011, Juli 1). Analisis Kesiapan Pelaku Ekonomi Syari’ah dalam Menghadapi Pelaksanaan Wajib
Audit. Jurnal at-Taqaddum, Volume 3, Nomor 1. Hl.65-66.
5
Zaky, A., Khoir A. (2017). Akuntansi Perbankan Syariah : Akad dan Akuntansi Transaksi Syariah (1st ed,;
B.Nurdin.,K.Nafis, eds) Malang: Slaka Waskita Publishing

5
b. Liabilitas merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya. Dengan hak entitas syariah untuk
mengelola dan menginvestasikan dana tersebut serta mengatur pembagian hasil
investasi sesuai dengan kesepakatan.
d. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua
liabilitas dan dana syirkah temporer.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan Syariah yaitu menyediakan informasi terkait posisi
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan dalam entitas syariah.
Dalam pengambilan keputusan ekonomi, laporan keuangan syariah memberikan
manfaat bagi pengguna, diantaranya:6
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha dan
keseluruhan transaksi.
b. Memberikan informasi kepatuhan syariah
c. Informasi tentang aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang tidak memenuhi
prisip syariah (bila ada) serta cara dalam perolehannya dan penggunaannya.
d. Informasi untuk membantu pengguna dala mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab entitas syariah terkait amanah yang diterima dalam mengamankan dana,
menginvestasikan pada tingkat keuntungan yang layak.
e. Informasi terkait tingkat keuntungan investasi, pemenuhan kewajiban fungsi sosial
entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan
wakaf.
3. Asumsi Dasar
Dalam menyusun laporan keuangan entitas syariah menurut asumsi dasar, antara lain:
a. Dasar Akrual

6
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta: Graha Akuntan. Hal.16

6
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, sehingga pengaruh transaksi dan
peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada kas atau setara kas diterima
atau dibayar). Dasar akrual memberikan informasi transaksi yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas dan informasi kewajiban dan hak yang akan
diterima. Namun, dalam perhitungan pendapat untuk tujuan bagi hasil
menggunakan dasar kas. Dalam prinsip pembagian hasil usaha berdasarkan bagi
hasil, pendapatan atau hasil yang dimaksud ialah keuntungan bruto (gross profit).
b. Kelangsungan Usaha
Atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah tidak memiliki maksud untuk
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:7
a. Dapat dipahami, yaitu emberi kemudahan untuk dipahami oleh pengguna.
b. Relevan, memiliki nilai peramalan (predictive) danpenegasan (confirmatory) atas
tansaksi yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Yang dapat membantu pengguna
dalam evaluasi peristiwa masa lalu. Materialitas dapat mempengaruhi relevansi
dengan bergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan
dalam mencatat (misstatement).
c. Keandalan, diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat dipercaya oleh pengguna sebagai penyajian yang jujur 9faithfull
representation). Yang termasuk dalam keandalan ini diantanya:
1) Penyajian jujur
2) Substansi mengungguli bentuk
3) Netralitas
4) Pertimbangan sehat
5) Kelengkapan
d. Dapat dibandingkan, informasi dalam laporan keuangan harus diukur dan disajikan
dengan kebijakan akuntansi tertentu secara konsisten.

7
Ibid. Hal.17

7
e. Penyajian wajar, dengan penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar
akuntansi, umumnya akan menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan
kondisi apa adanya sebagai pandangan penyajian wajar.
5. Unsur Laporan Keuangan
Sesuai karakteristik, maka laporan keuangan entitas syariah antara lain:
a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial:
1) Laporan posisi keuangan
2) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
3) Laporan arus kas
4) Laporan perubahan ekuitas
b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial:
1) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
2) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
c. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung
jawab khususnya entitas syariah tersebut.
Adapun unsur-unsur yang perlu dipahami dalam laporan keuangan entitas keuangan
antara lain:8
a. Kinerja, penghasilan bersih secara umum merupakan ukuran kinerja atau sebagai
dasar ukuran lainnya terkait investasi. Penghasilan bersih terdiri dari penghasilan
dan beban.
b. Penghasilan, merupakan seluruh pendapatan (revenue) dan keuntungan (gains)
yang timbul dari pelaksanaan aktivitas penjualan, penghasilan jasa (fees), bagi
hasil, deviden, royalty, dan sewa. Berbeda dengan keuntungan yang memiliki pos
lain yang memenuhi definisi penghasilan yang bisa tidak timbul dala pelaksanaan
aktivitas entitas syariah.
c. Beban, cakupan pengertian beban mencakup segala beban operasional yang timbul
maupun kerugian pelaksanaan aktivitas entitas syariah.

8
Afidudin. (2016). SAK Syariah Dalam Tafsir Ilmu Sosial Profetik. Malang : Empat Dua

8
d. Hak pihak ketiga atas bagi hasil, merupakan hak atas bagi hasil dari dana syirkah
temporer dan merupakan bagi hasil pemilik dana atas keuntungan maupun
kerugian investasi dalam suatu periode laporan keuangan.

E. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Syariah


1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan Syariah
Berikut ini pengakuan atas unsur laporan keuangan syariah adalah:9
a. Aset diakui dalam laporan keuangan jika memiliki manfaat ekonoi untuk entitas
dimasa depan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
b. Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran sumber daya
mengandung manfaat ekonomi dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
(obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.
c. Dana Syirkah Temporer dapat diakui pada laporan keuangan jika entitas syariah
memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
d. Ekuitas merupakan hak residual atas asset entitas syariah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer.
e. Penghasilan diakui di laporan laba rugi komprehensif ketika terjadi kenaikan
manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan adapat diukur dengan andal. Sehingga
pengakuan penghasilan bersamaan dengan kenaikan asset atau penurunan
kewajiban.
f. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika terjadi penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan kewajiban. Seperti
penghasilan, pengakuan beban terjadi bersamaan dengan penurunan aset atau
kenaikan liabilitas.
2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Syariah

9
Nurhayati, Sri., Wasilah. (2013) Akuntansi Syariah di Indonesia.Jakarta : Salemba

9
Dasar-dasar dalam pengukuran unsur laporan keuangan syariah, yaitu:10
a. Biaya Historis
Aset dicatat sebagai pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar untuk meperoleh
asset tersebut pada saat perolehan. Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah
yang diterima dari penukar kewajiban sebesar jumlah kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban tersebut dalam pelaksanaan usaha yang
normal.
b. Biaya Kini
Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar ketika asset
tersebut diperoleh dimasa sekarang. Sedangkan kewajiban dinyaakan dalam jumlah
kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang mungkin diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban sekarang.
c. Nilai Realisasi/Penyelesaian
Aset dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Sedangkan kewajiban dinyatakan
sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas atau setara kas yang tidak
didiskontokan yang diharapkan dan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban
dalam kegiatan usaha normal.

10
Ibid.

10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)
merupakan tujuan-tujuan filosofis, teori-teori normatif, konsep konsep yang saling terkait,
definisi-definisi yang tepat, dan aturan-aturan rasional membentuk suatu ‘Kerangka
Konseptual’ . KDPPLKS merupakan kerangka konseptual yang mirip dengan konstitusi, yaitu
suatu sistem koheren dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat
mengarahkan pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan
dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan syariah. Kerangka dasar ini menyajikan konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya.
Asas Transaksi Syariah Dalam Islam, segala aktivias ekonomi tidak bisa dilepaskan dari
keimanan kepada Allah swt, sehingga dalam landasan operasionalnya berdasar pada prinsip-
prinsip syariah. Secara terminologi asas merupakan dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan
berpikir atau berpendapat. Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip,
yang merupakan suatu dasar atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan
sebagainya. Dalam akuntansi konvensional, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal
koreksi dilandasi oleh pemikiran-pemikiran ekonomi kapitalis,sedangkan dalam akuntansi
syariah dilandasi sistem ekonomi Isla sehinggaperlu kesamaan persepsi tentang akun-akun dan
akuntansi syariah dan laporan keuangan syariah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta: Grha Akuntan.
Mahyani. (2017). Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Jakarta: Graha Akuntan
Rizal Yahya, dkk. (2009). Akuntansi Pebankan Syariah. Jakarta : Salemba Empat.
Nurhayati, Sri., Wasilah. (2013) Akuntansi Syariah di Indonesia.Jakarta : Salemba
Agriyanto, Ratno. (2011, Juli 1). Analisis Kesiapan Pelaku Ekonomi Syari’ah dalam Menghadapi
Pelaksanaan Wajib Audit. Jurnal at-Taqaddum, Volume 3, Nomor 1.
Afidudin. (2016). SAK Syariah Dalam Tafsir Ilmu Sosial Profetik. Malang : Empat Dua
Aswad, Muhammad. (2013, September). Asas-Asas Transaksi Keuangan Syariah. Iqtishadia ,
Volume 6, Nomor 2.

12

Anda mungkin juga menyukai