Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KINER1A KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN

MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Keuangan Negara
Dosen Mata Kuliah
Bapak Evan Firdaus, Drs. EC

Disusun Oleh:
Aris Sekti
E. 083522 1278




SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
SEBELAS APRIL SUMEDANG
2011 / 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Era globalisasi mengakibatkan pertumbuhan yang menimbulkan
persaingan cukup ketat di antara industri-industri di segala bidang, begitu juga
dalam bidang ekonomi, termasuk akuntansi dan keuangan. Sehingga dunia
usaha dihadapkan pada permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, perusahaan dituntut untuk
inovatiI dan mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan
perubahan yang terjadi. Dan dalam menghadapi perubahan kondisi
perekonomian, para pengelola organisasi (perusahaan) baik yang berskala besar
maupun kecil, apakah berorientasi laba (proIit-oriented) maupun yang tidak
berorientasi pada laba (non-proIit-oriented), akan selalu dihadapkan pada
pengambilan keputusan untuk masa depan. Baik buruknya keputusan yang
diambil akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mutu inIormasi yang
digunakannya.
Dalam rangka pengambilan keputusan di masa yang akan datang, maka
perusahaan memerlukan inIormasi khususnya inIormasi tentang apa yang
mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Laporan
keuangan merupakan salah satu sumber inIormasi serta media penting yang
digunakan oleh para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan keputusan
tersebut. Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik, bisa
tahunan, semesteran, triwulan, bulanan bahkan bisa harian. Laporan keuangan

ini sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manajemen,


pemerintah maupun pelaku pasar modal. Laporan keuangan sudah menjadi
kebutuhan utama pihak-pihak tersebut dalam proses pengambilan keputusannya.
Karena laporan keuangan bersiIat historis yang menyajikan inIormasi
tentang apa yang telah terjadi, sehingga timbul kesenjangan kebutuhan
inIormasi. Analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengatasi
kesenjangan tersebut, dengan cara mengolah kembali laporan keuangan,
sehingga dapat membantu para pengambil keputusan melakukan prediksi-
prediksi. Dengan memperhatikan uraian diatas

1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan kepada latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan
suatu perusahaan dengan menggunakan analisis Rasio Keuangan yaitu Rasio
Likuiditas dan Rasio Solvabilitas.

1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Laporan
Keuangan dalam upaya menilai kinerja sebuah perusahaan dengan
menggunakan analisis Rasio Keuangan yaitu antara lain Rasio Likuiditas dan
Rasio Solvabilitas, dengan cara membandingkan dengan rasio sekarang dengan
rasio dari waktu ke waktu di masa lalu.

BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tapi dalam perekonomian
modern ini laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga
sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, serta merupakan media penting bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Jadi untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari
perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan
keuangan. Laporan keuangan menurut S. Munawir (2002) adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Dwi
Prastowo D. dan RiIka Julianti (2002) laporan keuangan merupakan salah satu
sumber inIormasi penting yang digunakan oleh para pengelola organisasi dalam
pengambilan keputusan masa yang akan datang. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Laporan Keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang menjadi
salah sumber penting dalam berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas
organisasi yang kemudian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pengambilan keputusan ekonomi di masa yang akan datang. Kedua daItar itu
adalah. Dalam pengertian yang lain.

2.2 1enis Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari dua daItar, yaitu daItar neraca atau daItar
posisi keuangan dan daItar pendapatan atau daItar laba-rugi. Akan tetapi yang
utama adalah terdiri dari Neraca dan Laba Rugi yang sebenarnya memberikan
inIormasi menyeluruh mengenai kondisi perusahaan tetapi karena siIatnya
menyeluruh dan general purpose maka kedalaman inIormasi itu berkurang.
Jenis laporan keuangan terdiri dari laporan utama dan pendukung,
menurut SoIyan SyaIri Harahap (2004) adalah sebagai berikut:
1. DaItar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan
laba rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode.
4. Laporan arus kas yang menggambarkan sumber dan penggunaan kas
dalam satu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur
apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
Dalam hal tertentu Harga Pokok Produksi (HPPd) ini disatukan dalam
laporan Harga Pokok Penjualan (HPPj).
(HPPj HPPd Persedian Awal Persediaan Akhir)

. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak


dibagikan kepada pemilik saham
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam PT atau modal dalam perusahaan perseroan.
8. Dalam suatu kajian dikenal laporan kegiatan keuangan. Laporan ini
menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang
mempengaruhi kas atau ekuivalen kas. Akan tetapi laporan ini jarang
digunakan.
Karakteristik kualitatiI laporan keuangan merupakan ciri khas yang
membuat inIormasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Adapun karakteristik
kualitatiI laporan keuangan meliputi:
1. Dapat dipahami, di mana laporan keuangan harus memiliki
kemudahan untuk dipahami segera oleh para pemakai.
2. Relevan, di mana inIormasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
para pemakai dalam proses pengambilan keputusan karena dapat
membantu untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau
masa depan, menegaskan atau mengoreksinya.
3. Keandalan, di mana inIormasi harus bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan, di mana para pemakai laporan keuangan harus
dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode

untuk mengidentiIikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja


perusahaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan atau yang
biasanya disebut pemakai laporan keuangan dikategorikan menjadi dua, yaitu
pihak intern dan pihak ekstern. Adapun kedua pihak tersebut dapat dijabarkan
menjadi 9 (sembilan) pemakai laporan keuangan, antara lain:
1. Pemilik Perusahaan
2. Manajemen Perusahaan
3. Investor
4. Kreditor atau Banker
5. Pemerintah atau Regulator
. Karyawan dan Serikat Pekerja
7. Masyarakat
8. Pelanggan, dan
9. Peneliti / Akademisi / Lembaga Peringkat

2.3 Analisis Laporan Keuangan
Adapun pengertian dari analisis laporan keuangan adalah menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit inIormasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersiIat signiIikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kualitatiI maupun data non-kuantitatiI
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan putusan yang tepat.
Jadi dengan analisis laporan keuangan ini maka dapat memperluas dan

mempertajam inIormasi yang disajikan oleh laporan keuangan serta dapat


menggali dan mengungkapkan berbagai hal yang tersembunyi dalam laporan
keuangan biasa. Dengan demikian analisis laporan keuangan ini menjadi sangat
bermanIaat bagi manajemen, investor dan pihak-pihak yang lainnya.
Analisis laporan keuangan pada hakikatnya bertujuan untuk
memberikan dasar pertimbangan yang lebih layak dan sistematis dalam rangka
memprediksi apa yang mungkin akan terjadi di masa datang, mengingat data
yang disajikan oleh laporan keuangan menggambarkan apa yang telah
terjadi. Selain itu, analisis laporan keuangan juga akan mampu mengurangi
dan mempersempit berbagai ketidakpastian serta dapat memberikan dasar
pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa datang.
Analisis laporan keuangan memiliki beberapa kegunaan khususnya
bagi para pemakai laporan keuangan, antara lain sebagai berikut :
1. Dapat memberikan inIormasi yang lebih luas, lebih dalam daripada
yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali inIormasi yang tidak tampak secara kasat mata dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan.
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersiIat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan
komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan
inIormasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui siIat-siIat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan
model- model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk

prediksi dan peningkatan.


6. Dapat memberikan inIormasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan kata lain apa yang dimaksudkan dari suatu
laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara
lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan,
b. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan,
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari
aspek waktu tertentu:
Posisi Keuangan (Aset, Neraca dan Modal)
Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya)
Likuiditas
Solvabilitas
Aktivitas
Rentabilitas atau ProIitabilitas
Indikator Pasar Modal
d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu,
e. Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.
7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau
standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami

perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan


sebagainya.
10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami
perusahaan di masa yang akan datang.

2.4 Metode dan Teknik Analisis
Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat diklasiIikasikan
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
1. Metode Analisis Horizontal (Dinamis), yaitu metode analisis yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa
periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
Disebut Metode Horisontal karena analisis ini membandingkan pos yang
sama untuk beberapa periode yang berbeda. Disebut Analisis Dinamis
karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Teknik analisis
yang dapat digunakan antara lain :
a. Analisis Perbandingan, yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan
cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih
b. Analisis Trend (indeks), yaitu teknik analisis untuk mengetahui
tendensi (kecenderungan) dari keadaan/posisi keuangan dan kinerja,
apakah menunjukkan tendensi tetap, menurun atau naik
c. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana (modal kerja atau kas), yaitu
teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber dan alokasi
dana, serta Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi perubahannya

d. Analisis Perubahan Laba Kotor, yaitu teknik analisis yang digunakan


untuk mengetahui Iaktor-Iaktor yang menyebabkan perubahan laba
kotor yang dicapai perusahaan/koperasi dari periode ke periode, dan
mengetahui tingkat laba kotor yang dicapai dalam satu periode tertentu
dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
2. Metode Analisis Vertikal (Statis), yaitu metode analisis yang dilakukan
dengan cara menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu
dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya
pada laporan keuangan yang sama. Disebut Metode Statis karena metode
ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang
sama. Disebut Analisis Vertikal karena membandingkan antara pos yang
satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama. Teknik
analisis yan dapat digunakan antara lain :
a. Analisis Persentase Perkomponen (Common Si:e), yaitu analisis yang
digunakan untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap total aktivanya, struktur permodalannya, dan
komposisi pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan penjualannya
b. Analisis Rasio, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara pos-pos tertentu dalam Neraca atau Laporan
Laba/Rugi (Perhitungan Hasil Usaha) baik secara individual, maupun
kombinasi dari kedua laporan tersebut.
c. Analisis Impas, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan
tingkat penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan/koperasi agar
perusahaan/koperasi tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum

memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini dapat diketahui tingkat


penjualan minimal yang harus dicapai agar tidak rugi, tingkat
penjualan terendah utnuk mengambil keputusan menutup atau
meneruskan usaha, margin pengaman untuk mempertahankan tingkat
keuntungan tertentu, atau pun leverage operasi untuk mengetahui
kemampuan bersaing dari perusahaan/koperasi atas pesaingnya.
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, pada dasarnya
bertujuan sama yaitu untuk memperjelas dan mempermudah dalam membaca dan
menginterpretasikan laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
perusahaan/koperasi. Pada orkshop Akuntansi Keuangan Koperasi ini, teknik
analisis yang akan dibahas adalah Analisis Rasio (Ratio Analysis), dengan
pertimbangan bahwa teknik analisis ini relatiI sederhana dan mudah untuk
diterapkan, serta memcakup sebagian besar pos-pos dalam Neraca dan Laporan
Laba/Rugi (Perhitungan Hasil Usaha).

2.5 Rasio Keuangan
Menurut Dwi Prastowo D dan RiIka Juliaty (2002) Rasio merupakan
alat analisis yang memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom
(gejala- gejala yang tampak) suatu keadaan. Sedangkan menurut SoIyan SyaIri
Harahap (2004) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signiIikan (berarti).
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka


pendek, meliputi:
a. Current Ratio
Yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki
Current Ratio
Aktiva Lancar
Kewajiban lancar

b. "uick Ratio
Yaitu kemampuan aktiva lancar minus persediaan untuk
membayar kewajiban lancar.
"uick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
Kewajiban lancar

c. Net Working Capital atau Modal Kerja Bersih
et orking Capital atau Rasio Modal Kerja Bersih digunakan
untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap kewajiban lancar.
Net Working Capital
Aktiva Lancar Kewajiban lancar
Kewajiban lancar

d. DeIensive Interval Ratio
Rasio Defensive Interval ini berguna untuk mengetahui
keberlangsungan dari perusahaan dalam melakukan operasi tanpa
adanya arus kas dari pihak eksternal (hanya dengan aktiva lancar
yang dimilikinya).

DeIensive Internal
Ratio

DeIensive assets
Rata-rata Pengeluaran Operasi Harian
DeIensive Internal
Ratio

Kas Investasi jk Pendek Piutang
Dagang Bersih

(HPP Biaya Adm & Biaya lain-lain -
By. Depr)/35


Rule of Thumb (pedoman) dalam menganalisis adalah current
ratio antara 100 s.d. 200 . Apabila di atas 200 berarti
banyak aktiva yang menganggur.
2. Rasio Solvabilitas atau Daya Ungkit
Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut
dilikuidasi. Rasio Solvabilitas meliputi:
a. Debt to Assets Ratio
Rasio ini menekankan pada pentingnya pendanaan hutang dengan
jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung
oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan inIormasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan
aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada
kreditor.
Debt to Asset Ratio
Total Kewajiban
Total Aktiva

b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman

Debt to Equity Ratio


Total Kewajiban
Total Ekuitas

c. Equity Multiplier
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa
diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai
oleh pemegang saham.
Equity Multiplier
Total Aktiva
Total Ekuitas

d. Interest Coverage (IC) atau Times Interest Earned
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam
membayar biaya bunga untuk periode sekarang.
Interest Coverage
(IC) atau Times
Interest Earned

Ebit

Biaya Bunga

e. Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
Long Term Debt to
Equity Ratio

Utang Jangka Panjang

Ekuitas






BAB III
PEMBAHASAN

Dengan Analisis Rasio Keuangan, maka kita dapat kita menganalisis
laporan keuangan sebuah perusahaan. dengan interpretasi untuk dua jenis rasio
yaitu Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas, sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.
Contoh perkembangan rasio likuiditas di PT Metrodata Electronics, Tbk.
tahun 2004 s.d. tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini
Tabel 3.1
Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Metrodata Electronics, Tbk
Tahun 2004 s/d 2008

Rasio Likuiditas
Tahun
2004
Tahun
2005
Tahun
200
Tahun
2007
Tahun
2008
Current Ratio 1, 1,72 1,52 1,28 1,34
"uick Ratio 1,40 1,48 1,24 1,09 1,02
Net Working Capital 0,4 0,72 0,52 0,28 0,34
Sumber : Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan
PT. Metrodata Electronics, Tbk. Tahun 2004 s.d. 2008

Rasio Likuiditas Meliputi:
a. Current Ratio
Yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Dari hasil perhitungan di
atas dapat terlihat bahwa dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008

nilai .urrent ratio PT. Metrodata Electronics, Tbk. mengalami


Iluktuasi dengan nilai current ratio yang tertinggi terjadi pada tahun
2005 yaitu sebesar 1,72. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk
setiap rupiah kewajiban dijamin dengan 1,72 rupiah aktiva lancar.
Dan nilai .urrent ratio terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar
1,28 yang artinya setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 1,28
rupiah aktiva lancar. Penurunan yang cukup signiIikan terjadi pada
tahun 2007, di mana mengalami penurunan sebesar 0,24 jika
dibandingkan dengan nilai .urrent ratio pada tahun 200. hal ini
disebabkan oleh terjadinya peningkatan Hutang Bank dalam
komponen kewajiban lancar (.urrent liabilities), yang semula (200)
sebesar Rp. 128.312.088.921,- menjadi Rp. 385.952.731.703,-.
Walaupun demikian nilai .urrent ratio pada PT. Metrodata
Electronics, Tbk. ini dapat dikatakan baik karena besarnya berada di atas
Semakin tinggi .urrent ratio seharusnya semakin besar pula kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Akan tetapi
.urrent ratio yang terlalu tinggi seperti yang terjadi pada tahun 2005
menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas atau
pengelolaan aktiva lancar kurang bagus karena masih banyak aktiva
yang menganggur.
b. "uick Ratio
"ui.k Ratio atau rasio cepat mengukur kemampuan aktiva lancar
minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Dari hasil
perhitungan diperoleh "ui.k Ratio tertinggi yaitu tahun 2005

sebesar 1,48, yang bisa diartikan bahwa untuk setiap rupiah hutang
dijamin dengan 1,48 aktiva yang cepat diuangkan. Sedangkan
"ui.k Ratio yang terendah adalah tahun 2008 sebesar 1,02, yang
bisa diartikan bahwa untuk setiap rupiah hutang dijamin dengan
1,02 aktiva yang cepat diuangkan. Jika dilihat perbandingan "ui.k
Ratio pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. di atas, terjadi
penurunan yang cukup signiIikan pada tahun 200 dari tahun
sebelumnya (2005) yang sebesar 1,48 menjadi 1,24, hal ini
merupakan dampak yang negatiI bagi perusahaan. Penurunan
tersebut sebagai dampak dari berkurangnya uang kas (.ash on
hand and in bank) PT. Metrodata Electronics, Tbk. sebesar Rp.
.05.04.519 dari tahun 2005. "ui.k Rasio yang berkisar antara 1
s.d. 2 menunjukkan bahwa aktiva yang cepat diuangkan cukup
memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam
jangka pendek.
c. Net Working Capital
et orking Capital atau Rasio Modal Kerja Bersih digunakan
untuk mengetahui seberapa besar modal kerja bersih yang
dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan kewajiban
lancar. Dari hasil perhitungan diperoleh et orking Capital
tertinggi pada tahun 2005 sebesar 0,72 dan yang terendah pada
tahun 2007 sebesar 0,28. Pada tahun 2007 jumlah .urrent assets
memang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya
(200), akan tetapi peningkatan .urrent liabilities jauh lebih besar,

sehingga hal ini mengakibatkan nilai et orking Capital


menurun cukup signiIikan dibandingkan pada tahun 200.
Peningkatan Rasio Modal Kerja Bersih antara tahun 2004 dengan
2005 merupakan dampak dari bertambahnya uang kas (.ash on hand
and in bank) PT. Metrodata Electronics, Tbk. Akan tetapi Rasio
Modal Kerja Bersih yang terlalu besar seperti pada tahun 2005
menunjukkan bahwa manajemen kurang eIisien dalam mengelola
sumber-sumber keuangan dengan banyaknya aktiva yang
menganggur.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban dalam jangka panjang jika
perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini disebut juga rasio pengungkit
yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Perkembangan
Rasio Solvabilitas PT. Metrodata Electronics, Tbk. tahun 2004 s.d. 2008
dapat dilihat dalam tabel 1.2 di bawah ini :
Tabel 3.2
Perhitungan Rasio Solvabilitas PT. Metrodata Electronics, Tbk
Tahun 2004 s/d 2008

Rasio Solvabilitas
Tahun
2004
Tahun
2005
Tahun
200
Tahun
2007
Tahun
2008
Debt to Assets Ratio 0,54 0,54 0,1 0,70 0,7
Debt to Equity Ratio 1,42 1,42 1,73 2,88 2,74
Equity Multiplier 2,1 2,2 2,82 4,09 4,0
Sumber : Hasil data yang diolah dari Laporan Keuangan Tahunan
PT. Metrodata Electronics, Tbk. Tahun 2004 s.d. 2008

Rasio Solvabilitas meliputi:


a. Debt to Assets Ratio
Yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini
menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh
hutang. Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai dari Debt To
Assets Ratio tertinggi sebesar 0,70 untuk tahun 2007, yang artinya
adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 70,
sedangkan untuk nilai terendah adalah pada tahun 2004 dan 2005
sebesar 0,54 yang juga berarti adalah persentase aktiva yang
didanai dari hutang adalah 54. Terjadinya peningkatan dalam
Debt To Assets Ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
semakin menurun dengan semakin meningkatnya porsi hutang
dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin besar nilai Debt To
Assets Ratio menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai
oleh utang. Rasio yang besar juga mengakibatkan pembayaran
bunga yang besar dan begitu pula sebaliknya.
b. Debt Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio,
maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan
nilai Debt Equity Ratio tertinggi sebesar 2,88 pada tahun 2007
dan nilai terendah sebesar 1,42 pada tahun 2004 dan 2005. Terjadi

peningkatan yang cukup signiIikan pada tahun 2007 dibandingkan


dengan tahun 200 merupakan akibat dari meningkatnya jumlah
utang Bank dalam komponen liabilities. Dan peningkatan
dalam Debt Equity Ratio, berarti porsi pemegang saham semakin
kecil dalam menjamin investasi kreditor atau dengan kata lain
peningkatan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar investasi
yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari dana pinjaman (hutang
bank).
c. Equity Multiplier
Equity Multiplier adalah di mana total aktiva dibagi total ekuitas.
Dalam rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa
diartikan seberapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
pemegang saham. Semakin rendah rasio berarti semakin bagus
kinerja perusahaan dalam pengelolaan ekuitas. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai Equity Multiplier tertinggi pada
tahun 2007 sebesar 4,09 dan terendah pada tahun 2004 sebesar
2,1. Peningkatan yang cukup besar terjadi pada tahun 2007
dibandingkan tahun sebelumnya (200), menunjukkan
terjadinya penurunan porsi pemegang saham dalam pembiayaan
aktiva.


BAB IV
PENUTUP

Dalam aplikasinya analisis rasio tersebut banyak memiliki variasi yang
disebabkan oleh berbagai kepentingan yang ingin dicapai oleh pihak yang
melakukan analisis atas laporan keuangan. Meskipun demikian, tujuan utamanya
adalah sama, yaitu agar laporan keuangan tersebut lebih mudah untuk dipahami,
sehingga keputusan yang akan diambil berdasarkan inIormasi keuangan tersebut
benar-benar tepat sesuai dengan yang diharapkan.
Bila pertanggungjawaban pengurus dalam pengelolaan keuangan selalu
menyertakan analisis laporan keuangan sebagai pelengkap dari laporan keuangan
koperasi, maka relatiI lebih mudah bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
melakukan evaluasi kinerja keuangan koperasi. Selain itu, hal tersebut juga
sebagai bentuk pembelajaran bagi anggota koperasi yang umumnya masih awam
dalam membaca laporan keuangan untuk lebih tertarik kepada cara-cara yang
lebih ilmiah (berdasarkan metode) dalam mengemukakan pandangan, respon
ataupun penilaian mengenai pengurusan koperasi khususnya dalam pengelolan
keuangannya
4.1Kesimpulan
0arI hasIl perhItungan analIsIs rasIo keuangan dI atas, dapat dIambIl
kesImpulan kInerja keuangan perusahaan PT. |etrodata ElectronIcs, Tbk.
sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Dilihat dari Rasio Likuiditas, kinerja keuangan perusahaan mengalami

peningkatan di tahun 2005, jika dibandingkan dengan satu tahun


sebelumnya. Sedangkan untuk tahun 200 dan 2007 kinerja
keuangan perusahaan mengalami penurunan, masing-masing
dibandingkan dengan tahun satu sebelumnya. Nilai Rasio Likuiditas
pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. sebagian besar berada di atas 1,
di mana semakin tinggi Rasio Likuiditas suatu perusahaan seharusnya
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek. Tetapi Rasio Likuiditas yang terlalu tinggi seperti
yang terjadi pada tahun 2005 menunjukkan manajemen yang buruk
atas sumber likuiditas atau pengelolaan aktiva lancar yang kurang
bagus (kurang eIisien) karena masih banyak aktiva yang menganggur.
. Rasio Solvabilitas
Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari sisi Rasio Solvabilitas,
mengalami penurunan di tahun 200 dan tahun 2007, masing-
masing dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Karena semakin
besar nilai Rasio Solvabilitas pada suatu perusahaan menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin menurun, karena
tingginya nilai Rasio Solvabilitas seperti pada tahun 2007
menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh utang atau
dana pinjaman, dengan kata lain porsi pemegang saham semakin
kecil dalam menjamin investasi yang mengakibatkan pembayaran
bunga menjadi semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Penerbit


: Salemba Empat.
Harnanto. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Balai
Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Kieso, Donald E & Jerry J. Weygandt. 1999. Intermediate Accounting. Edisi
Ketujuh. Jilid I. Dialihbahasakan Herman Wibowo. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta.
Penerbit : Liberty
Munandar. 1998. !okok !okok Intermediate. Edisi keenam.Yogyakarta. Penerbit
: BPFE-UGM
Niswonger, C. Rollin, and Philip E Fess, and Carl S Waren. 1999. !rinsip-prinsip
Akuntansi. Edisi Keenambelas alih bahasa oleh Hyginus Ruswinarto dan
Herman Wibowo. Jakarta : Erlangga.
SoIyan SaIari Harahap. 2002. 1eori Akuntansi. Cetakan Kelima. Jakarta. Penerbit
: Raja GraIindo Persada.
Zaki Baridwan. 1999. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Yogyakarta .
Penerbit : BPFE.

B. Jurnal
Dikutip dari makalah Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja
Keuangan PT. Metrodata Electronics, Tbk Dengan Rasio Keuangan.
Jurusan Manajemen Fak. Ekonomi Universitas Muhammdiyah Aceh.

Anda mungkin juga menyukai