Disusun oleh :
Rahmah (19010310784)
Dosen Pengampu :
Lukmanulhaqim, M.A
Mata Kuliah :
Analisis Laporan Keuangan
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Bagian keuangan pada setiap perusahaan memegang peranan penting dalam
menentukan arah perencanaan perusahaan.Sebab bagian keuangan harus berfungsi
secara baik, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan akan memperoleh laporan
keuangan tersebut dan membantunya dalam proses pengambilan keputusan sesuai
yang diharapkan.
Dalam analisis informasi keuangan, setiap aktivitas usaha harus dianalisis secara baik
oleh manajemen maupun oleh pihak pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
yang bersangkutan.
5
Perkembangan bisnis menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemilik bisnis
untuk mengetahui posisi bisnisnya saat ini. Banyak pengusaha yang mengabaikan ini.
Padahal dengan memantau perkembangan bisnis bisa menentukan cara terbaik untuk
c. Kontrol Biaya
Banyaknya biaya yang dikeluarkan haruslah dicatat dengan benar dan baik oleh
setiap pebisnis. Disini, laporan keuangan akan Laporan keuangan yang telah siap
akan menjadi informan yang akurat terhadap kondisi bisnis dan perusahaan terkini.
Dari kondisi perusahaan yang ada ini akan menjadi salah satu alat untuk mengambil
keputusan yang tepat dan jelas. Sehingga bisa memudahkan dalam menjalankan
sebuah bisnis.
6
Pentingnya Manager atau pimpinan perusahaan mengetahui posisi keuangan
perusahaannya pada periode yang lalu sebagai bahan untuk Menyusun rencana yang
lebih baik, memperbaiki system pengawasan dan menentukan kebijakasanaan yang
lebih tepat. Bagi management yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup
tinggi,cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga dengan baik, struktur
permodalan sehat dan perusahaan mempunyai rencana lebih baik untuk masa
depannya, baik dalam bidang keuangan mapun dalam bidang operasional.
7
Tingkatan sumber informasi yang dipakai sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan oleh para analis, investor individual dan Lembaga, antara lain:
1. Informasi Keuangan
a. Laporan Keuangan;
b. Laporan Intern;
c. Filing Perusahaan;
d. Prospektus/sirkulasi;
e. Data keuangan menyeluruh;
f. Dara Pasar Modal;
g. Ramalan analis keuangan;
h. Ramalan Manajemen.
Sunyoto (2013) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk mendapatkan informasi posisi keuangan perusahaan. Dalam laporan
keuangan juga terdapat informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan. Dilakukannya analisis dengan membandingkan data keuangan di dua
periode atau lebih dapat menghasilkan data yang lebih rinci. Sehingga rincian data
tersebut dapat digunakan untuk mendukung suatu keputusan yang diambil oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
8
Munawir (2014) mendefinisikan laporan keuangan suatu proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan.Sedangkan
menurut Sofyan S. Harahap (2009) Laporan keuangan adalah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahan pada saat tertentu
atau jangka waktu tertentu.
Kasmir (2010) menjelaskan bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dengan
tujuan untuk:
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aset yang dimiliki oleh
perusahaan saat ini;
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah liabilitas dan ekuitas yang
dimiliki perusahaan saat ini;
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
periode tertentu;
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam periode tertentu;
9
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan; f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen
perusahaan dalam satu periode;
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan laporan keuangan;
h. Informasi keuangan lainnya.
Dalam kegiatan usaha tentunya berkaitan dengan keuangan dan memerlukan suatu
laporan. Laporan tersebut berupa seluruh transaksi keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Transaksi keuangan tersebut akan
memberikan sebuah informasi terkait dengan asal-usul uang tersebut, serta
pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan. Dalam hal ini laporan tersebut disebut
dengan laporan keuangan.
10
b. Dasar untuk Melakukan Inovasi Laporan keuangan dapat memberikan peluang
bagi pelaku usaha untuk melahirkan ide dan melakukan inovasi dalam usahanya,
seperti melakukan ekspansi, pengembangan produk dan diversifikasi produk.
c. Pertanggung Jawaban Pada dasarnya laporan keuangan dibuat untuk melakukan
sebuah pertanggung jawaban atas seluruh transaksi keuangan yang dilakukan.
Sebagai pelaku usaha maka dalam menyusun laporan keuangan ini sudah menjadi
tanggung jawab.
d. Sebagai acuan pengambilan keputusan Laporan keuangan merupakan salah satu
alat yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil sebuah keputusan.
Terutama bagi pemimpin suatu perusahaan, yang mana dengan adanya laporan
tersebut maka harus dengan segera mengambil sebuah keputusan terkait dengan
keuangan.
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi atau laporan
kemanjuan (progress report) secara periodic yang dilakukan pihak management yang
bersangkutan. Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
suatu kombinasi antara :
a. Fakta-fakta yang Telah Dicatat (Recorded Fact) Laporan keuangan disusun atas
dasar fakta dari catatan akuntansi. Pencatatan berdasarkan catatan historis dari
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.
11
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General) Accepted Accounting
Principles).
c. Pendapat Pribadi (Personal Judgment) Salah satu sifat laporan keuangan yaitu
berdasarkan pendapat pribadi. Hal ini dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan
transaksi telah diatur olehkonvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar ditetapkan dan
yang sudah menjadi. standar praktek sudah pembukuan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada
kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang
tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui.
Dalam prinSip prinsip Akuntansi Indonesia atau Ikatan. Akuntan Indonesia (IAI)
secara terprinci menjelaskan keterbatasan laporan keuangan yakni:
a. Bersifat historis, laporan keuangan menunjukkan transaksi dan peristiwa yang
telah lalu dan laporan keuangan bukan satu-satunya sebagai sumber informasi dalam
pengambilan keputusan ekonomi. proses
b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.
Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara
langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja.
c. Tidak luput dari penggunaan berbagai timbangan dan taksiran
d. Hanya melaporkan informasi bersifat material
e. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
f. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas).
g. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar bank.
12
B. Analisis Comman size
13
2. Laba/Rugi Bentuk Common Size
Struktur laba/rugi dapat menunjukkan persentase pos ter tentu dari pos
utama. Misalnya persentase laba bersih dari pen jualan, persentase laba
kotor atas penjualan, biaya operasi, dan sebagainya. Dengan melihat
persentase ini kita dapat menge tahui struktur laba/rugi perusahaan dan
juga bisa dibandingkan dengan struktur perusahaan lain yang sejenis atau
rasio rata-rata industri.
Dari laporan bentuk awam ini, pembaca dapat lebih terfokus
menganalisis struktur laba/rugi perusahaan tahun demi tahun serta
melihat perkembangannya dan juga arah kecenderungan nya. Dari
gambaran di atas dapat dilihat bahwa laba tahun 1992 naik, kemudian
turun lagi dan kembali ada kecenderungan naik di tahun-tahun setelah
1996. Biaya operasi juga dapat dilihat cenderung turun karena mungkin
ada efisiensi dan penghematan lainnya.
Dalam bentuk lain, laporan bentuk awam ini dapat juga dibandingkan
dengan perusahaan lain atau rasio rata-rata industri.
14
Struktur arus kas bisa menggambarkan dari mana dan ke mana kas
dimanfaatkan selama satu periode tertentu. Biasanya dengan
mengelompokkannya dalam kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan.
Bentuk awam (common size) dari Kas ini masih jarang dibaca dalam
literatur namun sebenarnya bisa kita buat juga dengan menentukan pos
yang dianggap penting sebagai dasar perbandingan. Misalnya bisa
digunakan arus kas dari kegiatan operasi sebagai "basis" yang
didenominasi menjadi 100%, sehingga arus kas lainnya diukur dari basis
ini.
C. Analisa Rasio
1. Pengertian Rasio
Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain nya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara Utang
dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi
dengan total Penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim
digunakan para analisis ke uangan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio
keuangan itu bisa banyak sekali.
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lain nya.
Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan
antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga
kita dapat memperoleh informasi dan membe rikan penilaian.
Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio
yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak
sama dengan rasio pada perusahaan industri,perdagangan, atau jasa. Oleh
15
karenanya, di dalam laporan me ngenai average industry ratio di Amerika
perusahaan yang mener bitkannya membagi-bagi rasio menurut jenis
perusahaan bahkan menurut sub-sub industri yang lebih rinci.
2. Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis
lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan;
b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit,
c. mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain; sangat
bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
d. pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);
e. menstandarisir size perusahaan;
f. lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan per usahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau
"time series";
g. lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan pre diksi di
masa yang akan datang.
3. Keterbatasan Analisis Rasio
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga
memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu
penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah:
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini seperti:
16
1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias
atau subjektif.
2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio
adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada
angka rasio.
4) metode pencatatan yang tergambar dalam standar akun tansi
bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
4. Jenis Rasio
Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut
penulisnya cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang
dikenal dan populer adalah: rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas.
Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang dapat di hitung dari laporan
keuangan yang dapat memberikan informasi bagi analis misalnya:
rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan,
dan sebagainya.
Courties melihat tiga aspek penting dalam menganalisis
laporan keuangan yaitu sebagai berikut:
a. Profitabilitas. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
digambarkan oleh Return On Investment (ROI). la melihat ROI ini
17
digambarkan lebih rinci lagi oleh Rasio Profit Margin dan Capital
Turn Over.
b. Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi
manajemen. Ia melihat dari segi kebijakan kredit, Persediaan,
Administrasi, dan Struktur Harta dan Modal.
c. Solvency kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya.
Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini
dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu
pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likui ditas ini
adalah sebagai berikut:
18
Aktiva Lancar
Rasio Lancar =
Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusa haan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat
dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila
rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat
menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah
jika berada di atas 1 atau di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus
jauh di atas jumlah utang lancar.
Kas
Rasio Kas Atas Utang Lancar =
Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi utang lancar.
19
Aktiva Lancar
Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva =
Total Aktiva
Aktiva Lancar
Aktiva Lancar dan Total Utang =
Total Utang J . Panjang
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total kewajiban
perusahaan.
2. Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban
kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung
dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan
utang jangka panjang.
Rasio solvabilitas antara lain:
Total Utang
Rasio Utang atas Modal =
Modal(Equity)
20
Debt Service Ratio (Rasio Pelunasan Utang) =
Laba Bersih+Bunga+ Penyusutan+ Beban Nonkas
pembayaran Bunga dan Pinjaman
Total Utang
Rasio Utang atas Aktiva =
Total Aktiva
3. Rentabilitas/Profitabilitas
Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggam
barkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mengha silkan laba disebut
juga Operating Ratio.
21
Beberapa jenis rasio rentabilitas ini dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Pendapatan Bersih
Margin Laba (Profit Margin) =
Penjualan
Penjualan Bersih
Aset turn over (Return on Aset) =
Total Aktiva
C.
Return on Investment =
(Return on Equity)
Laba Bersih
22
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur
dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.
Tegu adel
d.
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila
diukur dari nilai aktiva. newyied delmul
e.
club blast mondas danol Laba Sebelum Bunga dan Pajak Basic Earning
Power =
Total Aktiva
23
Jumlah saham
Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham
menghasilkan laba.
Penjualan
h Rasio rentabilitas ini bisa juga digambarkan dari segi kemam puan
karyawan, cabang, aktiva tertentu dalam meraih laba. Misalnya
kemampuan karyawan per kepala meraih laba dapat dihitung
Jumlah Laba
Jumlah karyawan
Tapi rasio ini dapat juga digolongkan sebagai rasio produk tivitas.
4. Rasio Leverage
24
memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio ini bisa juga
dianggap bagian dari rasio Solvabilitas.
a.
om ini orac
25
b.
Rata-rata Piutang m
Penjualan
Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari
volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya
kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
d.
26
Penjualan
Total Aset
e.
Piutang (rata-rata)
a.
Kenaikan Penjualan =
27
Penjualan Tahun Ini - Penjualan Tahun Lalu
Analisis Rasio
a.
(PER)
311
Laba Bersih
b.
28
Nilai Bukuren
8. Rasio Produktivitas
Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit unitnya maka
bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menun jukkan tingkat
produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai, misalnya:
Jumlah Karyawan
Total biaya
Jumlah Karyawan
29
Rasio ini menunjukkan jumlah biaya yang diukur dari jumlah karyawan.
Biaya di sini bisa biaya produksi, biaya gaji, biaya pendidikan, biaya
penjualan, dan lain sebagainya. Semakin kecil rasio ini semakin baik
karena dianggap semakin efisien.
C.
Jumlah Karyawan
laba.
e.
ingede grond b
30
Total laba
Jumlah Cabang
perusahaan.
f. Rasio Lain.
31
Sumber Norma Industri
2. Budget
32
Untuk menilai prestasi perusahaan tahun berjalan, kita bis menggunakan
anggaran yang sudah disahkan perusahaan. Prestas riel dibandingkan
dengan budget (baik nominal maupun rasio dan diketahui penyimpangan
(varian). Penyimpangan inilah yan akan dicari penyebab terjadinya,
sekaligus menjadi dasar dalar menilai prestasi perusahaan.
3. Standar Ilmiah
Untuk hal-hal tertentu kita bisa mendapatkan standar yang dibuat pabrikan
atau lembaga ilmiah. Standar ini bisa dijadikan Yardstick untuk menilai
prestasi perusahaan.
4. Rasio Lambaga Pengatur
33
analis dan investor. Di Indonesia kendatipun belum banyak memberikan
standar angka atau rasio-rasio laporan keuangan sudah didirikan yaitu PT
Perfindo (Perusahaan Peringkat Indonesia). Kebanyakan jasanya baru
memberikan peringkat kepada perusahaan atau investor yang masuk di
pasar modal. Perusahaan atau lembaga lain yang sejenis sudah ada yang
bergerak di bidang ini seperti PDBI (Pusat Data Bisnis Indonesia)
lembaga-lembaga Riset namun belum meme nuhi kebutuhan kita untuk
mendapatkan rasio-rasio yang cocok untuk menjadi Yardstick dalam
menilai prestasi perusahaan.
34
Perusahaan ini secara periodik mengeluarkan rasio-rasio laporan keuangan
menurut sektor dan subsektornya. Angka-angka rasio ini sangat penting
bagi analis, investor, maupun akademisi.
Jumlah Karyawan
35
Jumlah Tabungan dan Deposito
Jumlah Karyawan
sebagai berikut:
36
Rasio ini melihat hubungan antara total biaya yang dibayar kepada
karyawan dengan nilai rata-rata aktiva. Ini menunjuk seberapa besar nilai
kontribusi perusahaan kepada kesejahte karyawan diukur dari nilai
aktivanya. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Rasio penabung dengan jumlah karyawan customer service.
Jumlah Karyawan
sebagai berikut:
37
Total Aktiva Jumlah Karyawan
Rasio ini melihat hubungan antara total biaya yang dibayar kepada
karyawan dengan nilai rata-rata aktiva. Ini menunjuk seberapa besar nilai
kontribusi perusahaan kepada kesejahte karyawan diukur dari nilai
aktivanya. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
a. Yields on Investment
Rasio ini mengukur hasil yang diperoleh dari portofolio inves tasi yang
dilakukan. Yield ini dilakukan dalam kaitannya dengan hasil kredit yang
dapat membantu bank menentukan campuran (portofolio) investasi dan
kredit. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Total Investasi
38
Rasio ini mengukur penghasilan yang diperlukan dari aktiva produktif
bank untuk mencapai posisi tidak laba dan tidak rugi. Break even yield ini
dapat dibandingkan dengan yield yang lain untuk menentukan kecukupan
yield dari tiap kategori.
Rasio ini menentukan tingkat bunga dana yang diperoleh bank dari
masyarakat yang digunakan untuk pinjaman. Rasio ini dihitung sebagai
berikut:
Biaya Bunga
d. Off-Balance-Sheet
Off Balance Sheet ini adalah komitmen bank yang belum dilaksanakan.
Disebut Off Balance sheet karena belum dimasuk kan ke dalam neraca (on
balance sheet), misalnya pinjaman yang disetujui yang belum ditarik, L/C,
dan sebagainya. Off balance sheet ini menurut ketentuan Bank Indonesia
harus juga dilaporkan tersendiri di luar neraca. Off balance sheet ini sering
dilupakan karena memang tidak tercantum di Neraca. Padahal informasi
39
ini penting dalam menilai kesehatan bank. Beberapa rasio yang
menyangkut off balance sheet ini adalah:
Komitmen Kredit
Rasio ini mengukur seberapa jauh dampaknya jika komitmen kredit dan
kontingensinya tersebut dilaksanakan.
Komitmen + Kontingensi
Rata-rata Aktiva
40
Rasio ini menunjukkan proporsi pendapatan dari aktiva utama
dibandingkan dengan total bunga yang diterima bank.
Pendapatan Bunga
f. Biaya karyawan
g.
Oleh Bl ada anjuran agar setiap bank minimal harus menge luarkan dana
pendidikan dan latihan karyawannya 5 % dari total biaya pegawai dan
biaya pendidikan. Rasio ini menunjukkan berapa persen biaya pendidikan
dan latihan perusahaan diban dingkan dengan total biaya pegawai. Rasio
ini dapat menunjuk kan berapa besar perhatian perusahaan terhadap
41
pengembangan sumber daya karyawannya. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
104 Jumlah saham yang beredar dari data itu adalah 6 juta, dividen Rp
2.000.000,00 dan ditahan Rp 2,00 per saham. Dengan nilai buku per
saham Rp 40,00 maka menghitung saham biasa adalah Rp 40,00 x
6.000.000 = 240.000.000 Oleh karena itu:
Debt
42
Debt
Aset
Debt + Equity
120.000.000
120.000.000 + 240.000.000
a. Analisa Du Pont
Penjualan
43
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan yang akan
menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lain laba nya. Dengan
pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya
tetap atau biaya operasi sehingga perusa haan dapat menikmati laba.
h Rasio rentabilitas ini bisa juga digambarkan dari segi kemam puan
karyawan, cabang, aktiva tertentu dalam meraih laba. Misalnya kemampuan
karyawan per kepala meraih laba dapat dihitung
Jumlah Laba
Jumlah karyawan
Tapi rasio ini dapat juga digolongkan sebagai rasio produk tivitas.
4. Rasio Leverage
Persentase laba bersih diambil dari laporan laba/rugi sedang kan Aset
Turnover diambil dari Neraca. Di sini tampak sekali DuPont ingin
44
menganalisis laporan keuangan secara integratif (terpadu). Perhitungan
komponen tersebut adalah sebagai berikut:
45
Penguraian komponen laporan keuangan menjadi komponen kecil
sampai pada pos-pos individual akan membantu memberi kan gambaran
lebih lengkap bagi analis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
46
DAFTAR PUSTAKA
47