BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Era globalisasi mengakibatkan pertumbuhan yang menimbulkan
persaingan cukup ketat di antara industri-industri di segala bidang, begitu juga
dalam bidang ekonomi, termasuk akuntansi dan keuangan. Sehingga dunia
usaha dihadapkan pada permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, perusahaan dituntut untuk
inovatiI dan mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan
perubahan yang terjadi. Dan dalam menghadapi perubahan kondisi
perekonomian, para pengelola organisasi (perusahaan) baik yang berskala besar
maupun kecil, apakah berorientasi laba (proIit-oriented) maupun yang tidak
berorientasi pada laba (non-proIit-oriented), akan selalu dihadapkan pada
pengambilan keputusan untuk masa depan. Baik buruknya keputusan yang
diambil akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mutu inIormasi yang
digunakannya.
Dalam rangka pengambilan keputusan di masa yang akan datang, maka
perusahaan memerlukan inIormasi khususnya inIormasi tentang apa yang
mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Laporan
keuangan merupakan salah satu sumber inIormasi serta media penting yang
digunakan oleh para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan keputusan
tersebut. Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik, bisa
tahunan, semesteran, triwulan, bulanan bahkan bisa harian. Laporan keuangan
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tapi dalam perekonomian
modern ini laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga
sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, serta merupakan media penting bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Jadi untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari
perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan
keuangan. Laporan keuangan menurut S. Munawir (2002) adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Dwi
Prastowo D. dan RiIka Julianti (2002) laporan keuangan merupakan salah satu
sumber inIormasi penting yang digunakan oleh para pengelola organisasi dalam
pengambilan keputusan masa yang akan datang. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Laporan Keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang menjadi
salah sumber penting dalam berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas
organisasi yang kemudian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi di masa yang akan datang. Kedua daItar itu
adalah. Dalam pengertian yang lain.
2.2 1enis Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari dua daItar, yaitu daItar neraca atau daItar
posisi keuangan dan daItar pendapatan atau daItar laba-rugi. Akan tetapi yang
utama adalah terdiri dari Neraca dan Laba Rugi yang sebenarnya memberikan
inIormasi menyeluruh mengenai kondisi perusahaan tetapi karena siIatnya
menyeluruh dan general purpose maka kedalaman inIormasi itu berkurang.
Jenis laporan keuangan terdiri dari laporan utama dan pendukung,
menurut SoIyan SyaIri Harahap (2004) adalah sebagai berikut:
1. DaItar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan
laba rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode.
4. Laporan arus kas yang menggambarkan sumber dan penggunaan kas
dalam satu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur
apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
Dalam hal tertentu Harga Pokok Produksi (HPPd) ini disatukan dalam
laporan Harga Pokok Penjualan (HPPj).
(HPPj HPPd Persedian Awal Persediaan Akhir)
DeIensive Internal
Ratio
DeIensive assets
Rata-rata Pengeluaran Operasi Harian
DeIensive Internal
Ratio
Kas Investasi jk Pendek Piutang
Dagang Bersih
(HPP Biaya Adm & Biaya lain-lain -
By. Depr)/35
Rule of Thumb (pedoman) dalam menganalisis adalah current
ratio antara 100 s.d. 200 . Apabila di atas 200 berarti
banyak aktiva yang menganggur.
2. Rasio Solvabilitas atau Daya Ungkit
Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut
dilikuidasi. Rasio Solvabilitas meliputi:
a. Debt to Assets Ratio
Rasio ini menekankan pada pentingnya pendanaan hutang dengan
jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung
oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan inIormasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan
aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada
kreditor.
Debt to Asset Ratio
Total Kewajiban
Total Aktiva
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman
BAB III
PEMBAHASAN
Dengan Analisis Rasio Keuangan, maka kita dapat kita menganalisis
laporan keuangan sebuah perusahaan. dengan interpretasi untuk dua jenis rasio
yaitu Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas, sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.
Contoh perkembangan rasio likuiditas di PT Metrodata Electronics, Tbk.
tahun 2004 s.d. tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini
Tabel 3.1
Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Metrodata Electronics, Tbk
Tahun 2004 s/d 2008
Rasio Likuiditas
Tahun
2004
Tahun
2005
Tahun
200
Tahun
2007
Tahun
2008
Current Ratio 1, 1,72 1,52 1,28 1,34
"uick Ratio 1,40 1,48 1,24 1,09 1,02
Net Working Capital 0,4 0,72 0,52 0,28 0,34
Sumber : Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan
PT. Metrodata Electronics, Tbk. Tahun 2004 s.d. 2008
Rasio Likuiditas Meliputi:
a. Current Ratio
Yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Dari hasil perhitungan di
atas dapat terlihat bahwa dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
sebesar 1,48, yang bisa diartikan bahwa untuk setiap rupiah hutang
dijamin dengan 1,48 aktiva yang cepat diuangkan. Sedangkan
"ui.k Ratio yang terendah adalah tahun 2008 sebesar 1,02, yang
bisa diartikan bahwa untuk setiap rupiah hutang dijamin dengan
1,02 aktiva yang cepat diuangkan. Jika dilihat perbandingan "ui.k
Ratio pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. di atas, terjadi
penurunan yang cukup signiIikan pada tahun 200 dari tahun
sebelumnya (2005) yang sebesar 1,48 menjadi 1,24, hal ini
merupakan dampak yang negatiI bagi perusahaan. Penurunan
tersebut sebagai dampak dari berkurangnya uang kas (.ash on
hand and in bank) PT. Metrodata Electronics, Tbk. sebesar Rp.
.05.04.519 dari tahun 2005. "ui.k Rasio yang berkisar antara 1
s.d. 2 menunjukkan bahwa aktiva yang cepat diuangkan cukup
memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam
jangka pendek.
c. Net Working Capital
et orking Capital atau Rasio Modal Kerja Bersih digunakan
untuk mengetahui seberapa besar modal kerja bersih yang
dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan kewajiban
lancar. Dari hasil perhitungan diperoleh et orking Capital
tertinggi pada tahun 2005 sebesar 0,72 dan yang terendah pada
tahun 2007 sebesar 0,28. Pada tahun 2007 jumlah .urrent assets
memang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya
(200), akan tetapi peningkatan .urrent liabilities jauh lebih besar,
BAB IV
PENUTUP
Dalam aplikasinya analisis rasio tersebut banyak memiliki variasi yang
disebabkan oleh berbagai kepentingan yang ingin dicapai oleh pihak yang
melakukan analisis atas laporan keuangan. Meskipun demikian, tujuan utamanya
adalah sama, yaitu agar laporan keuangan tersebut lebih mudah untuk dipahami,
sehingga keputusan yang akan diambil berdasarkan inIormasi keuangan tersebut
benar-benar tepat sesuai dengan yang diharapkan.
Bila pertanggungjawaban pengurus dalam pengelolaan keuangan selalu
menyertakan analisis laporan keuangan sebagai pelengkap dari laporan keuangan
koperasi, maka relatiI lebih mudah bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
melakukan evaluasi kinerja keuangan koperasi. Selain itu, hal tersebut juga
sebagai bentuk pembelajaran bagi anggota koperasi yang umumnya masih awam
dalam membaca laporan keuangan untuk lebih tertarik kepada cara-cara yang
lebih ilmiah (berdasarkan metode) dalam mengemukakan pandangan, respon
ataupun penilaian mengenai pengurusan koperasi khususnya dalam pengelolan
keuangannya
4.1Kesimpulan
0arI hasIl perhItungan analIsIs rasIo keuangan dI atas, dapat dIambIl
kesImpulan kInerja keuangan perusahaan PT. |etrodata ElectronIcs, Tbk.
sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Dilihat dari Rasio Likuiditas, kinerja keuangan perusahaan mengalami
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku