Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PELAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu:
Eny Latifah, SE.Sy., M.Ak.

Kelompok 6 :
1. Nila Nisatul Fitriyah 21602020143
2. Syahroini Wasifaul Qolbi 21602020148

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
LAMONGAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis mampu merampungkan salah satu
tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
mata kuliah Pengantar Akuntansi Syariah.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih orang-orang
terdekat Penulis, karena itu dengan tulus Penulis sampaikan banyak terima kasih
kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Akuntansi Syariah semester III IAI
TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah membimbing penulis dengan
penuh kesabaran.
2. Para Pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
membantu kami untuk menemukan referensi yang akurat.
3. Teman-teman sekelas semester III prodi Ekonomi Syariah fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang selalu mengarahkan
dan mengingatkan penulis jika penulis terdapat kekurangan.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan Penulis semata. Saran dan
kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari audien/peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
Penulis namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 19 September 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3


A. Definisi Sistem Pelaporan Keuangan Syariah ....................................... 3
B. Krakteristik Pelaporan Keuangan Syariah ............................................. 4
C. Sistem Pelaporan Cash basic dan Accrual basic .................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................. 8


A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang mencerminkan
kondisi keuangan sebenarnya dari suatu entitas yang dimasukkan kedalam
pos-pos tertentu. Informasi tersebut dapat digunakan oleh para pihak-pihak
yang memiliki kepentingan untuk pengambilan suatu keputusan pada setiap
penyusunan laporan keungan seperti, pada laporan laba-rugi yang biasanya
diinginkan oleh para pemegang saham.
Pencapaian laba perusahaan selama satu periode akuntansi dapat
diketahui dengan melihat laporan semakin positif penilaian pemegang
saham atas kinerja manejemen perusahaan.
Maka manajemen akan memberikan informasi laba yang besar pula,
laporan keuangan biasanya dimiliki oleh setiap perusahaan yang bergerak
di bidang perdagangan barang ataupun jasa.
Begitupun perusahaan perbankan memiliki laporan keuangan ini
karena bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang
mengalami dana surplus dengan pihak yang mengalami dana defisit pada
bank syariah.
Manajemen laba yaitu suatu fenomena dimana manajemen
perusahaan akan berusaha menguntungkan diri sendiri atau perusahaan,
ketika mencapai laba yang diinginkan pemegang saham dan pihak yang
berkepentingan akan disesatkan oleh pihak manajemen dengan
menggunakan manajemen laba.
Cara yang paling banyak dilakukan ketika menjalankan manajemen
laba yaitu kebiakan akrual, metode ini diperbolehkan berdasarkan sudut
pandang syariah, system cash basic ataupun accrual basic dapat
menggunakan berdasarkan prinsipnya lembaga keuangan syariah.
System accrual basic merupakan metode akuntansi dimana
pengeluaran dan penerimaan ditulis pada saat transaksi berlangsung dan
bukan saat semua jenis transaksi dibayarkan atau diterima. Komponen

1
akrual adalah komponen yang dapat dipermainkan yang besar kecilnya
komponen tidak harus ditulis pad akas yang dikeluarkan atau diterima
sehingga perusahaan tidak memerlukan bukti kas secara fisik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sistem Pelaporan Keuangan Syariah ?
2. Bagaimana Karakteristik Pelaporan Keuangan Syariah ?
3. Bagaimana Sistem Pelaporan Cash basic dan Accrual basic ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Definisi Sistem Pelaporan Keuangan Syariah
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Pelporan Keuangan Syariah
3. Untuk Mengetahui Sistem Pelaporan Cash basic dan Accrual basic

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Pelaporan Keuangan Syariah


Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu
perusahaan. Menurut Munawir, laporan keuangan adalah alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan
dari hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, dengan
begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu para pengguna (user)
untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.1
Menurut ikatan akuntansi Indonesia salah satu tujuan laporan
keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Sofyan Syafri Harahap menyatakan bahwa laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka aktu tertentu.
Menurut Sutrisno laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yaitu neraca, dan laporan
laba-rugi. Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai laporan keungan dalam pengambilan keputusan
secara ekonomi.
Menurut Riyanto mendefinisikan laporan keuangan adalah laporan
finansial (financial statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan
finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan
nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan

1
Wastam Wahyu Hidayat, Dasar-dasar Analisa Laporan Keuangan, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2018), 2.

3
rugi dan laba (incomestatement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai
selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
B. Karakterisik Pelaporan Keuangan Syariah
Terdapat empat karakteristik laporan keungan syariah yaitu :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditapung dalam laporan keuangan
adalah kemudahanya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi,
serta kemauan untuk mmpelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar. 2
2. Relevan
Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan,
informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lau, masa kini, atau masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Relevan berarti juga harus berguna untuk peramalan (predictive)
dan penegasan (confirmatory) atas transaksi yang berkaitan satu
sama lain.
Relevan juga dipengaruhi oleh hakikat dan tingkat materialitasnya.
Tingkat materialitas ditentukan berdasarkan pengaruh kelalaian
(ambang batas) terhadap keputusan ekonomi pemakai yang diambil
atas dasar laporan keuangan. Oleh karena itu, materialitas
dipengaruhi oleh besarnya kesalahan dalam mencantukan atau
mencatatkan.
3. Keandalan

2
Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2015), 98.

4
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin
relevan tetapi jika hakikat atau penyajianya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat
menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas
kerugian dalam suatu tindakan hokum masih dipersengketakan,
mungkin tidak tepat bagi entitas syariah untuk mengakui jumlah
seluruh tuntutan tersebut dalam neraca. Meskipun mungkin tetap
untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
Agar dapat diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai
berikut:
a. Menggambarkan dengan jujur transaksi (penyajian jujur)
serta peristiwa lainya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Misalnya,
neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainya dalam bentuk asset, kewajiban, dana
syirkah temporer, serta ekuitas entitas syariah pada tanggal
pelaporan. 3
b. Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah dan bukan
hanya bentuk hukumnya (substansi mengungguli bentuk).
c. Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan
bukan pihak tertentu saja (netral).
d. Didasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Pertimbangan ini mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan perkiraan atas ketidakpastian tersebut.

3
Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, 99.

5
e. Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan
untuk tidak mengungkapkan akan berakibat informasi
menjadi tidak benar sehingga menjadi tidak dapat
diandalkan dan tidak sempurna.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas
syariah antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend)
posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk
mengefaluasi syariah keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif oleh karena itu pembandingan berubah
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
entitas syariah tersebut, antar periode entitas syariah yang sama
untuk entitas syariah yang berbeda maupun dengan entitas lain.
Agar dapat dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan
perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus
diungkapkan termasuk ketaatan setandar akuntansi yang berlaku
bila pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinetja serta
perubahan posisi keuangan antar periode maka entitas syariah perlu
menyajikan informasi periode yang sebelumnya dalam laporan
keuangan.
C. Sistem Pelaporan Cash basic dan Accrual basic
Ada beberapa basis penganggaran yang biasa digunakan dalam
pengelolaan keuangan Negara, antara lain basis kas dan basis akrual.
Pemerintah Indonesia melaui UU No. 17 tahun 2003 tentang keuangan
Negara secara implisit bertekan menggunakan basis akrual baik untuk
penganggaran maupun akuntansi pelaporanya. 4 Pasal 3 (5) menyebutkan,

4
Slamet Mulyono, Haris Roseno, Parji, Manajemen Pelaporan Pada Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara, (Jakarta: Direktorat Sistem Pembendaharaan, 2021), 37.

6
“semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi
kewajiban Negara dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus
dimasukkan dalam APBN”. Namun demikian, dalam prakteknya basis
akrual untuk penganggaran sulit diterapkan. Oleh karena itu, dalam
beberapa tahun kedepan penerapan basis akrual untuk penganggaran masih
berupa angan-angan dan belum akan diterapkan dalam waktu dekat.
Termasuk dalam pembahasan ini, basis yang akan digunakan dalam
penganggaran adalah basis kas sehingga dalam konteks pelaporan masih
akan dihasilkan laporan realisasi anggaran yang merupakan laporan
berbasis kas, yang membandingkan antara anggaran dengan realisasinya.
Basis anggaran berbeda dengan basis akuntansi pelaporan. Basis
akuntansi merupakan salah satu prinsip akuntansi untuk menentukan
periode pengakuan dan pelaporan suatu transaksi ekonomi dalam laporan
keuangan. Basis akuntansi sangat terkait dengan pelaporan karena jenis dan
format laporan yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi akan
dipengaruhi oleh penerapan basis akuntansi. 5
Ada dua basis utama dalam pencatatan transaksi keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan, basis kas dan basis akrual. Basis kas akan
mencatat transaksi keuangan pada saat kas diterima/dikeluarkan. Basis kas
tersebutlah yang selama ini digunakan dalam system akuntansi pemerintah
kita saat ini, khusunya untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran dalam
rangka penyusunan laporan realisasi anggaran maupun laporan arus kas.
Sementara itu, basis akrual mencatat transaksi pada saat terjadinya
walaupun kas belum diterima/dikeluarkan. Basis ini sangat lazim digunakan
dalam praktek bisnis di private sector. Namun demikian basis akrua dalam
sector publik juga sudah banyak digunakan oleh beberapa Negara
diantaranya New Zealand dan Inggris.

5
Slamet Mulyono, Haris Roseno, Parji, Manajemen Pelaporan Pada Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara, 38.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu
perusahaan. Menurut Munawir, laporan keuangan adalah alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan
dari hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, dengan
begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu para pengguna (user)
untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan
dapat diperbandingkan.
Ada dua basis utama dalam pencatatan transaksi keuangan untuk
menghasilkan laporan keuangan, basis kas dan basis akrual. Basis kas akan
mencatat transaksi keuangan pada saat kas diterima/dikeluarkan. Basis kas
tersebutlah yang selama ini digunakan dalam system akuntansi pemerintah
kita saat ini, khusunya untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran dalam
rangka penyusunan laporan realisasi anggaran maupun laporan arus kas.
Sementara itu, basis akrual mencatat transaksi pada saat terjadinya
walaupun kas belum diterima/dikeluarkan. Basis ini sangat lazim digunakan
dalam praktek bisnis di private sector. Namun demikian basis akrua dalam
sector publik juga sudah banyak digunakan oleh beberapa Negara
diantaranya New Zealand dan Inggris.
B. Saran
Setitik harapan dari kami sebagai penyusun kepada semua pihak
baik pengkoreksi maupun pembaca untuk memberikan kritik dan saran
kepada kami. Karena makalah yang kami susun ini masih terlihat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

8
kami butuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam makalah
ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Wahyu, Wastam. 2018. Dasar-dasar Analisa Laporan Keuangan. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.

Mulyono, Slamet., Roseno, Haris. dan Parji. 2021. Manajemen Pelaporan Pada Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Jakarta: Direktorat Sistem Pembendaharaan.

Nurhayati, Sri. dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

10

Anda mungkin juga menyukai