Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN PREDIKSI


KEBANGKRUTAN

Disusun Oleh:

AULIA RAHMAWATY LASYA’ BANDRI (205310541)


AYUNI PUTRI REZEKI (205310559)
MAWADDAH LUTFIA (205310544)
LEVINA AULIA TREUSNA (205310511)
OVI PUTRIANI (205310547)

DOSEN PENGAMPU :
ALFURKANIATI SE., M.Si., Ak., CA

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penyusunan proposal kelompok metode penelitian. Shalawat beserta
salam tak lupa peneliti kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mana berkat semanat
dan kerja keras beliau kita bisa merasakan ketenangan di masa sekarang dan kehidupan yang
penuh dengan ilmu pengetahuan, dan semoga terlimpah juga kepada keluarga, paa sahabat,
dan orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam jalan beliau hingga akhir zaman.

Makalah ini adalah salah satu tugas dari matakuliah Analisis Laporan Keuangan. Dalam
penyusunan proposal ini, tidak sedikit hambatan yang peneliti hadapi. Namun peneliti
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dari
rekan-rekan semua, sehingga kendala-kendala yang peneliti hadapi dapat teratasi. Oleh
karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Alfurkaniati
SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah
memberikan tugas ini, sehingga kami dapat termotivasi dalam menyelesaikan tugas
ini. Adapun judul dari makalah ini adalah “Analisis Laporan Keuangan dan Prediksi
Kebangkrutan”

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menjadi sumbang pikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Pekanbaru, 03 Maret 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan yang go public diharuskan

membuat laporan keuangan setiap periodenya. Laporan keuangan tersebut mempunyai

tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya

yang dipercayakan kepada mereka.

Dewasa ini, banyak perusahaan berskala besar atau kecil, mempunyai perhatian

yang besar di bidang keuangan. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju,

persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin tinggi

mengakibatkan adanya perusahaan yang tiba-tiba mengalami kemunduran. Oleh karena

itu, agar perusahaan dapat bertahan dan bisa tumbuh berkembang, perusahaan harus

mencermati kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana

kondisi dan kinerja perusahaan maka dibutuhkan pula suatu analisis yang tepat.

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanya sebagai alat

penguji dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya, laporan keuangan tidak hanya

sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai

posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan melakukan analisis kinerja


iv
keuangan. Melalui hasil analisis tersebut, dapat diketahui pengunaan sumber-sumber

ekonomi, kewajiban yang harus dipenuhi dan modal yang dimiliki oleh perusahaan,

serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut.


2

Media yang dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan

keuangan. Laporan keuangan adalah gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha

perusahaan. Laporan keuangan tersebut digunakan untuk membantu para pemakai

laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil

keputusan yang tepat. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dan dilihat

melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis laporan keuangan menggunakan

metode rasio keuangan.

Kegiatan analisis laporan keuangan merupakan salah satu media untuk

mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat, dan dijadikan sebagai

bahan dalam proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan merupakan alat

yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi

keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan

stategi perusahaan yang akan ditetapkan. Selain itu, dengan melakukan analisis laporan

keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan finansial

perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang

sedang berjalan.

Sebagaimana diketahui, tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

suatau perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Artinya, Laporan keuangan merupakan alat untuk

memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai

oleh suatu perusahaan. Informasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan maupun ii

pihak ekstern perusahaan.


3

1.2 Rumusan Masalah


1.Untuk mengetahui tujuan analisis keuangan
2.Untuk mengetahui laporan keuangan pokok
3.Untuk mengetahui akuntansi dan informasi akuntansi
4.Untuk mengetahui tujuan pelaporan keuangan
5.Untuk mengetahui karakteristik kualitatif informasi akuntansi

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat akademik dari makalah ini adalah diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis dan pembaca sebagai tambahan referensi di bidang analisis laporan keuangan.

iii
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Analisis Keuangan


Secara definisi, analisis keuangan adalah upaya yang dilakukan untuk menilai sebuah usaha,
sub-usaha, maupun sebuah proyek. Hal yang dinilai biasanya adalah stabilitas dan laju pencapaian
laba (profitabilitas). Analisis keuangan tidak dilakukan oleh sembarang orang, melainkan dikaji
oleh seorang yang profesional. Ia akan menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan beserta
interpretasi dari laporan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan kemudian disajikan kepada
pimpinan usaha sebagai acuan untuk membuat sebuah kebijakan dan keputusan. Tentu saja, hasil
analisis yang baik mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Harahap (2016) dalam bukunya Analisis Kritis atas Laporan Keuangan menyebutkan bahwa
analisis laporan keuangan adalah upaya menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil, kemudian dilihat hubungannya. Informasi yang dimaksud bisa berupa
data kuantitatif maupun kualitatif. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam agar menghasilkan keputusan yang tepat.

 Tujuan Analisis Keuangan


Analisis keuangan sangat dibutuhkan oleh pelaku bisnis. Tak hanya untuk mengetahui gambaran
umum mengenai dinamika usaha, Hanafi dan Halim (2016) dalam bukunya Analisis Laporan
Keuangan merinci tujuan analisis keuangan sebagai berikut:
1) Kelayakan saham. Analisis dilakukan untuk mengetahui saham perusahaan dinilai layak atau
tidak untuk dibeli oleh para investor.
2) Menggambarkan pinjaman. Salah satu analisis keuangan berfokus pada kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman beserta bunganya.
3) Kondisi pemasok (supplier). Mengetahui profitabilitas, kondisi keuangan, dan kemampuan
membayar kewajiban dari perusahaan pemasok. Hasil analisis bermanfaat untuk bernegosiasi
dengan supplier dan keberlangsungan kerja sama.
4) Kondisi pelanggan (costumer). Mengetahui informasi mengenai kemampuan pelanggan
memenuhi kewajibannya.
5) Pajak. Hasil analisis keuangan perusahaan digunakan pemerintah untuk menentukan besarnya
iv
pajak yang dibayarkan. Selain itu, analisis digunakan untuk menentukan tingkat keuntungan
yang wajar bagi suatu industri.
6) Kondisi internal. Analisis bermanfaat untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Hasil
5

analisis digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, perencanaan, atau evaluasi dalam
perubahan strategi.
7) Kondisi pesaing. Memahami sejauh mana kekuatan keuangan pesaing dari informasi
keuangannya. Berguna sebagai informasi dalam membuat strategi perusahaan.
8) Kondisi kerusakan. Menggambarkan besar kecilnya kerusakan atau kemunduran yang
dialami oleh perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan Pokok


1. Pengertian Laporan Keuangan
“Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan, pengelolaan
dan pemerikasaan dari transaksi finansial dalam suatu badan usaha yang dirancang
untuk membuat keputusan baik dalam maupun luar perusahaan mengenai posis keuangan
dan hasil usaha perusahaan”. Novi (2013: 5)
Menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK) 2015, laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Secara umum laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Wiratna (2017: 1).
2. Tujuan Laporan Keuangan
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan antara lain:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan jumlah pendapatan yang

di peroleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
v dala

suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva,


6

dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

g. Informasi keuangan lainnya.

3. Jenis – Jenis Lporan keuangan


“Ada 3 (tiga) macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan laporan arus kas. Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan
pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi oleh pihak
manajemen”. Mamduh (2016 : 49)

a) Laporan Posis Keuangan (Neraca)

Neraca dapat kita jabarkan sebagai laporan keuangan yang menunjukkan apakah sebuah
bisnis bernilai pada suatu waktu. Neraca diturunkan dari istilah “balance sheet” , “Statement
of Financial Conditions”, “Statement of Resources and Liabilities”. Neraca ini merupakan
laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Oleh karena itu,
neraca sering disebut sebagai potret dari posis keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan
yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal
penyusunan neraca. Diluar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa diubah.
Arfan (2016 : 23)
Contoh laporan posisi keuangan dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 1
PT ADIL SEMARANG
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Periode Per 31 Desember
2012

ASET LIABILITAS
Kas 1,650,000 Utang usaha 1,240,000
Piutang Usaha 1,240,000 Utang hipotek 3,000,000 Sumber: Sony
Supplies kantor 40,000 Utang iklan 20,000 Warsono (2013
: 117)
Dibayar dimuka beban - Dibayar dimuka pendapatan 30,000
Sewa Kantor 120,000 Utang pajak penghasilan 40,000
Total aset lancar 3,050,000 Total liabilitas 4,330,000
Kendaraan 4,300,000 EKUITAS
Akumulasi bbn penyusutan (200,000) Modal saham 4,000,000
Nilai buku kendaraan 4,100,000 Saldo laba 170,000
Peralatan kantor 1,500,000 Total ekuitas 4,170,000
b) Lapora
Akumulasi bbn penyusutan (150,000)
n Laba
Nilai buku peralatan 1,350,000
Rugi
vi
total aset tidak lancar 5,450,000
TOTAL ASET 8,500,000 TOTAL LIABILITAS & EKUITAS 8,500,000
Laporan laba rugi merupakan laporan pendapatan dan beban selama periode waktu
tertentu berdasarkan konsep pembandingan (matching concept). Konsep ini
diterapkan dengan membandingkan beban dengan pendaptan yang dihasilkan
7

selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan
kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut
laba besih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi
pendapatan, maka disebut rugi bersih. Arfan Ikhsan (2016 : 34)
Contoh laporan laba rugi dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 2
PT ADIL SEIMBANG
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode s/d 31 Desember 2012
Penghasilan operasional
: Pendapatan Usaha 990,000
Beban Operasinal :
Beban Gaji 200,000
beban supplies kantor 130,000
Beban penyusutan Kendaraan 200,000
Beban Penyusutan peralatan 150,000
kantor Beban Iklan 50,000
Beban sewa kantor 60,000
Total Beban (790,000)
Laba/(Rugi)* operasional 200,000
Penghasilan non-operasional 130,000
Beban non-operasional (20,000)
Laba/(Rugi)* non-operasional 110,000
Laba/(Rugi)* sebelum pajak 310,000
(-) Beban pajak penghasilan (40,000)
Laba/(Rugi)* bersih setelah pajak 270,000

Sumber: Sony Warsono (2013 : 113)

vi
i
8

c) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep
kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri arus kas masuk (chas in) dan
arus kas keluar (chas out) selama periode tertentu. Ksas masuk terdiri uang
yang masuk ke perusahaan, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah
jumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran
biaya operasional perusahaan. Kasmin (2012 : 29-30)
Contoh laporan arus kas dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 3
PT ADIL SEIMBANG
Laporan Arus Kas
Untuk periode s/d 31 Desember 2012

Saldo Awal, 1 Januari 2012 1,000,000


Arus Kas Dari Aktiva Operasi:
Aliran masuk: Penjualan tunai dll 130,000,000
Aliran keluar: Gaji Karyawan dll (122,350,000)

Aliran Kas Positif (Negatif) Netto Aktiva Operasi 7,650,000

Arus Kas Dari Aktiva Investasi:


Aliran masuk: Penjualan Mesin dll 16,000,000
Aliran keluar: Pembelian Mesin tunai dll (19,000,000)

Aliran Kas Positif (Negatif) Netto Aktiva Investasi (3,000,000)

Arus Kas Dari Aktiva Pendanaan:


Aliran masuk: Pinjaman hipotek dll 23,000,000
Aliran keluar: Pelunasan dan angsuran pinjaman (27,000,000)

Aliran Kas Positif (Negatif) Netto Aktiva Pendanaan (4,000,000)


Saldo Akhir, 31 Desember 2012 1,650,000
Sumber: Sony Warsono (2013 : 119)

vi
ii
9

4. Analisis Laporan Keuangan


Definisi analisis laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut:

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh


pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posis keuangan dan hasil
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama
untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi
dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Arfan (2016 : 43)

Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangkan


dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi
peusahan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahan pada masa mendatang. Analisis laporan keuangan sebenarnya banyak
sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisis rasio
keuangan karena analisis ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Soemarso (2012 : 87)

5. Rasio Keuangan
Rasio digunakan untuk membantu sebuah entitas bisnis dalam
mengevaluasi hasil keuangan dan ekonomi dari orientasi laba operasi sepanjang
periode akuntansi. Rasio sendiri adalah angka sederhana dan kelihatannya
memiliiki sedikit nilai, rasio tidak secara langsung menunjukkan hasil yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan. Arfan (2016 : 73)

Rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen


keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu
perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil- hasil usaha dari suatu
perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah
variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca
maupun laba rugi. Irawati (2013 : 22)

6. Jenis –Jenis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mengsiagakan kas atau asset lain yang dapat segera diubah menjadi

ix
1
0

kas dalam rangka memenuhi beragam liabilitas jangka pendek yang harus dipenuhi
perusahaan. Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan maka dapat diintepretasikan
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya. Sony Warsono (2013 : 260)

“Secara umum, rasio likuiditas merupakan suatu perbandingan antara total aktivitas

lancar dengan total utang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

menutupi utang-utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar”. Samaryn (2015:

216)

“Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity rasio) merupakan

rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

(utang), jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan

mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo”.

Kasmir (2012; 129)

Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengukur kemampuan, yaitu:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

“Rasio Lancar atau Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Rumus yang

digunakan mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Aktiva Lancar (Current Assets)


Current Ratio =
Utang Lancar (Current Liabilities)

1) Rasio Cepat (Quick Ratio)

“Rasio Cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajiban atau uatang lancar (utang jangka pendek) dengan x
aktivitas lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory)”.
1
1

Rumus yang digunakan mencari rasio cepat atau (quick ratio) dapat
digunakan sebagai berikut:
Current Assets−Inventory
Quick Ratio =
Current Liabilities

Atau:

Quick Ratio (Acid Test Ratio) = Kas+Bank+Efek+Piutang


Current Liabilities

Rasio Kas (Cash Ratio)

“Rasio Kas atau Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang”.

Rumus yang digunakan mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Cash or Cash equivalent


Cash ratio =
Current Liabilities

Atau:

Kas+Bank
Cash ratio =
Current Liabilities

4) Rasio Perputaran Kas

Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi
untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahan yang dibutuhkan
untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan
(utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. xi
1
2
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio perputaran kas dapat digunakan

sebagai berikut:

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Beersih

5) Inventory to Net Working Capital

“Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur atau membandingan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja

perusahaan”.

Rumus untuk mencari Inventory to Net Working Capital dapat digunakan sebagai berikut:
Inventory
Inventory to NWC =
Current Assets−Current Liabilities

b. Rasio Solvabilitas

“Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi


semua utang-utangnya pada saat jatuh tempo”. Sony warsono- bin-
hardono (2013 : 262) Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahan
dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti
luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi). Kasmir (2012: 151).

Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara

lain:

1) Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)


“Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan total utang dengan aktiva. Dengan kata
lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiyai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolan xi
aktiva”. i
Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai
berikut:

Total Debt
Debt to asset ratio =
Total Asset
1
3

1) Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan


untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan
cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang
lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain,
rasio ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang.

Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat

digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas

sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt)


Ekuitas (Equity)

1) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

“LTDtER merupakan rasio antara utang jangka penjang


dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur
berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara
membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri yang disediakan oleh perusahaan”.

Rumus untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio

adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka

penjang dengan modal sendiri, yaitu:

LTDtER = Long tern debt


Equity

2) Times Interest Earned

Jumlah kali perolehan bunga atau times interest earned xi


merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan ii
dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu
karena tidak mampu mambayar biaya bunga tahunannya.
Apabila perusahan tidak mampu mambayar bunga, dalam
jangka panjang menghilangkan kepercayaan dari para
1
4
kreditor. Bahkan ketidak mampuan menutup biaya tidak
menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya
tuntutan hukum dari kreditor. Lebih dari itu, kemungkinan
perusahaan menuju kearah pailit semakin besar.

Rumus untuk mencari times interest earned dapat

digunakan dengan dua cara sebagai berikut:

EBIT
Times Interest Earned =
Biaya Bunga (interest)

Atau:

EBIT+Biaya Bunga
Times Interest Earned =
Biaya Bunga (interest)

1) Fixed Charge Coverage (FCC)

“Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap


merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Earned
Ratio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan
apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau
menyewa aktiva berdasarkan kontak sewa (lease
contaract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah
kewajiban tahunan atau jangka panjang”.

Rumus untuk mencari Fixed Charge Coverage (FCC)

adalah sebagai berikut:

EBIT+Biaya Bunga+Kewajiban sewa (lease)


FCC =
Biaya Bunga (interest)+kewajiban sewa (lease)

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
atas pemaanfaat sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai xi
kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini v
dikenal juga sebagai rasio pemanfaatan asset, yaitu rasio yang digunakan untuk
menilai efektivitas dan intensitas asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
1
5
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Kasmir
(2012:172)
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas antara lain:

1) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa lama penagih piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu perode.

Rumus untuk mencari Receivable Turn Over adalah sebagai berikut:

Penjualan Kredit
Rata−Rata Piutang
Receivable Turn Over =

Piutang
Receivable Turn Over = Penjualan Kredit

1) Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)

“Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk


mengukur berapa kali dana yang ditahan dalam sediaan
(inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini
dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory
turn over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan
merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah
barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil
rasio ini, semakin jelek demikian pula.”
Rumus untuk mencari Inventory Turn Over adalah sebagai

berikut:

Inventory Turn Over = Harga pokok barang yang dijual


Sediaan
x
v
1
6

Atau:

Inventory Turn Over = Penjualan


Sediaan

2) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja atau Working Capital Turn Over

merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai

keefektifitas modal kerja perusahaan selama periode tertentu.

Rumus untuk mencari Working Capital Turn Over adalah

sebagai berikut:

Penjualan Bersih
Working Capital Turn Over =
Modal Kerja Rata−Rata

Atau:

Working Capital Turn Over = Penjualan Bersih


Modal Kerja

3) Fixed Assets Turn Over

Fixed Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam

aktiva tetap berputar dalam satu periode.

Rumus untuk mencari Fixed Assets Turn Over adalah

sebagai berikut:

x
vi
1
7

Penjualan
Fixed Assets Turn Over =
Total Aktiva Tetap

1) Total Assets Turn Over

Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki

perusahaan dalam mengukur berapa jumlah penjualan yang

diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rumus untuk mencari Total Assets Turn Over adalah

sebagai berikut:

Penjualan
Total Assets Turn Over =
Total Aktiva

Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan


perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas menajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukkan efisiensi perusahan. Kasmir (2012:196)
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam Rasio profitabilitas antara

lain:

1) Profit Margin on Sales

Profit Margin on sales atau Ratio Profit Margin atau


margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.
Cara pengukuran rasio ini adalah dengan
x
membandingkan laba
vi
1
8

bersih setelah pajak dengan penjulan bersih. Rasio ini juga


dikenal dengan nama profit margin.
Rumus untuk mencari Profit Margin on sales adalah

sebagai berikut:

Untuk margin laba kotor dengan rumus:

Profit Margin on sales = Penjualan Bersih−Harga pokok Penjualan


Sales

Untuk margin laba bersih dengan rumus:

Profit Margin on sales = Earning After Interest and Tax (EAIT)


Sales

2) Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investasi/ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan


nama Return on Investment (ROI) atau return total assets
merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen
dalam mengeolah investasinya.
Rumus untuk mencari Total Assets Turn Over adalah

sebagai berikut:

Return on Investment (ROI) = Earning After interest and tax


Total assets

x
vi
1
9

1) Hasil Pengembalian Investasi (ROI) dengan

Pendekatan Du Pont

Untuk mencari hasil pengembalian investasi, selain dengan

cara yang sudah dikemukakan di atas, dapat pula kita

menggunakan pendekatan Du Pont. Hasil yang diperoleh antara

cara seperti rumus diatas dengan pendekatan Du Pont adalah

sama.

Rumus untuk mencari pengembalian investasi dengan

pendekatan Du Pont adalah sebagai berikut:

ROI = Margin laba bersih X Perputaran total aktiva

2.3 Akuntansi dan sistem informasi akuntansi

1. Pengertian system
Pengertian sistem menurut Wing Wahyu (2007 : 4) adalah sekumpulan
komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
definisi sistem menurut Mulyadi (2008 : 2) adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
Gambar di bawah ini memperlihatkan bagaimana suatu komponen yang
membentuk sebuah sistem.

Input Proses Output

xi
Kontrol x

Gambar 2.1 Komponen Sistem


2
0
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekelompok bagian atau unsur yang saling berhubungan dan dikembangkan
melalui kegiatan input-proses-output untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Pengertian informasi
Suatu informasi mempunyai peranan yang penting di dalam suatu organisasi,
informasi bisa sangat berguna bagi pihak manajemen selaku pihak intern untuk
mengambil suatu kesimpulan. Wing Wahyu (2007 : 1.6) menyatakan bahwa
informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk pembuatan
keputusan.
Semakin tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat keputusan,
maka akan semakin baik keputusan yang akan dihasilkan. Informasi harus
memiliki kualitas atau karakteristik dijelaskan oleh Krismiaji (2005 : 15) adalah
sebagai berikut :
1) Relevan ; menambah pengetahuan nilai bagi para
pembuat keputusan.
2) Dapat Dipercaya ; bebas dari kesalahan dan secara akurat
menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi.
3) Lengkap ; tidak menghilangkan data penting yang
dibutuhkan oleh para pemakai.
4) Tepat Waktu ; disajikan pada saat yang tepat untuk
mempengaruhi proses pembuatan keputusan.
5) Mudah Dipahami ; disajikan dalam format yang mudah
dimengerti.
6) .Dapat Diuji Kebenarannya ; memungkinkan dua orang
yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang
kebenarannya sama secara independen.

Dilihat dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
suatu data yang diolah dengan menggunakan alat penunjang yang dilakukan oleh perusahaan.
Sebuah informasi yang memenuhi karakteristik tersebut akan menghasilkan informasi yang
akurat bagi para pengambil keputusan.
Informasi dapat diberikan kepada pemakai internal dan pemakai eksernal. Sebagian besar
informasi internal adalah discretionary information, karena menyangkut pemilihan jenis
informasi apa akan dihasilkan, untuk siapa, dan seberapa sering informasi tersebut dihasilkan.
Sedangkan informasi yang diberikan kepada pihak eksternal dapat berupa informasi wajib
(mandatory information) yaitu informasi yang disyaratkan oleh pemerintah
Pada penjelasan diatas, sistem dan informasi masing-masing memiliki pengertian yang
berbeda. Adapun pengertian tentang sistem informasi itu sendiri adalah :
“Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan,
mengolah dan menyimpan data dan cara- cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mngelola,
mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan” (Krismiaji : 2005 : 16).

Pengertian sistem informasi lainnya diungkapkan sebagai berikut (La Midjan dan Azhar
Susanto: 2005 : 8) :
“Sistem informasi merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas, atau alat teknologi,xmedia,
prosedur dan pengendalian uang dimaksud menata jaringan komunikasi yang penting,x proses
atau transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan
ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat”.
2
1
Alat pengolahan data yang digunakan untuk menunjang sistem informasi di dalam suatu
perusahaan menurut La Midjan dan Adzar Susanto (2005 : 9), adalah sebagai berikut :

1. Manual Information System atau Traditional Information System adalah sistem


informasi yang menggunakan proses manual, dimana manusia lebih berperan.
2. Mechanical Information System adalah sistem informasi yang menggunakan peralatan,
atau mesin-mesin pembukuan dimana manusia masih berperan.
3. Computer Based Information System adalah sistem informasi yang menggunakan
proses secara elektronik dan dikenal sebagai Electric Data

4. Processing (EDP), disini manusia sudah kurang berperan dan diambil oleh komputer.
Sistem informasi lebih mengarah pada penggunaan teknologi komputer di dalam sebuah
perusahaan. Sistem informasi yang berbasis komputer ini terdiri dari perangkat keras dan
perangkat lunak yang dirancang untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna.

3. pengertian akuntansi
Wing Wahyu (2007 : 1 : 8) memberikan pengertian bahwa akuntansi adalah proses
mencatat dan mengelola data transaksi dan menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang
berhak dan berkepentingan. Sedangkan menurut Revrisond (2005 : 4), pengertian akuntansi
dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu dari segi prosesnya dan dari segi fungsinya.
Pengertian akuntansi dilihat dari prosesnya adalah suatu keterampilan dalam dan meringkas
transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta
melaporkan hasil-hasilnya di dalam suatu laporan keuangan.

Sedangkan pengertian akuntansi dilihat dari segi fungsinya adalah sebagai berikut :
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif
terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi diantara berbagai
alternatif tindakan.”

Berbeda halnya dengan La Midzan dan Azhar Susanto (2005 : 10) menjelaskan
akuntansi adalah proses pencatatan, pengolalahan, peringkasan dan penyajian dengan cara-
cara tertentu atas transaksi keuangan yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi lain
serta penafsiran atas hasilnya.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi keuangan dan penginterpretasian hasil
proses tersebut.

4. Pengertian system informasi akuntansi


Krismiaji (2005 : 4) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai sebuah sistem
yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Sedangkan George dan William
(2006 : 3) mendeskripsikan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber
daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya kedalam informasi.
x (La
Pengertian lain mengenai sistem informasi akuntansi dikemukakan sebagai berikut
Midjan dan Azhar : 2005 : 31) : xi
“Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan
koordinasi dari manusia, alat, dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu
wadah organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan
2
2
informasi akuntansi manajemen yang terstruktur pula”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa data yang diolah
oleh sistem informasi akuntansi adalah yang sifatnya berupa data keuangan. Sistem informasi
akuntansi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan perusahaan. Dengan adanya unsur
pengendalian atau pengecekan dalam sistem akuntansi, berbagai kecurangan, penyimpangan
dan kesalahan dapat dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki.

2.4 Tujuan pelaporan keuangan

Pelaporan keuangan (financial reporting) merujuk pada pemberian informasi keuangan kepada
pemangku kepentingan. Biasanya, suatu perusahaan akan menyiapkan dan menyajikan laporan
keuangan secara berkala.
Secara umum, pelaporan keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan uang dan transaksi dalam
sebuah bisnis, baik penjualan maupun pembelian. Sederhananya, pelaporan keuangan dibuat untuk
mengetahui kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan. Sehingga para pengguna informasi
akuntansi dapat melakukan evaluasi dan pencegahan dengan cepat dan tepat jika kondisi usaha
sedang mengalami masalah.

 Tujuan pelaporan keuangan


tujuan pelaporan keuangan memberikan informasi keuangan dalam membuat keputusan
ekonomi. Informasi keuangan merupakan bagian penting dalam mengembangkan model
valuasi saham. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan 2002:4) tujuan
pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Salah satu pelaporan keuangan adalah memenuhi kebutuhan Bersama sebagian besar
pemakai. Meski demikian, laporan keuangan tidak menyediakan seluruh informasi
yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan bertujuan untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
3) Laporan keuangan bertujuan untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya
4) Memberikan informasi tentang bagaimana suatu organisasi mengadakan dan
menggunakan berbagai sumber daya
5) Memberikan informasi kepada pemegang saham dan publik pada umumnya jika
perusahaan yang terdaftar tentang berbagai aspek organisasi.

2.5 Karakteristik kualitatif informasi akuntansi


Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar
perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh pihak manajemen harusmemiliki beberapa karakteristik
kualitatif. Karakteristik-karakteristik tersebut akan membedakan informasi yang bermanfaat dengan
informasi yang kurang bermanfaat bagi penggunanya. Karakteristik-karakteristik tersebut harus
menjadi salah satu dasar pertimbangan manajemen dalam memilih metode akuntansi yang akan
digunakan perusahaan. Berdasarkan SFAC nomor 2

x :
 karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah sebagai berikut (Suwardjono, 2010)
1. Relevan menyatakan informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya xidengan
kata lain perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai bukan pada kebutuhan khusus
pihak-pihak tertentu. Dengan demikian suatu informasi memiliki tingkat relevansi yang
tinggi. Relevan mengandung tiga karakteristik utama, sebagai berikut:
2
3
a) Ketepatan waktu (timelines) menyatakan informasi harus disampaikan sedini mungkin
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan
serta untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
b) Nilai prediktif (predictive value) menyatakan kemampuan informasi untuk membantu
pemakai dalam memberikan prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, sekarang
dan masa depan.
c) Umpan balik (feedback) menyatakan kemampuan informasi untuk dijadikan dasar
evaluasi apakah keputusan-keputusan masa lalu adalah tepat dengan datangnya informasi
tersebut.
2. Keterandalan atau reliabilitas (reliability) menyatakan kualitas informasi yang dijamin bebas
dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak
sesuai dengan tujuannya. Reliabilitas mempunyai tiga karakteristik utamayaitu:
a) Dapat diperiksa (veriviability)
Laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh metode akuntansi lain dan
hasilnya sama.
b) Kejujuran penyajian (representation faithfulness)
Laporan keuangan harus dapat dipercaya, angka dan penjelasan yang
dilaporkan adalah apa yang memang terjadi.
c) Netralitas (neutrality)
Informasi laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak
tertentu.
3. Daya banding menyatakan informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama
maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lain pada periode yang sama.
4. Konsistensi (consistency) menyatakan penerapan metode akuntansi yang
sama dari tahun ke tahun

x
xi
2
4

x
xi
2
5

x
x
2
6

x
x
2
7

x
x
2
8

Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Total Debt
Debt to asset ratio =
Total Asset

2) Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai


utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio
ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan utang.

Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan

perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt)


Ekuitas (Equity)

x
x
2
9

x
xi
3
0

x
x
3
1

x
x

Anda mungkin juga menyukai