Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH AKUNTANSI MENENGAH KEUANGAN l

"Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi"

Disusun oleh:

NAYLA PERMATA DEVI NIM (2330403041)

OLIVIA RAMADHANI NIM (2330403048)

MILA YULIA SARI NIM (2330403035)

FAJRI OKTA TRI MILENIAWAN NIM (2030403018)

Dosen Pengampu :
Elfina Yenti, S.E., M.Si., Ak., CA

Atika Amor, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Akuntansi dan Laporan Keuangan sebagai Bahasa Bisnis....................... 3


B. Pengertian Akuntansi Keuangan dan Perbedaaan nya dengan Akuntansi
Manajemen .............................................................................................. 4
C. Akuntansi dan Alokasi Sumber Daya ...................................................... 7
D. Standar Akuntansi Keuangan ................................................................... 8
E. Perkembangan IFRS dan IASB............................................................... 13
F. Perkembangan DSAK Dan PSAK .......................................................... 15
G. Kerangkan Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan.......... 16

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akuntansi keuangan merupakan sistem informasi yang penting untuk
mengukur, memproses, dan melaporkan aktivitas keuangan suatu entitas.
Informasi ini digunakan oleh berbagai pihak, seperti investor, kreditor,
pemerintah, dan manajemen, untuk mengambil keputusan ekonomi yang tepat
(Ikatan Akuntan Indonesia, https://web.iaiglobal.or.id/). Standar akuntans i
berperan sebagai pedoman dalam pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan.
Penerapan standar akuntansi yang tepat dapat menghasilkan informas i
keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan transparan. Hal ini
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Di Indonesia, terdapat beberapa standar akuntansi yang berlaku, seperti
PSAK, IFRS, dan SAK ETAP. Masing-masing standar memiliki tujuan dan
cakupan yang berbeda. Penerapan standar akuntansi yang tepat bagi suatu
entitas tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis entitas, ukuran, dan
kompleksitas transaksi keuangan.
Meskipun standar akuntansi memiliki peran penting, terdapat beberapa
kendala dan permasalahan dalam penerapannya, seperti: Kompleksitas standar
akuntansi: Standar akuntansi, khususnya IFRS, dapat sangat kompleks dan sulit
dipahami oleh perusahaan, terutama yang kecil dan menengah. Biaya
implementasi: Penerapan standar akuntansi dapat memerlukan biaya yang
tinggi, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah. Kurangnya sumber daya
manusia: Banyak perusahaan, terutama yang kecil dan menengah, tidak
memiliki staf yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
untuk menerapkan standar akuntansi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi kendala dan
permasalahan tersebut. Upaya ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak, seperti
pemerintah, organisasi profesi akuntan, dan perusahaan itu sendiri. Dengan
penerapan akuntansi keuangan dan standar akuntansi yang tepat, diharapkan

1
informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam
mengambil keputusan ekonomi yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Akuntansi dan Laporan Keuangan sebagai Bahasa
Bisnis?
2. Apa Pengertian Akuntansi Keuangan dan Perbedaaan nya dengan Akuntans i
Manajemen?
3. Bagaimana Akuntansi dan Alokasi Sumber Daya?
4. Bagaimana Standar Akuntansi Keuangan?
5. Bagaimana Perkembangan IFRS dan IASB?
6. Bagaimana Perkembangan DSAK Dan PSAK?
7. Bagaimana Kerangkan Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan
Keuangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Akuntansi dan Laporan
Keuangan sebagai Bahasa Bisnis.
2. Untuk mengetahui apa Pengertian Akuntansi Keuangan dan Perbedaaan nya
dengan Akuntansi Manajemen.
3. Untuk mengetahui bagaimana Akuntansi dan Alokasi Sumber Daya.
4. Untuk mengetahui bagaimana Standar Akuntansi Keuangan.
5. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan IFRS dan IASB.
6. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan DSAK Dan PSAK.
7. Untuk mengetahui bagaimana Kerangkan Dasar Penyajian dan Penyusuna n
Laporan Keuangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akuntansi dan Laporan Keuangan sebagai Bahasa Bisnis

Akuntansi sering disebut dengan “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah


sebuah sistem informasi yang menyediakan informasi bagi pemangku
kepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah
perusahaan. Menurut Charles T. Horngren, akuntansi adalah sistem yang
mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut ke dalam bentuk
laporan dan mengomunikasikannya kepada para pembuat keputusan untuk dapat
digunakan sebagi pertimbangan dalam pengambilan keputusannya.
Secara luas, akuntansi didefinisikan sebagai berikut: proses
pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan bagi pihak
internal dan pihak eksternal perusahaan. Informasi tersebut disajikan dalam
bentuk laporan akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan
(financial statement).
Akuntansi dan laporan keuangan merupakan bahasa bisnis yang vital bagi
kelancaran dan kesuksesan suatu perusahaan. Akuntansi mencatat seluruh
transaksi keuangan, kemudian diolah dan disajikan dalam laporan keuangan
yang mudah dipahami. Laporan ini menjadi alat komunikasi penting bagi
berbagai pihak, baik internal seperti manajemen, maupun eksternal seperti
investor, kreditor, dan lembaga pemerintah.
Informasi keuangan yang akurat dan terpercaya membantu manajeme n
dalam mengambil keputusan strategis yang tepat bagi perusahaan. Laporan
keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, serta menjaga akuntabilitas dan
transparansi kepada para pemangku kepentingan.
Menurut PSAK No.1, menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

3
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukk a n
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK No.1). Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan harus menyajikan informas i
mengenai perusahaan yang meliputi informasi seperti
1. posisi keuangan
2. kinerja selama periode tertentu
3. arus kas selama periode tertentu
4. informasi lain yang dapat dipakai oleh pemangku kepentingan perusahaan
untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
berupa dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis dari suatu organisasi atau
entitas dalam satuan moneter. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya
terdiri atas lima jenis laporan utama sebagai berikut
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Dengan akuntansi dan laporan keuangan yang baik, perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan investor dan menarik investasi baru, yang pada
akhirnya mendorong pertumbuhan dan kesuksesan bisnis.

B. Pengertian Akuntansi Keuangan dan Perbedaaan nya dengan Akuntans i


Manajemen
1. Pengertian akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringk as,
mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubunga n
dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang
menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu
keputusan serta tujuan lainnya. Proses akutansi dimaksudkan untuk
menghasilkan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

4
Perusahaan harus mengidentifikasikan pihak-pihak yang
berkepentingan, kemudian perusahaan harus mengetahui kebutuhan
informasi mereka dan rancangan sistem akuntansinya guna pemenuha n
kebutuhan informasi tersebut. Akuntansi berasal dari kata asing accounting
yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah
menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir
seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga
disebut sebagai bahasa bisnis. Secara garis besar, Akuntansi terbagi menjadi:
2. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang disusun untuk
menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan bagi
pihak intern dan pihak ekstern atau pihak di luar perusahaan seperti
pemerintah, investor, kreditor, dan lain-lain. Akuntansi keuangan merupakan
hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan. Karena jantung dari
perusahaan itu ada pada sektor keuangan. Dimana uang yang keluar dan
masuk ke kas perusahaan harus jelas sehingga perusahaan dapat dengan
mudah untuk mengetahui berapa omsetnya. Nah disinilah diperlukan yang
namanya akuntasi keuangan. Sebab akuntasi keuangan ini yang digunaka n
dalam menyajikan laporan atau kondisi terbaru perusahaan sebagai tolak ukur
dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan perusahaan serta investor yang
terkait didalamnya.
Laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan harus didasarkan pada
PSAK. Ini merupakan regulasi yang merupakan singkatan dari Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-
International Financial Report Standard (PSAK) adalah nama lain sari SAK
(Standar Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis
yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang terdaftar atau masih
dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti perusahaan publik, asuransi,
perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana pensiun).

5
3. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah laporan keuangan yang disusun untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak internal perusahaan atau
manajemen yang digunakan untuk pengambilan keputusan, informasi tersebut
dapat berupa kebijakan-kebijakan yang tidak di publikasikan untuk pihak
eksternal. Tentu sebelum berinvestasi, investor akan berupaya dalam
mendapatkan semua informasi yang relevan tentang perusahaan. Ini dilakukan
dalam rangka mengurangi risiko yang tidak diinginkan dan memperole h
keuntungan yang sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga sangat diperlukan
peran Akuntansi Manajamen didalamnya.
Informasi akuntansi manajemen sangat dibutuhkan dan digunakan dalam
semua lingkup manajemen. Karena Informasi akuntansi manajemen membantu
para manajer menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan. Manajer dan karyawan
menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi
manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem informasi akuntansi
manajemen. Adapun Sitem informasi akuntansi manajemen yang digunaka n
adalah sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input
dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Tidak ada suatu
kriteria formal yang menjelaskan sifat dari input atau proses, bahkan ouput dari
sistem informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut bersifat fleksibel dan
tergantung pada tujuan tertentu yang hendak dicapai manajemen.

Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

1. Tujuan:

a. Akuntansi Keuangan: Menghasilkan laporan keuangan untuk


menggambarkan kondisi dan performa perusahaan.
b. Akuntansi Manajemen: Menghasilkan informasi dan laporan keuangan
untuk membantu manajemen internal dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan strategis.

6
2. Pengguna Laporan:

a. Akuntansi Keuangan: Digunakan oleh pihak eksternal untuk menila i


kelayakan investasi, risiko kredit, dan kinerja perusahaan.
b. Akuntansi Manajemen: Digunakan oleh manajemen internal untuk
mengevaluasi efisiensi operasi, merencanakan strategi, dan membuat
keputusan taktis.

3. Rentang Waktu:

a. Akuntansi Keuangan: Menghasilkan laporan keuangan untuk periode tertentu


(tahunan, semesteran, bulanan).
b. Akuntansi Manajemen: Memiliki rentang waktu yang lebih fleksibel (harian,
mingguan).

4. Fokus Informasi:

a. Akuntansi Keuangan: Fokus pada informasi masa lalu untuk


pertanggungjawaban manajemen.
b. Akuntansi Manajemen: Berorientasi pada masa depan.

5. Tipe Informasi:

a. Akuntansi Keuangan: Mengukur keuangan dan berpedoman pada SAK.


b. Akuntansi Manajemen: Mengukur keuangan, operasional, dan pengukura n
fisik (proses, supplier, teknologi, kompetitor, pelanggan). Tidak terikat pada
prinsip akuntansi.

C. Akuntansi dan Alokasi Sumber Daya


Akuntansi memegang peran yang sentral dan vital dalam proses alokasi
sumber daya dalam suatu organisasi. Melalui pencatatan yang sistematis dan teliti
terhadap setiap transaksi keuangan yang terjadi, akuntansi memberikan landasan
yang kuat bagi manajemen untuk memahami secara detail ketersediaan dan aliran
sumber daya organisasi. Dari penerimaan uang hingga pengeluaran, investasi, dan

7
pendapatan, semua aspek keuangan dicatat dengan akurat, memberikan gambaran
yang jelas tentang posisi keuangan saat ini dan sejarahnya.
Tidak hanya itu, akuntansi juga bertanggung jawab atas penyusuna n
beragam laporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus
kas. Laporan-laporan ini tidak hanya menyediakan gambaran umum tentang
kesehatan keuangan organisasi, tetapi juga menawarkan wawasan yang dalam
tentang kinerja operasional dan finansial. Manajemen menggunakan informasi ini
sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi tren, dan
merumuskan strategi untuk pengambilan keputusan alokasi sumber daya yang
lebih baik.
Proses perencanaan anggaran juga sangat bergantung pada kontribus i
akuntansi. Dengan menganalisis data historis dan mempertimbangkan proyeksi
masa depan, manajemen dapat menetapkan anggaran yang realistis untuk berbagai
departemen atau proyek. Ini membantu dalam mengalokasikan sumber daya
secara efisien sesuai dengan prioritas bisnis dan tujuan strategis.
Selain itu, akuntansi juga memberikan kerangka kerja untuk evaluasi
investasi. Saat organisasi mempertimbangkan investasi baru, baik dalam bentuk
aset fisik, pengembangan produk, atau akuisisi bisnis, akuntansi menyediakan alat
dan teknik analisis, seperti Net Present Value (NPV) atau Return on Investme nt
(ROI), untuk menilai potensi pengembalian investasi dan risiko yang terlibat.
Dengan demikian, akuntansi bukan hanya sekadar fungsi pelaporan
keuangan, tetapi juga merupakan salah satu elemen inti dalam proses pengambila n
keputusan alokasi sumber daya. Dengan informasi yang diberikan oleh akuntansi,
manajemen dapat mengarahkan sumber daya organisasi dengan lebih baik,
mengoptimalkan kinerja keuangan, dan mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

D. Standar Akuntansi Keuangan


Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia disusun oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, yang dikenal sebagai IAI. Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan telah diperkenalkan sebagai prinsip dasar bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan kepada pemakai eksternal. Apabila
terjadi pertentangan antara kerangka dasar dan Standar Akuntansi Keuangan,

8
maka Standar Akuntansi Keuangan memiliki prioritas yang lebih tinggi. Kerangka
dasar berfungsi sebagai panduan bagi Komite Penyusun Standar Akuntans i
Keuangan dalam mengembangkan standar di masa depan dan dalam meninja u
kembali standar yang sudah ada. maka banyaknya kasus konflik tersebut akan
berkurang dengan berjalannya waktu (IAI:2016).
Standar akuntansi menjadi masalah penting dalam dunia profesi akuntansi,
termasuk semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar
akuntansi akan secara terus-menerus berubah dan berkembang seiring dengan
perkembangan zaman, dunia usaha, dan kemajuan teknologi (Hery, 2013 : 121).
Manfaat Standar Akuntansi : (Hafsah, Henny Zurika Lubis : 2016).
1. Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan
reliable ( representational faitfullness).
2. Memudahkan penyusunan laporan keuangan karena ada pedoman buku
sehingga meminimalkan bias dari penyusun.
3. Memudahkan auditor dalam mengaudit.
4. Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
5. Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat
menjelaskan kepada masing – masing pengguna.

Menurut (T. S. Sari, D. M., dan Fitriastuti, 2017) Di Indonesia, terdapat 5


(lima) standar akuntansi yang berlaku, yaitu:

1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK), standar akuntansi untuk entitas yang go


public dan entitas lain yang tidak diatur dalam standar akuntansi lainnya.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan untuk etitas yang memilik i
akuntabilitas publik yang entitas terdaftar atau dalam proses pendaftaran di
pasar modal atau entitas fidusia (yang menggunakan dana masyarakat seperti
asuransi, perbankan, dan dana pensiun).
Standar ini mengadopsi IFRS mengingat Indonesia, melalui IAI, telah
menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012. Adopsi
penuh IFRS bukan berarti indonesia tidak memiliki standar sendiri dan
menggunakan secara langsung IFRS. Dewan Standar Akuntansi Keuangan

9
(DSAK) tetap melakukan proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa
indonesi, DSAK juga melakukan analisis apakah IFRS dapat diterapkan di
indonesia dan sesuai dengan kondisi hukum dan bisnis yang ada. Jika
diperlukan, DSAK akan membuat pengecualikan penerapan IFRS atau
sebaliknya menambahkan aturan dalam standar. Penjelasan penambahan atau
pengurangan dari IFRS dari tiap standar yang diadopsi dapat dilihat di bagian
depan PSAK yang diterbitkan. Informasi ini penting untuk pemakai sehingga
dengan cepat dapat mengetahui perbedaan IFRS dan PSAK. IFRS sebagai
standar international memiliki tiga ciri utama sebagai berikut :
a. Principles Based
Standar yang menggunakan principles-based hanya mengatur hal- hal
yang pokok dalam standar sedangkan prosedur dan kebijakan detail
diserahkan kepada pemakai. Standar mengatur prinsip pengakuan sesuai
subtansi ekonomi, tidak didasarkan pada ketentuan detail dalam atribut
kontrak perjanjian. Standar yang rule based, memuat ketentuan pengakuan
akuntansi secara detail. Keunggulan pendekatan ini akan menghinda r i
dibuatya perjanjian atau transaksi mengikuti peraturan dalam konsep
pengangkuan.
b. Nilai Wajar
Standar akuntansi banyak mengguanakan konsep nilai wajar (fair
falue). Penggunaan nilai wajat untuk meningkatkan relevansi informa s i
akuntansi untuk pengambilan keputusan. Karena informasi nilai wajar lebih
relevan dikarenakan menunjukkan nilai terkini.
c. Pengungkapan
Pengungkapan di perlukan agar pengguna laporan keuangan dapat
mempertimbangkan informasi yang relevan dan perlu diketahui terkait
dengan apa yang di cantumkan dalam laporan keuangan dan kejadian
penting yang terkait dengan item tersebut. Pengungkapan dapat berupa
kebijakan akuntansi,rincian detail,penjelasan penting dan komitmen.
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-
ETAP), standar akuntansi untuk entitas non go public. Standar ini mengadopsi
IFRS untuk small medium enterprise(SME) dengan beberapa penyederhanaa n.

10
Standar ETAP lebih sederhana dan tidak banyak perubahan dari praktik
akuntansi yang saat ini berjalan.
3. Standar Akuntansi Syariah (SAS), standar akuntansi untuk entitas syariah.
Dalam mengantisipasi pertumbuhan pesat transaksi dan entitas yang terkait,
ada kebutuhan yang dirasakan untuk mengembangkan seperangkat standar
akuntansi yang khusus untuk lingkungan keuangan syariah. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dengan persetujuan
Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI), telah merancang kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan yang khusus untuk konteks syariah. Mulai tahun 2009,
Dewan Pimpinan Nasional IAI telah membentuk Dewan Standar Akuntans i
Syariah yang berdiri sendiri, terpisah dari Dewan Standar Akuntans i
Keuangan.
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), standar akuntansi untuk entitas
pemerintah. Standar ini merupakan satu-satunya standar yang tidak disusun
oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), melainkan diatur khusus
dalam Peraturan Pemerintah, sehingga merupakan produk hukum pengelolaa n
negara.
5. Standar Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK-EMKM), standar ini
merupakan standar yang khusus diimplementasikan pada entitas yang
tergolong mikro, kecil, dan menengah karena meningkatnya kebutuhan entitas
pada golongan ini untuk dapat memiliki sebuah pertanggungjawaban yang
andal.
Berbagai macam perkembangan terus terjadi seiring dengan berjalannya
waktu. Begitu pula dengan standar yang ada pada PSAK juga selalu mengalami
perkembangan yang up to date. Namun perlu digaris bawahi bahwa perubahan
yang dilakukan akan tetap sesuai dengan IFRS. Berdasarkan berbagai macam
perubahan yang terjadi, berikut adalah Standar Akuntansi Keuangan yang saat
ini masih berlaku.

Nomor PSAK SAK (Standar Akuntansi Keuangan)


PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan

11
PSAK 2 Laporan Arus Kas
PSAK 3 Laporan Keuangan Interim
PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 Segmen Operasi
PSAK 7 Pengungkapan Pihak – Pihak Berelasi
PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
PSAK 13 Properti Investasi
PSAK 14 Persediaan
PSAK 15 Investasi Pada Entitas Asosiasi Dan Ventura Bersama
PSAK 16 Aset Tetap
PSAK 18 Akuntansi Dan Pelaporan Program Manfaat
Purnakarya
PSAK 19 Aset Tak Berwujud
PSAK 22 Kombinasi Bisnis
PSAK 24 Imbalan Kerja
PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
Dan Kesalahan
PSAK 26 Biaya Pinjaman
PSAK 28 Akuntansi Kontrak Dan Asuransi Kerugiaan
PSAK 36 Akuntansi Kontrak Dan Asuransi Jiwa
PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
PSAK 46 Pajak Penghasilan
PSAK 48 Penurunan Nilai Aset
PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan Dan Pengukuran
PSAK 56 Laba Per Saham
PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, Dan Aset Kontijensi
PSAK 58 Aset Kurang Lancar Dan Telah Dikuasai Untuk Dijual
Serta Operasinya Telah Diberhentikan

12
PSAK 60 Instrumen Dalam Keuangan; Pengungkapan
PSAK 61 Akuntansi Hibah Dari Pemerintah Serta Pengungkapa n
Berbagai Macam Bantuan Dari Pemerintah
PSAK 62 Kontrak Untuk Asuransi
PSAK 63 Laporan Keuangan Ekonomi Dengan Hiperinflasi
PSAK 64 Aktivitas Untuk Eksplorasi Dan Evaluasi Dalam Hal
Pertambangan Sumber Daya Mineral
PSAK 65 Konsolidasi Pada Laporan Keuangan
PSAK 66 Pengaturan Bersama
PSAK 67 Pengungkapan Sebuah Kepentingan Dalam Suatu
Entitas Lain
PSAK 68 Pengukuran Dengan Nilai Yang Wajar
PSAK 69 Agrikultur
PSAK 70 Akuntansi Aset Dengan Liabilitas Pajak Yang
Diampuni
PSAK 71 Instrumen Dalam Keuangan
PSAK 72 Pendapatan Yang Didapat Dalam Kontrak Dengan
Sebuah Pelanggan
PSAK 73 Sewa

E. Perkembangan IFRS dan IASB


Seiring dengan kemajuan zaman, industri keuangan global semakin
meluas di berbagai negara di seluruh dunia. Untuk mengatasi tantangan dan
memastikan konsistensi dalam pelaporan keuangan, International Financia l
Reporting Standards (IFRS) dan International Accounting Standards Board
(IASB) menjadi fokus utama para pelaku bisnis dan akuntansi.
IFRS adalah kumpulan standar akuntansi internasional yang disusun oleh
IASB. Standar ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang
memberikan informasi relevan dan dapat dipercaya bagi pemegang kepentinga n
seperti investor dan kreditor. Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1973,
IFRS telah berkembang pesat. Banyak negara, termasuk Indonesia, telah

13
mengadopsi IFRS sebagai standar akuntansi nasional mereka, memungkink a n
perusahaan lokal bersaing di pasar global dengan menggunakan standar yang
sama.
IASB, yang bertanggung jawab atas pengembangan IFRS, terus
melakukan penelitian dan memperbarui standar sesuai dengan perkembanga n
industri keuangan. Mereka menerima masukan dari berbagai pihak untuk
menjaga relevansi IFRS. IASB juga berkolaborasi dengan organisasi keuangan
internasional seperti IMF dan World Bank untuk memastikan konsistens i
pelaporan keuangan global.
Selain fokus pada isu-isu teknis, IFRS dan IASB juga berusaha
memperkuat tata kelola organisasi mereka untuk menjaga integritas dan
independensi dalam pengambilan keputusan. Meskipun mungkin ada kritik
terhadap IFRS dan IASB, perkembangan ini menunjukkan semangat kerjasama
global. Standar akuntansi yang seragam meningkatkan kepercayaan dan
stabilitas di pasar keuangan internasional.
Pengembangan IFRS dan IASB melibatkan beberapa tahapan penting
dalam proses pengembangan standar akuntansi internasional. Berikut adalah
langkah-langkah utama yang terlibat dalam pengembangan IFRS dan IASB:
1. Penelitian dan Konsultasi: IASB melakukan penelitian komprehensif dan
konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan seperti akuntan publik,
perusahaan, regulator, dan organisasi profesi akuntansi. Hal ini bertujuan
untuk memahami tantangan dan perubahan dalam lingkungan bisnis dan
akuntansi, serta mengidentifikasi isu-isu yang perlu diatasi dengan standar
akuntansi internasional.
2. Pengembangan Konsep: Selanjutnya, IASB mengembangkan konsep-
konsep akuntansi yang membantu dalam merumuskan standar berkualita s
tinggi. Ini meliputi definisi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya, dan
prinsip akuntansi mendasar. Pengembangan konsep melibatkan analisis
mendalam, tinjauan literatur, dan konsultasi dengan ahli akuntansi.
3. Pengembangan Standar: Setelah konsep dikembangkan, IASB membuat
standar akuntansi internasional yang spesifik berdasarkan konsep-konsep
tersebut. Standar ini mencakup pengakuan, pengukuran, presentasi, dan

14
pengungkapan dalam laporan keuangan. IASB juga melakukan konsultas i
lebih lanjut dengan pemangku kepentingan sebelum mengeluarkan standar
akuntansi final.
4. Penerapan dan Pengawasan: Setelah standar akuntansi internasio na l
dikeluarkan, IASB memastikan penerapannya secara konsisten dan benar. Ini
termasuk pemantauan, pemutakhiran, dan respons terhadap perubahan dalam
lingkungan bisnis dan regulasi. IASB juga menyediakan interpretasi dan
panduan tambahan untuk membantu pemahaman dan penerapan standar.

Dalam proses pengembangan standar ini, IASB juga berperan penting


dalam mengelola hubungan dan kerjasama dengan organisasi keuangan
internasional, serta melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk
memastikan kualitas dan keterlibatan yang luas dalam pengembangan standar
akuntansi internasional.

F. Perkembangan DSAK Dan PSAK


Pada periode tahun 1602 hingga 1799, pembuatan PSAK dimulai dengan
pencatatan sederhana yang dilakukan oleh bangsa Belanda selama masa
penjajahan di Indonesia. Meskipun sederhana, pencatatan tersebut sudah
mencakup kredit dan debit, menjadi awal dari perkembangan PSAK di masa
selanjutnya.
Pada periode tahun 1942 hingga 1945, proses pencatatan kredit dan debit
masih berlanjut. Kemudian, kegiatan administrasi ini berkembang lebih lanjut
setelah tahun 1945. Salah satu perkembangan penting adalah adopsi IFRS
(International Financial Reporting Standards), yang merupakan standar
akuntansi internasional.
Pada tahun 1957, terbentuknya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menjadi
tonggak penting dalam perkembangan PSAK. IAI menjadi wadah bagi para
profesional akuntansi di Indonesia, dan dari sinilah mulai terbentuk gagasan
untuk mengembangkan standar akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan bis nis
dan akuntansi di Indonesia.
Dari tahun 1958 hingga 2012, IAI terus melakukan pengembanga n,
termasuk melalui pembentukan Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). PAI

15
melakukan kodifikasi prinsip akuntansi dan melakukan revisi untuk disesuaika n
dengan IFRS. IAI juga menjadi anggota IFAC (International Federation of
Accountants), organisasi global yang memainkan peran penting dalam
pengembangan standar akuntansi internasional.
Pada periode tahun 2012 hingga sekarang, IFRS mulai diimplementasika n
secara luas, dan PSAK mengalami penyesuaian melalui beberapa amandeme n.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa standar akuntansi Indonesia tetap
relevan dan sesuai dengan praktik global.

G. Kerangka Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan

Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan adalah seperangkat


aturan dan prinsip yang digunakan oleh entitas bisnis untuk mengatur
bagaimana informasi keuangan mereka dipresentasikan dan disusun dalam
laporan keuangan. Tujuan utama dari kerangka kerja ini adalah untuk
memastikan bahwa laporan keuangan memberikan informasi yang relevan,
dapat diandalkan, dan memadai bagi pemakai yang beragam, seperti investor,
kreditur, manajemen, regulator, dan lainnya.
KDPPLK adalah sebuah sistem terpadu yang memuat tujuan, dasar, sifat,
fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Ia juga
dikenal sebagai Conceptual Framework.
Tujuan KDPPLK:
1. Memberikan pedoman penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang
konsisten dan handal.
2. Meningkatkan pemahaman pengguna laporan keuangan tentang informas i
yang disajikan.
Fungsi KDPPLK:
1. Menjadi landasan untuk pengembangan standar akuntansi keuangan
(SAK).
2. Membantu akuntan dalam membuat pertimbangan dalam situasi akuntans i
yang kompleks.
3. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

16
Isi KDPPLK:
1. Tujuan Laporan Keuangan: Memberikan informasi keuangan yang
berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna lain dalam membuat
keputusan ekonomi.
2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan:
a. Relevansi: Informasi yang disajikan harus relevan dan dapat membantu
pengguna dalam membuat keputusan ekonomi.
b. Keandalan: Informasi yang disajikan harus andal dan bebas dari bias.
c. Daya Banding: Informasi yang disajikan harus dapat dibandingka n
dengan informasi entitas lain dan dengan periode sebelumnya.
d. Kepahaman: Informasi yang disajikan harus mudah dipahami oleh
pengguna.
3. Unsur Laporan Keuangan:
a. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Manfaat ekonomi masa
depan yang terwujud dalam aset dapat mengalir ke dalam entitas dengan
berbagai cara, antara lain:
1) Digunakan dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh entitas;
2) Dipertukarkan dengan aset lain;
3) Digunakan untuk menyelesaikan liabilitas;
4) Dibagikan kepada para pemilik.
Aset dapat mempunyai bentuk fisik maupun tidak memiliki bentuk fisik
(hak). Hak milik tidak menjadi esensial dalam menentukan aset, sepanjang
entitas memiliki pengendalian terhadap aset tersebut. Aset berasal dari
transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Transaksi atau
peristiwa yang diharapkan terjadi di masa depan tidak dengan sendirinya
memunculkan aset, dan tidak memenuhi definisi aset.
b. Liabilitas
Liabilitas adalah utang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatka n

17
arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat
ekonomi. Penyelesaian kewajiban dapat dilakukan dengan:
1) Pembayaran kas;
2) Penyerahan aset lain;
3) Pemberian jasa;
4) Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain;
5) Konversi menjadi ekuitas.
Liabilitas yang hanya dapat diukur dengan menggunakan estimasi disebut
provisi.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi
semua liabilitas. Subklasifikasi ekuitas neraca misalnya untuk perseroan
terbatas:
1) Setoran modal oleh pemegang saham;
2) Saldo laba;
3) Penyisihan saldo laba;
4) Penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal.
d. Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang diterima
oleh entitas selama periode tertentu dari aktivitas normalnya. Pendapatan
dapat berasal dari berbagai sumber, seperti:
1) Penjualan barang dan jasa;
2) Bunga;
3) Dividen;
4) Royalti;
5) Sewa.
e. Beban
Beban adalah arus keluar bruto manfaat ekonomi yang terjadi dalam
periode tertentu dari aktivitas normal perusahaan. Beban dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, seperti:
1) Beban pokok penjualan;
2) Beban gaji dan upah;

18
3) Beban penyusutan;
4) Beban bunga;
5) Beban pajak.
f. Laba Rugi
Laba rugi adalah selisih antara pendapatan dan beban selama periode
tertentu. Laba rugi menunjukkan kinerja perusahaan selama periode
tersebut. Laba rugi dapat positif (laba) atau negatif (rugi).
4. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan: Kriteria pengakuan
dan pengukuran untuk setiap unsur laporan keuangan.
Kriteria Pengakuan:
a. Definisi: Unsur laporan keuangan harus memenuhi definisi yang
ditetapkan dalam PSAK.
b. Probabilitas Manfaat Ekonomi: Adalah kemungkinan besar bahwa
manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan aset akan mengalir ke
entitas.
c. Keandalan Pengukuran: Biaya atau nilai aset dapat diukur dengan andal.
Kriteria Pengukuran:
a. Aset: Diukur berdasarkan biaya perolehan, nilai wajar, atau nilai tercatat,
tergantung pada jenis asetnya.
b. Liabilitas: Diukur berdasarkan nilai sekarang dari jumlah kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban.
c. Ekuitas: Diukur berdasarkan nilai sisa aset setelah dikurangi semua
liabilitas.
d. Pendapatan: Diakui ketika manfaat ekonomi dari transaksi telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal.
e. Beban: Diakui ketika manfaat ekonomi dari transaksi telah digunakan dan
dapat diukur dengan andal.
Contoh:
a. Aset: Sebuah perusahaan membeli mesin senilai Rp 1 miliar. Mesin ini
diakui sebagai aset karena memenuhi definisi aset dan dapat diukur dengan
andal.

19
b. Liabilitas: Perusahaan meminjam uang dari bank senilai Rp 500 juta.
Pinjaman ini diakui sebagai liabilitas karena merupakan kewajiban yang
harus diselesaikan di masa depan.
c. Ekuitas: Ekuitas perusahaan adalah Rp 1 miliar, dihitung dari aset senila i
Rp 1,5 miliar dikurangi liabilitas senilai Rp 500 juta.
d. Pendapatan: Perusahaan menerima pendapatan senilai Rp 1 miliar dari
penjualan produknya. Pendapatan ini diakui karena manfaat ekonomi dari
penjualan telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
e. Beban: Perusahaan mengeluarkan beban senilai Rp 800 juta untuk biaya
produksi dan gaji karyawan. Beban ini diakui karena manfaat ekonomi dari
biaya produksi dan gaji karyawan telah digunakan dan dapat diukur
dengan andal.
5. Penyajian Laporan Keuangan: Format dan struktur laporan keuangan.
Format Laporan Keuangan:
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca): Menyajikan informasi tentang aset,
liabilitas, dan ekuitas entitas pada tanggal tertentu.
b. Laporan Laba Rugi: Menyajikan informasi tentang pendapatan dan beban
entitas untuk suatu periode tertentu.
c. Laporan Perubahan Ekuitas: Menyajikan informasi tentang perubahan
ekuitas entitas selama suatu periode.
d. Laporan Arus Kas: Menyajikan informasi tentang kas masuk dan keluar
entitas selama suatu periode.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan: Menyajikan informasi tambahan yang
diperlukan untuk memahami laporan keuangan secara wajar.
Struktur Laporan Keuangan:
a. Judul: Laporan keuangan harus diberi judul yang jelas dan deskriptif.
b. Tanggal: Laporan keuangan harus menunjukkan tanggal penyusunannya.
c. Entitas: Laporan keuangan harus menunjukkan entitas yang disajikan.
d. Satuan Uang: Laporan keuangan harus menunjukkan satuan uang yang
digunakan.
e. Tanda Tangan: Laporan keuangan harus ditandatangani oleh pihak yang
bertanggung jawab.

20
Di bawah ini adalah contoh laporan keuangan perusahaan jasa:

NERACA SALDO

LAPORAN LABA RUGI

21
LAPORAN PERUBAHAN MODAL

LAPOSAN ARUS KAS

22
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Akuntansi sebagai Bahasa Bisnis: Akuntansi dianggap sebagai bahasa


bisnis karena menyediakan informasi tentang aktivitas ekonomi perusahaan
dalam bentuk laporan keuangan. Informasi ini penting bagi berbagai pihak, baik
internal maupun eksternal, untuk pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja
perusahaan.
Perbedaan Antara Akuntansi Keuangan dan Manajemen: Meskipun
keduanya berkaitan dengan informasi keuangan, akuntansi keuangan lebih
berfokus pada laporan keuangan yang disajikan kepada pihak eksternal,
sedangkan akuntansi manajemen lebih berorientasi pada informasi yang
digunakan oleh manajemen internal untuk pengambilan keputusan dan
perencanaan strategis.
Peran Akuntansi dalam Alokasi Sumber Daya: Akuntansi memiliki peran
vital dalam proses alokasi sumber daya organisasi dengan menyediak a n
informasi yang akurat tentang keuangan dan kinerja perusahaan. Hal ini
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang tepat dan efisien.
Standar Akuntansi Keuangan: Standar-standar akuntansi, seperti PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia, memberikan pedoman
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan agar dapat diinterpretasik a n
dengan konsisten oleh pemakai laporan keuangan.
Perkembangan IFRS dan IASB: International Financial Reporting
Standards (IFRS) dan International Accounting Standards Board (IASB)
merupakan fokus utama dalam penyatuan standar akuntansi internasional untuk
meningkatkan konsistensi dan relevansi laporan keuangan di seluruh dunia.
Perkembangan DSAK dan PSAK: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia

23
mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan penyesuaian terhadap
standar internasional seperti IFRS.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hafsah, Henny Zurika Lubis, Farida Khairani, 2016. Akuntansi Keuangan


Menengah 1, Penerbit Perdana Publishing, Medan.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.


Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah (Edisi


6). Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, Donald E., dkk. 2017. Akuntansi Intermediet (Edisi 16). Jakarta: Salemba
Empat.

Rahmawati, Rini. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas


Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Auditing, 19(1),
73-86.

Harrison, horngren, et al. 2012. Akuntansi Keuangan (IFRS). Jilid 1. Edisi 8.


Jakarta: Erlangga.

Hans Tuanakota, dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK berbasis IFRS.
Jakarta IAI.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS).

PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah, 2014,

Ikhsan, Arfan dkk, 2015. Teori akuntansi, Bandung, Citapustaka Media.

Asy-Syartyyah. 2016. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan Syariah

25
Ersa Tri Wahyuni, 2011. Penerapan IFRS Efisienkan Penyusunan Laporan
Keuangan (http://www.antaranews.com/berita/ 1311187224/penerapan-IFRS-
efisienkan- penyusunan-laporan-keuangan).

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008. Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK)


Indonesia ke International Financial Reporting Standards (IFRS).

Marlia. (2009). IFRS Harmonization for (http://www.unpad.ac.id/archives /20531).

Purba, Marisi P. 2010. International Financial Reporting Standards-Konverge ns i


dan kendala aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gamayuni, Rindu Rika. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan


Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards, Keuangan,
Vol. 14 No.2.

Sinaga, Rosita Uli. 2011. Konvergensi IFRS. (http://www.iaiglobal.or.id).

Wirahardja, Roy Iman. 2010. Adopsi IAS 41 dalam Rangkaian Konvergensi IFRS
di Indonesia. (http://www.iaiglobal.or.id).

Simbolon, Harry Andrian Dan Ludovikus Nadeak. 2010. Menuju Penerapan IFRS
2011 (Http://Akuntasibisnis Wordpress.com/2010/10/12/ Menuju-Penerapa n
IFRS-2011).

26

Anda mungkin juga menyukai