Anda di halaman 1dari 18

TRANSAKSI SYARIAH DAN LAPORAN KEUANGAN

DOSEN : Ibu RIA DINI APRILIASARISE.,M.SA


MATA KULIAH AKUTANSI SYARIAH

OLEH :
1. Anisa Umi Nandira (1912321011)
2. Angelina Infani Amel Oliviana (1912321016)
3. Joanico da costa (1912321029)
4. Melati Rahmariyanto (1912321015)
5. Raka Permana Lubis (1912321004)

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TRANSAKSI SYARIAH
DAN LAPORAN KEUANGAN” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen Ibu RIA
DINI APRILIASARISE.,M.SA. pada bidang studi akutansi mata kuliah Akutansi
Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana transaksi syariah, dan bagaimana laporan keuangan pada akutansi syariah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ria Dini Apriliasarise., M.S.A, Selaku
Dosen Mata Kuliah Akutansi Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 27 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................5
2.1 Tujuan Kerangka Dasar..............................................................................5
2.2 Pemakai Dan Kebutuhan Informasi.............................................................5
2.3 Paradigma Transaksi Syariah......................................................................7
2.4 Asas Dan Karakteristik Transaksi Syariah..................................................7
2.5 Tujuan Laporan Keuangan dan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
.......................................................................................................................9 2.6
Unsur – unsur Laporan Keuangan ........................................................... 12
2.7 Pengakuan Unsur dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan..................15
BAB III PENUTUP............................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orang mempertanyakan apakah ilmu akuntansi ada di dalam ajaran
Islam. Anggapan terhadap akuntansi Islam (akuntansi yang berdasarkan syariah
Islam) wajar jika banyak dipertanyakan orang. Sama halnya pada masa lalu orang
meragukan dan mempertanyakan seperti apakah ekonomi islam. Jika kita mengkaji
lebih jauh dan mendalam terhadap sumber dari ajaran Islam, Al-Qur’an, maka akan
menemukan ayat-ayat maupun hadits-hadits yang membuktikan bahwa Islam juga
membahas ilmu akuntansi.
Ajaran agama memang harus dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan.
Dengan demikian, agama tidak melulu berada dalam tataran normatif yang membahas
mengenai moralitas semata saja. Dapat kita simpulkan bahwa dalam Islam telah ada
perintah untuk melakukan sistem pencatatan dalam transaksi syariah yang tekanan
utamanya untuk tujuan kebenaran, kepastian, keterbukaan, dan keadilan antara kedua
pihak yang memiliki hubungan muamalah hingga menimbulkan laporan keuangan
dalam syariah.
Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang melandasi setiap aktivitas
masyarakat. Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. Perbedaan
dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat, praktik, serta
pola hubungan yang berbeda pula. Tujuan akuntansi syariah adalah terciptanya
peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transendental, dan
teologis. Dengan akuntansi syariah, realitas sosial yang dibangun mengandung nilai
tauhid dan ketundukan kepada ketentuan Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tujuan kerangka dasar?
2. Siapa saja pemakai kebutuhan informasi?
3. Bagaimana paradigma transaksi syariah?
4. Asas dan karateristik dalam transaksi syariah
5. Tujuan laporan keuangan dan karateristik kualitatif laporan keuangan
6. Unsur-unsur laporan keuangan
7. Pengakuan unsur dan pengukuran unsur dalam laporan keuangan

1.3 Tujuan Masalah


1. Agar paham apa itu tujuan kerangka dasar serta siapa saja yang termasuk pemakai
kebutuhan informasi
2. Supaya mengerti bagaimana paradigma transaksi syariah
3. Untuk mengetahui asas dan karateristik dalam transaksi syariah
4. Untuk mengetahui tujuan laporan keuangan dan karateristik kualitatif
laporan keuangan
5. Untuk mengetahui unsur – unsur laporan keuangan
6. Untuk mengetahui pengakuan unsur dan pengukuran unsur dalam
laporan Keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Kerangka Dasar
Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk
digunakan sebagai acuan bagi:
 komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya
 penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan
 auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
 para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informaL yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangan dan tidak mendefinisikan
standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu.
Ruang Lingkup Kerangka dasar ini membahas tentang :
 Tujuan laporan keuangan
 karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan
 definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan
dan
 konsep modal serta pemeliharaan modal.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk
laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara
pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang
tercakup dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan bagi semua jenis perusahaan
komersial, baik sektor publik maupun sektor swasta.

2.2 Pemakai Dan Kebutuhan Informasi


Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah
serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a) Investor :
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli
menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
b) Karyawan :
Karyawan tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
c) Pemberi pinjaman :
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
d) Pemasok dan kreditur usaha lainnya :
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam
tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman.
e) Pelanggan :
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama jika terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau
tergantung pada, perusahaan.
f) Pemerintah :
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya. Mereka juga membutuhkan informasi
untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g) Masyarakat :
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian
tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Manajemen
perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan perusahaan. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan
keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan.
Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan isi informasi
tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun demikian, pelaporan
informasi semacam itu berada di luar ruang lingkup kerangka dasar ini. Bagaimanapun juga,
laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada informasi yang digunakan manajemen
tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.

2.3 Paradigma Transaksi Syariah


Transaksi syariah berarti pelaksanaan kegaiatan bermuamalah sesuai
dengan syariah/hukum Islam. Transaksi Syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa
alam semesta dicipta oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan illahi) dan sarana kebahagian
hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al falah).
Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas
dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik
dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma ini akan membentuk integritas
yang membantu terbentuknya karakter tata kelolayang baik (good governance) dan disiplin
pasar (market disciplin) yang baik.
Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia
yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan
Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk. Prinsip Syariah yang berlaku
umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua
pelaku dan stakeholder entitas yang melakukan transaksi syariah. Akhlak merupakan norma
dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan
tersebut menjadi saling menguntungkan, sinergis, dan harmonis.

2.4 Asas Dan Karakteristik Transaksi Syariah


Asas Transaksi Syariah

Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI telah menyusun asas-asas transaksi syariah
yang terdiri dari 5 asas (prinsip) transaksi syariah yaitu:

1. Persaudaraan (Ukhuwah)
Maksudnya transaksi syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam
memperoleh manfaat, sehingga tidak boleh mendapatkan keuntungan di atas kerugian
orang lain. Prinsip ini didasarkan atas prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling
memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling menjamin (takaful), saling
bersinergi dan saling beraliansi (tahaluf).

2. Keadilan (‘Adalah – ‘Adl)


Maksudnya selalu menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya, dan
memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai
dengan posisinya. Realisasi prinsip ini dalam bingkai aturan muamalah adalah
melarang adanya unsur berikut ini :
 Riba atau bunga baik riba nasiah atau fadh. Riba sendiri diartikan sebagai
tambahan pada pokok piutang yang dipersyaratkan dalam transaksi pinjam –
meminjam serta derivasinya dan transaksi tidak tunai lainnya.
Atau transaksi antar barang, termasuk pertukaran uang sejenis secara tunai
atau ditangguhkan dan yang tidak sejenis secara tidak tunai.
 Tidak Zalim, Kezaliman disini maksudnya adalah memberikan sesuatu tidak
sesuai ukuran, kualitas dan temponya, mengambil sesuatu yang bukan haknya
dan memperlakukan sesuatu tidak sesuai tempatnya atau posisinya.Tidak
mengandung unsur judi
 Unsur ketidakjelasan, manipulasi, dan eksploitasi informasi serta tidak adanya
kepastian pelaksanaan akad
 Haram atau segala urusan yang dilarang tegas dalam al – qur’an dan as –
sunah

3. Kemaslahatan (Maslahah)
segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi,
material dan spiritual, serta individu dan kolektif. Kemaslahatan harus memenuhi dua
unsur, yaitu halal (patuh terhadap ketentuan syariah) dan thayib (membawa kebaikan
dan bermanfaat).

4. Keseimbangan (Tawazun)
Maksudnya keseimbangan antara aspek material dan spiritual, antara aspek
privat dan publik, antara sektor keuangan dan sektor riil, antara bisnis dan sosial serta
antara aspek pemanfaatan dan pelestarian

5. Universalisme (Syumuliyah - Alamiyah)


Maksudnya secara esensi dapat dilakukan oleh, dengan dan untuk semua pihak
yang berkepentingan (stakeholders) tanpa membedakan suku, agama, ras dan
golongan sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).

Karateristik Transaksi Syariah


Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asa transaksi syariah harus
memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain :
1. Transaksi harus dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib)
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas
4. Tidak mengandung unsur riba
5. Tidak mengandung unsur kezaliman
6. Tidak mengandung unsur maysir
7. Tidak mengandung unsur gharar
8. Tidak mengandung unsur haram
9. Tidak menganut prinsip waktu adalah uang (time value of money). Karena
keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat
pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al – ghunmu bil ghurmi (no gain
without accompanying risk).
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan
menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua
transaksi bersamaan yang berkaitan (Ta’aluq) dalam satu akad.
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (Najasy), maupun melalui
rekayasa penawaran (Ihtikar)
12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap – menyuap (Risywah) baik dalam
bentuk uang, fasilitas atau bentuk lainnya yang melanggar hukum sebagai upaya
mendapatkan fasilitas atau kemudahan dalam suatu transaksi. Suap dapat merusak
sistem yang ada di masyarakat, sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial dan
ketidaksamaan perlakuan.
Karakteristik transaksi syariah tersebut di atas dapat diterapkan pada transaksi bisnis
yang bersifat komersial maupun yang bersifat non komersial.

2.5 Tujuan Laporan Keuangan dan Karakteristik Kualitatif


Laporan Keuangan
Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan lainnya secara wajib. Serta sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Sedangkan tujuan umum laporan keuangan terbagi sebagai berikut:
 Memberikan informasi yang terpercaya
Informasi yang diberikan tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan,
dengan maksud:
- Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
- Menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan
- Menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya
- Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan
Memberikan informasi sumber kekayaan
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal
dari kegiatan usaha dalam mencari laba. Hal ini dengan maksud:
- Memberikan gambaran jumlah dividen yang diharapkan pemegang saham.
- Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada
kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuan dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
- Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
- Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka
panjang
 Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
 Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan
kewajiban.
 Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai
laporan.
Karateristik Kualitatif Laporan Keuangan
Agar berguna bagi pemakainya dalam pengambilan keputusan, laporan keuangan
harus memenuhi 4 karakteristik kualitatif, yakni
(1) dapat dipahami (understandability),
(2) relevan (relevance),
(3) keandalan (realibility), dan
(4) dapat dibandingkan (comparability).

Laporan keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi empat karakteristik tersebut dapat
dikatakan tidak memiliki nilai manfaat bagi pemakainya. Oleh karena itu, pemenuhan
karakteristik kualitatif tersebut menjadi hal penting dalam penyusunan laporan keuangooan
suatu entitas.
1. Dapat Dipahami (Understandability)
Suatu informasi akan bermanfaat jika dapat dipahami oleh penggunanya.
Laporan keuangan disusun atas dasar kemudahan untuk segera dipahami oleh
pengguna. Laporan keuangan tidak akan bermanfaat jika tidak dapat dipahami oleh
pengguna. Oleh karena itu laporan keuangan disusun sesederhana mungkin agar dapat
dipahami oleh khalayak umum, tentunya tanpa mengorbankan esensi dari informasi
yang semestinya disajikan.
Untuk dapat memahami laporan keuangan dengan baik, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis serta asumsi dan konsep yang mendasari penyusunan laporan keuangan.

2. Relevan (Relevance)
Laporan keuangan dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Artinya, informasi yang disajikan pada
laporan keuangan dapat membantu pengguna dalam mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini, atau masa depan sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan.

Jika pengguna adalah investor, maka laporan keuangan dapat membantunya


dalam pengambilan keputusan apakah akan melanjutkan atau menghentikan
investasinya pada suatu entitas.

Suatu informasi apakah relevan atau tidak untuk disajikan pada laporan
keuangan, sangat tergantung pada tingkat materialitasnya. Apa itu materealitas ? akan
dibahas pada postingan berikutnya.

3. Keandalan (Realibility)
Arti andal adalah jika informasi pada laporan keuangan bebas dari pengertian
yang menyesatkan, dan kesalahan yang signifikan/material. Informasi yang disajikan
sesuai dengan bukti transaksi yang terjadi, tidak dimanipulasi dan diada-adakan.
Agar laporan keuangan dapat diandalkan hendaknya memenuhi kriteria berikut:
 penyajian jujur (faithful representation), disajikan sesuai dengan kejadian
transaksi.
 substansi mengungguli bentuk (subtance over form), yang diutamakan
substansi transaski bukan bentuk hukumnya.
 netralitas (neutrality), disajikan untuk kebutuhan umum bukan kebutuhan
pihak tertentu.
 pertimbangan sehat (prudence), hati-hati melakukan prakiraan dalam kondisi
tidak pasti.
 kelengkapan (completeness), lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

4. Dapat Dibandingkan (Comparability)


Laporan keuangan yang disajikan harus dapat dibandingkan dengan periode
sebelumnya atau dengan entitas yang sejenis. Tujuanya adalah agar pengguna
mendapatkan gambaran tentang perkembangan atau tren keuangan suatu entitas.
Makanya laporan keuangan selalu disajikan komparable dengan tahun sebelumnya.

Untuk mencapai tujuan ini, entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi


yang konsisten dari satu periode ke periode berikutnya, dan jika ada perubahan
kebijakan yang disebabkan standar yang berubah, maka harus diungkapkan.
2.6 Unsur – unsur Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan terdapat beberapa unsur yang harus di gunakan, berikut ini
adalah unsur unsur laporan keuangan :
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang ada kaitannya langsung yang akan di gunakan
untuk pengukuran posisi dari keuangan yang ada di perusahaan. Neraca juga memiliki
beberapa unsur-unsur penyusunan yang harus digunakan, unsur – unsur dari neraca
adalah sebagai berikut,
 Aktiva atau Aset
Aktiva atau aset adalah sumber dari daya ekonomi yang di miliki n
perusahaan, yang timbul dari suatu peristiwa masa lampau dan akan mmemeberikan
manfaat di waktu yang akan datang. Di dalam neraca ini sebagian besar dari aktiva
perusahaan akan disusun secara urut dan berdasarkan tingkat kelancarannya
(likuiditas).

Tetapi untuk aktiva tetap akan disusun secara berurutan dengan berdasarkan
tingkat kekekalannya. Kelancaran (likuiditas) adalah kecepatan dari putaran aktiva
yang habis di gunakan atau dirubah menjadi kas, sehingga semakin cepat perubahan
menjadi kas atau sudah habis dipakai maka aktiva ini akan dikatakan semakin lancar.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diklasifikasik unsur – unsur aktiva


:
a. Aktiva Lancar : adalah sebuah aset yang akan habis jika di gunakan dan
akan mendapatkan manfaat atau berubah bentuk dari aktiva menjadi kas
yang dalam waktu kurang dari satu tahun. Contoh dari aktiva perusahaan
adalah kas dan persediaan barang dagang.

b. Investasi Jangka Panjang: adalah sumber yang ekonomis dari aktiva yang
di miliki perusahaan dan bertujuan tidak untuk digunakan pada kegiatan
operasioinal perusahaan tetapi akan memiliki tujuan yang lain yaitu untuk
membeli sebuah saham dan untuk membeli perusahaan lain.

c. Aktiva Tetap : adalah aktiva yang hampir sama dengan aktiva lancar akan
tetapi aktiva tetap memiliki periode yang lebih panjang (lebih dari satu
tahun). Ciri – ciri aktiva yang bisa dikategorikan menjadi aktiva tetap
yaitu Aktiva tersebut sudah dibeli dan memiliki tujuan untuk digunakan
dalam kegiatan operasi di perusahaan. Serta memiliki waktu periode lebih
dari satu tahun, misalnya kendaraan, mesin – mesin produksi, dan lain –
lain.

d. Aktiva tidak Berujud : adalah aktiva yang sudah melekat di perusahaan


secara keseluruhan dan tidak bisa di identifikasi secara fisik tetapi
perusahaan bisa merasakan manfaatnya. Contoh dari aktiva tidak berujud
ini adalah merek dari perusahaan, hak cipta, goodwill, dan lain – lain.
e. Aktiva Lain – lain : adalah aktiva perusahaan yang tidak memenuhi
klasifikasi di atas. Contoh dari aktiva ini adalah peralatan mesin – mesin
kantor yang masih mempunyai umur ekonomis tetapi kondisinya sudah
tidak layak atau rusak, dana jaminan, dan lain – lain.
 Kewajiban
Kewajiban adalah sebuah hutang yang di miliki oleh perusahaan pada saat ini
dan timbul dari peristiwa lampau perusahaan dan hutang akan di bayar oleh
perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya ekonomi
yang tersedia. Kewajiban ini sering disebut hutang oleh perusahaan. Penyajian
kewajiban di dalam neraca ini juga akan diatur secara berurutan dari yang paling
dekat dengan jatuh tempo atau tanggal bayar. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian
yaitu :

- Kewajiban Jangka Pendek: merupakan kewajiban yang harus dibayar dalam


jangka waktu satu tahun, atau bahkan kurang dari satu tahun, tergantung
dengan siklus periode keuangan perusahaan yang terkait. Yang termasuk pada
kewajiban jangka pendek adalah hutang dagang, hutang deviden, wesel bayar,
hutang biaya, dan lain sebagainya.

- Kewajiban Jangka Panjang: merupakan kewajiban yang dibayar dalam periode


yang lebih lama dan bersifat periodik. Periode yang berlaku dalam kewajiban
jangka panjang tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak, dan bisa
mencapai periode lebih dari sepuluh tahun. Yang termasuk kewajiban jangka
panjang adalah hutang hipotek dan hutang obligasi yang memiliki jangka
waktu lebih dari satu tahun.

2. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atau sisa dari aktiva perusahaan setelah dikurangi
oleh semua kewajiban yang ada. Sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut.
AKTIVA – KEWAJIBAN = EKUITAS
Ekuitas sering di sebut dengan modal. Elemen – elemen untuk penyusunan ekuitas:

 Modal :
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendirikan dan menjalankan
usaha operasional perusahaan, dapat berupa uang maupun tenaga. Modal dapat
berasal dari pemilik usaha itu sendiri, atau dari pihak lain yang menanamkan modal
untuk bekerja sama.
 Agio Saham :
adalah kekayaan bersih perusahaan yang didapat dari menjual saham dengan
harga lebih tinggi dari harga yang berlaku. Agio saham didapat ketika saham berada
pada kurs diatas rata-rata, atau diatas 100%, atau diatas nilai nominal seharusnya.
Agio saham adalah selisih dari harga saham yang dijual dengan harga saham
seharusnya (jika tidak dijual mahal atau tidak berada di kurs tinggi).
 Laba di Tahan :
adalah laba yang tidak diberikan pada pemegang saham dalam pembagian
deviden atau pembagian keuntungan modal. Laba ditahan digunakan untuk keperluan
perusahaan selanjutnya, seperti menambah usaha atau memperluas area usaha.
Ketentuan mengenai laba ditahan ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham atau RUPS.

3. Laporan Laba/Rugi
Laporan ini disebut juga Income Statement, adalah laporan yang berfungsi
untuk memberikan informasi mengenai hasil laba atau rugi yang didapat oleh
perusahaan dalam periode tertentu. Berikut hal-hal yang terdapat dalam laporan
laba/rugi:

 Penghasilan
Penghasilan adalah segala sesuatu yang diperoleh perusahaan berdasarkan
hasil usaha atau kegiatan bisnis dan operasional mereka. Penghasilan didapat dari
pendapatan dari penjualan, keuntungan yang diperoleh dari penjualan, maupun
pendapatan yang diperoleh dari bidang lain selain usaha utama perusahaan.

Dalam laporan laba rugi, penghasilan yang lebih besar dari biaya akan
menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi laba. Dan sebaliknya, jika
penghasilan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan maka laporan itu menunjukkan
bahwa perusahaan berada di posisi rugi.

Unsur dari pendapatan atau penghasilan meliputi :


- Pendapatan : adalah kenaikan dari manfaat ekonomis yang berasal dari
kegiatan operasional sebuah perusahaan.
- Keuntungan : adalah manfaat dari ekonomis yang mungkin terjadi atau tidak
terjadi di dalam pelaksanaan aktivitas pada perusahaan.
- Pendapatan Lain-lain : adalah tempat yang di gunakan untuk menumpuk
penghasilan yang tidak akan di masukkan kedalam kategori seperti diatas.
Contoh dari pendapatan lain – lain ini adalah pendapatan bungan oleh
perusahaan dagang yang menggunakan atau memiliki rekening di sebuah
Bank.

 Biaya
Biaya adalah segala pengorbanan yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasional perusahaan. Biaya dinyatakan dalam satuan uang sesuai
dengan harga yang berlaku di masyarakat.

Terdapat dua jenis biaya dalam akuntansi, yaitu biaya eksplisit dan biaya
implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat jelas dan dapat diketahui secara
fisik. Contoh biaya eksplisit adalah uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya yang
tidak terlihat secara langsung dan jelas fisiknya. Misalnya biaya implisit adalah biaya
penyusutan modal, biaya penyusutan perlengkapan, dan biaya kesempatan.
Unsur – unsur yang ada di biaya adalah :
o Biaya : adalah perubahan dari manfaat ekonomis yang terjadi dari suatu kegiatan
operasional utama sebuah perusahaan. Contoh nya yaitu biaya bahan baku.
o Beban : adalah pengorbanan dari sumber daya ekonomis yang menghasilkan, dalam
laporan keuangan beban merupakan faktir yang akan mengurangi penghasilan.
Contoh nya : gaji, beban penyusutan gedung, dan lain-lain.
o Kerugian : adalah menyusutnya manfaat ekonomis yang mungkin terjadi atau tidak
terjadi dalam pelaksaan aktivitas di perusahaan. Contoh : kebakaran, bencana alam,
banjir, dan lain sebagainya.

4. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas (capital statement) adalah laporan yang
memberikan informasi perubahan ekuitas perusahaan dalam satu periode. Fungsi dari
laporan perubahan ekuitas adalah untuk menunjukkan seberapa besar perubahan
ekuitas yang terjadi, dan apa yang menyebabkan perubahan itu. Dalam laporan
perubahan ekuitas, terdapat tiga hal yang penting dalam pencatatan, yaitu:

 Saldo Awal Periode :


yaitu nominal awal keseluruhan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas ini
berasal dari investasi awal pemilik perusahaan atau penambahan investasi dari pihak
lain.

 Laba Bersih Periode Berjalan:


yaitu keuntungan yang diperoleh setelah menjalankan kegiatan operasional
dan usaha perusahaan. Laba ini akan ditambahkan dengan saldo awal perusahaan.
Namun jika yang didapat perusahaan adalah rugi, maka saldo awal harus dikurangi
jumlah kerugian yang ditanggung perusahaan.

 Prive:
yaitu transaksi yang berkaitan dengan pemilik modal, atau dengan kata lain
pengambilan dana perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadinya. Prive yang
diambil akan mengurangi saldo awal perusahaan.

2.7 Pengakuan Unsur dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan Unsur

Pengakuan unsur laporan keuangan merupkan proses pembentukan pos yang


memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca laporan laba rugi. Pengakuan
dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang
dan mencantumkannya ke dalam neraca laporan laba rugi.
Pengakuan unsur utama laporan keuangan berupa pengakuan aset, kewajiban, dana
syirka temporer, penghasilan dan beban.
1. Pengakuan Aset,
Aset diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi dimasa
depan diperoleh entitas syariah dan aset tersebut memiliki nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan handal.

2. Pengakuan Kewajiban,
Kewajiban diakui dalam neraca jika besarkemungkinan bahwa pengeluaran sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban sekarangdan jumlah yang harus diselaikan dapat diukur secara andal.

3. Pengakuan Dana Syirkah Temporer,


Pengakuan dana syirakah temporer dalam neraca hanya dilakukan jika entitas syariah
memilki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur secara handal.

4. Pengukuran Penghasilan,
Pengukuran penghasilan diakuai dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur.

5. Pengakuan Beban,
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan
yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan
dapat diakui andal.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan


Pengukuran yaitu proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dana memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca laporan laba rugi. Proses ini menyangkut
pemilihan dasar pengukuran tertentu dari tiga alternatif, yaitu: biaya hitoris, biaya kini, dan
nilai realitas.
Dasar pengukuran yang umum digunakan entitas syariah dalam penyusunan laporan
keuangan adalah biaya historis. Akan tetapi dalam kondisi tertentu, dasar ini dikombinasikan
dengan dasar pengukuran yang lain seperti pada penilaian persediaan yang dinyatakan
sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih, sedangkan akuntansi dana
pensiun menilai aset tertentu berdasarkan nilai wajar. Untuk memenuhi kriteria relevansi
suatu informasi, entitas syariah dapat merevaluasi nilai aset, kewajiban dan dana syirkah
temporer secara periodik dengan syarat harus terjamin keandalannya.
Sehingga dalam pengukuran unsur laporan keuangan harus membutuhkan catatan atas
laporan keuangan yaitu salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan informasi
tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas (LAK) dalam
rangka pengungkapan yang memadai.

3.1 Kesimpulan
B B III
A PENUTUP
Transaksi syariah berarti pelaksanaan kegaiatan bermuamalah sesuai
dengan syariah/hukum Islam. Transaksi Syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa
alam semesta dicipta oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan illahi) dan sarana kebahagian
hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al falah).
Di dalam Akutansi Syariah terdapat kerangka dasar, yang di dalamnya mempunyai
tujuan adanya laporan keuangan, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi
dalam laporan keuangan, definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk
laporan keuangan dan konsep modal serta pemeliharaan modal.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Asas- Asas dalam laporam keuangan yaitu, Persaudaraan (Ukhuwah), Keadilan,
kemaslhatan, keseimbangan, universalisme. Karateristik Kualitatif Laporan Keuangan dalam
pengambilan keputusan, laporan keuangan harus memenuhi 4 karakteristik kualitatif, yakni
dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), keandalan (realibility), dan dapat
dibandingkan (comparability).
Unsur – Unsur laporan keuangan , dimulai dari neraca, ekuitas, laporan laba rugi, dan
laporan perubahan ekuitas.
Pengakuan unsur laporan keuangan merupkan proses pembentukan pos yang
memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca laporan laba rugi. Pengakuan
dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang
dan mencantumkannya ke dalam neraca laporan laba rugi.
Serta Pengukuran unsur laporan keuangan yaitu proses penetapan jumlah uang untuk
mengakui dana memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca laporan laba rugi.
Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu dari tiga alternatif, yaitu: biaya
hitoris, biaya kini, dan nilai realitas. Sehingga dalam pengukuran unsur laporan keuangan
harus membutuhkan catatan atas laporan keuangan

3.2 Saran
Dalam belajar laporan keuangan syari’ah mahasiswi dan mahasiswa dapat
mengindentifkasi kejadian dan transaksi penyajian laporan keuangan syariah,yang
menyajikan informasi tentang kinerja entitas,posisi keuangan/dana, dan perubahahan suatu
jenis dana.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://keuangan101.blogspot.com/2018/10/paradigma-prinsip-
dan- karakteristik.html?m=1#:~:text=Paradigma%20Transaksi
%20Sy ariah,spiritual%20(al-falah)
2. http://laylagothic.blogspot.com/2016/04/transaksi-atau-akad-
dalam-syariah.html?m=1
3. https://keuangan101.blogspot.com/2018/10/paradigma-prinsip-
dan- karakteristik.html?m=1#:~:text=Transaksi%20harus
%20dilakuk an%20berdasarkan%20prinsip,Tidak
%20mengandung%20unsur
%20riba
4. https://melekakuntansi.blogspot.com/2018/05/4-karakteristik-
kualitatif- laporan.html?m=1#:~:text=Agar%20berguna%20bagi
%20pema kainya%20dalam,)%20dapat%20dibandingkan
%20(comparabili ty)
5. https://www.google.com/amp/s/dosenakuntansi.com/unsur-
unsur-laporan-keuangan/amp
6. https://ikumpul.blogspot.com/2013/05/pengakuan-pengukuran-
unsur-laporan-keuangan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai