Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Laporan Keuangan, Arus Kas Dan Perpajakan

Dosen pengampu : Nurhidayati, S.Pd. M.kom

Di susun oleh :

Nama : Era fazira

Nim : 220601033

PRODI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UIVERSITAS HAMZANWADI
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah manajemen finansial dengan judul
“Laporan Keuangan, Arus Kas Dan Perpajakan”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah manajemen
finansial.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi


mengenai ” Laporan Keuangan, Arus Kas Dan Perpajakan” yang bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak
yang terkait di dalamnya.

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi , mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terimakasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada dosen saya yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Penulis

31, Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

MAKALAH.........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Pengertian laporan keuangan...................................................................................6
B. Fungsi Dan Tujuan Laporan Keuangan...................................................................6
C. Komponen laporan keuangan...................................................................................7
1. Laporan Laba Rugi...............................................................................................7
2. Laporan Neraca (Balance Sheet)..........................................................................8
3. Laporan Perubahan Modal...................................................................................9
4. Laporan Keuangan Arus Kas.............................................................................10
5. Catatan atas Laporan Keuangan.........................................................................11
D. Market Value Added (Mva) Dan Economic value added(Eva).............................11
E. sistem pajak Indonesia...........................................................................................13
BAB III PENUTUPAN......................................................................................................18
A. kesimpulan.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan, arus kas, dan perpajakan adalah tiga konsep yang
sangat penting dalam ilmu akuntansi dan keuangan perusahaan. Masing-masing
memiliki peran kunci dalam menggambarkan kesehatan keuangan sebuah
perusahaan, memenuhi kebutuhan berbagai pemangku kepentingan, serta
memengaruhi strategi keuangan dan kebijakan perpajakan perusahaan.

Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah, informasi keuangan yang


akurat dan relevan adalah kunci untuk pengambilan keputusan yang bijak.
Laporan keuangan, yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, dan laporan
perubahan ekuitas, memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja dan posisi
keuangan perusahaan. Pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, investor,
analis, dan kreditor, bergantung pada laporan keuangan ini untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, mengelola aset, dan memenuhi
kewajiban.

Dalam konteks yang lebih luas, laporan keuangan, arus kas, dan
perpajakan juga menjadi perhatian pemerintah dan regulator. Mereka digunakan
untuk memastikan perusahaan mematuhi peraturan pajak dan pelaporan keuangan,
serta memeriksa kesehatan ekonomi dan kontribusi pajak perusahaan terhadap
perekonomian.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang laporan keuangan, arus kas,


dan perpajakan, diharapkan pembaca akan dapat memahami pentingnya informasi
keuangan yang tepat dalam mengelola bisnis dengan efektif dan meminimalkan
risiko perpajakan, sehingga dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian dari Laporan Keuangan

4
2. Apa Fungsi Dan Tujuan Laporan Keuangan
3. Apa Komponen Laporan Keuangan
4. Apakah yg dimaksud Market Value Added (Mva) Dan Economic Value
Added (Eva)
5. Apakah yg dimaksud dengan Sistem Pajak Indonesia

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Laporan Keuangan
2. Untuk mengetahui Fungsi Dan Tujuan Laporan Keuangan
3. Untuk mengetahui Komponen Laporan Keuangan
4. Untuk mengetahui Market Value Added (Mva) Dan Economic Value
Added (Eva)
5. untuk mengetahui Sistem Pajak Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian laporan keuangan


Laporan keuangan adalah dokumen atau rangkaian dokumen yang
menggambarkan secara rinci tentang kondisi keuangan suatu entitas,seperti
perusahaan,organisasi nn-profit, atau individu, pada suatu priode waktu
tertentu.laporan keuangan dirancang untuk memberikan informasi yang relevan
dan dapat di percaya mengenai asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya
suatu entitas.

B. Fungsi Dan Tujuan Laporan Keuangan


 FUNGSI
1. Pemantauan keuangan : laporan keuangan berfungsi sebagai alat
pemantauan keuangan yg memberikan gambaran tentang kinerja
perusahaan. mengukur kinerja keuangan: laporan keuangan digunakan
untuk mengukur sejauh mana perusahaan telah berhasil dalam
menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan dalam priode tertentu.
2. Transparansi keuangan :laporan keuangan memberikan transparansi
tentang pengelolaan keuangan perusahaan, memungkinkan pemegang
saham dan pihak lain untuk melihat bagaimana uang di kelola.

 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah menjelaskan tujuan dari suatu


laporan keuangan, yaitu adalah untuk memberikan :
1. Informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban
mengenai modal suatu perusahaan.
2. Informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva
bersih (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Informasi yang membantu para pemakai laporan keuangan dalam
menaksir potensi perusahaan untuk menghasilkan laba.

6
4. Informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi.
5. Mengungkapkan lebih jauh informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang di anut oleh
perusahaan.

C. Komponen laporan keuangan


Di Indonesia, komponen laporan keuangan diatur di dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 1.Aturan tersebut mengatakan bahwa
laporan keuangan memiliki lima komponen yang terdiri dari :

1. Laporan Laba Rugi


Laporan keuangan ini menunjukkan kinerja keuangan suatu bisnis dari
waktu ke waktu yang biasanya dikeluarkan setiap kuartal atau tahunan oleh
para pelaku bisnis.Dalam hal ini, investor dan stakeholder dapat mengetahui
apakah pertumbuhan bisnis suatu perusahaan benar-benar bertumbuh atau
justru malah terjungkir. Selain itu, komponen laporan keuangan satu ini pun
menjelaskan rangkaian alasan mengapa sebuah perusahaan berjaya atau malah
merana di satu periode pembukuan.Nah, hal-hal tersebut dapat diketahui dari
beberapa indikator keuangan sebagai berikut!

a. Pendapatan

Pendapatan menjadi faktor utama yang menonjol dalam laporan


keuangan yang menunjukkan pundi-pundi penerimaan bisnis perusahaan. Ini
mencakup semua uang yang diperoleh perusahaan dari aktivitas penjualan
barang atau jasa. Dalam kata lain, pendapatan adalah jumlah pemasukan
perusahaan.Namun dalam laporan laba rugi, pendapatan yang dilaporkan
adalah pendapatan bersih, bukan pendapatan kotor. Ini berarti bahwa jumlah
pendapatan yang dilaporkan oleh perusahaan telah dikurangi retur penjualan,
diskon, dan elemen lainnya.

7
b. Beban

Selain pendapatan, komponen beban juga merupakan komponen


penting yang harus dicantumkan dalam laporan laba rugi. Hal ini wajar karena
bisnis pasti membutuhkan dana untuk menjalankan berbagai aktivitasnya,
seperti membayar gaji karyawan, memproduksi barang, administrasi,
penjualan, dan lain sebagainya. Selain itu, Harga Pokok Penjualan (HPP) juga
termasuk sebagai biaya dalam laporan laba rugi.

c. Keuntungan di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Gain)

Dalam laporan keuangan laba rugi, terdapat satu komponen yang


penting, yaitu keuntungan yang didapat dari kegiatan operasional di luar bisnis
(gain). Artinya, terkadang bisnis dapat memperoleh pendapatan dari sumber
yang tidak biasa atau tidak terjadi secara rutin. Contohnya, seperti keuntungan
dari penjualan tanah atau perubahan harga saham di pasar.

d. Kerugian di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Loss)

Selain mendapatkan keuntungan (gain), perusahaan juga dapat


mengalami kerugian (loss) dari kegiatan operasional yang dilakukan di luar
bisnis.Kerugian tersebut bisa muncul akibat penurunan nilai aset atau tuntutan
hukum yang berdampak pada arus kas. Seperti halnya keuntungan, kerugian
juga akan dicatat sebagai biaya non-operasional atau biaya lainnya.

2. Laporan Neraca (Balance Sheet)


Di laporan ini, investor dan stakeholder dapat mengetahui bagaimana
pertumbuhan aset atau utang milik perusahaan. Selain itu, laporan ini juga
memperlihatkan apakah aset yang dimiliki perusahaan benar-benar dimiliki
secara mandiri atau justru didapatkan dengan berutang. Komponen laporan
Keuangan ini memuat tiga elemen penting yang harus dilaporkan, yang terdiri
dari:

8
a. Aset atau Harta

Dalam laporan neraca, perusahaan wajib melaporkan semua aset atau


harta yang dimilikinya. Secara umum aset bisnis terbagi menjadi dua, yaitu
aset berwujud dan juga tidak berwujud. Perbedaan antara keduanya terletak
pada keberadaan bentuk fisik dari aset tersebut.Contoh aset berwujud yang
termasuk aset lancar adalah persediaan barang dan piutang. Sedangkan
kendaraan dan peralatan termasuk ke dalam aset tetap. Di sisi lain, hak cipta,
hak paten, dan aset lainnya yang tidak memiliki bentuk fisik masuk ke dalam
kategori aset tak berwujud.

b. Liabilitas atau Kewajiban

Dalam laporan keuangan neraca, selain mencantumkan aset, penting


juga untuk mencatat liabilitas atau kewajiban perusahaan. Liabilitas
merupakan utang atau kewajiban yang harus diselesaikan pada tanggal jatuh
tempo yang telah ditetapkan. Terdapat dua jenis liabilitas yang perlu
diperhatikan, yaitu utang usaha dan utang pajak. Utang usaha muncul karena
operasional bisnis, sedangkan utang pajak terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh)
yang harus dibayarkan di masa yang akan datang.

c. Ekuitas atau Modal

Laporan keuangan harus mencantumkan ekuitas atau modal sebagai


komponen terakhir dalam laporan keuangan neraca. Ekuitas dapat dihitung
dengan mengurangi jumlah aset dengan liabilitas atau kewajiban yang harus
dibayar. Misalnya, jika bisnis memiliki aset senilai Rp10 juta dan liabilitas
sebesar Rp6 juta, maka ekuitas atau modal bisnis tersebut adalah Rp4 juta.
Pada perusahaan terbuka, atau yang melantai di bursa saham, biasanya ekuitas
akan dibagikan ke publik.

3. Laporan Perubahan Modal


Seperti namanya, laporan ini menunjukkan perubahan modal yang
dimiliki perusahaan antara satu periode pembukuan dengan periode

9
pembukuan lainnya. Melalui laporan ini, investor dan stakeholder dapat
memahami tingkat pertumbuhan modal perusahaan dan penyebab utamanya.
Maklum, modal merupakan komponen penting bagi perusahaan untuk terus
menjalankan bisnisnya.

4. Laporan Keuangan Arus Kas


Bentuk laporan ini berisi ringkasan tentang arus masuk dan keluar kas
perusahaan dalam periode tertentu, seperti bulanan, triwulanan, atau tahunan.

Laporan arus kas dibuat untuk memenuhi beberapa tujuan berikut ini:
a. Untuk meperkirakan arus kas mendatang
b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan
c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada
pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada
kreditor.
d. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas
perusahaan

Laporan arus kas sangat penting untuk menunjukkan posisi keuangan


perusahaan dan menjadi dasar untuk penganggaran dan perencanaan bisnis.
Komponen tersebut meliputi:

a. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Pada pos ini menunjukkan aktivitas penting yang membantu


perusahaan meningkatkan modal dan membayar return investor. Arus kas di
dalamnya terdiri dari pembayaran dividen tunai, penerimaan kas dari
penerbitan saham atau obligasi, pelunasan obligasi, dan lain-lain. Aktivitas
Pendanaan ini mencerminkan kekuatan finansial perusahaan.

b. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Dalam menjalankan bisnis, terdapat beberapa kegiatan operasional


yang perlu diperhatikan, seperti produksi, penjualan, pengiriman produk, dan
pengumpulan pembayaran dari pelanggan. Dalam pos ini, arus kas keluar

10
dapat meliputi biaya pembelian bahan baku, iklan, dan biaya pengiriman
produk.

Selain itu, pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan bunga,


depresiasi, serta amortisasi juga termasuk dalam arus kas keluar. Sementara
arus kas masuk, dapat diperoleh dari penjualan barang dan jasa, penerimaan
kas dari royalti, asuransi, penyewaan aset, dan sumber lainnya.

c. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Dalam pos ini, arus kas dari aktivitas investasi terkait dengan
pembelian dan penjualan aset tetap, instrumen utang dan ekuitas di pasar
modal, serta item terkait lainnya.

5. Catatan atas Laporan Keuangan


Jika empat komponen laporan keuangan sebelumnya berisikan angka-
angka, maka unsur laporan keuangan satu ini berisikan tentang penjelasan atau
daftar rinci mengenai pos-pos yang tertera di dalamnya. Melalui laporan ini,
baik perusahaan maupun investor dan stakeholder dapat memahami lebih
detail apa yang terjadi dengan keuangan sebuah perusahaan.

D. Market Value Added (Mva) Dan Economic value added(Eva)

Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA)


adalah metrik kinerja keuangan yang digunakan oleh perusahaan dan investor
untuk menilai nilai dan kinerja sebuah perusahaan. Kedua metrik ini sering
digunakan dalam bidang manajemen keuangan dan dirancang untuk
memberikan pandangan holistik tentang nilai dan profitabilitas perusahaan.
Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:

1. Market Value Added (MVA):


Market Value Added adalah ukuran nilai ekonomi sebuah perusahaan
dalam pandangan para investor atau pemegang sahamnya. MVA dihitung
dengan mengambil selisih antara total nilai pasar saham yang beredar

11
perusahaan dan total modal yang diinvestasikan dalam perusahaan. Rumus
MVA adalah sebagai berikut:
MVA = Nilai Pasar Ekuitas - Total Modal yang Diinvestasikan

o Nilai Pasar Ekuitas: Ini adalah total kapitalisasi pasar sebuah perusahaan,
yang merupakan hasil dari harga saham saat ini dikalikan dengan jumlah
saham yang beredar.
o Total Modal yang Diinvestasikan: Ini mencakup seluruh modal yang
diinvestasikan dalam perusahaan, seperti ekuitas umum, ekuitas preferen,
utang, dan kewajiban lainnya.

MVA memberikan wawasan apakah perusahaan telah menciptakan


nilai bagi para pemegang sahamnya. MVA positif menunjukkan bahwa
perusahaan telah menghasilkan nilai melebihi modal yang diinvestasikan,
sementara MVA negatif mengindikasikan bahwa perusahaan tidak
menciptakan nilai bagi para pemegang saham.

2. Economic Value Added (EVA):

Economic Value Added adalah metrik kinerja keuangan yang


mengukur profitabilitas sebuah perusahaan dengan mempertimbangkan biaya
modal. EVA berfokus pada menentukan apakah sebuah perusahaan
menghasilkan laba di atas atau di bawah biaya modal. Rumus EVA adalah
sebagai berikut:

EVA = Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) – Biaya modal tahunan

dalam Rupiah

- Laba Operasional Bersih Setelah Pajak (NOPAT): Ini adalah ukuran laba
operasional perusahaan setelah memperhitungkan pajak. Ini pada dasarnya
mewakili laba yang dihasilkan dari operasi inti bisnis.
- Modal: Modal merujuk pada total modal yang diinvestasikan dalam
perusahaan, termasuk ekuitas dan utang

12
- Biaya Modal: Biaya modal adalah biaya rata-rata tertimbang utang dan
ekuitas perusahaan. Ini mewakili tingkat pengembalian minimum yang
diharapkan oleh investor untuk investasi mereka dalam perusahaan.EVA
membantu dalam menilai apakah sebuah perusahaan menciptakan nilai
bagi para investor dengan menghasilkan pengembalian yang melebihi
biaya modal. EVA positif menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan
pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modal, sementara EVA
negatif menunjukkan bahwa perusahaan tidak memenuhi ambang batas
pengembalian yang diperlukan.

Secara ringkas, baik MVA maupun EVA adalah alat yang berguna
untuk menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan dan kemampuannya
menciptakan nilai bagi para investor. MVA fokus pada penilaian pasar,
sementara EVA menekankan profitabilitas relatif terhadap biaya modal.
Metrik-metrik ini dapat memberikan wawasan berharga bagi para pengambil
keputusan, investor, dan analis ketika mengevaluasi kinerja bisnis.

E. sistem pajak Indonesia


1. Pengertian Pajak
Pajak adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh individu atau
entitas kepada pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, atau pemerintah
lainnya. Pajak digunakan oleh pemerintah untuk mendapatkan pendapatan
yang nantinya akan digunakan untuk membiayai berbagai program dan
layanan publik, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan
berbagai kegiatan pemerintah lainnya.
Pajak dikenakan atas berbagai jenis penghasilan, transaksi,
kepemilikan properti, atau barang dan jasa yang dikenakan tarif tertentu. Pajak
merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah untuk
menjalankan fungsinya dalam memelihara dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

13
2. Fungsi Pajak

Pajak memiliki peranan penting dalam kehidupan bernegara,


khususnya dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Sebab, pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran,
termasuk pengeluaran pembangunan.

Ada 4 fungsi dari pajak, yaitu fungsi anggaran (budgetair), fungsi


mengatur (regulerend), fungsi stabilitas, dan fungsi redistribusi pendapatan.

 Fungsi Anggaran (Budgetair)

Pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara


yang bersifat rutin dan berkaitan dengan pembangunan nasional. Sebagai
contoh, pajak yang diterima oleh negara digunakan untuk pembiayaan rutin
seperti belanja pegawai, pemeliharaan, pembangunan, dan sebagainya.

 Fungsi Mengatur (Regulerend)

Melalui kebijaksanaan pajak, pemerintah dapat mengatur pertumbuhan


ekonomi negara. Tidak hanya itu, pajak juga dapat digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Salah satunya dalam rangka meningkatkan penanaman
modal dari dalam dan luar negeri, pemerintah memberikan fasilitas keringanan
pajak.

 Fungsi Stabilitas

Pajak membantu pemerintah untuk dapat menjalankan kebijakan yang


berhubungan dengan stabilitas harga sehingga dapat membantu
mengendalikan inflasi.

 Fungsi Redistribusi Pendapatan

Penerimaan pajak akan digunakan kembali untuk membiayai semua


kepentingan umum sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang
kemudian dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

14
Di Indonesia, berlaku 3 jenis sistem pemungutan pajak, yakni:

 Self Assessment System

Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang


membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib
pajak yang bersangkutan.

Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif
dalam menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah
dibuat oleh pemerintah.

Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai


pengawas dari para wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada jenis
pajak pusat.

Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak
yang satu ini mulai diberlakukan di Indonesia setelah masa reformasi pajak
pada 1983 dan masih berlaku hingga saat ini.

Namun, terdapat konskuensi dalam sistem pemungutan pajak ini.


Karena wajib pajak memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak
terutang yang perlu dibayarkan, maka wajib pajak biasanya akan
mengusahakan untuk menyetorkan pajak sekecil mungkin.

Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:

Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu


sendiri. Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya
mulai dari menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak.

Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali


jika wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.

15
 Official Assessment System

Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak


yang membebankan wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang
pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.Dalam sistem
pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak bersifat pasif dan pajak
terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh
fiskus.Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam pelunasan Pajak
Bumi Bangunan (PBB) atau jenis pajak daerah lainnya.Dalam pembayaran
PBB, KPP merupakan pihak yang mengeluarkan surat ketetapan pajak berisi
besaran PBB terutang setiap tahunnya. Jadi, wajib pajak tidak perlu lagi
menghitung pajak terutang melainkan cukup membayar PBB berdasarkan
Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP tempat
objek pajak terdaftar.

Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:

Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak.

Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka.

Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang


terutang dan menerbitkan surat ketetapan pajak.

Pemerintah memiliki hak penuh dalam menentukan besarnya pajak


yang wajib dibayarkan.

 Withholding System

Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga


yang bukan wajib pajak dan bukan juga aparat pajak/fiskus.

Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan karyawan


yang dilakukan oleh bendahara instansi terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi

16
pergi ke KPP untuk membayarkan pajak tersebut.Jenis pajak yang
menggunakan withholding system di Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh
Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.Sebagai bukti atas
pelunasan pajak dengan menggunakan sistem pemungutan pajak ini biasanya
berupa bukti potong atau bukti pungut.

Dalam beberapa kasus tertentu, bisa juga menggunakan Surat Setoran


Pajak (SSP). Bukti potongan tersebut nantinya akan dilampirkan bersama SPT
Tahunan PPh/SPT Masa PPN dari wajib pajak yang bersangkutan.

17
BAB III
PENUTUPAN

A. kesimpulan
Laporan keuangan adalah dokumen yang memberikan gambaran tentang
keadaan keuangan suatu entitas, dengan fungsi utama sebagai alat pemantauan,
pengukuran kinerja, dan penyediaan transparansi keuangan. Laporan keuangan
terdiri dari beberapa komponen, termasuk laporan laba rugi, neraca, laporan
perubahan modal, dan laporan arus kas.

Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA) adalah
metrik penting dalam evaluasi kinerja keuangan perusahaan. MVA mengukur
nilai ekonomi perusahaan dari perspektif pasar, sementara EVA
mempertimbangkan profitabilitas relatif terhadap biaya modal.

Sistem pajak di Indonesia melibatkan tiga jenis: Self Assessment System,


Official Assessment System, dan Withholding System. Pajak merupakan
sumbangan wajib kepada pemerintah untuk membiayai berbagai program dan
layanan publik.

Materi ini memberikan pemahaman dasar tentang laporan keuangan, metrik


kinerja keuangan, dan sistem pajak di Indonesia, yang relevan untuk pemahaman
bisnis dan keuangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Modul buku manajemen keuangan

https://pluang.com/id/blog/news-analysis/komponen-laporan-keuangan

https://pascasarjana.umsu.ac.id/sistem-pemungutan-pajak-di-indonesia/
#:~:text=Sistem%20Perpajakan%20Indonesia,assessment%2C%20dan%20sistem
%20withholding%20assessment.

https://klikpajak.id/blog/laporan-arus-kas/

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/sistem-pemungutan-pajak

19

Anda mungkin juga menyukai